Share

Bab 34

Author: Gekko
last update Last Updated: 2025-10-07 08:02:18

Di aula utama istana, Qiang Yuze masih bersama ibunya dengan wajah yang masih penuh amarah.

“Yuze, katakan padaku, kau pasti dijebak, iya kan? Katakan sejujurnya pada Ibu!” ucap Yi Ran sambil mencengkeram bahu Putranya seolah menginterogasi.

Qiang Yuze menghela nafas panjang. “Aku tidak ingat Bu, yang pasti aku hanya pergi ke rumah bordil seperti biasa dengan menyamar, itu saja. Tapi tiba-tiba ada pencuri yang katanya masuk ruanganku dan mereka semua melihatku bersama Lao Lan,” jawabnya.

Yi ran mendengus kesal kemudian melepaskan cengkeraman itu.

“Ibu sudah bilang jangan membuat masalah selama posisimu belum stabil, susah payah kau membangun reputasimu selama ini,” ucapnya kini berbisik pelan.

“Sudahlah, yang sudah terjadi biarkan saja,” balas Qiang Yuze lelah, tak ingin memperpanjang masalah ini, namun justru sang Ibu menjewer teli

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 104

    “Pergilah ke neraka, Ming Yue!” hardik Qing Yuze.Ming Yue hilang keseimbangan. Dan akhirnya terhempas keluar jendela dari lantai tiga.Tubuhnya yang lemah mencoba meraih sesuatu. Tapi tangannya hanya menggapai kosong.“Qiang Yuze! Kau keparat!” teriaknya mengumpat. Dengan tatapan penuh kebencian.Dari jendela lantai tiga, Qiang Yuze menatap ke bawah. Dengan tatapan dingin, tanpa sedikit pun belas kasihan.Ming Yue terbatuk-batuk, darah meletup dari bibirnya.“Uhuk!”Seluruh tubuhnya terasa seperti diremas. Suara denging memenuhi kepalanya. pandangannya mulai buram.Tapi Ming Yue memaksa dirinya tetap sadar.‘Bangun. Cepat bangun, Ming Yue!’ jerinya dalam hati.Dengan tekad kuatnya, Ming Yue menggerakkan tangan. Nafasnya terengah-engah. Rasanya seperti di tusuk-tusukDengan bantuan pedang yang masih di genggam erat. Ming Yue menumpukan seluruh tenaga yang tersisa untuk bangkit.Pandangannya menatap sekitar.Beberapa anggota Song She yang biasa berjaga di sekitar markas, kini tergeleta

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 103

    “Ming Yue. Istri si Pangeran cacat,” ucap sosok berjubah putih itu.Kemudian berjalan santai. Duduk di kursi panjang sambil menyilangkan kaki.“Darahnya bisa menyembuhnya segala luka dan penyakit, yaitu elixir. Bahkan seharusnya, kau menikah dengannya. Dan organisasi Song She berada di pihakmu,” lanjutnya berbicara.Seketika Qiang Yuze membelalakkan mata.“Apa?” katanya masih tak percaya. “Kenapa dia melakukan itu padaku? Aku tak merasa pernah menyakitinya. Atau menyimpan dendam padanya.”Sosok berjubah itu tertawa pelan. Seolah menikmati wajah terkejut Qiang Yuze.“Ada sesuatu yang menarik tentu itu. Tapi untuk mengetahuinya, kau harus berjanji bekerja sama denganku.”Qiang Yuze terdiam. Seolah mempertimbangkan. Namun hatinya masih terasa ada mengganjal akan hal ini.“Sebenarnya kenapa kau memberitahuku hal ini?”Tatapannya menyipit. Penuh waspada. Setelah semua yang menimpanya, Qiang Yuze tak lagi mudah percaya pada siapa pun.Sosok itu tak menjawab langsung. Lalu perlahan membuka t

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 102

    “Kau selesai membalaskan dendammu? Apa hatimu merasa lega?” tanya Ming Yue.Seketika kedua alis Qiang Jun terangkat. Perkataan itu adalah kalimat yang dia ucapkan saat eksekusi Lao Lan sebelumnya.Qiang Jun terkekeh pelan. Tak menyangka Ming Yue masih mengingatnya.Kemudian mengambil satu tangan Ming Yue. Mengeluskan ke pipinya sendiri. Seolah bermanja.“Hanya sedikit. Hatiku lebih merindukanmu,” jawabnya sambil tersenyum nakal.Ming Yue menahan senyuman. Telinganya merona. Buru-buru dia menarik tangannya.Mencoba menyembunyikan kegugupan di balik ekspresi datar.“Kau jadi tidak tahu malu, ya,” omelnya. Padahal Ming Yue sendiri yang malu.Tok! Tok!Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar. Menyela obrolan mereka.“Permisi. Apa kalian sudah selesai bermesraan?” celetuk seseorang dari luar.Ming Yue langsung menoleh. Sedikit terkejut. Suara itu terasa familier.“Itu Kakakku? Kenapa dia ke sini?” tanyanya sedikit gelisah.Qiang Jun mengangguk santai.“Ayah dan Kakakmu mendesak ingin men

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 101

    Lorong di sisi timur aula utama terasa sunyi.Qiang Jun memutar perlahan roda kursinya. Mengikuti Qiang Mingze yang berjalan di depannya.Namun, Qiang Mingze tiba-tiba berhenti. Suara roda kursi pun ikut terhenti.Tanpa banyak kata, Qiang Mingze berbalik. Secara tak terduga, ia meletakkan kedua tangannya di pegangan kursi roda Qiang Jun.Qiang Jun tersentak, matanya menyipit. “Yang Mulia...?”“Tidak apa,” sahut Qiang Mingze dengan santai.Kemudian mendorong kursi roda itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan di ujung koridor.Qiang Mingze duduk di kursi menghadapnya.“Apa yang mau Anda bicarakan, Yang Mulia,” tanya Qiang Jun tak sabar.Qiang Mingze menunduk pelan. Bibirnya tersenyum getir.“Kau sudah tak memanggilku Ayah semenjak Ibumu meninggal.”Qiang Jun mengernyit. Entah kenapa membahas hal itu.“Tidak perlu basa-basi. Anda juga tidak peduli. Katakan saja sekarang. Bukankah sebentar lagi eksekusi akan dilaksanakan?”Qiang Mingze menghela nafas panjang.“Aku hanya ingin mengucapkan teri

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 100

    Yan Hong gemetar. Tak berani mendongak dan langsung bersujud.“A-ampuni saya. Yang Mulia. Saya terpaksa,” ucapnya parau. Penuh ketakutan.Seketika Wei Bao melotot marah.Semua orang kembali terkejut. Namun Qiang Mingze terlihat tenang, menahan di gemuruh dadanya. Masih ada sesuatu yang membuatnya penasaran.“Lalu satu orang lagi?” tanyanya sambil menunjuk pada perempuan di samping Yan Hong.Tuan Song menunduk. “Oh ini? Biar dia katakan saja apa yang dia tahu.”Ketika kain hitam dibuka, beberapa pelayan mengenalnya. Dia adalah pelayan pribadi selir Agung Feng Jia.Salah satu Pangeran kembar berdiri.“Yang Mulia! Orang itu pernah meracuni Ibunda tapi melarikan diri!” seru Qiang Shen menunjuk.Pelayan itu menunduk dalam.‘Padahal mereka yang menangkapku,’ batinnya.Namun pendapatnya tidak akan berguna saat ini. Pelayan itu mulai berbicara.“B-benar saya yang memberi racun. Saya adalah bawahan Permaisuri, yang dikirim untuk memata-matai Selir Agung.”Tuan Song mendengus.“Yang lain. Kata

  • Kehidupan Kedua: Istri Pangeran Cacat Menuntut Balas   Bab 99

    “Memang banyak yang saya sembunyikan. Tap ini belum saatnya Anda tahu,” ucap Qiang Jun dengan tegas.Tanpa menunggu tanggapan, Qiang Jun memutar roda kursinya dan pergi lebih dulu.Di belakang, Shi Linhua bukannya kesal atau tersinggung. Dia malah tersenyum kecil.‘Bagus. Dengan begini Kekaisaran masih punya harapan. Dibandingkan Qiang Yuze yang tak berguna itu,’ gumamnya dalam hati.Shi Linhua senang. Karena ternyata cucu keduanya yang pendiam, menyembunyikan senjata di balik penampilannya yang lemah dan tak berbahaya.Apa lagi Shi Linhua sgt berharap Ming Yue menjadi Permaisuri.Qiang Jun memasuki aula utama istana. Bersamaan dengan Ibu Suri di belakangnya.Di sisi kursi singgasana, Putra Mahkota sudah hadir.Begitu pula Selir Agung dan kedua pangeran kembar. Serta beberapa bangsawan tinggi. Hanya Permaisuri yang belum tampak.Di kursi singgasana. Kaisar Qiang Mingze berdiri dengan wajah merah padam. Suaranya menggelegar di aula yang luas itu. Tampah sedang marah.“Kenapa dana yang k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status