Share

Bab 402

Penulis: Galang Damares
Sekitar pukul sembilan, aku sampai di depan pintu Aula Damai.

Begitu aku turun dari mobil, sesosok tubuh menghalangi jalanku.

Aku melihat Wiki tampak kuyu dan marah, aku merasakan emosi campur aduk di hatiku.

Terlihat jelas dia kurang tidur tadi malam.

Dia lesu dan matanya merah.

Tapi, aku tidak merasa kasihan sama sekali.

Karena semua ini salahnya.

"Edo, beri tahu aku, di mana kakak iparmu?" Wiki berbicara lebih dulu.

Aku hanya berkata, "Aku benar-benar nggak tahu."

Mata Wiki berkilat marah.

"Edo, kamu adalah saudaraku. Kamu seharusnya tahu bagaimana aku memperlakukanmu sejak kamu masih kecil 'kan?"

"Aku sudah seperti ini sekarang dan kamu masih ingin berbohong padaku?"

"Apakah kamu nggak bersalah padaku?"

Wiki sangat emosional, jadi terus memarahi dan menekanku secara moral.

Sebenarnya aku kesal.

Kalau sebelumnya aku tidak tahu apa-apa, aku pasti akan merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri dan merasa bersalah pada kakakku.

Tapi, sejak aku tahu bahwa semua kebaikan yang dia lakukan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1567

    Melihat aku masih hendak pergi, Gita membuka tangannya untuk menghentikanku."Tunggu, Pak Edo, kasih aku kesempatan. Izinkan aku bicara sebentar.""Kalau aku nggak mau kasih?""Pak Edo, kamu nggak sekasar itu, 'kan? Aku hanya ingin bilang beberapa patah kata padamu, kenapa kamu nggak kasih aku kesempatan?"Melihat ekspresi Gita yang menyedihkan, aku merasa aku seharusnya tidak bersikap kasar.Jadi, aku berkata, "Oke, katakanlah.""Terima kasih, terima kasih!" kata Gita dengan bahagia. "Aku benar-benar ingin berdamai dengan Nona Lydia. Tapi, Nona Lydia punya prasangka yang begitu kuat padaku hingga aku sulit untuk mendapatkan maafnya.""Bi ... bisakah kamu bantu aku? Kalau kamu bersedia membantuku, aku akan berutang budi padamu. Kalau kamu membutuhkan aku di masa depan, aku pasti akan membalasmu dua kali lipat."Gita mengatakan hal ini sambil mengedipkan matanya yang besar dan berkaca-kaca ke arahku.Wanita ini bahkan bersikap genit padaku.Aku tidak menganggapnya imut sama sekali. Menu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1566

    Kami tiba di tempat hiburan lainnya.Lydia langsung meminta kamar VIP yang bisa menampung kami semua sekaligus.Setelah memasuki kamar VIP, Lydia langsung menarikku untuk duduk di sisinya.Gita terus menatapku. Namun, saat dia melihat Lydia menarikku untuk duduk di sisinya, dia mau tidak mau mengurungkan niatnya untuk sementara.Lydia menyanyikan banyak lagu berturut-turut seperti seorang maniak. Dia bahkan memintaku untuk bernyanyi bersamanya."Aku nggak bisa nyanyi," kataku.Lydia berkata, "Nggak apa-apa. Aku juga nggak bisa nyanyi. Kita bersenang-senang saja."Lydia menyerahkan mikrofon padaku. Dia memintaku menyanyikan lagu cinta bersamanya.Saat pergi ke tempat karaoke bersama Bella dan yang lainnya, aku pernah menyanyikan lagu ini. Jadi, aku tahu sedikit tentang lagu ini.Saat Lydia bernyanyi, dia menatapku dengan penuh kasih sayang. Aku juga menatapnya.Aku nggak bermaksud apa-apa. Hanya saja, lagu ini sangat menyentuh hingga membuatku ikut larut dalam nyanyiannya.Hal itu juga

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1565

    "Aku mungkin lebih unggul di hadapan orang lain. Tapi, aku nggak lebih unggul di hadapanmu. Daripada terus bertengkar denganmu dan mempermalukan diriku sendiri, aku lebih baik berdamai.""Kalau kamu ingin mengubah permusuhan menjadi persahabatan, kamu butuh persetujuanku, 'kan?" Lydia sengaja mempersulit situasi.Gita masih berusaha untuk tetap tersenyum. "Yah, kamu benar. Tapi, aku masih berharap kamu bisa memberiku kesempatan."Lydia mengelus dagunya dan berpikir, lalu dia menatapku. "Kak, menurutmu dia tulus?"Aku berkata, "Sulit untuk mengatakannya. Terutama karena ini terjadi begitu tiba-tiba, aku sama sekali nggak siap mental."Gita segera menjelaskan, "Itu memang agak mendadak, tapi aku baru memikirkannya saat sedang istirahat. Aku nggak memintamu langsung memaafkanku. Aku hanya memintamu memberiku kesempatan.""Kak, menurutmu?""Menurutku, lupakan saja. Kita nggak perlu berteman. Asal kamu jangan mencari masalah lagi.""Oke, aku akan mendengarkanmu. Kakakku bilang, lupakan saja

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1564

    Jika dia tidak bisa membalas dendam pada Lydia, tidak bisakah dia membalas dendam padaku?Hubunganku dengan Lydia sangat baik. Melihatku sedih, dia pasti juga akan sedih.Namun, kali ini pembalasan dendamnya tidak bisa sembrono seperti sebelumnya.Gita harus memikirkan solusi jitu yang tidak akan menimbulkan kecurigaan Lydia. Namun, dia juga tidak boleh meninggalkan jejak atau bukti.Tampaknya, cara terbaik bukanlah mencari orang lain. Namun, melakukannya sendiri....Kami tidak tahu apa yang dipikirkan Gita. Kami hanya berpikir dia sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia tidak ingin bermain lagi.Saat kami kembali, hari sudah hampir tengah hari."Oke, ayo makan." Lydia mengusap perutnya.Setelah bermain sepanjang pagi, aku memang lapar.Namun, aku harus mengakui itu sungguh mengasyikkan dan menyenangkan.Perasaan tidak bahagia sebelumnya terhapus. Semua orang masih dalam keadaan gembira.Aku berkata pada Lydia, "Aku akan mentraktirmu kali ini.""Kenapa?""Kamu telah mengundangk

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1563

    Lydia masih tersenyum. "Kenapa?"Gita mengepalkan tinjunya dengan erat hingga kukunya hampir menancap ke dalam dagingnya.Dia ingin membalas, tetapi omelan ayahnya terus terngiang di telinganya.Hari itu, jika ayahnya tidak menggunakan koneksinya untuk membebaskannya, Gita mungkin masih dipenjara sekarang.Ayahnya berkata bahwa dia tidak ingin melihat hal seperti itu lagi.Baru beberapa hari berlalu sejak kejadian itu. Jika terjadi apa-apa lagi padanya sekarang, dia khawatir ayahnya tidak akan peduli padanya lagi.Namun, apakah dia akan membiarkannya begitu saja? Bukankah ini terlalu menyedihkan?Gita merasa dadanya seolah akan meledak. Ada bola amarah yang membara di dalam dirinya, hingga membuatnya merasa sangat tidak nyaman."Nggak, nggak apa-apa." Menghadapi kenyataan, akhirnya dia memilih untuk menyerah dan berkompromi.Lydia sengaja membantu Vania hanya untuk mempermalukannya. Mungkin perlawanan Gita akan sia-sia.Gita memanjat keluar dari sungai dengan patuh. Namun, wajahnya bas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1562

    "Nggak, aku ingin dia menarikku." Gita sudah berdiri di air dengan bantuan orang lain. Dia menatap Vania dengan kesal.Vania tahu Gita sengaja seperti itu. Amarahnya pun memuncak. "Kenapa? Bukannya aku yang mendorongmu jatuh."Gita berkata, "Yah, aku nggak sengaja menabrakmu. Aku nggak sengaja terjatuh. Tapi, sekarang, aku hanya ingin kamu menarikku. Katakan, kamu bersedia nggak."Ekspresi Gita yang serius membuat Vania sedikit takut.Vania ragu-ragu.Wendy mencibirkan bibirnya. Kemudian, dia mendayung perahu menjauh. Dia tidak ikut campur dalam urusan mereka lagi.Vania menatap Gita, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kenapa kamu terus menargetkanku?"Gita mencibir, "Karena kamu hanya penjilat di sisiku. Kamu pikir semudah itu menjadi penjilat? Kamu pikir kamu bisa datang dan pergi sesukamu?""Kamu ...." Vania begitu marah hingga matanya memerah dan suaranya tercekat. "Gita, ada begitu banyak orang di sini. Kata-katamu keterlaluan sekali?""Yah, aku memang keterlaluan. Memang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status