Share

Bab 475

Keesokan harinya.

Rizki terbangun oleh telepon dari Andi.

"Cahya meneleponku, katanya kemarin malam kamu nggak makan?"

Semalam Rizki hanya sempat tidur untuk beberapa jam, sehingga sekarang suasana hatinya tidak bagus. Apalagi setelah bangun, dia teringat dengan perkataan Alya yang kejam itu. Wajahnya pun lagi-lagi menjadi masam.

"Ada apa?"

Andi berdecak. "Kita ini teman, apa aku nggak boleh menelepon dan mengkhawatirkanmu meskipun nggak ada apa-apa?"

"Nggak."

Rizki hendak langsung menutup telepon.

"Tunggu."

Andi segera menyela begitu mengetahui niat Rizki, "Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

Terhadap temannya, Rizki masih memiliki kesabaran. "Katakanlah."

"Kamu melukai hati Hana lagi?"

Mendengar ini, sarkasme berkilat di mata Rizki.

"Kenapa? Dia mendatangimu dan mengadu?"

"Bukan aku, tapi Faisal. Faisal sangat khawatir, jadi dia memintaku untuk membujukmu."

Rizki terdiam sejenak.

"Andi, kalau kamu benar-benar nggak ada urusan ...."

"Stop, stop." Andi buru-buru menyel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status