Share

Bab 5 - Cara Untuk Kembali

“Apa kau tidak pernah merasa kalau dirimu itu terlalu angkuh dan suka bersikap seenaknya?” Dewa memulai pembicaraan mereka lagi dengan mengajukan sebuah pertanyaan.

Pertanyaan yang tentu saja langsung dibantah Jessica, “Aku angkuh? Bagaimana kau bisa menyimpulkan tentang diriku dengan seenaknya saja?”

“Karena aku adalah Dewa. Aku bisa tahu dan melihat apa yang sudah kau lakukan sepanjang hidupmu, dan itu membuatku muak.”

“Hah? Muak? Apa itu sebuah kejahatan? Aku hanya bersikap sesuai dengan apa yang kuinginkan dan sesuai dengan keadaan yang terjadi di sekitarku. Apa kau ingin agar aku bersikap palsu seperti sedang berperan dalam sebuah film?” bantah Jessica.

“Kau berani membantah Dewa? Kalau kau bisa menahan diri, kau pikir Anna Briel akan mengakhiri hidupnya?”

“...”

“Kau menyadarinya?”

“Hah? Siapa yang menyadarinya? Bukankah kau ingin agar aku tidak membantahmu? Kalau Dewa berkata seperti itu, apa aku punya hak untuk membantah lagi?”

“...”

“Betul, kan?”

“...Sudahlah…,” ucap sang Dewa sembari memberikan tatapan kesal pada Jessica, menyesali kenapa dia salah menciptakan manusia dengan banyak bakat namun memiliki sikap yang sangat buruk ini, “Lagian seseorang tidak akan bisa menilai tentang dirinya sendiri. Karena itulah aku memberimu ingatan dari Anna Briel juga. Kau bisa merenungkan semua perbuatanmu padanya yang tergambar jelas dalam ingatan itu.”

“A-apa? Aku harus merenungkannya?”

“Ya.”

“Tunggu… Maksudmu…, apa aku akan tetap berada di dalam tubuh ini?”

“Tentu saja. Apa kau mau hidup dalam tubuh kera?”

“Ap—… Tidak!”

“Kau tahu kalau kau harusnya sudah mati, kan? Sudah bagus aku tidak langsung mengirimmu ke neraka.”

Mendengar itu, Jessica teringat kembali pada saat-saat sebelum menghembuskan napas terakhirnya. “Y-ya… Tapi ada yang harus ku selesaikan dengan tubuhku sendiri. Aku harus kembali…”

Jessica tidak melanjutkan kalimatnya saat menyadari keadaan di sekitar mereka tiba-tiba berubah.

Puing-puing reruntuhan yang tadinya ada di sekitar mereka —juga tubuh Elvin Wright— tiba-tiba menghilang, digantikan dengan pemandangan dari lautan api tak berujung yang membakar makhluk-makhluk di dalamnya dengan sangat mengerikan.

“Kalau kau ingin langsung kembali ke tubuhmu, maka aku juga akan langsung mengirimmu ke bawah sana. Ingin merasakan sedikit panas dari apinya?”

Setelah sang Dewa berbicara, Jessica bisa merasakan panas yang amat sangat menyengat dan menyakitkan di sekujur tubuhnya. Membuatnya langsung berteriak histeris, memohon untuk dibawa pergi dari tempat itu.

Mendengar rintihan pilu Jessica, Dewa pun membawanya kembali ke tempat mereka berada sebelumnya.

“Jadi… apa kau akan melakukan apa yang kukatakan tadi?”

“Y-ya… Tentu saja. Aku akan merenungkannya nanti,” sahut Jessica cepat, merasa ngeri jika harus kembali ke tempat itu lagi, —yang ia duga adalah neraka.

“Bagus. Sekarang kau sudah tahu kalau kau harusnya akan langsung pergi ke tempat tadi setelah kematianmu. Kau bisa mengetahui alasannya saat menggali ingatan Anna nanti,”

“Kau harusnya bersyukur karena malam itu Anna Briel dengan bodoh mengakhiri kehidupannya di dunia ini. Jika tidak, aku tidak akan memberikan kesempatan padamu untuk dapat menebus dosa-dosamu di masa lalu dalam kehidupan kedua yang sudah kuberikan.”

“Jadi ini adalah sebuah kesempatan?”

“Ya. Karena itulah mulai sekarang kau akan hidup sebagai Anna Briel dan mewujudkan semua impian yang belum dicapainya akibat rasa putus asa yang membuatnya mengakhiri kehidupannya sendiri. Ku rasa kau sudah tahu alasannya melakukan hal itu.”

Seperti yang Dewa katakan, Jessica memang sudah mengetahui alasan kenapa Anna mengakhiri hidupnya. Ia mendapatkan ingatan dan sudah tahu alasan yang memicu rasa putus asa gadis itu hingga nekat melompat dari balkon apartemennya.

“Tapi… kalau aku hidup menggantikan Anna, bagaimana dengan kehidupan yang sudah ku perjuangkan? Bagaimana mungkin kau tega—”

“Sudah kukatakan kalau aku sedang memberikanmu kesempatan kedua. Kalau kau ingin kembali ke tubuhmu sekarang juga, aku akan mengabulkannya. Tapi kau akan langsung kukirimkan ke lautan api tadi. Kau mau?”

‘Tsk… Ancaman itu lagi…’

“Tidak. Maafkan aku.”

Dewa tersenyum sinis melihat ketidakberdayaan Jessica. “Apa kau merasa tidak percaya diri kalau kau akan mampu mendapatkan lagi semua hal yang pernah kau raih itu jika hidup sebagai Anna?”

Mendapat pertanyaan itu, Jessica yang tadinya sudah mulai menyesali semua perbuatannya pada Anna hingga menyebabkan kematian gadis itu, tiba-tiba merasa terhina. Jiwa kompetitifnya tertantang.

“Bagaimana mungkin aku tidak bisa melakukannya? Kau pikir mentalku akan selemah Anna jika harus hidup dalam keadaan miskin? Aku bahkan bisa mendapatkan kembali semua hal yang sudah pernah kuraih itu walau hidup dalam diri siapa pun!”

Dewa tahu itu. Karena itulah dia harus bersusah payah untuk membuat Jessica mau melakukan apa yang diinginkannya. Andai itu Anna, sang Dewa tidak sampai harus repot-repot menunjukkan neraka padanya, Anna pasti akan langsung mematuhi perintahnya.

“Benarkah?”

“Tentu saja!” sahut Jessica dengan penuh rasa percaya diri.

‘Lagian aku tinggal pergi ke apartemenku untuk mencuri kartu-kartu debit ku. Aku bisa hidup sebagai Anna dengan semua uang itu,’ pikir Jessica mengingat tabungan jutaan dolar yang ia miliki.

Baginya kini, tidak masalah jika ia harus kehilangan semua asset yang sudah ia kumpulkan dari usahanya selama belasan tahun, juga semua asset yang didapatkannya dari warisan mendiang kedua orang tuanya itu.

Selama dia bisa mengambil semua uang tabungannya untuk dapat makan dengan baik, juga memiliki tempat tinggal yang layak —yang akan dibelinya dengan uang tabungannya nanti—, dia akan merintis karir keaktrisannya lagi sebagai Anna tanpa perlu memikirkan keadaan ekonomi seperti yang sudah Anna alami semasa hidupnya. Semuanya tentu akan lebih mudah untuk dilakukan.

Dan yang terpenting, dia masih memiliki kesempatan hidup yang akan digunakannya untuk membalas dendam.

Selain itu dia juga masih memiliki seluruh ingatan dan perasaannya sendiri, yang akan membantunya untuk mencapai kesuksesan seperti yang pernah diraihnya.

“Bagus. Tapi ingat, kau juga harus memperbaiki sikap terkutukmu itu. Kau harus bisa menjadi manusia yang dapat menghargai sesamamu seperti yang sudah Anna lakukan dengan tulus sepanjang hidupnya. Jika kau berhasil melakukan kedua tugas itu, aku akan mengembalikan kalian berdua ke tubuh asli kalian lagi.”

Jessica sempat terdiam beberapa saat. Ia menggali ingatan Anna lagi untuk melihat bagaimana Anna menjalani kehidupannya, bagaimana Anna hidup sebagai orang baik berhati mulia yang sangat kontras dengan dirinya.

“Tidak masalah. Aku tinggal berakting sebagai orang baik saja, kan? Asalkan semua orang menganggapku sebagai orang baik seperti Anna, aku akan berhasil, kan?”

Mendengar jawaban itu, sang Dewa mendengus kesal sembari menggelengkan kepalanya berulang kali.

“Kalau begitu aku akan mengembalikan tempat ini seperti semula. Ingat, jangan sampai ada orang yang tahu kalau jiwamu lah yang kini telah hidup di dalam tubuh Anna. Kalau kau sampai memberitahukan siapa dirimu yang sebenarnya pada seseorang, kau akan langsung ku kirim ke neraka. Kau mengerti?”

“...Ya.”

“Hiduplah sebagaimana Anna biasanya dan lakukan dua hal yang kuperintahkan itu. Kau juga harus menganggap dirimu sebagai Anna mulai sekarang. Mengerti?”

“Aku mengerti.”

“Kalau begitu aku akan mengembalikan—”

“Tunggu! Sebentar…”

“Kau ingin menanyakan tentang balas dendam yang ingin kau lakukan pada manusia yang sudah membunuhmu dan yang sudah berusaha menodai Anna itu?” tanya Dewa, bisa mengetahui apa yang sedang Jessica pikirkan. —Sebenarnya Dewa juga mendengarkan semua pikiran Jessica sejak tadi dan tahu rencana Jessica untuk mencuri kartu debit dan ingin tinggal di salah satu apartemennya.

“Ya. Kau tidak akan menghukumku karena hal itu kan? Hitung-hitung…, anggap saja kalau aku sudah membantumu untuk menghukum manusia terkutuk itu. Bagaimana?”

“Selama kau tidak membunuhnya, aku tidak akan mempermasalahkannya.”

“Terima kasih!”

“Oh… satu lagi. Agar kau mendapatkan pengalaman yang lebih berarti, aku akan menghapus semua ingatanmu akan kata sandi semua kartu debitmu, juga kata sandi untuk mengakses 17 propertimu.”

Jessica yang sebelumnya sempat tersenyum sinis membayangkan apa yang akan ia lakukan pada tunangannya, mendadak terdiam. Bahkan, selain apa yang baru saja sang Dewa sebutkan, ia juga telah kehilangan ingatan akan tanda tangannya yang sebenarnya bisa digunakannya untuk menarik uang secara manual.

“Nah, selamat ting—”

“H-hei… Tunggu! Kau tidak bisa melakukan hal itu padaku!”

“Aku bisa. Aku sudah melakukannya, kan? Lagian aku cuma menghapus secuil ingatanmu. Kau tidak akan kesulitan.”

“A-apa? Kau breng— Aaaaaaaaahhhhhhh…!” Jessica merasakan aliran listrik mengalir dalam tubuhnya lagi tepat saat hendak mengumpat marah pada sang Dewa.

Kekuatan sambaran listrik itu jauh lebih besar dibandingkan yang ia rasakan tadi hingga membuatnya kehilangan kesadaran seketika.

❀❀❀❀❀❀❀

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Ahmed
dewa nya di lawan haha
goodnovel comment avatar
Anime Fans
tersiksa wkkkk
goodnovel comment avatar
Dimas
di tunggu lanjutanny
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status