Share

Bab 4 Pesta Ulang Tahun

Beberapa bulan kemudian di kediaman duke Charlotte yang telah terbiasa dengan suasana di mansion duke, mulai sering mengunjungi sang ayah dan duduk manis menunggu hingga pekerjaan duke selesai, walaupun tidak pernah terlihat selesai.

"Ah iya, nona apakah nona tau kapan nona berulang tahun? Nona pasti tidak pernah merayakannya bukan? Jadi akan bagus jika kita merayakan di tempat ini," ucap sang asisten yang tiba-tiba saja terpikirkan ingin bertanya kepada sang nona dengan senyuman yang ramah

Charlotte yang mendengarnya langsung terdiam dan berpikir tentang tanggal lahirnya, dia sendiri sama sekali tidak ingat kemudian berjalan ke arah sang ayah yang sedang fokus dengan pekerjaan yang menggunung di atas meja.

"Papa, kapan aku lahir? Kakak Carius bertanya kepadaku kalau dia ingin merayakan ulang tahunku,"

"Apakah papa tau kapan?" tanya Charlotte dengan tatapan yang penasaran kepada sang ayah

"Kamu lahir di musim dingin dan di saat yang sama ibumu telah meninggalkan dunia ini," ucap sang Duke dengan tatapan dinginnya tanpa terlihat ada ekspresi yang menunjukkan kalau dia sedang sedih dengan dingin

Charlotte yang mendengarkan jawaban dari sang ayah terdiam dan menundukkan kepalanya, perasaan rasa bersalah di rasakan oleh Charlotte, karena dia bereinkarnasi ke dunia novel ini jika dia tidak reinkarnasi maka tidak akan ada kematian istri Duke dan Charlotte merasa tidak mengherankan kenapa Duke tidak menyukainya, dia adalah pembawa sial sampai ending di dalam novel.

"Kamu tidak perlu menyalakan dirimu, karena ibumu telah memutuskan sendiri untuk mati demi membuatmu hidup dan dia tiada dengan senyuman atas kelahiran dirimu,"

"Aku meninggalkan dirimu di mansion itu juga bukan karena aku membencimu hanya aku merasa tidak siap untuk memberikan dirimu jawaban atas kematian ibumu," ucap sang Duke membuat Charlotte mendongak ke arah sang Duke terlihat dengan jelas walaupun ekspresi wajahnya tidak berubah tetapi tatapannya sedikit terlihat sayu

"Kalau begitu tidak perlu di rayakan tidak apa-apa karena mama telah tiada di saat yang sama,"

"Aku tidak ingin membuat papa teringat dengan kesedihan," ucap Charlotte dengan kepala yang tertunduk

Sang Duke langsung mengelus kepala Charlotte dan menggelengkan kepala tidak setuju kepada Charlotte, dia tidak ingin karena istrinya mati maka putrinya harus menanggung semua beban itu. Dia juga merasa ikut andil dalam menanggung kesalahan, karena tidak dapat menemani pertumbuhan Charlotte sejak masih bayi.

"Tidak, kita akan mengadakan pesta itu yang paling besar di kerajaan,"

"Karena sekarang kamu adalah hal yang berharga untukku, aku tidak ingin kehilangan dua kali karena ibumu telah meninggalkan aku juga," ucap sang Duke yang menggendong putri kecilnya

Ucapan yang Charlotte dengar memang terdengar menghibur, tetapi dia tetap merasakan kalau dia adalah orang yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi ini hanya bisa menunduk dan tersenyum pahit. Kematian memang tidak ada yang mengetahui ataupun dipilih oleh seseorang dengan sesuka hati, tetapi tetap saja jika seandainya dia tidak lahir ke dunia atau bahkan telat datang maka mungkin akan lebih banyak kebahagiaan yang menyelimuti keluarganya.

"Charlotte, tidak perlu memikirkan yang tidak perlu,"

"Kamu harus ingat identitasmu sebagai putri keluarga Fitzgerald," ucap sang Duke dengan menunjuk ke arah lambang keluarga yang berada di salah satu gulungan kertas yang diberikan cap lambang keluarga Fitzgerald

Beberapa hari kemudian, semua pelayan berlalu-lalang di lorong-lorong mansion bolak-balik sibuk menyiapkan sebuah pesta besar yang akan di adakan dalam seminggu lagi. Memang sangat mustahil jika menyiapkan pesta dalam seminggu, tetapi mau tidak mau mereka lakukan sebab jika tidak kepala mereka masing-masing akan menghilang dari atas kepala. Sang ajudan Duke juga hanya bisa berusaha sebaik mungkin ikut membantu walaupun sebenarnya tugasnya bukan untuk menyiapkan pesta dan di saat bersamaan itu juga Duke dan Charlotte mencocokkan pakaian yang akan mereka pakai saat pesta besar yang di adakan.

"Charlotte, coba kenakan yang warna biru itu," ucap sang Duke yang duduk di kursi sambil menyeruput teh yang berada di cangkir dengan santai menatap putrinya yang sedang menyesuaikan gaun pesta

Charlotte hanya bisa diam tersiksa, karena dia telah mencoba puluhan gaun di depan sang ayah yang duduk menyilangkan kaki dengan santai hingga satu minggu, akhirnya berlalu sesuai dengan yang di jadwalkan pesta ulang tahun pertama Charlotte di depan publik langsung di hadiri oleh banyak bangsawan dan tamu penting di berbagai benua mengingat keluarga Fitzgerald adalah keluarga yang mampu menghancurkan negara jika mereka ingin. Charlotte menatap dengan antusias dari balik jendela kamarnya, dia tidak menyangka akan banyak kereta kuda di bawah sana berbaris demi hadir di pesta ulang tahunnya.

"Charlotte, apakah kamu sudah siap?" tanya sosok laki-laki yang berdiri di belakangnya dengan tangan terulur ke arah Charlotte bersiap untuk menggendongnya

'Alur cerita novelnya belum di mulai, tetapi akan aku pastikan semuanya berubah dari sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menurut di gendong sang ayah

Charlotte merasakan demam panggung dengan banyaknya jumlah orang-orang yang menghadiri pesta ulang tahunnya, dia takut jika dia akan melakukan kesalahan nantinya saat di depan umum dan dia akan di rendahkan bahkan di anggap remeh di mata semua orang. Tangan Charlotte yang dingin dan gugup langsung di genggam oleh sang ayah dengan tatapan dingin dan mengintimidasi ke semua orang yang hadir di dalam pesta membuat sebagian tamu yang hadir menunduk takut saat melihat Duke dan putri yang berada di dalam pelukannya mulai berjalan masuk ke dalam ruangan aula. Aula yang awal suasananya sangat berisik dan penuh dengan tatapan tajam saat ini malah menjadi senyap dan orang-orang gemetar ketakutan.

'Woah... Memang seorang Duke yang mengerikan auranya mampu hingga membuat semua orang di dalam ruangan ini menjadi senyap, tetapi bukankah ini pesta?'

'Apakah tidak apa-apa senyap seperti ini?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan memandang ke depan dan belakangnya yang sama-sama tidak berbicara

Charlotte yang merasa ini seperti suasananya terlalu menegangkan langsung menatap sang ajudan yang berada di sebelah ayahnya langsung mengerti dan membisikkan ke telinga sang Duke dan barulah dimulai acara pesta tersebut. Di saat bersamaan pesta di mulai semua tamu mengantre memberikan hadiah ulang tahun kepada sang putri Duke ini. Hadiah itu dari mulai boneka, pakaian sampai ke sertifikat tanah atau tambang dan benda-benda langkah yang tidak ada di wilayah Fitzgerald.

'Apa mereka semua masih waras memberikan hadiah kepada anak kecil sertifikat tanah dan sertifikat tambang?'

'Aku jadi bingung ini ulang tahunku atau ulang tahun Duke hingga hadiahku sangat besar ini,'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status