Kejutan Anniversary

Kejutan Anniversary

last updateLast Updated : 2024-02-21
By:  Goresan Pena93Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 ratings. 14 reviews
111Chapters
68.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Diandra harus menerima kenyataan bahwa suaminya bahwa setelah pulang dari perjalanan jauh, pria itu membawa dua kado di dalam kopernya. Wanita itu hanya diminta mengambil hadiah di dalam kotak biru, sementara yang ia temukan adalah kotak merah. Untuk siapa sebenarnya hadiah berbalut kotak merah tersebut?

View More

Chapter 1

Bab 1

"Dia, aku liat mobil suamimu di jalan. Ada wanita masuk ke dalamnya. Tapi, aku enggak tau siapa wanita itu."

Diandra hanya tertawa saja menanggapi ucapan kakak iparnya itu. Mereka duduk di ruang tengah rumah orang tuanya di hari Minggu yang cerah. 

Baru saja Diandra datang dengan membawa buah tangan untuk ibunya, Mega langsung menarik tangan adik iparnya itu agar duduk mendengarkan berita apa yang ia akan sampaikan. Memberitahu apa yang ia lihat dua hari lalu. 

"Enggak mungkin, Mbak. Mas Dani itu keluar kota dua hari lalu. Enggak mungkin dia ada di Jakarta." Diandra tetap tidak percaya dengan ucapan kakak iparnya itu. 

"Tapi, Di. Aku bisa pastikan kalau yang aku lihat itu benar-benar suamimu." Mega meyakinkan sampai bola matanya melebar. 

"Terserah, Mbak, aja deh. Aku enggak bisa memastikan itu benar Mas Dani apa bukan. Yang jelas, aku percaya sama suamiku. Dia kerja untuk aku dan Aqila. Keluarga kami sudah lengkap, mustahil dia bersama wanita lain, untuk apa coba?" Lama-lama Diandra berubah kesal.

"Ya sudah kalau kamu enggak percaya. Nanti sepulang Mas Imran dari rumah sakit, kamu tanyakan saja padanya. Apakah aku berbohong atau tidak." Kakak ipar Diandra itu berdiri lalu pergi ke dapur menyusul mertuanya yang sedang memasak.

Pagi itu, setelah mengantar putrinya cek up penyakit jantung bawaan di rumah sakit, Diandra sengaja mampir ke rumah ibunya yang tak jauh dari rumahnya sendiri. Hanya berjarak sekitar lima kilometer. 

Niat hati ingin santai dan menikmati hari libur, malah mendengar ucapan kakak iparnya yang seolah tahu semua tentang kehidupan Diandra. Wanita yang duduk di kursi sendirian itu menghela napas panjang. Ia malah jadi kepikiran sepanjang duduk di sana. 

Istri mana yang bisa tenang ketika ada orang yang mengadu bahwa ia melihat suaminya dengan wanita lain. Namun, setelah 5 tahun pernikahan, selama ini sama sekali tak membuat Diandra berpikir sampai ke sana. 

Dani adalah sosok yang sangat baik di mata Diandra. Pria itu begitu lembut memperlakukan istrinya. Apa pun yang Dia minta, selalu dikabulkan. Bahkan bisnis yang sekarang sedang naik daun pun, sebagian sengaja atas nama Diandra. Sebagai bukti cinta Dani padanya, begitu kata lelaki itu.

Tak kurang-kurang wanita muda itu mengingat kebaikan Dani. Sang suami yang selalu terbuka apa adanya. Ponsel tak pernah dikunci, selalu Diandra buka tanpa larangan dari Dani. 

Ponsel Diandra bergetar ketika ia tengah melamun. Wanita berkerudung coklat susu itu membuka tas lalu meraih benda pipih di dalam. Di sana tampak nama sang suami tengah memanggil. 

Baru saja ingin diangkat, panggilan tiba-tiba terputus. Kening Dia berkerut. Ia segera membuka pesan dari suaminya itu. 

"Sayang, Mas pulang agak telat. Mungkin malam karena ada urusan yang tidak bisa ditinggal. Kamu mau dibawakan apa?" 

Diandra tersenyum membaca pesan dari Dani. Semakin hilang rasa curiga yang sempat mengganggu pikirannya. 

"Aku hanya ingin kamu segera sampai di rumah, Mas. Enggak perlu hadiah atau oleh-oleh apa pun."

Balasan untuk Dani pun telah terkirim. Wanita cantik itu kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia berdiri hendak menyusul ibu dan kakak iparnya di dapur. Namun, selangkah ke dalam, dari luar terdengar deru mobil masuk ke halaman rumah sederhana milik ibunya. 

Diandra membatalkan niatnya ke dapur. Ia memutuskan untuk melihat ke luar. Ketika sampai di dekat pintu, Dia melihat Imran keluar dari dalam mobil. 

"Loh, Dia. Kamu di sini? Udah lama?" Pria berpakaian dokter itu mendekat. 

"Belum, Mas. Habis nganterin Aqila periksa lagi langsung ke sini. Bosan di rumah terus."

"Oh." Imran manggut-manggut. "Mana Aqila?"

"Lagi tidur di kamar ibu. Kecapekan dia ha is mainan," balas Dia sambil mengikuti langkah kakaknya. 

Mereka pun segera masuk lagi dan berakhir di kursi tamu. Peluh membasahi kening Imran, tampak pria itu begitu lelah sekali. Dari arah dapur, Mega muncul dengan sepiring pisang goreng dan air putih untuk mereka. 

"Makan dulu, Dia, Mas!" Mega langsung duduk di sebelah suaminya. 

"Mas, bilang sama Dia, kalau kemarin itu kita liat suaminya di jalan. Dia enggak percaya aku kasih tau," ujar Mega sambil menatap suaminya. 

"Apa benar yang Mbak Mega bilang, Mas? Tapi, Mas Dani selama dua hari ini enggak di Jakarta." Dia mulai kesal saat Mega membahas hal itu lagi. 

Imran yang baru saja pulang dari rumah sakit pun menggaruk kepalanya. Sesungguhnya ia malas bercerita tentang hal yang akan menyakiti hati adiknya itu. Apalagi ditambah lelah setelah semalam menginap di rumah sakit karena pasien membludak. 

"Mas juga enggak salah liat, Dia. Enggak tau itu beneran Dani apa bukan. Mas juga lupa plat mobilnya berapa. Kau tanya Mega aja lah!"

Mega berdecak kesal dengan wajah merenggut. "Gimana sih, Mas! Jelas-jelas kamu juga bilang kalau yang kita liat kemarin itu si Dani. Masa udah lupa?" protes Mega dengan tatapan kesal pada suaminya. 

"Aku pusing, Dek. Mau istirahat dulu. Mau tidur aku. Capek banget karena semalam banyak pasien masuk. Dah lah, kalian ngobrol aja berdua. Aku mau ke kamar dulu." Pria dengan potongan rambut cepak itu berdiri lagi. Lalu bergegas pergi ke kamarnya. 

Mega dan Diandra sekarang saling diam. Mereka tak ada bicara lagi dan suasana rumah mendadak berubah hening. 

"Ada apa sih? Kenapa Ibu dengar dari belakang sepertinya kalian lagi ribut." Halimah datang dari dapur dan langsung duduk di antara anak dan menantunya itu. 

"Enggak ada apa-apa, Bu. Mega ke kamar dulu nyusul Mas Imran." Istri Imran itu pun langsung berdiri dengan kaki menghentak lantai menuju ke kamar. Ia pergi membawa rasa kesal, tetapi tak mau ada keributan. 

Halimah menghela napas panjang. Ia sudah menduga kalau antara anak dan menantunya pasti sudah terjadi sesuatu. 

Siang itu, ketika tiba waktu makan siang, Diandra berpamitan pada Halimah. Wanita muda itu beralasan ada acara dengan salah seorang temannya. Padahal, hanya ingin menghindari cerita-cerita penuh curiga dari Mega. 

Halimah mengangguk. Ia berpesan pada putrinya itu agar tidak masukkan ucapan Mega tadi ke dalam hati. Mungkin saja Mega salah lihat, begitu Halimah menasihati. Diandra pun mengiyakan ucapan ibunya. Ia segera keluar dan masuk ke dalam mobil lalu pulang ke rumah.

***

Malam itu, Dia berjalan mondar-mandir menanti kedatangan sang suami. Ia sudah tak sabar ingin bertemu Dani. Bolak-balik wanita dengan rambut panjang itu menatap jam dinding yang telah menunjuk pukul sebelas malam, Dani belum juga datang. 

Sesekali Diandra meremas piyama birunya karena khawatir. Ia mencoba melihat ponselnya yang tergeletak di atas meja ruang tengah. Tak ada pesan maupun panggilan dari Dani. Setelah menidurkan putrinya, Dia menanti kedatangan Dani sendirian. 

Mata sudah terasa berat, Dia merebahkan dirinya di sofa putih. Baru sekejap mata terpejam, ia mendengar suara mobil di luar sana. Wanita muda itu pun segera bangun lagi dan bergegas membuka pintu utama karena ia tahu, siapa yang baru saja datang. 

Kedua mata Diandra berbinar melihat Dani datang dengan koper besarnya. Mereka pun segera berpelukan, melepas rindu yang sudah tak terbendung lagi. 

"Maaf ya, Sayang. Mas pulangnya kemalaman. Habisnya macet." Lelaki gagah itu melepas pelukan. Lalu mengajak istrinya masuk ke dalam. 

"Yang penting Mas udah pulang. Aku sama Aqila kangen banget."

Dani tersenyum. Lalu mencium kening istrinya. "Mas juga kangen sama kalian. Oh ya, Mas mau ke kamar mandi dulu. Ada hadiah buat kamu di koper. Kotak warna biru, ya."

"Serius, Mas?" Diandra begitu bahagia mendengarnya. 

"Iya, Sayang. Ambil di koper, ya!" Dani bergegas melangkah ke kamar mandi yang ada di dekat dapur. 

Begitu suaminya itu pergi, Dia bergegas membuka koper hitam yang Dani bawa pulang tadi. Namun, saat membukanya malah melihat kotak beludru warna merah. Rasa penasaran pun membuat Dia ingin membuka kotak itu. Dia membukanya, tetapi bukan cincin yang didapatkan. Melainkan gelang emas yang sepertinya begitu mahal. 

Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, Dani keluar dari sana dan Diandra pun buru-buru memasukkan kotak merah itu ke dalam koper lagi. 

"Gimana? Udah ketemu?" tanya Dani sambil mengeringkan tangannya dengan tisu. 

"Belum, Mas. Mas taruh di mana sih?" bohong Diandra dengan wajah gugup.

Dani pun segera membuka kopernya begitu sampai di dekat sang istri. Lelaki tampan itu meraih kotak berwarna biru di bagian bawah lipatan baju dalam koper. 

"Nih, coba buka! Pasti kamu suka." 

Betapa terkejut, Diandra melihat kotak biru itu di tangan suaminya. Saat dibuka, ada cincin berlian dengan kilau permata di bagian tengah. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nada Azzah
Sukaaaaa SM ceritanya ......🫰
2024-12-30 09:04:36
0
user avatar
yenyen
kalau suka sama kuch kuch hota hai pasti suka ...
2024-07-04 04:58:51
0
user avatar
Mustika Dyah S
Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus ... ... ... ... ... Apik Apik Apik Apik Apik ... ... ... ... ... Jempol Jempol Jempol Jempol Jempol ... ... ... ... ... Good Good Good Good Good ...️ ...️ ...️ ...️ ...️
2024-04-19 11:31:27
0
user avatar
rose sutrisno
Baru baca nih... Boleh gak critain rinksan ceritanya? soalnya baca bab terahir kok ada nama aruna, tak sinkron dg nama tokoh2 di awal² bab...
2024-03-07 10:39:10
0
user avatar
Isabella
Baru baca udah seru kayaknya
2024-01-22 19:42:47
0
user avatar
Yunie
Seru Kak. Semangat update ya
2024-01-01 08:18:36
0
user avatar
Desi Kurniawan
Bagus ceritanya, lanjut ya
2024-01-01 07:57:30
0
user avatar
Pratama
keren gan, lanjut
2023-12-28 13:41:11
0
user avatar
irma_nur_kumala
dibuat penasaran sama ceritanya...kereen nih
2023-12-25 21:31:26
0
user avatar
Meriatih Fadilah
selalu dinanti, sudah masuk pustaka juga , lanjut baca nanti, semangat Thor
2023-12-25 13:07:41
0
user avatar
Safiiaa
keren cerita, Sayang. jan lama-lama updatenya nanti rindu...
2023-12-25 11:21:19
0
user avatar
Aqilanurazizah
Keren banget ceritanya
2023-12-25 09:36:37
0
user avatar
icher
akhirnya Nemu juga novel sekeren ini. Cusss marathon baca. Mumpung masih dikit bab nya
2023-12-25 08:09:41
0
user avatar
Goresan Pena93
Terima kasih, Teman-teman. Dukung cerita saya terus, ya ...️
2023-12-24 08:01:51
2
111 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status