Share

Bab 12

Author: Yuki
Rizki terpaksa menyerahkan handuk itu padanya.

"Farhan sudah memberitahuku semua caranya dengan detail, jadi serahkan saja padaku. Rizki, kamu tenang saja. Aku akan merawat Alya dengan baik."

Mendengar ini, Rizki melirik Alya yang terbaring lemas seperti mayat. Dia mengangguk. "Baik."

Setelah itu dia pun pergi.

Pintu sudah tertutup.

Seketika ruangan itu sunyi. Setelah beberapa saat, Hana mencuci kembali handuk tersebut, lalu membuka tasnya dan menghampiri Alya.

"Alya, kubantu mengelap badanmu, ya?"

Saat ini, Alya memang tidak memiliki tenaga dan butuh seseorang untuk membantunya, tetapi ....

"Bagaimana kalau panggil suster saja? Mungkin aku akan merepotkanmu," balas Alya menyarankan.

Hana tersenyum dengan lembut. "Sama sekali nggak merepotkan. Bukankah aku juga bisa melakukan yang suster lakukan? Asalkan kamu nggak masalah aku melihat tubuhmu, maka aku bisa."

Karena mereka telah berbicara sampai sini, apa lagi yang bisa Alya katakan? Dia pun hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

Setelah dia menyetujuinya, Hana mendekat dan mulai membukakan kancing bajunya.

Supaya tidak canggung, Alya menutup matanya. Dia sama sekali tidak tahu bahwa sembari membukakan bajunya, Hana juga sedang menilainya.

Hana mengerucutkan bibirnya, raut wajahnya terlihat buruk.

Jika barusan dia tidak salah lihat, apakah tadi Rizki memegang handuk basah untuk mengelap tubuh wanita ini?

Apalagi, pria itu juga membukakan kerah bajunya.

Sejak kapan hubungan mereka berdua jadi sedekat ini?

Apakah mungkin terjadi sesuatu yang tidak diketahuinya ketika dia berada di luar negeri?

Alis indah Hana sedikit mengerut, dia merasa gelisah.

Hana tidak akan tahu bila tidak membukakan bajunya. Tubuh Alya sangat bagus. Meskipun sedang berbaring, beberapa bagian tubuhnya tetap montok. Warna kulitnya tidak sepenuhnya putih dan tampak agak kemerahan, terlihat begitu menyegarkan dan menggoda.

Walaupun Hana juga seorang wanita, dia pun bisa melihat bahwa tubuh ini luar biasa.

Dia perlahan menggigit bibirnya. Hana tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata, "Sebenarnya, aku ingin berterima kasih padamu untuk beberapa tahun ini."

Awalnya Alya sedang menutup mata. Pendinginan fisik memiliki efek yang cukup baik, sensasi basah yang mengelapnya membuat tubuhnya sejuk dan nyaman.

Panas di tubuhnya cukup berkurang.

Dia membuka matanya, secara langsung menatap mata Hana yang indah.

"Berterima kasih padaku?"

Hana mengangguk. "Ya, meskipun dari permukaan, Rizki terlihat menjalani pernikahan palsu denganmu untuk membantumu melewati masa-masa sulit, identitasmu selama 2 tahun ini telah melindunginya dari banyak hubungan yang merepotkan. Jadi, aku ingin berterima kasih padamu. Kalau nggak, bila ada banyak hubungan romantis di sekelilingnya ketika aku kembali, aku juga akan kerepotan."

Alya terdiam sejenak setelah mendengarnya.

Dia tidak bodoh, dia tahu apa yang Hana maksud.

Pertama, wanita itu berterima kasih padanya dan memperjelas statusnya. Kemudian, wanita itu segera mengingatkannya bahwa Rizki dan dirinya hanya menjalani pernikahan palsu. Hana mengingatkannya untuk tidak berkhayal.

Sekaligus mengungkapkan identitasnya sebagai istri sah.

Alya mengerucutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa.

Hana terus mengelapkan tubuhnya. Setelah selesai, dia membantunya mengancingkan baju, juga membantunya duduk. Dengan penuh perhatian, wanita itu bertanya, "Apa rasanya lebih baik? Kamu mau minum? Bagaimana kalau aku tuangkan segelas?"

Saat ini Alya memang merasa haus. "Ya."

Hana pun menuangkan segelas air untuknya.

Alya meminum air tersebut.

Akhirnya tenggorokannya terasa lebih baik.

Lalu, dia mendongak menatap Hana, ingin mengatakan apa yang barusan dia pikirkan.

"Sebenarnya kamu nggak perlu mengkhawatirkan Rizki dan aku, tempat di sisinya selalu dia simpan untukmu. Lagi pula, kamu adalah penyelamat nyawanya, kamu nggak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Kamu juga sangat baik padaku, aku pun nggak akan melupakan kebaikanmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lita Suciati
kq ga mati thor???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status