Hancur ditinggalkan cinta pertamanya yang memilih harta, Ridel harus menghadapi kenyataan pahit saat dipermalukan di depan umum. Di tengah keputusasaan, ia menerima tawaran unik dari seorang kakek misterius untuk menikahi cucunya yang sakit parah. Tak disangka, wanita yang dinikahinya adalah saudara tiri mantan kekasihnya yang juga menjadi korban kekejaman keluarga Mauren. Mengetahui dirinya sebagai pewaris tunggal keluarga Liu yang kaya raya, Ridel memutuskan untuk kembali ke akarnya. Dengan kekuatan finansial dan pengaruh keluarga, ia merancang sebuah rencana balas dendam yang manis untuk semua pihak yang telah menyakitinya dan orang-orang yang ia cintai!
Lihat lebih banyak"Bukankah itu Nadia?!"
Ridel mematung, kekasih yang sudah dua tahun bersamanya tengah bersama laki-laki lain! Parahnya, ia melihat mereka tengah berada di butik gaun pengantin yang mewah! "Mau apa mereka di sana?!" Hari ini, Ridel berniat untuk melamar Nadia. Baginya, dua tahun cukup untuk mengenal Nadia dan sekarang dia yakin ingin menikahinya. Namun sayang, kini ia melihat pacarnya itu sedang bersama pria lain yang berpakaian mewah! "Heh gembel! Mau apa kamu masuk ke toko ini!" Dua orang petugas keamanan menghadang Ridel yang merangsek masuk untuk bertemu dengan Nadia. "Pak, biarkan aku masuk! Aku ingin bertemu dengan pacarku!" Mata salah satu petugas keamanan itu mendelik. "Pacar katamu?! Mana mungkin pacar seorang gembel sepertimu bisa masuk ke toko mewah ini!" Lalu, dengan gerakan kasar, petugas keamanan itu mendorong Ridel hingga terjatuh. Cincin yang Ridel beli sebagai kejutan pun jatuh dan membuat tempatnya yang terbuat dari kayu terbelah menjadi dua. "Brengsek! Kau telah membuat hadiah ini rusak!" Ridel tak terima, ia pun langsung mendorong petugas keamanan itu. Namun, tenaganya tak cukup kuat dan tubuh Ridel kembali terhempas. "Ridel! Apa yang kau lakukan di sini?!" Tiba-tiba, suara yang begitu familiar terdengar di telinga Ridel. "Nadia! Aku baru ingin masuk menemuimu, namun petugas kemananan ini menghalangiku!" Ridel buru-buru berdiri dan langsung mengambil kotak kayu yang terbelah itu. "Ini, Nadia. Aku membawakanmu cincin yang dua tahun lalu kamu inginkan. Aku sudah menabung untuk membeli cincin ini!" Petugas keamanan itu melihat Nadia seraya menyipit, "Nona Nadia, lelaki ini pacarmu? Bukankah kau tadi datang bersama tuan besar Fernando?" Wajah Nadia seketika memerah. Ia menatap Ridel dengan jijik lalu menghempaskan uluran kotak kayu dari tangan Ridel. "Nadia..." "Dasar tidak tahu malu! Kita sudah bukan lagi pasangan! Mana mungkin aku mau serius dengan office boy sepertimu?!" Dada Ridel seketika mencelos. Jadi, selama ini Nadia tak pernah serius padanya? "Nad... Aku bisa bekerja lebih giat untuk menabung. Aku akan menikahimu..." Nadia meludah ke arah Ridel seraya menunjuk wajahnya. "Menikah katamu! Cih! Aku tidak sudi menggadaikan masa depanku pada orang miskin sepertimu!" Mendengar itu, Ridel hanya bisa mengepalkan tangan. Giginya bergemeletuk mendengar hinaan yang begitu menyakitkan harga dirinya. Baru saja Ridel hendak berbicara, tiba-tiba seorang pria gempal nan pendek muncul dari belakang Nadia seraya memegang pinggul perempuan itu dengan mesra. "Sayangku, siapa sampah menjijikan ini? Jangan bilang itu mantanmu?" Pria itu memeluk Nadia dan menatapnya dengan tatapan penuh nafsu. "I-iya! Tapi tenang saja, aku tak pernah serius dengan pria miskin ini!" ucap Nadia sambil membalas pelukan pria itu. Ridel mematung. Hatinya tak lagi bisa mencerap kejadian yang ada di depan matanya ini. "Nad... kenapa?" Nadia lalu menginjak kotak kayu beserta cincin yang ada di dalamnya. "Masih tanya? Dasar laki-laki bodoh!" Lalu, pria mesum mencium leher Nadia seraya memeluknya lebih erat. "Malam ini kita jadi kan menginap di apartemenku? Aku sudah tidak sabar..." "Tentu saja Fernando, malam ini milik kita," ucap Nadia seraya menatap sinis Ridel. Tiba-tiba kepalan di tangan Ridel melemas. Sebersit senyum muncul di bibirnya. "Sampah memang cocok berpasangan dengan sampah!" Mendengar itu, Fernando naik pitam. Pria boncel itu langsung meraih kerah Ridel. "Sampah katamu?! Lalu kamu apa? Dasar pria miskin brengsek! Seharusnya kau tahu tempatmu berada!" Sebuah pukulan meluncur ke arah sisi kanan Ridel. Bugh! "Br-bajingan! Sakit..." Tangan Fernando ditangkap oleh Ridel dan meremasnya, membuat pria bermuka jelek itu meringis kesakitan! "Ridel! Lepaskan tanganmu!" Nadia membentak Ridel yang masih menatap Fernando tak peduli. "Kau tahu, kau bisa ambil perempuan itu. Sayang, seleramu hanya mereka yang bekas pakai!" Mendengar itu, wajah Nadia memerah. Plak! "Dasar bajingan! Jangan dengar pria sampah ini, Fernando. Pria ini hanya membual!" Bersamaan dengan itu, tangan Ridel melepas genggamannya dan Fernando langsung melompat ke belakang Nadia sambil gemetar. "Heh Anjing! Akan kubalas perbuatanmu ini! Aku, tuan muda Fernando, keluarga terkaya di kota Y, akan membuatmu sengsara sampai mati dan kau akan memohon hidup kepadaku seperti anjing!" Nafas Fernando tak teratur berbarengan dengan bentakannya. "Dasar sampah! Jika dibandingkan dengan dirimu, Fenandoku yang manis seribu kali lebih hebat dari dirimu yang hanya pria miskin tak berguna!" tambah Nadia dengan kesal. Ridel tak bereaksi. Baginya, pemandangan di depannya ini adalah keaslian dari sifat pacarnya yang selama ini ia cintai. Pria itu kini sadar. Semua orang sama saja; yang kaya akan selalu menindas yang miskin. Tak akan ada ujungnya. Petugas keamanan yang sedari tadi terbengong langsung membekuk Ridel setelah mendapatkan perintah dari Fernando. Namun, Ridel tak bergerak sedikitpun. Lalu, Nadia dan Fernando pergi sambil menatapnya jijik dan kemudian menghilang dari hadapannya. Petugas keamanan itupun langsung menggiring Ridel ke kantor polisi untuk dilaporkan karena telah menggangu ketertiban umum. "Sudah aku bilang! Gembel sepertimu tidak boleh ada di sini! Tempatmu hanya di Tempat pembuangan sam..." Namun, belum selesai salah satu petugas keamanan itu berbicara, tiba-tiba... "Lepaskan tangan kotormu dari tuan muda kami!"___ "Tidak! Pasti buka, Ridel," teriak Fania tersadar dari pingsannya. "Apakah anda baik-baik saja? Tadi anda pingsan di bandara. Jadi kami melarikan mu ke rumah sakit." "Saya tidak butuh ke rumah sakit. Turunkan aku di sini saja, aku mau menemui Ridel!" tegas Fania dengan pikiran kacau. "Kalau yang kau maksud itu Ridel Liu seorang pengusaha muda. Maka kau tidak perlu turun, karena ambulance ini kebetulan akan menuju ke rumah sakit di mana Ridel berada." "Berita yang sedang beredar itu bohong, kan? Ridel tidak mungkin meninggal, kan?" teriak Fania histeris. Bukannya memberi jawaban, mereka justru diam membisu. Begitu tiba di rumah sakit, Fania langsung saja turun dan berlari menuju di mana ruangan Ridel berada. "Berita yang beredar luas itu bohong, kan, Alex?! Ridel tidak mungkin meninggal, kan? Jawab!" teriak Fania mengguncang pundak Alex ketika dia melihat Alex. Airmata terus saja mengalir membasahi wajah cantiknya. Tangisan Fania meledak, ketika dua perawat mendor
*** Raya mundur selangkah demi selangkah, kakinya terasa lemas. Tubuh yang lemah itu jatuh hampir menyentuh lantai kalau saja terlambat ditangkap oleh sang suami yang baru saja selesai mengangkat telepon dari anak keduanya. "Putra kita tidak mungkin meninggal kan, yah? Aku pasti sedang bermimpi! Bangunkan aku. Aku ingin melihat putraku," bisik Raya lemah.Dia membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami. Pakaian yang dikenakan Liu basah oleh airmata sang istri. Sejenak Bernad Liu diam membisu, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut si istri, sampai akhirnya dia memilih bertanya, "Dokter, apa yang dikatakan istriku benar? Apa Anda tidak salah memberi informasi?" airmata mengalir dari kelopak mata Liu. Hatinya terluka, luka yang tidak bisa diobati dengan cara apapun. Dokter menatap pasangan suami istri itu, bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa pasangan suami istri ini justru menangis? Apa aku mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan mereka? Tapi apa?! Buk
Tidak ingin mengambil resiko, dokter langsung saja menelepon Direktur dan memintanya datang ke ruangan Ridel segera. Tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Direktur mengirim pesan kepada sang dokter yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Dokter terbaik yang sengaja didatangkan dari negeri seberang untuk menangani Ridel. [Setelah penandatanganan kontrak ini, aku langsung ke sana. Aku sudah menyuruh asistenku menemui kamu lebih dulu. Maaf atas ketidak-nyamanannya. Aku harap kamu maklum, keluarga Liu masih shock akan kejadian yang menimpah putra tunggal mereka.] Ya! Yang ada dipikiran Direktur rumah sakit hanya satu, pasti keluarga Liu tidak mengisinkan sahabatnya masuk. Direktur merasa itu wajar karena sahabatnya itu sama sekali tidak memiliki garis wajah orang Indonesia atau negara lainnya di Asia, karena dia murni keturunan barat. Setelah penandatanganan selesai, Direktur langsung melangkahkan kakinya menuju ruang perawatan Ridel. ‘Astaga! Apa sebenarnya yang ada dibe
*** Akhirnya Fania dapat bernafas lega ketika pesawat mendarat dengan selamat di negera kebanggaannya, Indonesia. Bagaimana caraku masuk ke dalam rumah sakit? Pasti penjagaan di dalam sangat ketat, apalagi ini berkaitan dengan percobaan pembunuhan! Bagaimana kalau kepulangan ku kali ini justru membuat kondisi Ridel semakin memburuk? Bukankah Ridel sangat membenciku? Bagaimana juga kondisi si kembar? Kenapa aku harus jatuh cinta pada pria yang tidak bisa mencintaiku? Kalau dia menyayangi si kembar itu wajar, walau bagaimanapun dalam darah si kembar mengalir darahnya! Pertanyaan, keraguan, ketakutan, menjadi satu dalam benak Fania. Namun kerinduan mengalahkan semuanya. Ya! Lama berada di negeri seberang membuat Fania merindukan si kembar dan Ridel. Apalagi kejadian di malam panas itu membuat Fania sadar kalau tidak ada satu orangpun yang mampu menggantikan Ridel dihatinya. Dengan tekad yang bulat, Fania menyusun rencana sebaik mungkin. Karena hanya dengan rencana yang matang maka d
***"Kamu," menunjuk salah satu perawat. "Ambil obat yang tertulis diresep ini sekarang juga!" Dokter itu memberikannya kertas yang bertuliskan resep obat. Jelas sekali ketegangan dari pancaran mata dokter itu.Ketakutan Bernad Liu dan Raya semakin bertambah ketika melihat satu demi satu dokter berlarian memasuki ruang perawatan Ridel. Apalagi ketika ada alat-alat lain yang juga didorong memasuki ruangan.Melihat hal itu membuat Raya ketakutan dan berbisik lemah di telinga sang suami, "Putra kita akan baik-baik saja, kan?" airmata kembali lolos dari pelupuk mata wanita yang berstatus ibu dari pasien yang tengah berjuang diujung kematiannya.Setelah menunggu lama akhirnya seorang dokter membuka pintu.Suami istri itu langsung berlari kearah dokter dengan airmata yang tidak terbendung. "Bagaimana keadaan anak kami, dokter? Dia baik-baik saja kan!"Dokter itu menatap pasangan suami-istri itu, kemudian menarik nafas panjang."Dokter, bagaimana putra saya?" Raya kembali bertanya ketakutan.
“Tidak! Tidak mungkin!” Alvaro menggelengkan kepalanya kuat-kuat. “Kau berbohong kan, Nak? Bukankah waktu itu kau sendiri yang mengatakan pada ayah tiga tahu lalu? Bukan itu saja, bahkan bajingan ini bersedia berlutut dan memohon ampun pada ayah,” ketus Alvaro tidak percaya. “Pelakunya adalah bos di mana ayah bekerja. Pria bejat itu tahu persis, malam itu ayah tidak bisa membawa laporan secara langsung padanya. Karena kondisi ibu yang menurun drastis. Bukan hanya memperkosaku saja, tapi pria itu juga mau melemparkan aku ke bawah jembatan yang ber-air deras agar aku meninggal. Hanya dengan cara itu, dia bisa tenang menjalani hidupnya,” ujar Nanda lemas, hatinya terasa hancur.Ya! Hati Nanda hancur, ketika mengingat kejadian tragis yang menimpahnya tiga tahun lalu. Dia bahkan harus rela membatalkan pernikahan secara sepihak, tanpa alasan apapun. Sekarang hati Nanda tambah hancur, ketika menemukan sang ayah justru membuat Ridel harus terbaring koma dengan kemungkinan hidup yang sangat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen