Beberapa bulan kemudian di kediaman duke Charlotte yang telah terbiasa dengan suasana di mansion duke, mulai sering mengunjungi sang ayah dan duduk manis menunggu hingga pekerjaan duke selesai, walaupun tidak pernah terlihat selesai.
"Ah iya, nona apakah nona tau kapan nona berulang tahun? Nona pasti tidak pernah merayakannya bukan? Jadi akan bagus jika kita merayakan di tempat ini," ucap sang asisten yang tiba-tiba saja terpikirkan ingin bertanya kepada sang nona dengan senyuman yang ramahCharlotte yang mendengarnya langsung terdiam dan berpikir tentang tanggal lahirnya, dia sendiri sama sekali tidak ingat kemudian berjalan ke arah sang ayah yang sedang fokus dengan pekerjaan yang menggunung di atas meja."Papa, kapan aku lahir? Kakak Carius bertanya kepadaku kalau dia ingin merayakan ulang tahunku,""Apakah papa tau kapan?" tanya Charlotte dengan tatapan yang penasaran kepada sang ayah"Kamu lahir di musim dingin dan di saat yang sama ibumu telah meninggalkan dunia ini," ucap sang Duke dengan tatapan dinginnya tanpa terlihat ada ekspresi yang menunjukkan kalau dia sedang sedih dengan dinginCharlotte yang mendengarkan jawaban dari sang ayah terdiam dan menundukkan kepalanya, perasaan rasa bersalah di rasakan oleh Charlotte, karena dia bereinkarnasi ke dunia novel ini jika dia tidak reinkarnasi maka tidak akan ada kematian istri Duke dan Charlotte merasa tidak mengherankan kenapa Duke tidak menyukainya, dia adalah pembawa sial sampai ending di dalam novel."Kamu tidak perlu menyalakan dirimu, karena ibumu telah memutuskan sendiri untuk mati demi membuatmu hidup dan dia tiada dengan senyuman atas kelahiran dirimu,""Aku meninggalkan dirimu di mansion itu juga bukan karena aku membencimu hanya aku merasa tidak siap untuk memberikan dirimu jawaban atas kematian ibumu," ucap sang Duke membuat Charlotte mendongak ke arah sang Duke terlihat dengan jelas walaupun ekspresi wajahnya tidak berubah tetapi tatapannya sedikit terlihat sayu"Kalau begitu tidak perlu di rayakan tidak apa-apa karena mama telah tiada di saat yang sama,""Aku tidak ingin membuat papa teringat dengan kesedihan," ucap Charlotte dengan kepala yang tertundukSang Duke langsung mengelus kepala Charlotte dan menggelengkan kepala tidak setuju kepada Charlotte, dia tidak ingin karena istrinya mati maka putrinya harus menanggung semua beban itu. Dia juga merasa ikut andil dalam menanggung kesalahan, karena tidak dapat menemani pertumbuhan Charlotte sejak masih bayi."Tidak, kita akan mengadakan pesta itu yang paling besar di kerajaan,""Karena sekarang kamu adalah hal yang berharga untukku, aku tidak ingin kehilangan dua kali karena ibumu telah meninggalkan aku juga," ucap sang Duke yang menggendong putri kecilnyaUcapan yang Charlotte dengar memang terdengar menghibur, tetapi dia tetap merasakan kalau dia adalah orang yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi ini hanya bisa menunduk dan tersenyum pahit. Kematian memang tidak ada yang mengetahui ataupun dipilih oleh seseorang dengan sesuka hati, tetapi tetap saja jika seandainya dia tidak lahir ke dunia atau bahkan telat datang maka mungkin akan lebih banyak kebahagiaan yang menyelimuti keluarganya."Charlotte, tidak perlu memikirkan yang tidak perlu,""Kamu harus ingat identitasmu sebagai putri keluarga Fitzgerald," ucap sang Duke dengan menunjuk ke arah lambang keluarga yang berada di salah satu gulungan kertas yang diberikan cap lambang keluarga FitzgeraldBeberapa hari kemudian, semua pelayan berlalu-lalang di lorong-lorong mansion bolak-balik sibuk menyiapkan sebuah pesta besar yang akan di adakan dalam seminggu lagi. Memang sangat mustahil jika menyiapkan pesta dalam seminggu, tetapi mau tidak mau mereka lakukan sebab jika tidak kepala mereka masing-masing akan menghilang dari atas kepala. Sang ajudan Duke juga hanya bisa berusaha sebaik mungkin ikut membantu walaupun sebenarnya tugasnya bukan untuk menyiapkan pesta dan di saat bersamaan itu juga Duke dan Charlotte mencocokkan pakaian yang akan mereka pakai saat pesta besar yang di adakan."Charlotte, coba kenakan yang warna biru itu," ucap sang Duke yang duduk di kursi sambil menyeruput teh yang berada di cangkir dengan santai menatap putrinya yang sedang menyesuaikan gaun pestaCharlotte hanya bisa diam tersiksa, karena dia telah mencoba puluhan gaun di depan sang ayah yang duduk menyilangkan kaki dengan santai hingga satu minggu, akhirnya berlalu sesuai dengan yang di jadwalkan pesta ulang tahun pertama Charlotte di depan publik langsung di hadiri oleh banyak bangsawan dan tamu penting di berbagai benua mengingat keluarga Fitzgerald adalah keluarga yang mampu menghancurkan negara jika mereka ingin. Charlotte menatap dengan antusias dari balik jendela kamarnya, dia tidak menyangka akan banyak kereta kuda di bawah sana berbaris demi hadir di pesta ulang tahunnya."Charlotte, apakah kamu sudah siap?" tanya sosok laki-laki yang berdiri di belakangnya dengan tangan terulur ke arah Charlotte bersiap untuk menggendongnya'Alur cerita novelnya belum di mulai, tetapi akan aku pastikan semuanya berubah dari sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menurut di gendong sang ayahCharlotte merasakan demam panggung dengan banyaknya jumlah orang-orang yang menghadiri pesta ulang tahunnya, dia takut jika dia akan melakukan kesalahan nantinya saat di depan umum dan dia akan di rendahkan bahkan di anggap remeh di mata semua orang. Tangan Charlotte yang dingin dan gugup langsung di genggam oleh sang ayah dengan tatapan dingin dan mengintimidasi ke semua orang yang hadir di dalam pesta membuat sebagian tamu yang hadir menunduk takut saat melihat Duke dan putri yang berada di dalam pelukannya mulai berjalan masuk ke dalam ruangan aula. Aula yang awal suasananya sangat berisik dan penuh dengan tatapan tajam saat ini malah menjadi senyap dan orang-orang gemetar ketakutan.'Woah... Memang seorang Duke yang mengerikan auranya mampu hingga membuat semua orang di dalam ruangan ini menjadi senyap, tetapi bukankah ini pesta?''Apakah tidak apa-apa senyap seperti ini?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan memandang ke depan dan belakangnya yang sama-sama tidak berbicaraCharlotte yang merasa ini seperti suasananya terlalu menegangkan langsung menatap sang ajudan yang berada di sebelah ayahnya langsung mengerti dan membisikkan ke telinga sang Duke dan barulah dimulai acara pesta tersebut. Di saat bersamaan pesta di mulai semua tamu mengantre memberikan hadiah ulang tahun kepada sang putri Duke ini. Hadiah itu dari mulai boneka, pakaian sampai ke sertifikat tanah atau tambang dan benda-benda langkah yang tidak ada di wilayah Fitzgerald.'Apa mereka semua masih waras memberikan hadiah kepada anak kecil sertifikat tanah dan sertifikat tambang?''Aku jadi bingung ini ulang tahunku atau ulang tahun Duke hingga hadiahku sangat besar ini,'"Tapi, tidak biasanya seorang wakil komandan kerajaan seperti dirimu berada di sini,""Jika ada dirimu bukankah artinya ada Cale, dimana dia?" ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah belakang sang wakil komandan kerajaan yang ada di depannya"Ah, ketua dilarang keluar oleh sekretarisnya, karena sering kabur dari ruangan kantornya secara diam-diam mentang-mentang tidak ada pengawasan sama sekali dari sekretarisnya selama seminggu,""Jadinya ketua menyerahkan kasus pembunuhan ini kepadaku untuk menyelidikinya," ucap laki-laki itu dengan helaan napas panjang setelah mengingat-ingat kejadian rekan kerjanya itu sangat keras Charlotte yang melihat wajah kelelahan itu hanya bisa mengangguk paham dan sudut bibir yang naik kaku. Charlotte merasa tidak mengherankan jika laki-laki itu bersikap bebas seperti itu, sebab dia menyelamatkan laki-laki itu dari penjualan budak ketika dia berumur sebelas tahun. Di usia seperti itu sudah akan sangat sulit untuk mengajarkan seseorang etika bangsaw
Keesokan harinya Charlotte yang mengira harinya akan menjadi damai, ternyata dia salah menduga. Sebab pada keesokan hari itu dia malah kedatangan tiga orang tamu tidak di undang duduk dengan manis di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang disediakan di atas meja. Charlotte yang melihat tidak adanya waktu untuk dirinya beristirahat hanya bisa membuatnya menghela nafas panjang lelah dengan sudut bibir yang dinaikkan secara paksa, ketika berada di tengah-tengah tamu yang hadir."Tuan Jafar, aku tidak menyangka pedagang timur tengah sangat senggang hingga bisa berada di rumah orang lain untuk minum teh,""Apakah Anda tidak takut saingan Anda lebih untung di saat-saat seperti ini?" ucap Achille dengan tatapan dingin ke arah sosok laki-laki yang berkulit sedikit gelap dengan tatapan tajam dan seringai menyindir"Anda bisa saja bercanda, tapi jika terjadi saya yakin itu hanya sementara,""Dan yang mulia bukankah Anda juga sama? Padahal jelas-jelas seorang calon pemimpin kerajaan ta
Keesokan harinya Charlotte memutuskan untuk mengirimkan surat pesta minum teh kecil-kecilan, karena dia ingin menggali informasi dari keluarga Marques Rickle demi sebuah tambang yang di janjikan oleh putra mahkota. Setelah selesai menulis tangan dan mengirimkan semua surat undangan ke para tamu, tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dalam ruangan dengan nafas yang tersengal-sengal."Nona, itu di ruang tamu ada seorang pedagang dari timur tengah ingin bertemu nona,""Mereka datang tidak memiliki surat izin, tetapi mereka bilang nona pasti akan suka nantinya dengan barang yang mereka bawa untuk di ajak kerja sama di wilayah Fitzgerald," ucap pelayan itu sambil berusaha mengontrol nafasnya'Sejak kapan rumahku seperti bangunan publik? Bisa keluar masuk seenaknya tanpa surat izin? Padahal aku putri keluarga Duke tapi rumahku seperti tempat umum milik kerajaan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menyipitkan matanya dan kening berkerut"Baiklah, katakan padanya aku akan menemuinya satu ja
'Apakah aku tidak salah dengar?''Harusnya dia datang ke tempat ini, karena penasaran dengan pemeran utamanya, bukan kepadaku? Apa yang sebenarnya terjadi?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan mengedipkan matanya beberapa kali dengan kebingunganCharlotte akhirnya dengan menurut duduk di kursi kereta kuda milik putra mahkota, keduanya sama sekali tidak berbicara di dalam kereta, hanya ada tatapan dan senyuman yang begitu menyilaukan dari putra mahkota membuat Charlotte tidak enak hati untuk menolak. Charlotte tidak mengerti kenapa orang seperti putra mahkota sangat ingin berteman dengan dirinya, padahal dari posisi keluarga Fitzgerald di kerajaan adalah netral dan juga dia adalah gadis yang cukup pemalas hingga sangat jarang mengikuti kegiatan pergaulan atas bahkan ayahnya sendiri yang mengatakan jika putrinya adalah gadis yang cukup pemalas."Charlotte, kenapa kamu sejak tadi tidak memandangku ataupun sangat ingin menjaga jarak? Padahal kita berteman,""Aku sedikit sedih, di abaik
Beberapa hari berlalu hingga akhirnya putra mahkota dinyatakan sembuh total, Charlotte selalu datang menemui putra mahkota dan menemaninya. Tetapi setelah sembuh Charlotte sudah tidak lagi datang ke istana kerajaan dan malah bermain dengan Frecian, karena disambut baik oleh gadis bangsawan lain saat Charlotte hadir di pesta teh tersebut. Charlotte telah menghadiri pesta yang diadakan oleh Frencia sebanyak tiga kali dan di keempat kalinya ini dia entah kenapa merasakan firasat yang sedikit buruk sebab di pesta ini adalah pesta pertama kalinya pemeran utama di dalam novel hadir semenjak debutnya. Terlihat seorang gadis berambut perak bermata biru duduk minum teh dengan sikap yang anggun layaknya bangsawan.'Tidak heran jika dia akan di cintai oleh banyak pemeran utama laki-laki,''Karena dia cantik dan begitu elegan walaupun berasal dari darah setengah bangsawan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan tatapan terpukau dengan kecantikan yang bagaikan seorang dewi"Charlotte, kamu tertar
"Dari mulai kamu adalah seorang alkimia dan belajar mengenai banyak tentang racun, obat-obatan dan bahan kimia,""Sampai bukti dari jenis racun yang kamu gunakan," ucap Charlotte dengan tatapan tajam ke arah sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinyaSemua tamu yang hadir menatap dengan tatapan merendahkan, sebab perilaku yang sangat tercela bisa-bisanya dilakukan oleh seorang anak yang di besarkan. Kepala keluarga pengganti Earl yang tidak bisa lagi menemukan celah untuk menentang ucapan Charlotte langsung mengeluarkan sebuah belati yang di sembunyikan di balik pakaian dan berlari ke arah Charlotte. Charlotte yang panik dan jarak yang dekat hingga tidak bisa membuatnya menghindar mau tidak mau hanya bisa menutup mata dan menantikan ajalnya. Tetapi anehnya pada saat Charlotte menutup mata tidak ada rasa sakit sedikitpun yang kunjung menghampirinya sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuka mata berapa terkejutnya dia melihat putra mahkota melindungi dirinya menggunakan tubuhnya
Sebuah tirai panggung terbuka memperlihatkan beberapa tokoh yang akan bermain peran di tempat ini di depan semua tamu yang berfokus ke arah mereka. Charlotte memulai pertunjukan dengan menunjuk seorang pelayan yang mengurus keperluan istri pertama Earl yang mati secara misterius."Kamu tolong jelaskan kepadaku apa yang nyonyamu makan dan minum selama satu hari kejadian itu," ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah pelayan yang jaraknya tidak jauh"Nyonya hanya makan steak dan sup di pagi hari dan waktu camilan beliau hanya makan kue kering dan minum teh," jawab sang pelayan dengan gagap dan ketakutanCharlotte kemudian menunjuk ke arah seorang koki yang berada di sudut ruangan untuk memberikan penjelasan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kedua menu tersebut. Tidak ada satupun dari itu disebutkan sebuah bahan yang akan membuat seseorang berbau mulut, dan mungkin para bangsawan juga tidak akan mau menggunakan bahan itu sebagai rempah-rempah makanan mereka. Di sinil
"Nona, Anda harus bangun dan bersiap,""Bukankah Anda bilang ingin ikut hadir ke acara duka keluarga Earl dengan tuan Duke? Jika begitu Anda tidak boleh terlambat," ucap seorang pelayan yang mengguncang-guncang pelan tubuh milik Charlotte yang masih sangat nyenyak tertidurAcara duka adalah acara tradisi di kerajaan ini, biasanya acara tersebut berisikan doa-doa untuk para dewa meringankan hukuman dari pendahulu mereka dan dilakukan oleh pihak kuil oleh para pendeta atas permintaan keluarga. Semua tamu biasanya diminta menggunakan pakaian hitam ataupun putih sebagai bentuk rasa duka mereka atas kehilangan orang yang berharga dan berjasa selama menemani mereka hidup.Charlotte dan ayahnya datang menghadiri acara Duka langsung menjadi pusat perbincangan di tengah-tengah ramainya tamu yang hadir di acara pemakaman. Itu semua sebab gosip miring yang menyebar di kalangan para bangsawan mengenai Charlotte yang jarang muncul ke publik, banyak yang menduga jika Charlotte adalah anak haram kel
"Charlotte, bagaimana rasa kue coklat yang aku beli di toko terkenal itu? Apakah sesuai dengan seleramu?" tanya sang putra mahkota yang duduk di depan Charlotte dengan senyuman lembut"Yang mulia, Anda tidak perlu jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat kondisi putri saya,""Putri saya sehat-sehat saja, jadi tidak perlu repot-repot datang ke rumah saya," ucap sang Duke dengan tatapan tajam dan kening yang begitu berkerut memegang erat cangkir teh"Tapi sebagai teman yang baik, saya tidak mungkin tidak mengunjunginya," ucap putra mahkota dengan tatapan menatap khawatir dan tulus'Kenapa rasanya suasananya sangat menegangkan? Dan juga kenapa putra mahkota datang ke sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menundukCharlotte berpikir jika ucapan putra mahkota kemarin hanyalah candaan, tetapi tidak terduga malah sang putra mahkota dengan antusias minum teh di rumahnya. Charlotte merasa dia sedang akan berada di dalam masalah karena ayahnya seperti tidak senang dengan kehadiran putra ma