Share

Bab 484

Mendengar kata "dirawat", Rizki mengerutkan keningnya.

"Nggak perlu dirawat."

"Pak Rizki, tolong dengarkan aku. Sebaiknya kamu dirawat. Kalau kamu nggak suka dengan kamar ini, aku akan segera memindahkanmu ke kamar yang lebih bagus."

Setelah mengatakan itu, dia menemukan bahwa Rizki sedang menatapnya dengan dingin.

Tanpa sadar Cahya pun terdiam.

Setelah beberapa saat, dia berbisik, "Aku tahu kamu selalu merasa penyakitmu bukan masalah besar, tapi hari ini kamu pingsan di depan Nona Alya, apa kamu nggak merasa malu?"

Rizki yang tadinya tidak berekspresi, segera mengubah ekspresinya setelah mendengar kalimat yang terakhir.

"Apa katamu?"

Tatapannya seketika menjadi tajam. "Pingsan di depan siapa?"

Cahya takut dengan aura yang memancar dari tubuh Rizki, lalu dengan terbata-bata menjawab, "No ... Nona Alya."

Rizki refleks bertanya, "Dia nggak pergi?"

Bukankah sebelumnya dia sudah menyuruh Alya pergi?

Dia juga jelas-jelas telah melihatnya pergi, kapan Alya kembali?

Cahya tidak ada di sana, j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status