Share

Bab 63 Saingan Baru

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-05-11 21:47:50

"Lucunya kamu! Cantik sekali... wajahmu mirip papa, tapi nggak mirip sama mama kamu yahh,” ucap Niken dengan nada mendayu-dayu, tapi mengandung racun.

Adelia mengerutkan dahi. Matanya menatap tajam Niken. Ia tahu wanita itu sengaja berbicara begitu. Pasti tahu tentang Isabella yang bukan anak kandungnya.

"Ayo sini Tante gendong kamu, anak cantik," ujar Niken dengan nada manis-manis menjijikkan, tangan terulur hendak mengambil Isabella dari pelukan Adelia.

Namun sebelum jari-jari Niken menyentuh bayi itu, Adelia langsung memutar badannya, melindungi Isabella di pelukannya seperti seekor induk singa menjaga anaknya.

“Maaf,” kata Adelia dingin, menatap Niken lurus-lurus. “Isabella baru saja bangun. Dia belum nyaman digendong orang lain.”

Samuel terlihat kikuk, tapi belum sempat berkata apa-apa, Devina—ibu mertuanya yang memang sejak awal tak menyukai Adelia—ikut menimpali dengan nada dingin.

“Ah, memangnya kenapa kalau Niken mau gendong? Dia itu suka sama anak kecil, kamu jangan terlalu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 72 Jebakan Selly

    *Flashback."Kak Sam! Aku mau ke mall, temenin dong, aku gak mau belanja sendiri."Samuel baru saja selesai rapat di kantor dan berencana pulang cepat, seperti yang ia janjikan pada Adelia. Sudah terbayang wajah istrinya dan tawa kecil Isabella saat pintu rumah terbuka nanti. Tapi Selly tiba-tiba muncul di kantornya."Selly? Kamu ngapain ke sini?" Samuel mengerutkan kening, setengah tidak percaya Selly mau datang ke kantor."Mau ngajak kakak lah! Kakak bilang minggu ini ada waktu luang, kan? Ayolah… Kak Sam, gak nemenin aku jalan."Samuel berdiri, mendesah pelan sambil menatap jam tangannya."Gak bisa malam ini, Kakak udah janji mau pulang cepat.""Ih, kakak!" Suara Selly meninggi, sedikit merengek. "Aku kangen jalan bareng kayak dulu! Masa iya nemenin aku bentar aja gak bisa?"Samuel memijat pelipis."Kamu kan sudah dewasa, Sel. Belanja sendiri aja, tinggal pilih, bayar, terus pulang."Selly manyun, tapi tidak menyerah."Nemenin Kak Adel sama Amelia belanja, kakak semangat banget! Ma

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 71 Menanti yang Tak Pulang

    "Kak, kayaknya kebanyakan gula deh," kata Amelia sambil tertawa, jari-jarinya belepotan tepung. "Kita udah manis, nanti malah diabetes,"Adelia tersenyum geli. "Gapapa, kadang manis itu justru yang bikin orang ketagihan," jawabnya sambil mengaduk perlahan. "Lagian ini buat camilan malam, katanya Mas Samuel mau pulang lebih cepat."Selama beberapa bulan setelah perlawanan Samuel pada ibunya, suasana rumah keluarga Widyantara berubah drastis. Devina dan Selly, yang dulu sering kali memperlakukan Adelia bak pembantu, kini memilih diam. Mereka tidak lagi memerintah Adelia dan Amelia sesuka hati, tidak lagi mengomentari cara Adelia berpakaian, memasak, atau merawat bayi Isabella. Meskipun tatapan sinis dan kebencian masih terasa, setidaknya tidak ada lagi bentakan atau sindiran menyakitkan.Amelia memutar bola matanya. "Kakak sama Kak Samuel makin lengket aja. Kapan nih rencana nambah adik buat Isabella?"Adelia tertegun sejenak. Meskipun hubungannya dengan Samuel semakin hangat, tapi me

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 70 Samuel Melawan

    “Sementara?” Adelia mengulang dengan nada yang penuh keraguan, masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa Niken bisa bekerja sebagai asisten pribadi suaminya.“Jadi, kamu biarkan dia bekerja dekatmu, setiap hari? Padahal jelas niatnya bukan hanya soal pekerjaan!” Suara Adelia meninggi, penuh emosi yang sulit dibendung.Sambil menyetir, Samuel menelan ludah dengan susah payah, terlihat jelas dia berusaha mengendalikan diri agar tidak kehilangan kendali. Namun, dia tak segera menjawab.“Jangan khawatir. Malam ini, di rumah, aku akan selesaikan ini dengan Mama,” Samuel akhirnya berkata, namun nada suaranya terdengar terburu-buru, seolah-olah kata-katanya hanya sekadar menenangkan, bukan jawaban yang meyakinkan.Adelia mendengus keras, melipat kedua tangan di dada, dan melemparkan tatapan tajam penuh ketidakpercayaan pada suaminya. “Mana mungkin Mama Devina biarkan kamu memecat Niken begitu saja…” Suaranya lirih, tapi penuh keraguan yang menggema di udara.Mimik wajah Adelia tak bisa disem

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 69 Tak di Sangka

    Adelia tertegun. “Foto saya?”“Iya, Bu. Sama bayinya juga. Katanya itu penyemangat Pak Samuel tiap hari.”Pipi Adelia memanas. Ia menunduk sedikit, memeluk Isabella lebih erat. Ada rasa haru yang menghangatkan dada—Samuel tak banyak bicara soal perasaannya, tapi ternyata selama ini ia menunjukkan cintanya dengan cara sederhana yang Adelia tak pernah sangka.Seorang staf wanita menunjuk ke arah ruangan kaca di ujung koridor. “Ruangan Pak Samuel ada di sebelah sana, Bu. Saya antar ya?”Adelia mengangguk, masih dengan senyum malu-malu.Begitu pintu ruangan diketuk lalu dibuka, Samuel sedang duduk di balik meja, ia menoleh. Senyumnya langsung merekah. Ia berdiri cepat, menghampiri mereka dengan langkah lebar.“Sudah kutunggu,” ucapnya, langsung menyentuh bahu Adelia dan mencium keningnya dan pipi Isabella.Tapi Adelia memandangnya penuh kagum.“Sudah lapar belum?” tanya Samuel.Adelia mengangguk, lalu menunjuk ke meja kerjanya.“Itu fotoku…”Samuel mengikuti arah pandangnya dan ikut terse

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 68 Tak Akan Mundur

    "Selamat pagi, Bu Adelia. Halo, Isabella," sapa dokter itu hangat. Seorang wanita paruh baya dengan rambut perak yang tergerai rapi menyambut mereka dengan senyum ramah.Adelia membalas dengan anggukan kecil, masih merasa sedikit canggung di ruang praktik yang terang dan sepi itu. Dokter mulai memeriksa Isabella dengan telaten—mengamati detak jantung, mengukur suhu tubuh, dan berat badan."Anak Ibu sehat dan aktif. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap dokter sambil menuliskan hasil pemeriksaan di catatan medis.Tak lama kemudian, proses imunisasi dimulai. Saat jarum menyentuh kulit mungilnya, Isabella langsung menangis kencang. Tangisnya melengking, membuat dada Adelia terasa sesak. Ia segera menggendong putrinya erat-erat, membisikkan kata-kata pelan di telinga bayi itu, berusaha menenangkannya."Sudah, sayang… Mama di sini. Sudah, ya…"Isabella masih tersedu, tapi pelukan hangat Adelia perlahan meredakan tangisnya.Setelah pemeriksaan selesai, Adelia duduk di kursi ruang tunggu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 67 Batas yang Jelas

    "Sayang, aku berangkat dulu ke kantor," ucap Samuel, tersenyum kecil sambil merapikan dasi.Adelia hanya mengangguk, tanpa senyum seperti biasanya. Ia berjalan mendampingi Samuel masuk ke mobil, tapi tidak dengan semangat yang biasa. Tak ada obrolan ringan, tak ada canda seperti pagi-pagi sebelumnya.Samuel membuka pintu mobil, lalu menatap istrinya dalam diam. Adelia belum bicara sepatah kata pun sejak semalam."Selamat bekerja, Mas..." ucap Adelia pelan, bibirnya membentuk senyum—palsu. Tangannya terangkat perlahan, melambai pelan dengan gerakan yang nyaris tanpa tenaga.Begitu mobil Samuel keluar dari teras rumah dan menghilang di tikungan, suara langkah keras berderap dari dalam.Devina muncul, berdiri di ambang pintu, "Adel! Itu rumput di halaman belakang udah panjang semua. Jangan cuma berdiri melamun, tolong di potong sekarang!" bentaknya tajam, berkacak pinggang, dengan wajah ketus.Adelia menoleh perlahan, menghela napas. Ia coba menjawab dengan nada seramah mungkin. "Mama, m

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 66 Makan Malam yang Ternoda

    Di dalam lift, Niken menekan nomor Devina di ponselnya, wajahnya dipenuhi dengan kepuasan yang gelap.Niken: “Semua berjalan seperti yang direncanakan, Tante. Aku sudah berhasil merusak malam mereka. Gaun Adelia sudah kotor, dan aku yakin mereka nggak akan bisa menIkmati sisa malam itu dengan tenang.”Devina: “Bagus sekali, Niken. Kamu memang luar biasa. Rencanamu benar-benar cemerlang, aku tidak salah memilihmu.”Niken: “Adelia itu bukan lawanku, Tante. Aku bisa pastikan, dia nggak akan bisa bertahan lama di sisi Samuel, kalau terus aku ganggu.”Devina: “Untung saja kamu mau bekerjasama. Tidurku bisa nyenyak karena kamu.”Niken: “Tapi, Tante, jangan lupa dengan janji Tante soal investasi di proyek perusahaan ayahku, ya?”Devina: “Tenang, Niken. Begitu Adelia setuju untuk bercerai, Tante akan segera transfer uang yang kamu Minta. Semua akan berjalan sesuai rencana.”Percakapan antara Niken dan Devina berakhir dengan saling menyetujui rencana mereka. Niken menutup telepon dengan senyum

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 65 Acara Makan Malam

    “Malam ini, hanya milik kita,” bisiknya lembut sambil menarik kursi untuk Adelia.Angin malam bertiup sejuk, mengelus lembut rambut Adelia di bawah cahaya lampu temaram restoran yang elegan. Gaun biru navy yang ia kenakan berkibar pelan, seolah menari bersama hembusan angin, berpadu indah dengan sorot matanya yang berbinar bahagia.Adelia tersenyum, matanya basah oleh haru. Semua emosi dari pertengkaran sebelumnya perlahan larut oleh perhatian suaminya yang begitu tulus.“Terima kasih... tempat ini luar biasa indah,” ucapnya lirih, tatapannya terpaku pada kelap-kelip cahaya kota Jakarta yang membentang di hadapan mereka seperti hamparan bintang.Samuel tak ragu merogoh kocek dalam-dalam demi menciptakan malam istimewa untuk istrinya. Mereka menikmati makan malam di rooftop lantai 30 sebuah hotel bintang lima di jantung kota Jakarta.Pelayan datang, menyuguhkan dua gelas sparkling water dan buku menu. Musik jazz mengalun pelan. Sesekali, Samuel menggenggam tangan Adelia di atas meja, m

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 64 Adelia Kecewa

    "Lagi-lagi ada wanita lain yang masuk di antara kita, dan lagi-lagi kamu malah membela ibumu yang jelas salah!" pikir Adelia, penuh amarah.Ia memilih untuk diam, lalu duduk kembali, berusaha menahan segala emosi yang ingin meledak agar tidak memperburuk suasana pagi ini.Namun, suasana yang semula hening itu kembali pecah oleh tangisan Isabella. Tangisannya yang keras dan melengking langsung menarik perhatian semua orang di meja makan.Niken, yang tadinya tampak tenang, langsung panik berdiri, "Oh.. No! Dia kenapa?" tanyanya cemas, tak tahu bagaimana caranya menenangkan bayi itu.Adelia langsung sigap, berdiri dan melangkah cepat ke arah Isabella. “Sudah, sayang,” ucapnya dengan lembut sambil menggendongnya, berusaha menenangkan tangisan anaknya. Isabella terus menangis, matanya merah, tubuhnya menggeliat tidak nyaman.Samuel memandang Adelia dengan ekspresi yang campur aduk. Ia merasa bingung, namun juga tak tahu harus bagaimana.Adelia menunduk, mengabaikan Samuel. Tangisan Isabell

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status