Share

Bab 14 Pengakuan Istri Pertama

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-04-23 09:40:31

"Lucu sekali. Baru kemarin kamu masuk rumah sakit membuat semua orang di rumah ini panik, Lalu semua menuduhku sudah meracuni mu. Dan sekarang kamu malah sok baik padaku, seolah jadi penyelamat." Adelia mencibir, menatap sinis Arabella yang sedang mengobati lukanya.

Arabella menarik napas, ia memilih diam, dan kembali menyeka luka di betis Adelia perlahan.

"Kamu benar-benar licik, Bella. Hidupku di rumah ini sudah cukup menyakitkan—aku selalu diperlakukan seperti bayangan, seolah tak pernah ada. Jangan tambahkan penderitaanku dengan pura-pura peduli."

Air mata Adelia jatuh perlahan, satu per satu, membasahi pipinya yang pucat.

"Aku tidak peduli bagaimana semua orang di rumah ini memperlakukan aku seolah aku tak berharga. Aku juga tak keberatan bekerja dari pagi sampai malam seperti pembantu. Satu-satunya hal yang kuinginkan hanyalah agar adikku bisa sekolah, punya masa depan yang lebih baik daripada aku." lanjutannya.

Tangisnya semakin pecah, bukan karena luka di betis atau amarahnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 15 Keributan Pagi

    "Sudah berani dia kurang ajar," desis Devina tajam, suaranya meninggi. "Menantu macam apa yang tak tahu diri? Mengira rumah ini hotel, tinggal, makan, tidur seenaknya!"Samuel meneguk tehnya perlahan, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih di dada. "Mama, Adelia sedang sakit. Untuk sekadar turun dari tempat tidur saja dia kesulitan, apalagi diminta ke dapur untuk masak."Devina mencibir sinis. "Justru karena itu dia harus memaksakan diri. Sudah numpang kok kerjanya hanya tidur-tiduran. Harusnya dia bangun dan melayani kita yang memberi dia makan dan uang sekolah adiknya. Mau kondisinya sedang sakit atau tidak! Jangan biasakan dia bersikap manja."Selly, yang sejak tadi duduk bersandar santai dengan kaki disilangkan, ikut menimpali sambil memelintir rambutnya. "Sakit? Ah, itu cuma alasan klasik. Pasti lagi akting aja tuh. Ingin cari perhatian dari Kak Samuel.""Adelia, tidak pura-pura. Dia benar-benar sakit," ujar Samuel, suaranya masih terjaga, tapi matanya mulai menajam.Di ujung

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 16 Bukan Saingan

    Tok… tok… tok."Kak Adel, ini aku Bella. Aku bawakan makanan dan obat. Boleh aku masuk?" serunya pelan.Tak ada jawaban untuk beberapa detik, hanya sunyi. Tapi tak lama kemudian terdengar suara lemah dari dalam."Iya… masuk saja."Arabella membuka pintu perlahan. Ia langsung melihat sosok Adelia yang masih duduk di ranjang, menyelimuti setengah badannya. Wajahnya pucat, matanya sembab—akibat menangis semalaman.Dengan hati-hati, Arabella meletakkan nampan di meja kecil dekat ranjang, lalu duduk di sisi tempat tidur."Tadi malam kamu bisa tidur nyenyak?" tanyanya.Adelia mengangguk sedikit, tapi tak langsung menjawab. Ia menatap langit-langit kamar sejenak, lalu menarik napas pendek."Iya... akhirnya bisa tidur. Baru kali ini aku tidur sendiri di kamar sebesar ini... dan kasur selembut ini." Suaranya nyaris seperti gumaman.Arabella mengerjap. Matanya membulat perlahan, mencoba mencerna maksud dari kata-kata itu. "Maksudnya... selama kamu tinggal di sini, nggak punya kamar sendiri?"Ad

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 17 Menjadi Sahabat

    Tiga hari setelah istirahat, Adelia sudah cukup pulih untuk bisa keluar kamar. Rasa nyeri di betisnya tak lagi terasa sakit, meski bekasnya masih tampak. Ia melangkah perlahan ke dapur, merasa sedikit lelah tapi juga ingin melakukan sesuatu.Saat membuka pintu dapur, Adelia melihat Arabella di sana. Arabella mengenakan celemek merah muda yang cerah, dan wajahnya terlihat segar meski belum memakai bedak. "Akhirnya bangun juga!" Arabella menyambut Adelia dengan senyum riang. "Baru saja aku mau mengetuk pintu kamarmu."Adelia menatap Arabella dengan sedikit heran. "Kamu ngapain di sini pagi-pagi?" tanyanya."Aku mau bantu kamu siapkan sarapan," jawab Arabella. "Tidak perlu, aku sudah terbiasa masak sendiri," Adelia menolak.Arabella merengut, berkaca pinggang. "Jangan bilang begitu. Lagipula, kamu belum boleh berdiri lama-lama, kan?"Adelia tersenyum, merasa terharu karena Arabella begitu peduli pada kondisinya. "Kalau tidak mulai gerak, nanti malah kaku semua," katanya. "Lagipula... aku

    Last Updated : 2025-04-24
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 18 Ada Udang dibalik Batu

    Beberapa minggu telah berlalu sejak Arabella dengan berani membela Adelia dan Amelia di depan semua anggota keluarga. Devina dan Selly jelas tidak menyukai hal itu."Sejak kapan Bella lebih memilih Adelia daripada aku?" kata Selly dengan nada iri. "Dulu, saat Arabella baru bergabung dengan keluarga ini, akulah yang pertama menyambutnya. Kami sering berbelanja bersama, ngopi bareng di kafe, dan berbagi cerita. Tapi sekarang, lihat Ma! Bella lebih membela perempuan itu seolah-olah mereka saudara kandung!""Iya, Mama juga heran sama Bella," tambah Devina. "Jangan-jangan si Bella terkena guna-guna gadis kampung!"Bagi mereka, Arabella seharusnya tahu diri sebagai menantu kedua. Jika bukan Devina yang membujuk putranya, Samuel. Samuel tidak akan mau memiliki dua istri. Jadi tak seharusnya Arabella membela Adelia, yang mereka anggap sebagai "Benalu" di rumah itu."Aku benar-benar tidak terima dia membela perempuan tidak berguna seperti Adelia," kata Selly dengan nada keras. "Dulu Bella sang

    Last Updated : 2025-04-25
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 19 Liburan Keluarga

    Dua Mobil terparkir rapi di pelataran villa mewah yang dikelilingi pepohonan pinus tinggi menjulang. Udara sejuk khas puncak pegunungan menyambut kedatangan mereka."Wow... tempatnya indah sekali," gumam Adelia sambil memeluk jaketnya, memandang ke arah balkon villa yang menghadap lembah hijau.Villa milik keluarga Widyantara memancarkan kesan megah dan elegan dengan desain bergaya klasik modern. Bangunan dua lantai ini berdiri kokoh di tengah lahan seluas dua hektar. Halamannya yang luas dikelilingi oleh pepohonan pinus, sementara sebuah sungai kecil mengalir tenang di bagian belakangnya.Saat semua orang sibuk menurunkan tas dari bagasi, Selly mendekati ibunya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh sindiran. "Norak banget sih, kayak nggak pernah lihat rumah," bisik Selly sambil mencibir Adelia.Devina menahan tawa. "Maklum, orang kampung. Biarkan saja dia merasa nyaman dulu… nanti kita tarik karpetnya. Biar dia jatuh sejatuh-jatuhnya."Di dalam villa, suasana hangat mulai

    Last Updated : 2025-04-25
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 20 Masuk Jebakan

    Setelah acara makan malam selesai, semua duduk berkumpul di sekitar api unggun. Tapi Adelia, memilih sibuk di dapur. Ia tak ingin memaksakan kebersamaan yang terasa canggung. "Adelia," panggil Devina sambil tersenyum, menyodorkan jaket pria berwarna gelap. "Tolong taruh ini di kamar Samuel, ya." Adelia mengernyit pelan. "Maaf Ma, tapi aku lagi repot cuci piring, mungkin lebih baik Mbak Ririn saja yang—" "Enggak usah repot di dapur. Kamu kan tamu disini, biarkan mbak Ririn yang cuci, kamu taruh ini keatas. Lagipula kamu lebih tahu di mana biasanya Samuel taruh jaket." potong Devina lembut, tapi matanya menyiratkan perintah yang tak bisa dibantah. Dengan ragu, Adelia mengangguk dan melangkah naik keatas menuju ke kamar Samuel dan Arabella, sambil membawa jaket yang tergantung di lengannya. Sementara itu, di sisi lain villa, Selly mendekati Samuel dengan gaya manja yang dibuat-buat. "Kak, aku lupa... tas makeup aku kayaknya ketinggalan di kamarmu. Tadi aku numpang touch up sebentar

    Last Updated : 2025-04-25
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 21 Salah Paham

    Karena kaget, Adelia tanpa sadar memeluk lengan Samuel yang ada di sebelahnya. Tapi karena posisi mereka begitu dekat, Samuel ikut tersentak dan kehilangan keseimbangan.Dalam sekejap, tubuh Samuel terbaring di ranjang… Adelia ikut jatuh tepat di atasnya.Waktu terasa sedang berhenti.Mata mereka saling bertemu. Beberapa detik jadi terasa asing—hanya ada suara detak jantung yang menggema di telinga mereka.Adelia terdiam diatas dada Samuel, napasnya memburu, matanya membulat menatap wajah Suaminya dari jarak dekat.Samuel tak bergerak. Matanya mengunci pada wajah Adelia, yang berada persis diatasnya, jarak mereka hanya beberapa inci, hingga napasnya menyentuh pipi Adelia.“Adel…” bisiknya pelan.“Mas?” lirih Adelia, dirinya seperti terjebak antara kenyataan dan khayalan.Di tengah posisi yang tak biasa, dengan jarak yang sangat dekat hingga nyaris tidak ada ruang di antara mereka. Tiba-tiba, suara berdecit terdengar.*Klik...Pintu kamar terbuka perlahan.Adelia dan Samuel reflek meno

    Last Updated : 2025-04-26
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 22 Waktunya Bicara

    Pagi mulai menyingsing. Meski matahari belum terbit sepenuhnya, kicauan burung terdengar riang dari balik jendela. Semalaman suntuk Adelia nyaris tak memejamkan mata. Hatinya gelisah, pikirannya terus melayang pada sosok Arabella."Bagaimana jika dia benar-benar membenciku? Apa yang harus aku lakukan...""Kenapa aku bisa terus terjebak begini..." lirihnya. Wajahnya memancarkan kelelahan dan rasa frustrasi yang mendalam.Kesalahpahaman yang terjadi semalam benar-benar mengacaukan hubungan baiknya dengan Arabella. Semalaman ia mencari cara, berharap ada jalan agar Arabella mau mendengarkan penjelasannya."Semoga belum terlambat..." gumamnya penuh harap.Di sampingnya, Amelia masih terlelap. Perlahan, Adelia bangkit dari tempat tidur. Ia merasa haus dan memutuskan untuk keluar kamar.Namun saat membuka pintu, langkahnya seketika terhenti. Matanya membelalak melihat Samuel—suaminya—terbaring di sofa ruang tengah."Mas...? Kenapa dia tidur di sini? Apa semalam Arabella tak mengizinkannya m

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 47 Perintah Jusuf

    Tiga bulan telah berlalu sejak rencana licik Devina dan Selly dimulai. Isabella kini sudah berusia lima bulan, tumbuh dengan sehat dan ceria. Adelia semakin dekat dengan Isabella, merasakan ikatan yang kuat seolah-olah dia benar-benar ibunya. Sikapnya yang berani semakin terlihat, terutama saat mengatur keperluan Samuel dan Isabella. Namun, di balik kebahagiaan yang tampak, tersembunyi perasaan cemas yang tak terlihat.Samuel belum mau membuka diri padanya. Jarak emosional antara mereka masih terasa jauh, Adelia bertanya-tanya kapan dia bisa benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini."Samuel, ayo ke ruang kerja sebentar," panggil Jusuf, meminta putranya menemui dia. Di sana. Jusuf mempersilakan Samuel duduk di ruang kerjanya, "Samuel, Papa tahu ini bukan waktu yang mudah bagimu untuk menerima Adelia sebagai istri seutuhnya." kata Jusuf dengan nada lembut. Samuel terdiam sejenak, merenungkan kata-kata ayahnya. "Jadi, menurut Ayah, aku harus menerima Adelia sebagai bagian dari hid

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 46 Panggilan Sayang

    Selesai sarapan, Adelia langsung menemui Isabella di kamarnya.Isabella sudah bangun sehat tadi, tapi ia tidak rewel, hanya berbaring manis di dalam baby box. Mata mungilnya itu menatap Adelia, dan langsung tertawa senang melihat kehadiran ibu sambungnya."Selamat pagi bayi cantik..." Adelia mengangkat Isabella dari baby box dan menggendongnya dengan lembut. Tubuh mungil itu terasa hangat dan wangi, membuat hati Adelia langsung luluh. Isabella menggenggam jari telunjuk Adelia. Bibirnya terbuka memperlihatkan gusinya yang tidak bergigi."Sayang, kamu suka memegang jari mama ya," seruan lembut Adelia.Adelia tersadar kalau sudah waktunya mengganti popok. Ia meletakkan Isabella di atas meja ganti yang sudah tertata rapi di sudut kamar.Adelia membuka popok Isabella. “Wah, anak mama ini pinter banget, nggak rewel padahal popoknya sudah basah,” ujarnya sambil tersenyum. Ia mengambil tisu basah, membersihkan dengan hati-hati, lalu mengganti popok lama dengan yang baru.Setelah selesai, “Na

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 45 Bukan Adelia yang Dulu Lagi

    Amelia melotot ke arah Fitri, pisau di tangannya berhenti bergerak. "Jangan ganggu Kakakku lagi," pekiknya, nadanya mengandung ancaman yang tak main-main.Fitri tertawa penuh ledekan, "Wah, adikmu sekarang galak juga, Mbak Adel. Terlalu lama ditinggal, kali ya? Kasian."Adelia meletakan spatula di sebelah wajan panas, lalu meraih wadah garam di dekat kompor. Kemudian melangkah, berdiri tepat di hadapan Fitri.Sebelum Fitri bisa bereaksi, Adelia mencengkeram rahangnya dengan satu tangan, mencengkeram seperti penjepit baja."Kamu sudah tega memfitnah aku, kan?" serunya tajam. "Sekarang rasakan ini—biar lidahmu mati rasa, seperti hati nuranimu yang sudah beku!" ledek Adelia, trus memasukan garam ke mulut Fitri sampai wadah itu kosong.Fitri terkejut, menepis panik, namun Adelia tidak melepaskan, tenaganya kuat.Setelah di lepas, Fitri terbatuk-batuk keras, wajahnya merah karena rasa garam yang menusuk di lidahnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Fitri berlari ke wastafel dan membasuh mulutn

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 44 Kesepakatan

    "Aku tahu, Mas… kamu masih berduka dan merasa kehilangan. Aku pun merasakannya, aku kehilangan sahabat yang sudah seperti saudara sendiri. Tapi jangan pernah lupa, Isabella masih di sini. Dia membutuhkan seorang ibu. Dan aku siap menjadi ibu sambungnya, bila kamu mengizinkan."Samuel menunduk, sorot matanya gelap dan bingung, seperti tersesat di tengah hujan yang tak kunjung reda.Adelia melanjutkan, "Lewat mimpi, Arabella datang padaku. Dia menitipkan Isabella, entah mas mau percaya atau tidak. Tapi sejak saat itu, aku merasa ada yang berubah, hidupku punya tujuan lain. Bukan hanya Amelia tapi juga Isabella," ucapnya lirih.Samuel terpaku. Hatinya seperti diiris perlahan. Ia tak tahu harus menjawab apa. Hanya dadanya yang sesak, dan matanya yang mulai memanas.Setelah hening beberapa saat, Samuel kembali menatap Adelia lama, sorot matanya mulai melunak. Seolah beban yang selama ini ia pikul perlahan-lahan turun dari pundaknya."Kalau mimpi itu benar… dan kalau kamu benar-benar ingin

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 43 Rasa Penyesalan

    Setelah Adelia selesai mandi dan berpakaian, ia pergi ke kamar Isabella dan memeriksa keadaannya.Adelia menyunggingkan senyum memandangi Isabella yang masih tertidur. "Kamu kenyang ya minum susu, sampai tidur terlelap begini," gumamnya pelan, sambil membelai pipi Isabella menggunakan telunjuknya dengan gerakan lembut.Bayi mungil itu tetap tenang di bawah selimut tipis bergambar kelinci, dengan bibir mungil sedikit terbuka. Aroma susu kaleng masih samar tercium dari botol susu di meja kecil sebelah ranjang.Brak!Pintu kamar terbuka keras hingga membuat Adelia menoleh kaget. Isabella bergerak gelisah dalam tidurnya, merengek pelan. Di ambang pintu, berdiri Samuel—suaminya—dengan wajah kusut penuh amarah."Mas..." gumam Adelia pelan, buru-buru berdiri."Bukankah Mama sudah menyuruhmu menandatangani surat cerai?" suaranya terdengar dingin dan sinis.Adelia mengerutkan dahinya. Ia menoleh sebentar pada Isabella yang kembali terlelap, lalu melangkah pelan ke arah Samuel dan menutup pintu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 42 Adelia diterima Kembali

    “Saya... mohon maaf, Nyonya. Saya tidak sanggup lagi. Sudah tiga hari saya kurang tidur, lebih baik saya mengundurkan diri.” ucap babysitter yang terlihat kelelahan dengan nada putus asa.Tanpa menunggu jawaban dari sang majikan, ia menyerahkan bayi Isabella ke pelukan Devina, lalu bergegas keluar rumah dengan langkah terburu-buru.Devina terpaku. Tangisan Isabella makin nyaring, membuat kepalanya pening. Ia memandang cucunya sejenak, lalu buru-buru menyerahkannya ke Selly. “Kamu gendong dia! Bikin dia diam!”Selly panik. “Ih... Mama, Selly nggak tahu caranya, mana pernah aku pernah gendong bayi!” Wajahnya tegang, tangannya kaku saat mencoba mengangkat Isabella—yang justru membuat keponakannya menangis semakin keras.Di tengah kekacauan itu, Adelia melangkah maju. Tanpa berkata apapun, ia mengambil Isabella dari tangan Selly yang gemetaran. Dengan gerakan lembut dan mantap. Isabella langsung ditenangkan. Suara tangisnya pun mereda, tubuh kecilnya bersandar nyaman di dada hangat Adelia

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 41 Perlawanan Keras Adelia

    "Jadi ini... yang Mama tunggu-tunggu sejak saya keluar dari penjara?" tanya Adelia pelan.Adelia memandangi surat cerai itu tanpa menjamahnya. Tubuhnya masih lelah, tapi matanya menyala dengan berani, sebelum melangkah masuk ke dalam rumah ini lagi, Adelia sudah menduga kalau akan ada kejutan lain."Jangan main drama. Kau seharusnya bersyukur saya masih mau kasih kamu uang kalau kamu mau tandatangan," sindir Devina, menyeringai sinis.Adelia menggeleng. "Saya tidak peduli berapa banyak uang yang Ibu tawarkan. Seratus juta... bahkan satu miliar pun, saya tetap tidak akan tanda tangan surat cerai itu."Devina mendengus, wajahnya menegang, lalu membentak, "Dasar perempuan licik! Sudah mencoreng nama baik keluarga, masih juga bermimpi hidup di sini! Apa sebenarnya yang membuatmu bertahan, hah? Uang? Atau kau pikir Samuel masih menginginkanmu?!"Adelia menarik napas panjang, suaranya bergetar tapi penuh tekad. "Tolong jangan paksa saya, Ma. Saya bertahan karena saya masih ingin menjadi bag

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 40 Adelia Keluar Dari Penjara

    Sebulan kemudian. Pagi itu, seperti biasa, udara di blok tahanan masih lembap dan sunyi. Adelia baru saja selesai melipat selimut ketika suara langkah cepat petugas terdengar di lorong. “AdelIa Widyantara,” suara tegas itu memanggil dari balik jeruji, “Bawa semua barangmu. Kamu dipanggil ke kantor administrasi.” Adelia menoleh dengan bingung, jantungnya berdetak cepat. “Semua barang saya, Bu?” tanyanya ragu. Petugas itu mengangguk singkat. “Ya. Sekarang!” Seketika, wajah Sukma berubah tegang. Ia melangkah maju dengan emosi yang langsung membara. “Apa-apaan ini? Adel mau dipindahin ke sel isolasi?!” “Sukma!” tegur Paula cepat, mencoba menahan temannya yang sudah setengah siap ribut. Namun petugas itu hanya menggeleng dan berkata datar, “Tenang saja. Adelia tidak dipindahkan ke mana-mana. Dia… dibebaskan. Suaminya menyewa pengacara, dan semua tuntutan atas kematian Ny.Arabella telah dicabut. Tidak ada lagi yang menahan dia di sini.” Adelia membeku di tempat. Kata-kata pet

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 39 Amelia Datang Berkunjung

    "Kak, aku sangat merindukanmu." Amelia memeluk Adelia.Adelia menangis ketika melihat adiknya datang. Ia merasa bahagia bisa bertemu dengan adiknya, meskipun dalam situasi yang sulit.Amelia memperhatikan wajah kakaknya dengan hati gembira, matanya berbinar meski terselip bayang-bayang kekhawatiran yang sulit disembunyikan. "Kak, aku bersyukur kakak terlihat sehat dan lebih bugar dari yang kukira,"Amelia lalu menelusuri wajah dan lengan Adelia dengan sorot mata yang penuh perhatian. Ia mencari bekas luka, memar, atau tanda-tanda kelelahan yang mungkin tersembunyi di balik senyum yang kakaknya paksakan. Namun, tak ia temukan apapun yang janggal."Kakak baik-baik saja dek... Selama di penjara tidak ada yang menyakiti kakak." Adelia mencoba menenangkan adiknyaAmelia mendengus, ia tahu kakaknya ini tipe yang kuat dan selalu berusaha tampak baik-baik saja, walaupun hatinya menangis.Adelia memeluk Amelia lagi, kali ini lebih erat. "Kakak juga senang, kamu baik-baik saja. Bagaimana sekola

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status