Share

Bab 3 Mulai Peduli Kepadaku

Charlotte berguling-guling di atas tempat tidur hingga akhirnya dia tertidur dan lupa kalau makan malam telah tiba, sang Duke yang telah beberapa menit tidak melihat Charlotte datang untuk makan malam memutuskan untuk melihat di mana putrinya berada saat ini, ruangan pertama yang sang Duke cek adalah kamar putrinya yang benar saja pada saat dia tiba terlihat Charlotte yang tertidur lelap di tengah-tengah tempat tidur.

"Nona tertidur rupanya, sepertinya dia akan sangat menikmati tinggal di mansion utama,"

"Lihat putrimu tertidur pulas Aaron, aku masih tidak menyangka kalau seorang tiran dan berdarah dingin seperti dirimu memiliki putri yang sangat menggemaskan,"

"Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk mengasuhnya jika kamu tidak ingin, karena aku bisa mengadopsi dirinya," ucap sosok laki-laki berkacamata yang berada di belakang sang Duke dengan senyuman percaya diri

Sang Duke langsung menatap tajam ke arah sosok laki-laki yang berada di belakangnya, setelah itu mengelus lembut kening putrinya dan keluar menyeret sosok laki-laki berkacamata yang sedang menyengir, sedangkan sosok laki-laki berkacamata itu langsung terkejut dengan sikap Duke yang tidak terduga, namun Charlotte tentu tidak mengetahui hal itu hingga keesokan harinya Charlotte membuka mata dan terkejut kalau pagi hari telah tiba dan para pelayan yang mengelilingi tempat tidurnya.

"Nona, selamat pagi,"

"Hari ini kami yang akan melayani Anda," ucap beberapa pelayan dengan kompak dan tatapan berbinar-binar menatap Charlotte yang berada di tempat tidur

Charlotte yang melihat para pelayan berbinar-binar membuatnya merasa kalau dirinya akan mendapatkan firasat buruk. Berjam-jam kemudian setelah Charlotte bangun dan ditatap para pelayan dengan berbinar-binar, dia merasa arwah atau jiwanya akan segera meninggalkan tubuh, karena perbuatan para pelayan yang memiliki energi yang tidak ada habisnya dalam mendandani dirinya. Setelah selesai di dandani oleh para pelayan bukannya bisa beristirahat dengan tenang, Charlotte langsung di datangi oleh sang ayah ke ruang makan untuk sarapan pagi.

"Makan dan habiskan semuanya supaya kamu bisa tumbuh dengan baik," ucap sang Duke dengan muka dinginnya sambil memotong daging milik piring putrinya supaya bisa dengan mudah untuk dimakan

Charlotte yang melihat piring dengan makanan beraneka ragam di atas meja panjang lebih dari belasan merasa dia mungkin akan meledak jika semuanya dimasukkan ke dalam perutnya. Tetapi tatapan dari sang Duke membuat dirinya memaksa diri untuk makan semua itu, sampai air mata Charlotte menetes.

"Kenapa kamu menangis? Apakah masakan dari koki di dapur tidak enak? Panggil koki itu sekarang untuk menghadap aku sekarang," ucap sang Duke dengan tatapan dingin dan aura yang gelap ketika melihat Charlotte mengeluarkan air mata

Charlotte yang melihat Duke telah mengeluarkan aura gelap dan seorang koki yang datang dengan cepat berlutut gemetaran, membuat Charlotte merasa akan ada satu kehidupan yang harus dia selamatkan saat ini.

"Papa!" panggil Charlotte dengan tatapan yang polos membuat sang Duke langsung menoleh ke arah Charlotte

Semua orang juga ikut memperhatikan Charlotte yang memanggil sang Duke, mereka memperhatikan dengan baik apa yang akan dilakukan oleh Charlotte saat ini di saat-saat Duke yang akan membunuh orang lain.

"Papa, itu aku menangis karena sudah kenyang dan makanannya sangat enak hingga aku tidak bisa menampung semuanya di dalam perutku,"

"Aku harap bisa makan masakan itu lagi nanti malam, apakah bisa papa?" ucap Charlotte dengan tatapan memelas dan berharap kepada sang ayah

Semua orang yang melihat tingkah lucu dari Charlotte langsung berteriak dan memuji betapa menggemaskan sang nona muda, ucapan-ucapan pujian yang diberikan oleh orang-orang di dalam ruangan mengenai betapa beruntungnya dan irinya orang-orang kepada sang duke yang memiliki Charlotte menggemaskan, membuat aura gelap yang di pancarkan oleh duke menghilang perlahan-lahan dan terlihat sedikit tersenyum, walaupun tidak begitu terlihat oleh Charlotte. Kemudian sang duke menjawab pertanyaan dari putri kecilnya sambil menggendongnya yang telah selesai makan.

"Kamu bisa makan sebanyak yang kamu inginkan, karena kamu adalah orang yang akan tinggal di sini mulai sekarang jadi jangan khawatirkan apa pun."

Charlotte yang telah mendengarkan ucapan sang duke langsung memeluk sang duke dengan tangan kecilnya, hingga keluar ruangan menuju ke ruang kerja duke. Di lorong-lorong terlihat banyak pelayan yang terkejut dengan sosok pemilik mansion yang menggendong sosok gadis kecil, padahal sewaktu gadis itu masih saat kecil dia di telantarkan oleh sang ayah dengan hanya memberikan sebuah nama dan tempat tinggal, namun saat ini begitu terlihat seperti seorang anak yang diberikan perhatian oleh orang tuanya.

"Terima kasih," ucap Charlotte dengan gugup dan tatapan yang ragu

Charlotte memegang erat pakaian milik sang Duke dengan tangan kecilnya dan berpikir apa yang membuat seorang tiran memperlakukan putrinya dengan begitu baik, selama ini kemana perginya seorang Duke di saat dia begitu lemah dan membutuhkan sosok ayah. Charlotte takut jika alasan di dalam novel Duke tidak menyukainya karena putrinya hanyalah seorang pengganggu, dia jadi berpikir apakah alasannya datang ke sisi Duke adalah hal yang merugikan, tetapi dia berusaha membuang jauh-jauh pikiran buruk itu dari kepalanya.

Sang Duke duduk di kursinya dengan Charlotte yang masih berada di dalam pelukan sang Duke, hingga beberapa jam kemudian Duke yang melihat Charlotte terlihat suntuk berdiam di dalam pelukan itu dia menurunkan sang gadis kecil.

"Pergilah bermain jika kamu bosan atau kamu ingin makan camilan sambil menunggu di dalam ruangan ini?" tanya sang Duke yang memperhatikan putri kecil yang dia turunkan dari dalam pelukannya

Charlotte berpikir dan menatap sang Duke, karena dia sendiri saat ini juga bingung seperti apa yang harus dia lakukan, pada akhirnya Duke yang membuat keputusan untuk Charlotte duduk di atas sofa yang panjang dengan berbagai kue kering yang mudah di makan dan tidak mengotori pakaian sang gadis kecil, Charlotte sangat tidak peduli kepada Duke sama sekali ketika dia sudah memperhatikan makanan manis yang tidak pernah dia makan di mansionnya dulu tinggal.

"Nona kecil, Anda sangat imut,"

"Bisakah Anda mempertimbangkan dengan baik sebagai putri saya? Saya yakin bisa membuat Anda menjadi anak yang bahagia," ucap sang asisten yang masih saja berbicara ngelantur di belakang Duke yang masih mengerjakan pekerjaan yang harus di kerjakan segera mungkin

"Sekarang aku tidak mau, karena papa sangat menyayangi aku dan aku pikir aku tidak kekurangan sama sekali,"

"Papa juga telah menyayangi aku dan mulai peduli kepadaku,"

"Terima kasih telah khawatir kepadaku dan ingin berniat merawatku,"

"Nona, tawaran saya berlaku seumur hidup Anda,"

"Karena Anda terlihat kekurangan dan sangat berbinar-binar menatap segala hal yang belum pernah nona lihat membuat saya merasa sedikit sakit melihatnya,"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status