Share

Bab 109

"Besok Mas bicara sama dia. Kalau kamu yakin, Mas akan bertindak tegas."

Aruna mengangguk. Ia segera memeluk suaminya lagi. Lalu malam berlalu begitu cepat. Paginya, Aruna mendadak malas bangun. Ia sengaja tiduran di atas ranjang sejak setelah Subuh.

Tentunya bersama baby Al yang sudah bangun lebih awal. Bayi kecil itu kini mulai bersuara riang. Entah apa yang ingin ia ucapkan, yang jelas ia sangat lucu.

"Sayang, kamu enggak bangun?" Zain baru saja masuk ke kamar. Ia baru saja keluar untuk mengambil air minum.

"Males. Lagi pengen tidur-tiduran. Perutku mual lagi, Mas."

Zain mendekat. Ia kembali mengusap kepala yang ditumbuhi rambut lebat itu. Lalu mencium kening Aruna yang wangi.

"Kangen lagi? Barusan mandi," sindir Zain sambil meringis.

"Iya, males mandi juga. Masa belum ada sejam udah mandi lagi. Rajin banget."

"Maklumin dong, Yang. Kan namanya juga pengantin baru. Enggak ada istilah liburnya." Kali ini pria itu tertawa lepas.

"Hem. Dasar laki-laki. Ke sana terus pikirannya."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status