แชร์

Bab 2

ผู้เขียน: Mirah Official
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-04-04 15:02:15

"JOVAN BIADAB! BAJINGAN!!!"

Teriakan Shiren terdengar sampai luar kamar, wanita itu tampaknya lupa untuk menutup pintu. Nicholas pun segera masuk untuk melihat keadaan istrinya.

Di sana, Shiren masih mengamuk dengan ponsel teronggok di lantai, menampilkan hal yang ... menjijikkan.

"Dia Jovan?" tanya Nicholas tak sadar, matanya melebar melihat layar ponsel Shiren. Di sana, video percintaan Jovan dengan seorang wanita jelas terlihat.

Shiren menoleh, matanya menatap nyalang pada Nicholas. Di matanya, Nicholas adalah Jovan. Tanpa aba-aba Shiren segera menyerang Nicholas.

"Dasar pria tidak tahu diri! Apa kurangnya aku menjadi kekasihmu, hah?! Apapun yang kamu inginkan selalu kuberi, Jovan! Mobil apa yang tidak kamu punya sekarang? Motor sport seperti apa yang tidak ada di garasimu? Apapun aku berikan! Dan kamu, kenapa harus pergi di hari pernikahan kita dan menghabiskan malam dengan jalang itu? KENAPA?!!!" Shiren benar-benar lepas kendali, dia tidak sadar sudah berapa kali kukunya mencakar tubuh Nicholas.

Bukannya marah, Nicholas justru tersenyum. Senyuman itulah yang membuat Shiren sadar jika pria di hadapannya bukanlah Jovan.

"K-kau? di mana bajingan Jovan?" tanya Shiren bingung.

"Sedang bercinta dengan wanita itu, mungkin?" balas Nicholas santai. Dia melenggang pergi dari hadapan Shiren, melepas jas pengantin serta kemejanya. Dia lelah dan ingin segera tidur.

Napas Shiren tercekat ketika melihat tubuh bagian atas Nicholas polos tanpa sehelai benang pun. Dia mendadak hilang akal. Bagaimanapun, Nicholas lebih indah daripada Jovan.

"Arghh!" Shiren kesal pada dirinya sendiri, sedang kacau seperti ini kenapa masih sempat memikirkan keindahan tubuh pria?!

"Apapun yang terjadi sekarang, terjadilah. Dengan begitu kamu tidak menikahi pria yang salah, Nona," ujar Nicholas sok bijak. Niatnya ingin ke kamar mandi dia urungkan untuk bisa menasihati Shiren.

Shiren memandang sengit Nicholas, dia ingin kembali mengamuk namun rasa bersalahnya lebih besar setelah membuat Nicholas sedikit luka-luka.

"Lantas, apakah kamu pria yang tepat? Aku bahkan tidak ingin menikah denganmu jika tidak memikirkan harga diri! Lagi pula, kamu kenapa sangat santai setelah dipaksa menikah denganku?! Apa yang dijanjikan oleh kakek?" tanya Shiren dengan pandangan menyelidik.

"Apapun." Balasan Nicholas terlampau santai dan singkat, dia bahkan dengan mudahnya menarik Shiren agar duduk di sampingnya, di atas ranjang yang sama. Shiren pun dengan patuh mengikuti tarikan tangan Nicholas. Dia juga lelah sedari tadi mengamuk sambil berdiri.

"Apapun? Lalu, kamu akan meminta apa?" Shiren benar-benar penasaran dengan isi kepala suami kontraknya.

"Sederhana, cukup menjadi sekretarismu. Sekaligus merangkap sebagai asisten pribadimu," jawab Nicholas di luar logika Shiren. Mulut mungilnya sampai menganga.

"Hanya itu?! Dari banyaknya harta yang aku punya, kenapa hanya meminta dua jabatan yang tidak berharga itu?! Tolong jangan bercanda, aku bisa memberimu apapun yang kamu inginkan. Bahkan hal yang termahal sekalipun," ucap Shiren sombong.

"Dengan mendapatkan harta yang begitu banyak dariku, kamu tidak perlu bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaanku. Kamu bisa membuat bisnis sendiri atau bahkan perusahaan sendiri," lanjut Shiren. Dia benar-benar tak habis pikir ada seseorang seperti Nicholas yang tak pandai mencari keuntungan.

'Sama sekali tidak aku butuhkan.'

"Hanya itu, dengan menjadi sekretaris sekaligus asistenmu, gajiku pasti lebih besar. Itu sudah lebih dari cukup," balas Nicholas.

Bagi Shiren, cara Nicholas berbicara tidak mencerminkan dia orang susah, apalagi orang yang mengandalkan seratus persen kebutuhan hidupnya dari gaji yang dia dapat.

"Baiklah, apapun yang kamu inginkan. Besok akan dibicarakan lebih detail," putus Shiren. Besok juga dia akan mencincang habis manusia bernama Jovan, atau mungkin saat ini kakeknya sudah bertindak.

Setelah melakukan percakapan singkat, mereka memutuskan untuk membersihkan diri. Tanpa sengaja, percakapan itu bisa mengalihkan Shiren dari pengkhianatan Jovan. Pikiran Shiren lebih didominasi sikap aneh Nicholas, masih tak menyangka ada pria senaif suaminya. Apa? Suami?

Mengingat jika suaminya adalah Nicholas, bukan Jovan, membuat Shiren dilanda rasa kecewa dan marah. Seharusnya sekarang dia sedang melakukan ritual malam pertama dengan Jovan, melanjutkan malam kemarin yang sempat tertunda.

Sedangkan di depan pintu kamar Shiren dan Nicholas, Jay—adik Shiren dan ibunya sedang sibuk bergosip.

"Bu, apakah kakakku sedang dipaksa melakukan malam pertama oleh suaminya? Mereka tidak saling mencintai, Bu." Jay prihatin pada Shiren, dia tahu betul kakaknya sangat mencintai Jovan. Namun sampai saat ini, pihak Jovan maupun Jovan sendiri belum memunculkan batang hidungnya. Domenico menunggu sampai besok, dia ingin kesadaran langsung dari Jovan.

"Kakakmu tidak akan bisa dipaksa, Nicholas juga tidak mungkin melakukan hal itu." Belinda pun bingung pada Nicholas, dia bahkan sudah meminta Nicholas untuk menempati kamar yang berbeda dengan Shiren. Tapi, pria itu nekat masuk ke dalam kandang singa yang sedang mengamuk.

Ibu dan anak itu terus menebak-nebak apa yang terjadi di dalam, mereka sejenak teralihkan dari masalah Jovan.

***

Di pagi hari, Shiren terbangun dengan sikap waspada begitu tinggi. Dia menengok ke samping, takut suami kontraknya ikut tidur di atas ranjang yang sama. Beruntung, ranjangnya hanya dia tempat seorang diri. Sedangkan Nicholas ... di mana?

Shiren yakin betul sebelum dirinya tidur Nicholas masih di kamar mandi.

"Di mana dia?"

Eh?

"Shiren bodoh! Untuk apa mencari dia? Ahh ... fokus pada Jovan saja Shiren!" bentak Shiren pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia sudah melupakan Jovan begitu saja. Ingatkan dia jika Jovan adalah cinta matinya.

Shiren yang masih sibuk merutuk tidak jelas dikagetkan oleh kedatangan seseorang. Orang itu bahkan bisa dengan mudah keluar masuk kamar sesuka hati.

"Sudah bangun? Kukira masih sibuk menangisi mantan calon suamimu," ujar Nicholas seraya menaruh satu paperbag bernama restoran ternama.

Shiren tak terima, dia paling tidak suka diledek oleh orang lain. Apalagi orang itu adalah karyawannya sendiri, ah dia menyebalkan!

"Ck, bukan urusanmu! Ingatlah bahwa aku ini bosmu, tolong jangan mengatakan hal yang tidak mengenakan untukku." Shiren menjeda ucapannya seraya menarik napas dalam-dalam

"Dan mulai sekarang, aku tidak akan menangisi bajingan itu lagi! Pria menjijikkan tidak pantas ditangisi," lanjutnya. Ya ... meskipun Shiren tak yakin air matanya tidak akan kembali luruh jika mengingat Jovan. Sebelum ini, mereka adalah sepasang kekasih romantis yang pernah ada. Tak menyangka Jovan tega melakukan hal seperti itu.

"Baiklah-baiklah, sekarang cepat makan sarapan yang sudah ku belikan. Aku rela menguras isi rekeningku untuk membelikan sarapan mahal," ucap Nicholas dengan wajah tak ikhlas.

"Ck, rupa dan namamu sangat tidak mencerminkan manusia melarat!" kesal Shiren. Tetapi, dia tetap patuh untuk memakan sarapan hasil kerja keras Nicholas.

'Memang.'

***

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status