Home / Romansa / Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua. / BAB 28 – JANGAN DEKAT, AKU TAK BERNIAT

Share

BAB 28 – JANGAN DEKAT, AKU TAK BERNIAT

Author: Za_dibah
last update Last Updated: 2025-08-20 16:04:32

"Ada batas yang ditarik, sebuah benteng yang coba dibangun kembali di atas pasir yang goyah. Ia berteriak dalam sunyi, "Jangan dekat aku tak berniat," namun gema itu sendiri adalah pengakuan atas niat yang tak terucap."

***

Setelah kembali dari Estate Thorne, Kaelion Vaelhardt merasa lebih gelisah dari sebelumnya. Empat kalimat sederhana dari Elaria telah mengoyahkan seluruh pertahanannya. Setiap malam, ia masih mendengar suaranya, melihat senyumnya, dan merasakan kehangatan aneh yang menyelimuti dadanya.

"Ini tidak bisa dibiarkan," gumam Kaelion pada dirinya sendiri, membanting pena di mejanya. "Aku tidak bisa fokus."

Pikirannya selalu kembali pada Elaria. Pada anggur yang ia berikan secara pribadi, pada cara Elaria menyiapkan segalanya dengan tangannya sendiri. Ini semua terlalu personal.

Kaelion mulai merasa marah. Marah pada dirinya sendiri karena membiarkan seorang Lady Thorne yang sederhana bisa mengusik ketenangannya seda
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 50 – HATI YANG TAK BISA DIBELI GELAR

    "​Ada hati yang telah menemukan rumahnya, tetapi terpaksa berada di persimpangan jalan. Satu jalan menuju kehormatan dan takhta, jalan yang telah ia lalui seumur hidup. Jalan yang lain menuju cinta, jalan yang baru ia temukan. Dan di persimpangan itu, Kaelion harus memilih, karena ada hati yang tak bisa dibeli oleh gelar." *** ​Ruangan Dewan Istana terasa dingin dan suram. Angin musim semi tidak mampu menembus ketegangan yang menyelimuti para bangsawan terkemuka. Di tengah-tengah mereka, duduklah Kaelion, raut wajahnya tegang. Pangeran Aerion, sang pewaris takhta, kini terbaring lemah di ranjang, kondisinya memburuk dari hari ke hari. ​"Kami telah mendengar laporan dari tabib istana," kata Duke Montagu, seorang pria tua dengan wajah tegas, suaranya menggelegar. "Pangeran Aerion tidak akan bertahan lama." ​Semua orang terdiam. Kematian Pangeran berarti krisis. Kerajaan akan goyah. ​"Tentu saja," lanjut Duke Montagu, menatap Kaelion. "Kita harus bertindak. Yan

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 49 – TEMBOK ITU AKHIRNYA RETAK

    "​Sebuah istana yang dulu megah dan dingin, kini menjadi saksi sebuah deklarasi yang berani. Di tengah keramaian, ada hati yang menemukan keberanian, ada jiwa yang menemukan tempatnya. Dan di antara keriuhan, ada tembok yang akhirnya retak, membiarkan cahaya masuk." *** ​Perjamuan malam musim semi di Istana Nightborne adalah perhelatan yang paling dinantikan. Para bangsawan datang dengan gaun-gaun termewah dan jubah terindah mereka, berharap bisa menarik perhatian sang Duke yang terkenal dingin. Ruangan itu dipenuhi dengan dentingan gelas anggur, bisikan gosip, dan tawa yang dipaksakan. ​Di sudut ruangan, Elaria duduk sendirian. Ia mengenakan gaun sederhana berwarna lavender yang tidak menarik perhatian. Ia tidak mencoba untuk menonjol, tetapi tatapannya selalu mengikuti Kaelion. Sejak percakapan mereka, ia merasa ada sesuatu yang berubah. ​"Mengapa kau tidak bergabung, Lady Elaria?" tanya seorang wanita bangsawan, suaranya dipenuhi

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 48 – KETIKA FIGURAN MENULIS ULANG KISAHNYA

    "Ada langkah yang harus diambil dalam kesendirian, sebuah keputusan yang tak bisa terburu-buru. Namun, terkadang ada momen yang tiba-tiba datang, mematahkan semua ketakutan. Di antara ciuman dan janji, dua takdir yang berbeda mulai menuliskan kisah mereka sendiri." *** Setelah Kaelion mengantar Elaria kembali ke Estate Thorne, ia menghabiskan beberapa hari dengan penuh perenungan. Kata-kata Kaelion berputar-putar di benaknya seperti melodi yang tak pernah berhenti. Ia tahu, jika ia kembali, ia tidak bisa lagi menjadi figuran. Ia harus berani. Elaria bangun dengan sebuah keputusan. Ia tidak akan menunggu lagi. Ia akan menemui Kaelion, tetapi kali ini, ia akan menemuinya sebagai seorang wanita, bukan seorang figuran. Ia akan menuntut sebuah jawaban, sebuah jawaban yang akan mengubah hidupnya. "Aku akan kembali ke istana," Elaria berkata pada Viscount Thorne. "Saya akan menemuinya." Viscount Thorne menatapn

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 47 – KETIKA SUARA HATI TAK LAGI DIBISUKAN

    "Ada suara hati yang terlalu lama terkunci, kini ia meronta, ingin didengar. Ada sebuah pengakuan yang telah lama tertahan, kini ia harus keluar, tak peduli betapa takutnya. Karena ketika cinta bicara, tidak ada lagi ruang untuk bersembunyi." *** Setelah percakapan yang tegang, Kaelion dan Elaria kembali duduk di kursi masing-masing. Suasana di antara mereka terasa tebal dan berat, dipenuhi dengan ketidakpastian. Kaelion menatapnya, Elaria menunduk, menghindari tatapannya. "Apakah... Anda menginginkan teh lagi, Yang Mulia?" Elaria bertanya, suaranya sopan dan formal. Ia masih menjaga jarak. Kaelion menggelengkan kepalanya. "Tidak," ia menjawab, suaranya lembut. "Aku tidak membutuhkan teh. Aku hanya membutuhkanmu." Elaria terdiam. Hatinya berdebar kencang. Ia tidak bisa mempercayai apa yang ia dengar. Kaelion bangkit dari kursinya, berjalan ke arah jendela. Ia menatap ke luar, melihat pemandangan istana yang megah. "Elaria..

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 46 – JIKA KAU MENOLEH, AKU AKAN TETAP BERDIRI

    "Ada langkah yang tak lagi berlari, namun berdiri diam menanti. Ada hati yang tak lagi percaya, namun diam-diam mencari. Kaelion telah berhenti melarikan diri, kini ia hanya bisa menunggu, berharap Elaria mau menoleh dan melihat perubahannya." *** Setelah pertemuan di taman, Kaelion menepati janjinya. Dalam kurun waktu dua minggu, Elaria telah menerima tiga surat undangan resmi dari istana. Masing-masing dengan alasan yang berbeda: "konsultasi anggur," "laporan ladang," dan "urusan diplomasi." Elaria tahu, semua itu adalah alasan yang dibuat-buat. "Ini aneh, Ayah," Elaria membisikkan, menatap surat terakhir. "Duke Kaelion... ia tidak pernah begitu tertarik pada urusan ladang atau anggur kami." "Hati seorang pria dapat berubah, Elaria," Viscount Thorne menjawab, suaranya lembut. "Terutama setelah ia hampir kehilangan apa yang paling berharga baginya." Elaria datang ke istana. Ia bertemu dengan Kaelion di ruang kerjanya, tempat yang du

  • Kekasih Hatiku Sang Tokoh Kedua.   BAB 45 – JALAN SUNYI YANG MULAI MEMBUKA CAHAYA

    "Ada jalan yang harus dilalui dalam keheningan, bukan dengan kata-kata, melainkan dengan hati. Jalan itu, yang dulu dipenuhi dengan luka, kini mulai diterangi oleh cahaya dari sebuah pengakuan. Jalan yang sunyi, namun tidak lagi sendirian." *** Sinar matahari sore memantul dari cangkir teh perak di meja. Elaria masih duduk di hadapan Kaelion, mencoba memproses setiap kata yang baru saja ia dengar. Hatinya, yang selama ini ia lindungi dengan dinding es, mulai merasakan kehangatan yang asing. "Elaria..." Kaelion berkata, suaranya lembut. "Apakah kau mau... berjalan-jalan di taman kerajaan bersamaku?" Elaria menatapnya. Ia masih bingung, dan hatinya masih takut. Permintaan itu adalah hal paling sederhana, tetapi datang dari Kaelion, itu terasa seperti sebuah janji yang megah. "Saya..." Elaria membisikkan, suaranya ragu. "Saya tidak tahu, Yang Mulia." "Tidak ada penjaga," Kaelion berkata, sua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status