"Bintang!" betapa terkejutnya wanita itu, kala menyadari, tiba-tiba mendapat serangan mendadak dari sosok yang namanya banyak dikenal orang. Selain itu, dia juga syom dengan pengakuan yang keluar dari mulut pria, yang melingkarkan tanganya pada pinggang si wanita dengan kencang.
"Kenapa, Sayang? Kamu pasti kaget, kan, tiba-tiba melihat aku ada di sini?" tanpa wajah berdosa sama sekali, Bntang malah bersikap begitu santai, dengan menunjukan senyum yang sangat digilai para wanita.Setelahnya, Kepala Bintang mendekat hingga mulutnya berada tepat di dekat telinga sang wanita."Lebih baik kamu diam dan tidak usah protes. Jika tidak, aku akan bongkar kelakuan kamu kepadaku dulu. Kamu tahu kan, apa yang akan kamu dapatkan jika semua orang tahu, siapa yang pernah membuatku depresi?" bisiknya terdengar mengerikan.Seketika wanita itu diam tak berkutik. Tentu saja dia sangat takut dengan ancaman yang bintang layangkan. Apa lagi dia tahu kalau Bintang memang memiliki banyak penggemar fanatik, jadi wanita itu tidak ada pilihan lagi, selain menuruti perintah aktor tersebut."Benarkah anda kekasih dari Bintang Heize, Nona? Siapakah nama Anda?""Sudah berapa lamakah, anda menjalin hubungan dengan Bintang?""Jadi rumor mengenai anda tidak percaya akan cinta serta rumor anda pernah mengalami gangguan kejiwaan, itu palsu?"Beberapa wartawan mulai menjalankan tugasnya begitu Bintang siap untuk memberi jawaban."Ya, rumor itu sama sekali tidak benar," jawab Bintang santai dan nampak antusias."Karena aku menjaga perasaaan kekasihku, jadi, aku tidak mau berita tentang hubungan kita mengganggu hidup kekasihku, iya kan, Sayang?" balas Bintang terdengar sangat mengerikan.Ingin rasanya wanita itu memberi pelajaran pada pria yang sedang tersenyum penuh arti kepadanya. Namun sayang, wanita itu benar-benar tidak bisa berbuat banyak selain mengiyakan dengan senyum penuh keraguan."Tolong, demi kenyaman kekasihku, jangan ada yang menyebarkan foto tanpa menyamarkan wajahnya. Saya tidak mau kekasih saya ini semakin tidak nyaman, jika kekasih saya semakin dikenal masyarakat luas. jika ada yang menampilkan wajah kekasihku, maka saya akan menuntutnya, paham kalian?" pinta Bintang kepada seluruh wartawan.Sayangnya Bintang tidak menyadari kalau di sana bukan hanya ada wartawan saja. Banyak warga biasa yang kebetulan menyaksikan momen tersebut dan mereka langsung mengabadikannya melalui ponsel masing-masing.Tanya jawab antara Bintang dan wartawan pun terjadi, dan itu cukup menyita waktu. Sang wanita juga sama sekali tidak bisa berkutik karena dirinya masih dalam tekanan Bintang."Kalau boleh tahu, apa yang dilakukan kekasih anda di rumah sakit ini?" tanya wartawan lainnya.Bintang pun melirik sang wanita karena dia memang tidak tahu apa yang dilakukan wanita itu di sini. Bintang melihat lembaran kertas di tangan si wanita, dan dengan segera dia mengambil paksa kertas tersebut."Om Cakra lagi sakit?" tanya Bintang tanpa terlihat bersandiwara sama sekali. Pria itu benar-benar cukup terkejut kala melihat nama yang tertera dalam kertas tersebut. "Kenapa kamu tidak ngasih aku kabar tentang ini sih?""Aku... tidak mau menggangu waktu kamu," jawab si wanita agak gugup tanpa menatap Bintang sama sekali.Bintang lantas tersenyum."Kamu sangat pengertian sekali, Sayang," kali ini Bintang kembali menunjukan sandiwaranya. "Ya udah, kita urus dulu administrasinya, lalu antar aku ke kamar ayah kamu ya?"Wanita itu kembali tercengang, menatap tak percaya pria di hadapannya. "Tidak perlu," cegah wanita itu kala Bintang memutar tubuhnya menghadap ke bagian administrasi."Tidak perlu sungkan," jawab Bintang lalu dia kembali mendekatkan mulut pada telinga si wanita. "Kali ini aku akan buat kamu terus menempel kepadaku," bisiknya sampai membuat si wanita bergidig ngeri.Wanita itu sungguh tidak bisa berbuat apapun. Dia tidak percaya kalau Bintang akan melakukan hal mengejutkan seperti ini. Entah nasib apa yang akan dia jalani jika Bintang benar-benar mengikatnya.Bintang pun dengan begitu santai langsung melakukan semua pembayaran biaya rumah sakit yang dibebankan pada wanita itu. Tentu saja semua itu tidak gratis.Secara tak terduga, Bintang mendadak memiliki rencana untuk menjerat wanita itu kala melihat nominal biaya rumah sakit yang tidak sedikit."Wahh, ternyata anda memiliki sisi baik dan sikap peduli yang tinggi ya?" puji Wartawan yang masih berada di sana dan menyaksikan semua yang dilakukan Bintang."Ya tidak salah kan, kalau saya meringankan beban kekasih saya sendiri?" balas Bintang sungguh terlihat menyebalkan di mata wanita itu."Baiklah, karena saya, mau menjenguk orang tua kekasih saya, jadi mohon maaf saya harus pergi sekarang," pamit Bintang pada akhirnya.Merasa puas dengaa infromasi yang didapatkan, para wartawan pun juga membubarkan diri setelah Bintang pergi bersama wanita itu, dan diikuti oleh manager dan dua asistennya."Kamu apa apaan sih, hah! Kamu mau menghancurkan hidupku!" begitu sampai di lorong yang sepi, wanita itu langsung meluapkan emosinya. Wanita itu terlihat sangat marah pada pria yang saat ini hanya senyum-senyum tanpa beban."Kalian, tunggu aku di mobil. Ada yang harus aku bicarakan dengan wanita ini," titah Bintang kepada Manager dan dua asistennya."Apa nggak apa-apa kamu ditinggal?" Jona malah bertanya dengan raut terlihat khawatir."Tenang aja, aku akan baik-baik saja," jawab Bintang enteng. Manager itu pun hanya mengangguk dan dia segera pergi meninggalkan dua orang yang nampaknya hendak berseteru."Mau kamu apa sih, Bin? Hah!" hardik wanita itu."Wow, kamu masih ingat panggilan sayang kamu ke aku, Naina," Bintang malah menanggapinya dengan sangat santai sembari meletakkan pantatnya pada salah satu kursi tunggu pasien."Udah deh, nggak perlu basa-basi, apa mau kamu sebenarnya?" wanita yang dipanggil Naina, dan memililki nama lengkap Naina prameswari itu, terus menghardik Bintang dengan segala rasa kesal yang bersemayam dalam benaknya."Kamu mau tahu apa mau aku? Baiklah. Tapi sebelumnya kamu tidak lupa bukan, apa yang kamu lakukan sama aku saat sekolah dulu?" ucapan Bintang sukses membuat Naina terperangah. Sekarang wanita itu terdiam sembari mengingat perbuatannya di masa lalu kepada sang aktor"Aku yakin sampai sekarang kamu masih ingat apa yang sudah kamu lakukan. Bahkan, aku juga masih sangat mengingatnya tawa kamu bersama teman-teman kamu di atas luka hatiku. Kamu masih sangat ingat dengan jelas bukan?" serang Bintang lagi. Kali ini dia menatap tajam kepada lawan bicaranya."Kamu bahkan dengan seenaknya menghilang tanpa kabar, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun setelah kamu dan teman-teman kamu sukses menghancurkan hidupku""Bin, aku bisa jelasin, aku...""Nggak perlu. Aku tidak butuh penjelasan kamu, Naina," potong Bintang cepat. "Kamu harus membayar semuanya, semua yang sudah kamu lakukan kepadaku, kamu harus menebusnya.""Bin, Oke, aku memang dulu salah, dan aku minta maaf.""Enak banget kamu minta maaf begitu saja," seru bintang sinis. "Terlambat, Naina, permintaan maaf kamu sudah tidak aku butuhkan.""Tapi setidaknya aku...""Aku tiidak mau tahu apapun alasan kamu, Naina. Yang aku mau, kamu harus menebus kesakitan yang aku rasakan akibat perbuatan kamu, mengerti? Apa kamu pikir, berita tentang aku yang pernah depresi itu hanya bohong? Itu semua kamu penyebabnya, Nai!"Naina terbungkam dengan mulut sedikit terbuka. Emosi yang tadi terpancar dari matanya, sekarang berubah menjadi rasa terkejut yang luar biasa. Naina melihat begitu besar dendam pada mata Bintang."Sekarang, bersiap-siaplah Naina. Aku akan membuat kamu merasakan kesakitan seperti yang aku rasakan selama bertahun-tahun karena ulah kamu. Ingat, aku akan membuat kamu terus berada di sisiku untuk merasakan kesakitan yang pernah aku alami karena ulah kamu!" gumam Elang penuh kobaran dendam di matanya.Naina terdiam dengan pikiran yang cukup berkecamuk. Kepingan kenangan masa lalu saat jaman sekolah kembali bermunculan saat ini. Sosok Bintang pun ikut hadir dalam kepingan kenangan tersebut dan Naina tahu, apa yang menyebabkan Bintang bersikap mengerikan seperti ini.Tidak pernah terbesit dalam pikiran Naina, kalau Bintang akan menyimpan dendam padanya. Sudah lebih dari sembilan tahun berlalu mereka sama sekali tidak pernah bertemu karena kepindahan keluarga Naina ke kota lain. Naina tidak menyangka Bintang sanggup menyimpan dendamnya selama itu."Bin, aku...""Tidak perlu banyak bicara!" selalu saja begitu. Setiap Naina ingin mengatakan sesuatu, Bintang dengan cepat memotong ucapannya dengan tatapan yang begitu dingin dan menakutkan."Asistenku akan ke sini. Jadi lebih baik kamu diam, tidak usah berlagak sok tersakiti," ucapan Bintang benar-benar pedas, membuat Naina hanya bisa mendengus menahan kesal. Jika bukan karena ancaman perbuatannya akan dipubilaksikan, Naina pasti sudah me
"Bagaimana bisa dia seenaknya membuat perjanjian seperti ini?" gerutu Naina kala dirinya kembali membaca email dari Bintang. Wanita itu bahkan beberapa kali menggelengkan kepalanya setiap membaca poin-poin yang harus dia patuhi."Apa mungkin berita depresinya Bintang itu benar? Lalu, dia kan sering digosipkan dengan banyak wanita, bagaimana mungkin kalau dia tidak percaya yang namanya cinta? Ada-ada aja," gerutu Naina kala teringat kembali dengan segala gosip yang berhubungan dengan aktor tersebut, yang berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Naina beberapa menit yang lalu."Masa bodo ah, mending aku ke kamar Ayah dulu," Naina pun bangkit menuju tempat ayahnya dirawat meski suasana hatinya saat ini sedang kacau. Wanita itu juga harus mempersiapkan jawaban jika orang tuanya bertanya tentang biaya rumah sakit yang tiba-tiba lunas.Begitu sampai di ruang rawat inap tempat ayahnya di rawat, Naina agak tercengang dengan keadaan tempat itu. Saat mata Naina menelisik ke setiap penjuru, r
Nama Bintang masih menjadi bahan perbincangan di hampir setiap sudut negara, yang memiliki banyak pulau ini. Apa lagi kabar terbaru yang dihembuskan artis tersebut, makin mengundang banyak spekulasi dan juga bermacam dugaan.Dari dalam sebuah rumah sakit pun nama Bintang masih menjadi perbincangan. Terutama oleh para ibu, yang kebetulan berada di dalam satu ruangan yang sama, saat tadi Bintang berkunjung. Mereka tidak henti-hentinya membicarakan aktor yang sudah pergi meninggalkan rumah sakit sejak beberapa jam yang lalu."Kebetulan, dulu, Bintang satu sekolah dengan anak saya dan mereka cukup akrab," jawab Dewi begitu antusias kala dirinya dikagumi beberapa ibu yang menyaksikan sendiri kedekatan serta keakraban Bintang dengan keluarganya."Wahh, apa mungkin putri Bu Dewi itu dulu cinta monyetnya Bintang?" tanya salah satu wanita yang juga sedang menjaga suaminya di ruangan yang sama dengan ayahnya Naina."Bisa dibilang begitu," balas Bu Dewi dengan bangganya, "dulu, Bintang beberapa
"Bin, kenapa kamu memilihku untuk jadi pacar pura-pura kamu?" begitu selesai tanda tangan, Naina langsung meluncurkan sebuah pertanyaan yang membuat wanita penasaran sekaligus geram dalam waktu yang bersamaan sejak pengakuan sang aktor di hadapan para wartawan."Kenapa? Apa kamu sudah tidak pandai berpura-pura?" bukannya menjawab, Bintang malah melempar pertanyaan yang membuat Naina cukup tersindir. Pria itu bahkan sempat melempar senyum sinisnya setelah sindiran sukses keluar dari mulut sang aktor."Bukan begitu," Naina agak tergagap. Tentu saja relung hati wanita itu tertohok dengan sindiran lawan bicaranya. "Selama ini, yang aku lihat jika ada berita tentang kamu, banyak wanita yang kamu kencani. Bahkan kabarnya dalam satu bulan, kamu bisa dengan mudah berganti pasangan sesuka hati, kenapa kamu malah memilihku? Bukankah saat ini kamu juga sedang ada ikatan sama Yura?""Terus kamu percaya dengan semua berita itu?" Bintang masih menanggapi ucapan Naina dengan kembali melempar pertan
Naina terdiam. Wanita itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Tentu saja Naina tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Bintang untuknya. Pastinya ada rasa panik dan juga takut yang seketika menjalar dalam benak Naina saat itu juga.Bintang sendiri kembali tersenyum sinis begitu melihat reaksi yang ditunjukan wanita di sebelahnya. Ada kepuasan tersendiri dalam benak sang aktor kala melihat wajah tertekan pada diri Naina. Inilah yang Bintang harapkan, membuat Naina terus tertekan sebagai wujud balas dendamnya."Tidak perlu panik berlebihan seperti itu," ucap Bintang beberapa saat kemudian. "Aku tidak akan langsung memberi tahu orang tuaku tentang siapa kamu sebenarnya. Biarkan mereka tahu sendiri kenyataannya suatu hari nanti."Apa yang dikatakan Bintang, sudah pasti mengusik telinga Naina, sampai wanita itu kembali menatap sang aktor. "Apa maksud kamu?" tanya Naina dengan tatapan menuntut penjelasan."Masa gitu aja kamu tidak maksud sih, Nai?" ejek Bintang, "baiklah, biar
Hening, seketika suasana benar-benar terasa hening. Namun anehnya suasana hening itu terjadi, hanya pada salah satu gubug yang ada di sudut rumah makan, di mana dalam gubug tersebut ada sepasang pria dan wanita yang saling terdiam sembari menikmati hidangan.Dengan segala rasa canggung yang luar biasa, sepasang mata milik kedua pria dan wanita itu sama sekali tidak berani saling menatap karena masih dalam suasana hati yang syok atas apa yang yang baru saja terjadi di antara mereka.Sungguh, jika difilmkan, mungkin itu adalah salah satu adegan paling romantis yang sering menjadi penguat cerita dalam drama penuh cinta. Namun sayangnya adegan yang harusnya romantis, malah berakhir saling kesal dalam benak pria dan wanita tersebut."Heran, nih tangan kenapa bisa spontan gitu sih? bikin malu aja?" rutuk si pria dalam hati."Maksudnya apa coba berbuat kayak gitu? Mau dianggap pria romantis? Nggak mempan," dumel si wanita juga dari dalam hatinya.Tentu saja masih terekam dengan sangat jelas
"Bos lagi nggak bercanda kan? Bos mau menyerahkan wanita itu pada pria buaya? Sainganku? Hah, apa itu bukan saran yang konyol, Bos?" kesal Bintang begitu mendengar ide pimpinan agensinya yang menurutnya memang tidak masuk akal.Bintang sangat mengenal siapa Miko dan bagaimana sepak terjang aktor tersebut. Meskipun dirinya menyimpan kebencian kepada Naina, Bintang tidak mungkin menyetujui usulan sang Bos begitu saja. Apa lagi diantara mereka sudah terikat kesepakatan tertulis, jelas saja, Bintang dengan jelas menantangnya."Justru jika wanita itu terus berada di sekitar kamu, dia yang akan banyak mengalami kesulitan," sang Bos tentu saja langsung mengemukakan alasan yang menurutnya tepat untuk mengambil keputusan tersebut. Pria 40 tahun itu jelas tidak mau kalah dari aktor yang bernaung di bawah agensinya."Oke, mungkin dalam berita yang beredar, wajah wanita itu disamarkan. Tapi kamu tahu sendiri, sekarang sudah jaman canggih? Bisa saja saat ini banyak penggemar kamu yang mencari info
"Baguslah, tanpa aku bergerak sendiri, akan ada yang membantuku membuat kamu terkurung dalam rasa bersalah, Nai," ucap Bintang sembari menatap langit-langit kamarnya yang terbilang ruangan paling mewah dari banyaknya ruangan, dalam bangunan rumahnya.Setelah tadi tanpa sengaja menguping pembicaran Naina dan Silvi, Bintang memilih bergegas masuk ke dalam kamarnya. Niat hati ingin terus mengerjai mantan kekasihnya, tapi niat itu Bintang urungkan kala mendengar pembicaraan dua wanita muda tersebut."Setelahnya, apa yang harus aku lakukan lagi ya?" Bintang tak berhenti memikirkan untuk membalas rasa sakit hatinya. Rasa sakit atas perbuatan Naina dulu membuat pria itu terus memikirkan cara untuk membuat wanita itu merasakan hal yang sama.Seiring berjalannya waktu, karena rasa lelah yang mendera tubuhnya, Bintang pun harus menyerah oleh rasa kantuk yang menyerang matanya. Aktor yang namanya sedang naik daun tersebut, akhirnya terlelap tanpa mendapatkan hasil dari apa yang sedang dia pikir