Home / Urban / Ah! Mantap Mas Ramli / Bab 91 sedang tidak baik-baik saja

Share

Bab 91 sedang tidak baik-baik saja

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-12-07 21:32:08

"Emmm Ramli juga nggak tahu di mana Aland sekarang, cuma dia bilang Aland sudah kembali ke keluarganya, itu artinya sekarang Aland berada di rumahnya dong, Pa!" kata Vina memperjelas. Tuan Andreas masih tidak percaya jika Aland masih hidup karena selama hanya Nyonya Ratna saja yang muncul di saat ada pertemuan atau acara penting. Ia berharap Aland tidak akan pernah muncul lagi ke publik karena itu bisa menjatuhkan reputasinya.

"Jika dia sudah kembali ke rumah, sudah pasti dia akan muncul ke publik. Tapi sampai sekarang dia tidak pernah muncul, hanya perempuan itu saja yang muncul mewakili Aland. Papa harus mencarinya, Aland harus mati!" ucap Tuan Andreas yang masih ingin mengharapkan kematian seorang Aland Orlando.

Vina sendiri juga heran, kenapa sang Papa begitu membenci pria itu, sampai-sampai ingin sekali melihat Aland mati. Ia tahu Aland tidak pernah berbuat baik pada sang Papa. Atas dasar itulah Vina ikut membencinya Aland, apa yang dibenci ayahnya, sudah pasti Vina ikut memben
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 149 hanya pasrah

    Rangga segera pergi ke kamar Ramli, dirinya benar-benar tidak mengerti dengan istrinya. Apa istimewanya pelayan itu sampai-sampai Vina harus membohongi dirinya seperti ini. "Sialan! Aku tidak bisa membiarkan Ramli merebut istriku. Vina adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Papa menuruti kata-kataku. Jika Ramli sudah membuatnya gila, maka aku tidak akan tinggal diam!" gerutu Rangga sambil mengepalkan tangannya. Pria itu berjalan menuju lorong yang gelap, di mana terdapat beberapa kamar pelayan di sana, termasuk kamar Ramli. Di sisi lain, suasana kian memanas. Tak akan pernah bosan Vina menyentuh pria itu. Apalagi saat ini hormon kehamilan telah meningkatkan gairah s*ksualnya dan ia hanya ingin selalu disentuh oleh ayah dari bayi yang sedang dikandungnya. Setelah puas Vina berkaraoke ria. Ramli menarik tangan sang majikan. Keduanya sama-sama polos tanpa sehelai benang pun. Mereka kembali berciuman dengan Ramli yang terus mendorong tubuh Vina hingga akhirnya tubuh wanita i

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 148 sentuhan panas

    Ramli masih bergeming di tempatnya. Vina terus mendekat dan makin mendekat. Bayangan tubuh wanita itu sudah sangat jelas bagi Ramli. Hingga akhirnya tubuh yang terasa hangat itu berdiri tepat di hadapan sang pelayan. Keduanya saling menatap, napas mereka terasa hangat menyapu wajah masing-masing. Tak ada satu kata pun terucap dari bibir keduanya. Namun, tangan dan bibir mereka lah yang menjawabnya. Entah siapa yang memulai duluan. Hingga akhirnya ciuman panas itu terjadi juga. Dengan sangat lahap dan brutal, sosok Aland yang bersembunyi di balik wajah pelayan, rupanya sudah tidak sanggup lagi menahan beban gejolak atas tubuh Vina yang sudah menjadi candu baginya. Kini, Vina berada di dalam dekapan sang pelayan, wanita itu nampak begitu menikmatinya padahal sang pelayan memperlakukannya sedikit brutal. Bukan cuma hisapan di lidah wanita itu, tapi Ramli juga mengabsen setiap deretan gigi Vina yang putih, bahkan ia menggigit bibir Vina dengan begitu menggairahkan. Di sisi lain, t

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 147 aku hanya ingin kamu

    Hangat dan penuh keintiman. Ramli bisa marah dan membuat Vina kesal, tapi pria itu juga bisa membuat Vina luluh seketika. Dengan kecupan mesra di bibir wanita itu, sudah cukup membuatnya tenang. Apalagi Ramli menggenggam erat tangan sang majikan seraya membisikkan sesuatu di telinga wanita itu. "Maaf, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu!" Dengan napas terputus-putus suara Ramli terdengar sangat serak. Sungguh, Ramli tidak bisa marah kepada Vina, ia tidak bisa membencinya meskipun Tuan Andreas adalah ayah dari wanita itu, musuh besar. "Ada apa denganmu? Aku salah apa? Jika ada sikapku yang membuatmu terluka, katakan! Aku akan perbaiki dan tidak akan melakukannya lagi, tapi aku mohon, jangan perlakukan aku seperti ini, Ram! Kau tahu aku tidak bisa melihatmu marah, aku cinta sama kamu!" balas wanita itu dengan suaranya yang terisak. Vina terus menangis dan ia masih terngiang bagaimana suara Ramli yang meninggi dan perlakuan nya yang sangat kasar, pria itu hampir saja m

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 146 bunuhlah aku!

    Rupanya pintu kamar Ramli tidak dikunci. Perlahan Vina membukanya, suara derit pintu yang terbuka karena engsel yang sudah berkarat seketika membuat Ramli menoleh. Vina melihat ke sisi dalam kamar yang gelap, ternyata Ramli mematikan lampu kamar, namun masih terlihat sedikit jelas karena adanya pantulan cahaya dari lubang ventilasi di kamar tersebut. Vina memberanikan diri masuk ke dalam Ramli yang gelap, dengan gerakan hati-hati, wanita itu berjalan masuk dan ia hendak mencari arah saklar lampu yang ada di dinding. Sebagai pemilik rumah, tentu saja Vina sudah hafal di mana letak saklar lampu di kamar sang pelayan. Sementara itu ada dua mata tajam sedang memperhatikan gerak-gerik Vina dalam kegelapan. Iya, Ramli mengira jika itu adalah maling atau seseorang yang sengaja masuk ke kamarnya. Vina sendiri tidak curiga sama sekali jika Ramli sedang waspada. Pria itu beranjak berdiri dan dengan langkah kaki mengendap-endap, Ramli mendekati sosok bayangan orang tersebut dan akan bers

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 145 segera menyingkirkan Ramli

    Vina dan Rangga sama-sama tercekat, dan Vina pun segera menjawab pertanyaan sang Papa dengan nada bercanda agar tidak curiga. "Eh, Papa. Enggak, tadi Mas Rangga cuma bercanda, kita tidak ngomongin yang aneh-aneh kok!" katanya berbohong. "Ohhh ya, Papa istirahat aja dulu, ya. Papa pasti capek, ayo aku antar ke kamar!" lanjut Vina sambil pura-pura mengantar sang ayah ke kamar tamu. Tuan Andreas pun menuruti permintaan sang anak. Namun sebelum pria itu pergi, Tuan Andreas berbicara pada anak dan menantunya. "Dengarkan papa! Kalian ini jangan sering-sering bertengkar. Papa tahu kamu dan suami sedang ada masalah. Sebisa mungkin kalian selesaikan secara baik-baik. Apalagi kamu sedang hamil, Vin. Ibu hamil nggak boleh berpikir macam-macam, ya!" ucap Tuan Andreas menasehati putrinya. Lalu pria itu menatap wajah menantunya yang masih terlihat balutan luka di kepalanya. "Dan kamu, Rangga. Sebagai seorang suami, kamu harus bisa menjaga perasaan istrimu. Kau tahu Vina ini sangat manja

  • Ah! Mantap Mas Ramli   Bab 144 air mata buaya

    "Vin, kamu sekarang udah berani nolak suamimu, hah! Sadar, Vin! Aku ini suamimu dan kamu wajib nurut sama aku!" ucap Rangga dengan serius. Sambil menyelipkan rambutnya di telinga, Vina menjawabnya dengan tatapan malas. "Kenapa baru sekarang kamu mengakui kalau kamu adalah suamiku? Terus, suami macam apa yang membiarkan istrinya ditiduri oleh pria lain, hah? Pernahkah nggak sih kamu berpikiran seperti itu, Mas? Kamu masih sehat, kan?" jawab Vina dan Rangga pun berusaha untuk menjelaskannya kepada sang istri. "Iya, tapi dengarkan dulu...!" "Udah cukup!" Vina langsung memotong pembicaraan suaminya. "Sudah cukup sandiwara kita, Mas! Sebenarnya aku sudah lama berencana untuk pisah sama kamu. Aku rasa sudah tidak ada gunanya lagi kita mempertahankan rumah tangga yang sangat bobrok seperti ini! Kamu udah hancurin aku! Kamu udah rendahkan kehormatanku sebagai seorang istri dan paling parah, kamu udah tidur dengan perempuan itu! Sempurna bukan? Tinggal menggugat cerai saja!" Sungguh,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status