Share

Bab 483

Ketika Cahya tiba di rumah sakit, dari kejauhan, dia melihat Alya yang sedang menunggunya di pintu kamar.

Begitu melihat Alya, Cahya teringat dengan sentuhan jari mereka yang tidak disengaja itu. Melihat kecantikan Alya yang luar biasa, dia pun lagi-lagi tersipu malu.

Jadi setelah dia mendekat, yang Alya lihat adalah Cahya yang berwajah dan bertelinga merah.

Alya tidak begitu memikirkannya, hanya mengira Cahya memerah karena udara dingin di luar. Dia pun mendekat sambil memberikan ponsel, dompet, kartu kunci dan barang-barang lainnya pada Cahya.

"Ini semua barang milik Pak Rizki."

Cahya tidak tahu apa yang telah terjadi, dia hanya bisa menerima apa yang diberikan Alya padanya.

Akhirnya saat melihat tangan kosong Alya, dia tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Nona Alya, apa kamu mau pergi?"

Alya mengangguk.

"Ya, karena kamu sudah di sini, aku harus pergi."

"Ah?" Cahya seketika menyesal, kenapa dirinya harus datang secepat ini? Jika Rizki bangun dan tahu bahwa Alya pergi karenanya, Rizki pasti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status