Home / Romansa / Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte / Bab 3 Mulai Peduli Kepadaku

Share

Bab 3 Mulai Peduli Kepadaku

Author: Nurliza Eri
last update Last Updated: 2023-12-27 17:41:58

Charlotte berguling-guling di atas tempat tidur hingga akhirnya dia tertidur dan lupa kalau makan malam telah tiba, sang Duke yang telah beberapa menit tidak melihat Charlotte datang untuk makan malam memutuskan untuk melihat di mana putrinya berada saat ini, ruangan pertama yang sang Duke cek adalah kamar putrinya yang benar saja pada saat dia tiba terlihat Charlotte yang tertidur lelap di tengah-tengah tempat tidur.

"Nona tertidur rupanya, sepertinya dia akan sangat menikmati tinggal di mansion utama,"

"Lihat putrimu tertidur pulas Aaron, aku masih tidak menyangka kalau seorang tiran dan berdarah dingin seperti dirimu memiliki putri yang sangat menggemaskan,"

"Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk mengasuhnya jika kamu tidak ingin, karena aku bisa mengadopsi dirinya," ucap sosok laki-laki berkacamata yang berada di belakang sang Duke dengan senyuman percaya diri

Sang Duke langsung menatap tajam ke arah sosok laki-laki yang berada di belakangnya, setelah itu mengelus lembut kening putrinya dan keluar menyeret sosok laki-laki berkacamata yang sedang menyengir, sedangkan sosok laki-laki berkacamata itu langsung terkejut dengan sikap Duke yang tidak terduga, namun Charlotte tentu tidak mengetahui hal itu hingga keesokan harinya Charlotte membuka mata dan terkejut kalau pagi hari telah tiba dan para pelayan yang mengelilingi tempat tidurnya.

"Nona, selamat pagi,"

"Hari ini kami yang akan melayani Anda," ucap beberapa pelayan dengan kompak dan tatapan berbinar-binar menatap Charlotte yang berada di tempat tidur

Charlotte yang melihat para pelayan berbinar-binar membuatnya merasa kalau dirinya akan mendapatkan firasat buruk. Berjam-jam kemudian setelah Charlotte bangun dan ditatap para pelayan dengan berbinar-binar, dia merasa arwah atau jiwanya akan segera meninggalkan tubuh, karena perbuatan para pelayan yang memiliki energi yang tidak ada habisnya dalam mendandani dirinya. Setelah selesai di dandani oleh para pelayan bukannya bisa beristirahat dengan tenang, Charlotte langsung di datangi oleh sang ayah ke ruang makan untuk sarapan pagi.

"Makan dan habiskan semuanya supaya kamu bisa tumbuh dengan baik," ucap sang Duke dengan muka dinginnya sambil memotong daging milik piring putrinya supaya bisa dengan mudah untuk dimakan

Charlotte yang melihat piring dengan makanan beraneka ragam di atas meja panjang lebih dari belasan merasa dia mungkin akan meledak jika semuanya dimasukkan ke dalam perutnya. Tetapi tatapan dari sang Duke membuat dirinya memaksa diri untuk makan semua itu, sampai air mata Charlotte menetes.

"Kenapa kamu menangis? Apakah masakan dari koki di dapur tidak enak? Panggil koki itu sekarang untuk menghadap aku sekarang," ucap sang Duke dengan tatapan dingin dan aura yang gelap ketika melihat Charlotte mengeluarkan air mata

Charlotte yang melihat Duke telah mengeluarkan aura gelap dan seorang koki yang datang dengan cepat berlutut gemetaran, membuat Charlotte merasa akan ada satu kehidupan yang harus dia selamatkan saat ini.

"Papa!" panggil Charlotte dengan tatapan yang polos membuat sang Duke langsung menoleh ke arah Charlotte

Semua orang juga ikut memperhatikan Charlotte yang memanggil sang Duke, mereka memperhatikan dengan baik apa yang akan dilakukan oleh Charlotte saat ini di saat-saat Duke yang akan membunuh orang lain.

"Papa, itu aku menangis karena sudah kenyang dan makanannya sangat enak hingga aku tidak bisa menampung semuanya di dalam perutku,"

"Aku harap bisa makan masakan itu lagi nanti malam, apakah bisa papa?" ucap Charlotte dengan tatapan memelas dan berharap kepada sang ayah

Semua orang yang melihat tingkah lucu dari Charlotte langsung berteriak dan memuji betapa menggemaskan sang nona muda, ucapan-ucapan pujian yang diberikan oleh orang-orang di dalam ruangan mengenai betapa beruntungnya dan irinya orang-orang kepada sang duke yang memiliki Charlotte menggemaskan, membuat aura gelap yang di pancarkan oleh duke menghilang perlahan-lahan dan terlihat sedikit tersenyum, walaupun tidak begitu terlihat oleh Charlotte. Kemudian sang duke menjawab pertanyaan dari putri kecilnya sambil menggendongnya yang telah selesai makan.

"Kamu bisa makan sebanyak yang kamu inginkan, karena kamu adalah orang yang akan tinggal di sini mulai sekarang jadi jangan khawatirkan apa pun."

Charlotte yang telah mendengarkan ucapan sang duke langsung memeluk sang duke dengan tangan kecilnya, hingga keluar ruangan menuju ke ruang kerja duke. Di lorong-lorong terlihat banyak pelayan yang terkejut dengan sosok pemilik mansion yang menggendong sosok gadis kecil, padahal sewaktu gadis itu masih saat kecil dia di telantarkan oleh sang ayah dengan hanya memberikan sebuah nama dan tempat tinggal, namun saat ini begitu terlihat seperti seorang anak yang diberikan perhatian oleh orang tuanya.

"Terima kasih," ucap Charlotte dengan gugup dan tatapan yang ragu

Charlotte memegang erat pakaian milik sang Duke dengan tangan kecilnya dan berpikir apa yang membuat seorang tiran memperlakukan putrinya dengan begitu baik, selama ini kemana perginya seorang Duke di saat dia begitu lemah dan membutuhkan sosok ayah. Charlotte takut jika alasan di dalam novel Duke tidak menyukainya karena putrinya hanyalah seorang pengganggu, dia jadi berpikir apakah alasannya datang ke sisi Duke adalah hal yang merugikan, tetapi dia berusaha membuang jauh-jauh pikiran buruk itu dari kepalanya.

Sang Duke duduk di kursinya dengan Charlotte yang masih berada di dalam pelukan sang Duke, hingga beberapa jam kemudian Duke yang melihat Charlotte terlihat suntuk berdiam di dalam pelukan itu dia menurunkan sang gadis kecil.

"Pergilah bermain jika kamu bosan atau kamu ingin makan camilan sambil menunggu di dalam ruangan ini?" tanya sang Duke yang memperhatikan putri kecil yang dia turunkan dari dalam pelukannya

Charlotte berpikir dan menatap sang Duke, karena dia sendiri saat ini juga bingung seperti apa yang harus dia lakukan, pada akhirnya Duke yang membuat keputusan untuk Charlotte duduk di atas sofa yang panjang dengan berbagai kue kering yang mudah di makan dan tidak mengotori pakaian sang gadis kecil, Charlotte sangat tidak peduli kepada Duke sama sekali ketika dia sudah memperhatikan makanan manis yang tidak pernah dia makan di mansionnya dulu tinggal.

"Nona kecil, Anda sangat imut,"

"Bisakah Anda mempertimbangkan dengan baik sebagai putri saya? Saya yakin bisa membuat Anda menjadi anak yang bahagia," ucap sang asisten yang masih saja berbicara ngelantur di belakang Duke yang masih mengerjakan pekerjaan yang harus di kerjakan segera mungkin

"Sekarang aku tidak mau, karena papa sangat menyayangi aku dan aku pikir aku tidak kekurangan sama sekali,"

"Papa juga telah menyayangi aku dan mulai peduli kepadaku,"

"Terima kasih telah khawatir kepadaku dan ingin berniat merawatku,"

"Nona, tawaran saya berlaku seumur hidup Anda,"

"Karena Anda terlihat kekurangan dan sangat berbinar-binar menatap segala hal yang belum pernah nona lihat membuat saya merasa sedikit sakit melihatnya,"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 22 Bedak

    "Tapi, tidak biasanya seorang wakil komandan kerajaan seperti dirimu berada di sini,""Jika ada dirimu bukankah artinya ada Cale, dimana dia?" ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah belakang sang wakil komandan kerajaan yang ada di depannya"Ah, ketua dilarang keluar oleh sekretarisnya, karena sering kabur dari ruangan kantornya secara diam-diam mentang-mentang tidak ada pengawasan sama sekali dari sekretarisnya selama seminggu,""Jadinya ketua menyerahkan kasus pembunuhan ini kepadaku untuk menyelidikinya," ucap laki-laki itu dengan helaan napas panjang setelah mengingat-ingat kejadian rekan kerjanya itu sangat keras Charlotte yang melihat wajah kelelahan itu hanya bisa mengangguk paham dan sudut bibir yang naik kaku. Charlotte merasa tidak mengherankan jika laki-laki itu bersikap bebas seperti itu, sebab dia menyelamatkan laki-laki itu dari penjualan budak ketika dia berumur sebelas tahun. Di usia seperti itu sudah akan sangat sulit untuk mengajarkan seseorang etika bangsaw

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 21 Kasus Bangunan Tua

    Keesokan harinya Charlotte yang mengira harinya akan menjadi damai, ternyata dia salah menduga. Sebab pada keesokan hari itu dia malah kedatangan tiga orang tamu tidak di undang duduk dengan manis di ruang tamu sambil menikmati teh dan camilan yang disediakan di atas meja. Charlotte yang melihat tidak adanya waktu untuk dirinya beristirahat hanya bisa membuatnya menghela nafas panjang lelah dengan sudut bibir yang dinaikkan secara paksa, ketika berada di tengah-tengah tamu yang hadir."Tuan Jafar, aku tidak menyangka pedagang timur tengah sangat senggang hingga bisa berada di rumah orang lain untuk minum teh,""Apakah Anda tidak takut saingan Anda lebih untung di saat-saat seperti ini?" ucap Achille dengan tatapan dingin ke arah sosok laki-laki yang berkulit sedikit gelap dengan tatapan tajam dan seringai menyindir"Anda bisa saja bercanda, tapi jika terjadi saya yakin itu hanya sementara,""Dan yang mulia bukankah Anda juga sama? Padahal jelas-jelas seorang calon pemimpin kerajaan ta

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 20 Kamu Tidak Berubah

    Keesokan harinya Charlotte memutuskan untuk mengirimkan surat pesta minum teh kecil-kecilan, karena dia ingin menggali informasi dari keluarga Marques Rickle demi sebuah tambang yang di janjikan oleh putra mahkota. Setelah selesai menulis tangan dan mengirimkan semua surat undangan ke para tamu, tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dalam ruangan dengan nafas yang tersengal-sengal."Nona, itu di ruang tamu ada seorang pedagang dari timur tengah ingin bertemu nona,""Mereka datang tidak memiliki surat izin, tetapi mereka bilang nona pasti akan suka nantinya dengan barang yang mereka bawa untuk di ajak kerja sama di wilayah Fitzgerald," ucap pelayan itu sambil berusaha mengontrol nafasnya'Sejak kapan rumahku seperti bangunan publik? Bisa keluar masuk seenaknya tanpa surat izin? Padahal aku putri keluarga Duke tapi rumahku seperti tempat umum milik kerajaan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menyipitkan matanya dan kening berkerut"Baiklah, katakan padanya aku akan menemuinya satu ja

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 19 Tambang Dan Cinta?

    'Apakah aku tidak salah dengar?''Harusnya dia datang ke tempat ini, karena penasaran dengan pemeran utamanya, bukan kepadaku? Apa yang sebenarnya terjadi?' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan mengedipkan matanya beberapa kali dengan kebingunganCharlotte akhirnya dengan menurut duduk di kursi kereta kuda milik putra mahkota, keduanya sama sekali tidak berbicara di dalam kereta, hanya ada tatapan dan senyuman yang begitu menyilaukan dari putra mahkota membuat Charlotte tidak enak hati untuk menolak. Charlotte tidak mengerti kenapa orang seperti putra mahkota sangat ingin berteman dengan dirinya, padahal dari posisi keluarga Fitzgerald di kerajaan adalah netral dan juga dia adalah gadis yang cukup pemalas hingga sangat jarang mengikuti kegiatan pergaulan atas bahkan ayahnya sendiri yang mengatakan jika putrinya adalah gadis yang cukup pemalas."Charlotte, kenapa kamu sejak tadi tidak memandangku ataupun sangat ingin menjaga jarak? Padahal kita berteman,""Aku sedikit sedih, di abaik

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 18 Cangkir Teh

    Beberapa hari berlalu hingga akhirnya putra mahkota dinyatakan sembuh total, Charlotte selalu datang menemui putra mahkota dan menemaninya. Tetapi setelah sembuh Charlotte sudah tidak lagi datang ke istana kerajaan dan malah bermain dengan Frecian, karena disambut baik oleh gadis bangsawan lain saat Charlotte hadir di pesta teh tersebut. Charlotte telah menghadiri pesta yang diadakan oleh Frencia sebanyak tiga kali dan di keempat kalinya ini dia entah kenapa merasakan firasat yang sedikit buruk sebab di pesta ini adalah pesta pertama kalinya pemeran utama di dalam novel hadir semenjak debutnya. Terlihat seorang gadis berambut perak bermata biru duduk minum teh dengan sikap yang anggun layaknya bangsawan.'Tidak heran jika dia akan di cintai oleh banyak pemeran utama laki-laki,''Karena dia cantik dan begitu elegan walaupun berasal dari darah setengah bangsawan,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan tatapan terpukau dengan kecantikan yang bagaikan seorang dewi"Charlotte, kamu tertar

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 17 Menyelamatkan

    "Dari mulai kamu adalah seorang alkimia dan belajar mengenai banyak tentang racun, obat-obatan dan bahan kimia,""Sampai bukti dari jenis racun yang kamu gunakan," ucap Charlotte dengan tatapan tajam ke arah sosok laki-laki yang berdiri tidak jauh darinyaSemua tamu yang hadir menatap dengan tatapan merendahkan, sebab perilaku yang sangat tercela bisa-bisanya dilakukan oleh seorang anak yang di besarkan. Kepala keluarga pengganti Earl yang tidak bisa lagi menemukan celah untuk menentang ucapan Charlotte langsung mengeluarkan sebuah belati yang di sembunyikan di balik pakaian dan berlari ke arah Charlotte. Charlotte yang panik dan jarak yang dekat hingga tidak bisa membuatnya menghindar mau tidak mau hanya bisa menutup mata dan menantikan ajalnya. Tetapi anehnya pada saat Charlotte menutup mata tidak ada rasa sakit sedikitpun yang kunjung menghampirinya sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuka mata berapa terkejutnya dia melihat putra mahkota melindungi dirinya menggunakan tubuhnya

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 16 Bisikan Iblis

    Sebuah tirai panggung terbuka memperlihatkan beberapa tokoh yang akan bermain peran di tempat ini di depan semua tamu yang berfokus ke arah mereka. Charlotte memulai pertunjukan dengan menunjuk seorang pelayan yang mengurus keperluan istri pertama Earl yang mati secara misterius."Kamu tolong jelaskan kepadaku apa yang nyonyamu makan dan minum selama satu hari kejadian itu," ucap Charlotte dengan tatapan menyidik ke arah pelayan yang jaraknya tidak jauh"Nyonya hanya makan steak dan sup di pagi hari dan waktu camilan beliau hanya makan kue kering dan minum teh," jawab sang pelayan dengan gagap dan ketakutanCharlotte kemudian menunjuk ke arah seorang koki yang berada di sudut ruangan untuk memberikan penjelasan tentang bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kedua menu tersebut. Tidak ada satupun dari itu disebutkan sebuah bahan yang akan membuat seseorang berbau mulut, dan mungkin para bangsawan juga tidak akan mau menggunakan bahan itu sebagai rempah-rempah makanan mereka. Di sinil

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 15 Mr Schadenfreude

    "Nona, Anda harus bangun dan bersiap,""Bukankah Anda bilang ingin ikut hadir ke acara duka keluarga Earl dengan tuan Duke? Jika begitu Anda tidak boleh terlambat," ucap seorang pelayan yang mengguncang-guncang pelan tubuh milik Charlotte yang masih sangat nyenyak tertidurAcara duka adalah acara tradisi di kerajaan ini, biasanya acara tersebut berisikan doa-doa untuk para dewa meringankan hukuman dari pendahulu mereka dan dilakukan oleh pihak kuil oleh para pendeta atas permintaan keluarga. Semua tamu biasanya diminta menggunakan pakaian hitam ataupun putih sebagai bentuk rasa duka mereka atas kehilangan orang yang berharga dan berjasa selama menemani mereka hidup.Charlotte dan ayahnya datang menghadiri acara Duka langsung menjadi pusat perbincangan di tengah-tengah ramainya tamu yang hadir di acara pemakaman. Itu semua sebab gosip miring yang menyebar di kalangan para bangsawan mengenai Charlotte yang jarang muncul ke publik, banyak yang menduga jika Charlotte adalah anak haram kel

  • Kehidupan Sendok Emas Impian Charlotte   Bab 14 Pesta Teh Kecil

    "Charlotte, bagaimana rasa kue coklat yang aku beli di toko terkenal itu? Apakah sesuai dengan seleramu?" tanya sang putra mahkota yang duduk di depan Charlotte dengan senyuman lembut"Yang mulia, Anda tidak perlu jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat kondisi putri saya,""Putri saya sehat-sehat saja, jadi tidak perlu repot-repot datang ke rumah saya," ucap sang Duke dengan tatapan tajam dan kening yang begitu berkerut memegang erat cangkir teh"Tapi sebagai teman yang baik, saya tidak mungkin tidak mengunjunginya," ucap putra mahkota dengan tatapan menatap khawatir dan tulus'Kenapa rasanya suasananya sangat menegangkan? Dan juga kenapa putra mahkota datang ke sini,' ucap Charlotte di dalam hatinya dengan menundukCharlotte berpikir jika ucapan putra mahkota kemarin hanyalah candaan, tetapi tidak terduga malah sang putra mahkota dengan antusias minum teh di rumahnya. Charlotte merasa dia sedang akan berada di dalam masalah karena ayahnya seperti tidak senang dengan kehadiran putra ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status