Share

Bab 42 Adelia diterima Kembali

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-05-03 21:59:14

“Saya... mohon maaf, Nyonya. Saya tidak sanggup lagi. Sudah tiga hari saya kurang tidur, lebih baik saya mengundurkan diri.” ucap babysitter yang terlihat kelelahan dengan nada putus asa.

Tanpa menunggu jawaban dari sang majikan, ia menyerahkan bayi Isabella ke pelukan Devina, lalu bergegas keluar rumah dengan langkah terburu-buru.

Devina terpaku. Tangisan Isabella makin nyaring, membuat kepalanya pening. Ia memandang cucunya sejenak, lalu buru-buru menyerahkannya ke Selly. “Kamu gendong dia! Bikin dia diam!”

Selly panik. “Ih... Mama, Selly nggak tahu caranya, mana pernah aku pernah gendong bayi!” Wajahnya tegang, tangannya kaku saat mencoba mengangkat Isabella—yang justru membuat keponakannya menangis semakin keras.

Di tengah kekacauan itu, Adelia melangkah maju. Tanpa berkata apapun, ia mengambil Isabella dari tangan Selly yang gemetaran. Dengan gerakan lembut dan mantap. Isabella langsung ditenangkan. Suara tangisnya pun mereda, tubuh kecilnya bersandar nyaman di dada hangat Adelia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 43 Rasa Penyesalan

    Setelah Adelia selesai mandi dan berpakaian, ia pergi ke kamar Isabella dan memeriksa keadaannya.Adelia menyunggingkan senyum memandangi Isabella yang masih tertidur. "Kamu kenyang ya minum susu, sampai tidur terlelap begini," gumamnya pelan, sambil membelai pipi Isabella menggunakan telunjuknya dengan gerakan lembut.Bayi mungil itu tetap tenang di bawah selimut tipis bergambar kelinci, dengan bibir mungil sedikit terbuka. Aroma susu kaleng masih samar tercium dari botol susu di meja kecil sebelah ranjang.Brak!Pintu kamar terbuka keras hingga membuat Adelia menoleh kaget. Isabella bergerak gelisah dalam tidurnya, merengek pelan. Di ambang pintu, berdiri Samuel—suaminya—dengan wajah kusut penuh amarah."Mas..." gumam Adelia pelan, buru-buru berdiri."Bukankah Mama sudah menyuruhmu menandatangani surat cerai?" suaranya terdengar dingin dan sinis.Adelia mengerutkan dahinya. Ia menoleh sebentar pada Isabella yang kembali terlelap, lalu melangkah pelan ke arah Samuel dan menutup pintu

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 44 Kesepakatan

    "Aku tahu, Mas… kamu masih berduka dan merasa kehilangan. Aku pun merasakannya, aku kehilangan sahabat yang sudah seperti saudara sendiri. Tapi jangan pernah lupa, Isabella masih di sini. Dia membutuhkan seorang ibu. Dan aku siap menjadi ibu sambungnya, bila kamu mengizinkan."Samuel menunduk, sorot matanya gelap dan bingung, seperti tersesat di tengah hujan yang tak kunjung reda.Adelia melanjutkan, "Lewat mimpi, Arabella datang padaku. Dia menitipkan Isabella, entah mas mau percaya atau tidak. Tapi sejak saat itu, aku merasa ada yang berubah, hidupku punya tujuan lain. Bukan hanya Amelia tapi juga Isabella," ucapnya lirih.Samuel terpaku. Hatinya seperti diiris perlahan. Ia tak tahu harus menjawab apa. Hanya dadanya yang sesak, dan matanya yang mulai memanas.Setelah hening beberapa saat, Samuel kembali menatap Adelia lama, sorot matanya mulai melunak. Seolah beban yang selama ini ia pikul perlahan-lahan turun dari pundaknya."Kalau mimpi itu benar… dan kalau kamu benar-benar ingin

    Last Updated : 2025-05-04
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 45 Bukan Adelia yang Dulu Lagi

    Amelia melotot ke arah Fitri, pisau di tangannya berhenti bergerak. "Jangan ganggu Kakakku lagi," pekiknya, nadanya mengandung ancaman yang tak main-main.Fitri tertawa penuh ledekan, "Wah, adikmu sekarang galak juga, Mbak Adel. Terlalu lama ditinggal, kali ya? Kasian."Adelia meletakan spatula di sebelah wajan panas, lalu meraih wadah garam di dekat kompor. Kemudian melangkah, berdiri tepat di hadapan Fitri.Sebelum Fitri bisa bereaksi, Adelia mencengkeram rahangnya dengan satu tangan, mencengkeram seperti penjepit baja."Kamu sudah tega memfitnah aku, kan?" serunya tajam. "Sekarang rasakan ini—biar lidahmu mati rasa, seperti hati nuranimu yang sudah beku!" ledek Adelia, trus memasukan garam ke mulut Fitri sampai wadah itu kosong.Fitri terkejut, menepis panik, namun Adelia tidak melepaskan, tenaganya kuat.Setelah di lepas, Fitri terbatuk-batuk keras, wajahnya merah karena rasa garam yang menusuk di lidahnya. Dengan langkah tergesa-gesa, Fitri berlari ke wastafel dan membasuh mulutn

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 46 Panggilan Sayang

    Selesai sarapan, Adelia langsung menemui Isabella di kamarnya.Isabella sudah bangun sehat tadi, tapi ia tidak rewel, hanya berbaring manis di dalam baby box. Mata mungilnya itu menatap Adelia, dan langsung tertawa senang melihat kehadiran ibu sambungnya."Selamat pagi bayi cantik..." Adelia mengangkat Isabella dari baby box dan menggendongnya dengan lembut. Tubuh mungil itu terasa hangat dan wangi, membuat hati Adelia langsung luluh. Isabella menggenggam jari telunjuk Adelia. Bibirnya terbuka memperlihatkan gusinya yang tidak bergigi."Sayang, kamu suka memegang jari mama ya," seruan lembut Adelia.Adelia tersadar kalau sudah waktunya mengganti popok. Ia meletakkan Isabella di atas meja ganti yang sudah tertata rapi di sudut kamar.Adelia membuka popok Isabella. “Wah, anak mama ini pinter banget, nggak rewel padahal popoknya sudah basah,” ujarnya sambil tersenyum. Ia mengambil tisu basah, membersihkan dengan hati-hati, lalu mengganti popok lama dengan yang baru.Setelah selesai, “Na

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 47 Perintah Jusuf

    Tiga bulan telah berlalu sejak rencana licik Devina dan Selly dimulai. Isabella kini sudah berusia lima bulan, tumbuh dengan sehat dan ceria. Adelia semakin dekat dengan Isabella, merasakan ikatan yang kuat seolah-olah dia benar-benar ibunya. Sikapnya yang berani semakin terlihat, terutama saat mengatur keperluan Samuel dan Isabella. Namun, di balik kebahagiaan yang tampak, tersembunyi perasaan cemas yang tak terlihat.Samuel belum mau membuka diri padanya. Jarak emosional antara mereka masih terasa jauh, Adelia bertanya-tanya kapan dia bisa benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini."Samuel, ayo ke ruang kerja sebentar," panggil Jusuf, meminta putranya menemui dia. Di sana. Jusuf mempersilakan Samuel duduk di ruang kerjanya, "Samuel, Papa tahu ini bukan waktu yang mudah bagimu untuk menerima Adelia sebagai istri seutuhnya." kata Jusuf dengan nada lembut. Samuel terdiam sejenak, merenungkan kata-kata ayahnya. "Jadi, menurut Ayah, aku harus menerima Adelia sebagai bagian dari hid

    Last Updated : 2025-05-05
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 48 Liburan Keluarga

    "Kak, kita terbang, Kak! Kita di udara!" seru Amelia dengan mata berbinar, wajahnya menempel di jendela kecil pesawat.Sementara Amelia bersorak antusias, Adelia justru menahan napas panjang. Ia duduk di bangku pesawat dengan tubuh sedikit kaku, sambil menggendong Isabella. Ini adalah kali pertama ia dan Amelia naik pesawat terbang. "Kota jakarta jadi kelihatan kecil dari atas sini," ujar Amelia, masih menatap ke luar jendela.Isabella merengek sebentar lalu tenang dalam pelukan Adelia, namun jeda beberapa menit Isabella merengek lagi.Adelia mencoba mengayun pelan, menepuk-nepuk punggung bayi itu, tapi tak berhasil. Wajahnya mulai memerah, antara panik dan malu karena dilihat banyak orang.Samuel berdiri dan segera meraih tas bayi, mengambil empeng dan botol susu cadangan. “Sini aku bantu tenangin Ica,” bisiknya pelan.Adelia menggeleng sambil memaksakan senyum. “Nggak apa-apa kok Mas, Aku coba dulu tenangin dia dulu.”Tapi Samuel tetap meraih putrinya dengan hati-hati dari pelukan

    Last Updated : 2025-05-06
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 49 Malam Pertama

    Malam pun tiba.Di dalam kamar yang bernuansa hangat dan harum melati, Adelia meletakkan Isabella ke boks bayi yang sudah disiapkan. Samuel duduk di ujung ranjang, memainkan ponselnya. Suasana kamar begitu hening.“Aku tahu ini aneh,” ujar Adelia pelan. “Tapi tenang saja, Mas. Aku nggak akan ganggu. Kalau kamu mau akun tidur di sofa pun tak masalah.”Samuel menurunkan ponselnya perlahan, menatap. “Kamu enggak usah tidur di sofa, tempat tidur ini cukup besar. Kita bisa tidur di sisi masing-masing," ucap Samuel.Jawaban Samuel, membuat Adelia jadi deg-degan. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berbagi ruang pribadi seperti ini.Adelia jadi deg-degan mendengar ucapan Samuel. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berb

    Last Updated : 2025-05-06
  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 50 Guyuran Air Hujan

    “Mas, ayo… kamu bisa sakit kalau terus di luar seperti ini,” ucap Adelia, terdengar pelan, kalah oleh deru hujan.Samuel akhirnya bergerak, namun langkahnya lambat, seolah masih terhanyut dalam pikirannya. Adelia menariknya memberi tanda agar ia berjalan lebih cepat menuju vila.Begitu pintu villa tertutup, udara dingin langsung menyeruak ke seluruh tubuh Adelia dan Samuel yang basah kuyup. Air hujan menetes dari rambut mereka, membasahi lantai kayu."Mas, sini... pakai handuk dulu," ucap Adelia, mengulurkan handuk besar berwarna putih ke arah Samuel.Samuel menerima handuk itu tanpa banyak bicara, mengusap rambutnya pelan. Adelia juga meraih satu lagi untuk dirinya, menyekakan air yang menetes di wajah.Sebenarnya, dalam benak Adelia ada timbul banyak pertanyaan. Apa yang kau pikirkan, Mas? Kenapa kamu di luar sana, berdiri sendiri, menantang hujan seperti itu?Tapi Adelia menahan diri. Ini bukan saatnya. Mereka sudah cukup lelah. Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, hujan belum

    Last Updated : 2025-05-06

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 55 Membuka Hati

    “Setelah keluar dari penjara... Kenapa kamu tidak mau tanda tangan surat cerai itu? Kenapa masih memilih bertahan dengan suami seperti aku?” Ia menoleh ke arah Adelia, matanya redup. “Aku sudah terlalu banyak menyakitimu. Bertahan denganku... hanya akan membuatmu terluka lagi dan lagi.”Adelia menghela napas perlahan, menatap hamparan lautan yang seolah tak berujung.“Mas... Soal itu, kita bicarakan di villa saja, ya?”Samuel tertawa getir, “Mungkin sekarang semuanya tampak baik-baik saja, tapi setelah kita pulang dari sini... aku tahu diriku. Aku akan menyakitimu lagi.”“Mas,” Adelia menatapnya lekat, sorot matanya mantap, tanpa keraguan sedikit pun. “Kita hanya butuh waktu untuk saling mengenal… Bukankah kita sudah sepakat? Aku pun sudah dengan tulus menerima peran sebagai ibu sambung untuk Isabella.”"Kenapa kamu begitu keras kepala, kamu terlalu baik... untuk seseorang sepertiku.” gumamnya, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri.Adelia meraih tangan Samuel yang gemetar, mengg

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 54 Jalan-jalan dipantai

    "Aduh panas ya, Ica," gumam Adelia sambil membetulkan topi lebar di kepala Isabella dan memakaikan kain tipis agar kulitnya tak terbakar.Langit cerah membentang luas, biru tanpa awan, dan suara debur ombak menggema lembut di antara tebing-tebing karang yang menjulang megah.Adelia menurunkan kacamata hitamnya dan tersenyum melihat pemandangan di depan mata. Samuel sedang menyiapkan stroller untuk Isabella, yang baru saja bangun dari tidurnya di mobil.Setelah turun dari mobil, Amelia langsung mengeluarkan tongsisnya. "Kak! Ayo foto-foto! Tempatnya keren banget, indah banget!" serunya sambil setengah berlari menuju batu karang besar di tepi pantai."Pelan-pelan, Amel! Nanti kepleset," serunya sambil meletakan Isabella di stroller.Samuel menyusul dengan membawa tas berisi perlengkapan bayi dan sebotol air mineral. "Kita duduk di sana saja, yuk. Dekat karang, ada tempat yang teduh," katanya sambil menunjuk ke sudut pantai yang ternaungi bayangan tebing, menawarkan sedikit perlindungan

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 53 Hangat yang Belum Sempurna

    "Mas, berat!" protes Adelia, berusaha mendorong tubuh suaminya yang terbaring demam."Jangan menolak ku, Bella. Aku sangat merindukanmu, sayang," ucap Samuel, terus memeluknya erat."Aku bukan Bella. Aku Adelia!" teriak batinnya Adelia, ingin bersuara namun suaranya tercekat di tenggorokan. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan diri, namun sia-sia, tenaga Samuel jauh lebih kuat meskipun ia sedang sakit.Adelia tak menyangka, mimpi itu ternyata hanyalah cerminan dari alam bawah sadarnya—sebuah bayangan halus atas kenyataan yang tengah terjadi.Samuel mengecup bibirnya dengan lembut… hangat… nyaris seperti yang selama ini Adelia bayangkan. Ada getaran halus merambat dari bibirnya, menyusup hingga ke relung jiwa—seperti aliran listrik yang menyengat lembut, membangkitkan rasa yang lama terpendam.Setelah satu tahun lebih Adelia menanti dalam diam, dalam dingin yang tak pernah mampu ia hangatkan sendiri, akhirnya momen ini datang—begitu nyata.Itu adalah ciuman pertama Adelia. Sebuah momen

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 52 Hujan di Hatimu dan Hatiku

    “Amel, kamu bisa bantu jagain Ica sebentar aja? Kakak takut dia ketularan Papanya,” pinta Adelia.Amelia memeluk Isabella ragu-ragu. “Aku nggak biasa gendong bayi lama-lama Kak…”“Kalau kamu pegal, taruh saja Ica di baby box, kasih dia boneka, lalu kamu temani dia sampai tidur.”"Iya, deh...""Kakak mau merawat kak Samuel, dia lagi sakit demam." Adelia menyiapkan baskom dan handuk kecil.Amelia terkekeh dari ambang pintu, menggendong Isabella yang mulai menguap mengantuk. “Ciee… jadi suster dadakan.”Adelia mendengus, pura-pura kesal, meski rona merah di pipinya tak bisa disembunyikan.Amelia menahan tawa, sorot matanya usil. Ia teringat kejadian siang tadi—saat tanpa sengaja masuk ke kamar dan mendapati pemandangan tak biasa. Adelia setengah tertimpa tubuh Samuel, keduanya tergeletak di lantai dekat ranjang.Refleks, Amelia membelalakkan mata, lalu buru-buru menutup pintu sambil cekikikan.Meski sang kakak sudah menjelaskan bahwa ia sedang membantu Samuel berdiri dan tak sengaja kehi

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 51 Bebas Dari Mertua dan Ipar

    Adelia melangkah pelan menuju kamarnya, memastikan keadaan Isabella. Bayi mungil itu sudah tertidur pulas, wajahnya tampak damai setelah menyusu. Di atas ranjang, Samuel juga tertidur terlelap, berselimut rapi dengan napas yang tenang.Adelia tersenyum kecil, melihat ayah dan putrinya. Ia menutup pintu kamar dengan hati-hati, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apa pun agar tidak membangunkan mereka."Kak Adel, bawangnya mau berapa banyak?" suara Amelia terdengar dari arah dapur."Enam butir saja, Mel. Cukup itu," sahut Adelia sambil mengenakan celemek, siap menemani adiknya memasak makan siang.Ini hari kedua mereka di Bali. Sejak tiba kemarin, mereka memang belum sempat berpergian, hanya menikmati waktu santai di dalam villa. Meski Amelia sempat mengeluh karena ingin mengunjungi tempat-tempat hits yang sering muncul di media sosial."Telur mata sapi buatan Kak Samuel tadi pagi asin banget. Sebenarnya Amel nggak mau habisin, tapi ya udahlah... masa udah dibikinin terus dibuang,"

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 50 Guyuran Air Hujan

    “Mas, ayo… kamu bisa sakit kalau terus di luar seperti ini,” ucap Adelia, terdengar pelan, kalah oleh deru hujan.Samuel akhirnya bergerak, namun langkahnya lambat, seolah masih terhanyut dalam pikirannya. Adelia menariknya memberi tanda agar ia berjalan lebih cepat menuju vila.Begitu pintu villa tertutup, udara dingin langsung menyeruak ke seluruh tubuh Adelia dan Samuel yang basah kuyup. Air hujan menetes dari rambut mereka, membasahi lantai kayu."Mas, sini... pakai handuk dulu," ucap Adelia, mengulurkan handuk besar berwarna putih ke arah Samuel.Samuel menerima handuk itu tanpa banyak bicara, mengusap rambutnya pelan. Adelia juga meraih satu lagi untuk dirinya, menyekakan air yang menetes di wajah.Sebenarnya, dalam benak Adelia ada timbul banyak pertanyaan. Apa yang kau pikirkan, Mas? Kenapa kamu di luar sana, berdiri sendiri, menantang hujan seperti itu?Tapi Adelia menahan diri. Ini bukan saatnya. Mereka sudah cukup lelah. Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, hujan belum

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 49 Malam Pertama

    Malam pun tiba.Di dalam kamar yang bernuansa hangat dan harum melati, Adelia meletakkan Isabella ke boks bayi yang sudah disiapkan. Samuel duduk di ujung ranjang, memainkan ponselnya. Suasana kamar begitu hening.“Aku tahu ini aneh,” ujar Adelia pelan. “Tapi tenang saja, Mas. Aku nggak akan ganggu. Kalau kamu mau akun tidur di sofa pun tak masalah.”Samuel menurunkan ponselnya perlahan, menatap. “Kamu enggak usah tidur di sofa, tempat tidur ini cukup besar. Kita bisa tidur di sisi masing-masing," ucap Samuel.Jawaban Samuel, membuat Adelia jadi deg-degan. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berbagi ruang pribadi seperti ini.Adelia jadi deg-degan mendengar ucapan Samuel. Bukan karena takut—lebih karena gugup. Selama ini, mereka seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di rumah yang sama, mengurus bayi yang sama, tanpa pernah benar-benar berb

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 48 Liburan Keluarga

    "Kak, kita terbang, Kak! Kita di udara!" seru Amelia dengan mata berbinar, wajahnya menempel di jendela kecil pesawat.Sementara Amelia bersorak antusias, Adelia justru menahan napas panjang. Ia duduk di bangku pesawat dengan tubuh sedikit kaku, sambil menggendong Isabella. Ini adalah kali pertama ia dan Amelia naik pesawat terbang. "Kota jakarta jadi kelihatan kecil dari atas sini," ujar Amelia, masih menatap ke luar jendela.Isabella merengek sebentar lalu tenang dalam pelukan Adelia, namun jeda beberapa menit Isabella merengek lagi.Adelia mencoba mengayun pelan, menepuk-nepuk punggung bayi itu, tapi tak berhasil. Wajahnya mulai memerah, antara panik dan malu karena dilihat banyak orang.Samuel berdiri dan segera meraih tas bayi, mengambil empeng dan botol susu cadangan. “Sini aku bantu tenangin Ica,” bisiknya pelan.Adelia menggeleng sambil memaksakan senyum. “Nggak apa-apa kok Mas, Aku coba dulu tenangin dia dulu.”Tapi Samuel tetap meraih putrinya dengan hati-hati dari pelukan

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 47 Perintah Jusuf

    Tiga bulan telah berlalu sejak rencana licik Devina dan Selly dimulai. Isabella kini sudah berusia lima bulan, tumbuh dengan sehat dan ceria. Adelia semakin dekat dengan Isabella, merasakan ikatan yang kuat seolah-olah dia benar-benar ibunya. Sikapnya yang berani semakin terlihat, terutama saat mengatur keperluan Samuel dan Isabella. Namun, di balik kebahagiaan yang tampak, tersembunyi perasaan cemas yang tak terlihat.Samuel belum mau membuka diri padanya. Jarak emosional antara mereka masih terasa jauh, Adelia bertanya-tanya kapan dia bisa benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini."Samuel, ayo ke ruang kerja sebentar," panggil Jusuf, meminta putranya menemui dia. Di sana. Jusuf mempersilakan Samuel duduk di ruang kerjanya, "Samuel, Papa tahu ini bukan waktu yang mudah bagimu untuk menerima Adelia sebagai istri seutuhnya." kata Jusuf dengan nada lembut. Samuel terdiam sejenak, merenungkan kata-kata ayahnya. "Jadi, menurut Ayah, aku harus menerima Adelia sebagai bagian dari hid

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status