Share

Bab 3

Saat ini, Nicholas seperti sedang disidang oleh keluarga besar Shiren. Ibu, adik, kakek, nenek, tentu juga dengan Shiren, berkumpul menghadap kearah Nicholas. Jika orang lain mungkin sudah ketar-ketir, beruntung yang ada di posisi ini adalah Nicholas, rasa percaya diri yang tinggi tidak membuat dia gentar sedikit pun.

"Baiklah, langsung saja ke intinya. Aku sebagai wali Shiren sangat berterima kasih padamu, Nicholas. Kamu bersedia menikah dadakan demi menyelamatkan nama baik keluargaku. Sesuai dengan apa yang aku katakan sebelum kamu menikahi Shiren, kamu bebas meminta apapun padaku sebagai imbalan. Entah itu berupa harta maupun jabatan, akan aku usahakan. Dari yang kulihat juga kamu pria yang pekerja keras dan cerdas. Mungkin karena masalah ekonomi keluargamu, kamu hanya mampu untuk menjadi karyawan di sini. Yah, itu sama sekali bukan masalah serius selagi kamu mampu bekerja keras. Buktinya, sekarang kamu diberi kesempatan untuk menggapai impianmu," jeda Domenico untuk mengambil napas yang nyaman. Maklum, dia sudah tua dan gampang bengek.

Orang-orang yang ada di sana pun turut mendengarkan ucapan Domenico sebaik mungkin.

"Jadi, sekali lagi kamu bebas meminta apapun padaku. Dan untuk pernikahan kalian, tetap akan dikontrak. Aku harapkan agar bertahan minimal 6 bulan agar media yang saat ini ku-usahakan untuk bungkam tidak semakin menjadi jika Shiren tidak menjadi janda secepatnya. Terbayang bukan jika kemarin menikah besok lusa cerai? Sama saja perjuangan Nicholas untuk menerima pernikahan ini sia-sia. Dan untuk keluargamu, Nicholas, jika kamu keberatan mereka tahu dengan pernikahan konyol ini, kamu tidak perlu memberitahu pada mereka. Toh hanya enam bulan, dan aku rasa tidak terlalu lama untuk merahasiakan hal ini dari keluargamu. Setelah masa pernikahan ini selesai, kamu bebas menjalani kehidupanmu seperti sedia kala," sambungnya panjang kali lebar.

"Jadi, apa yang ingin kamu pinta, Nicholas? Ayok, jangan segan," timpal Jasmine, istri Domenico.

Nicholas tersenyum menenangkan sebelum menjawab, dia sempat melirik ke arah Shiren, dan kebetulan wanita itu juga sedang melirik ke arahnya. Alhasil, Shiren tampak salah tingkah sedangkan Nicholas tetap tenang.

"Aku turut prihatin pada kisah cinta Shiren yang harus berakhir seperti ini. Untuk pertolongan ini, aku tidak berniat meminta apapun sebenarnya. Namun, melihat Tuan dan Nyonya sangat memaksa, aku akan meminta satu hal. Cukup jadikan aku sekretaris sekaligus asisten Shiren, kurasa pekerjaannya tidak akan terlalu sulit, dan gajinya pun lebih tinggi dari jabatanku sekarang," jawab Nicholas membuat orang-orang yang ada di sana terkejut. Kecuali Shiren, dia sudah mendengar permintaan Nicholas ini.

Jay, dia bahkan sampai tak percaya Nicholas hanya meminta hal sederhana itu. Yang memberinya penawaran adalah tuan besar langsung, tolong ingatkan Nicholas akan hal ini.

Domenico pun terkejut, dia padahal sudah membayangkan Nicholas akan meminta uang segudang atau kapal pesiar. Dia juga membayangkan Nicholas akan meminta jabatan tinggi di perusahaannya. Dan jawaban Nicholas sendiri benar-benar membuatnya terkejut.

"Nicholas, kamu sungguh ingin menjadi sekretaris Shiren? Ayolah anak tampan, dia ini rumit! Apalagi sekarang sedang patah hati, dia pasti lebih rumit dan menyebalkan. Kamu bisa meminta pada Kakek untuk menjadi direksi apalah itu daripada menjadi sekretaris Shiren!" cerocos Belinda menjelekkan sang anak.

Wajah Shiren sontak masam, dia dikatai rumit dan menyebalkan oleh ibunya sendiri.

"Maaf, Nyonya. Dari pengalaman yang ku-punya, sepertinya lebih cocok menjadi sekretaris saja. Bukannya tidak ingin, tapi aku tidak ingin mengacaukan tatanan petinggi perusahaan. Mereka yang ada di jajaran itu pastilah orang hebat dan berpengalaman. Aku akan bekerja dan meminta di tempat yang sesuai untukku saja," jelas Nicholas membuat semuanya bungkam.

Nicholas tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kerendahan hatinya pun benar-benar membuat para orang tua kagum.

"Ckckck, aku jika ada di posisimu, aku akan meminta perusahaan itu!" celetuk Jay dengan wajah polosnya. Pria berusia 23 tahun itu turut kagum pada Nicholas.

Shiren yang ada di samping Jay, reflek memukul lengan sang adik.

"Kamu disuruh saja tidak mau, kenapa pula harus mengkhayal agar bisa meminta perusahaan itu?!" kesal Shiren. Atensi semua orang pun sontak tertuju pada kakak beradik itu.

"Tentu beda! Aku ingin memiliki perusahaan, tapi tetap kamu yang bekerja, hahaha!!!" Jay tampak sangat bahagia menjahili Shiren. Baginya, wajah masam Shiren adalah pemandangan yang paling menyenangkan.

"Ekhem! Jika ingin bercanda lebih baik jangan di sini," tegur Domenico pada kedua cucunya. Sontak dua manusia itu diam.

Setelah memastikan keadaan kembali kondusif, barulah Domenico memulai kembali percakapan.

"Baiklah, permintaanmu aku setujui. Setelah masa cuti pernikahan selesai, kamu bisa bekerja sebagai sekretaris Shiren. Gajinya pun kubuat dua kali lipat," putus Domenico. Sekali lagi, apapun yang Nicholas inginkan dia kabulkan.

"Untuk hubungan mereka sendiri bagaimana? Apakah boleh berhubungan layaknya suami istri biasa?" bisik Jasmine pada sang suami. Domenico mengangguk kecil tanda dia akan membahas hal ini juga.

"Satu lagi. Untuk hubungan kalian juga perlu dibicarakan." Kalimat yang dilontarkan oleh Domenico ini berhasil membuat Shiren dan Nicholas saling pandang. Hubungan? Batin mereka bersamaan.

"Kakek, sudah jelas aku dan Nicholas hanya menikah kontrak. Hubungan kami tetap akan seperti ini sampai kontrak selesai. Kami hanya perlu menunggu selama 6 bulan dan setelah itu berpisah," balas Shiren cepat. Dia sedikit was-was membahas hubungan. Rasanya tidak siap jika harus dipatahkan lagi oleh seorang pria.

"Aku tahu, Cucuku Sayang. Maksud Kakek, kalian tidak perlu menjalankan kewajiban seperti suami istri pada umumnya. Sebebas kalian ingin seperti apa. Namun, untuk berangkat ke kantor sepertinya kalian harus berangkat bersama selama 6 bulan, kecuali yang satu memiliki halangan. Namun jika ada sesuatu pun tidak masalah," goda Domenico sambil melirik Shiren.

'Sesuatu' di sini artinya perasaan lain yang tumbuh di antara mereka. Bisa jadi yang awalnya kontrak, eh malah jadi menetap, bukan?

"Ck, Kakek ini!" kesal Shiren.

Domenico tertawa kecil melihat Shiren. Ya, daripada melihat wajah sedih lebih baik melihat wajah menyebalkan.

"Kamu tidak ingin memberitahu keluargamu tentang Jovan?" tanya Nicholas pada Shiren tiba-tiba. Semuanya pun kembali diam, termasuk Shiren yang kembali terbayang video yang sempat dia lihat.

Shiren tak menjawab, namun tubuhnya perlahan gemetar. Dia dengan cepat membuka ponselnya dan menyerahkannya pada Belinda, dia juga meminta Belinda agar segera membuka folder video terbaru.

Mata Belinda nyaris lompat dari tempatnya, dia spontan menjauhkan ponsel itu. Sontak semua yang ada di sana melihat dengan jelas video tersebut. Amarah Domenico pun kembali memuncak.

"Brengsek!"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status