Share

Bab 15

Seketika jantung Alya berdegap kencang. Rasa panik berkilat di matanya.

Dia merasa tertangkap basah.

Namun, dia cepat-cepat menenangkan dirinya. Dia mengatupkan bibir pucatnya, lalu berkata tanpa menyembunyikan apa pun, "Kamu melihat semuanya, ya?"

Sikapnya yang terus terang mengurangi kecurigaan di mata Rizki.

Pria itu menghampirinya, menatap mangkuk obat yang sudah kosong di tangannya.

"Aku meminta orang-orang dapur untuk merebus obat itu dengan saksama, tapi kamu nggak meminumnya dan malah membuangnya seperti ini?"

Alya meliriknya.

"Sudah kubilang aku nggak mau minum."

Setelah itu, dia keluar sambil membawa mangkuk kosong tersebut.

Rizki mengikutinya, lalu berkata dengan suara yang jelas, "Kemarin malam, apa kamu sengaja kehujanan?"

Mendengar ini, Alya terdiam sejenak. Lalu, dia menggelengkan kepalanya untuk membantah.

"Nggak, bagaimana mungkin aku melakukan hal seperti itu?"

Akan tetapi, Rizki masih menatapnya dengan curiga. "Benarkah? Kalau begitu, kenapa kamu nggak mau ke rumah s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status