"Apa? Sayang, mengapa kamu pilih Cleaning Service itu?" tanya Ardy marah-marah dan mendelik ke arah Davin.
Davin yang ditatap Ardy, akhirnya bersuara. "Aku memilih Vania," kata Davin yang secara resmi menyambut pilihan Vania kepadanya sambil menatap wajah Vania."Namanya Davin. Gak perlu kan, nyebut profesinya. Aku memang memilih dia. Ini pilihanku. And by the way, kita putus!!!" tandas Vania kepada Ardy untuk kemudian berbalik kembali ke tempat duduknya.Keadaan yang semula riuh, sempat hening setelah mendengar kata-kata dari Vania untuk Ardy.Banyak sekali karyawan bahkan petinggi di PT. Agung Pratama yang sudah mengetahui kisah cinta yang bersemi antara Ardy, Executive muda yang kariernya sedang meroket di perusahaan walaupun baru sekitar lima bulan bergabung dengan perusahaan setelah lulus kuliah dari Harvard di Amerika itu, dengan Vania, karyawati yang baru setahun bergabung di perusahaan namun sudah disebut-sebut sebagai kembang Agung Pratama.Karena Vania dianggap banyak orang, terutama kaum Adam di kantornya, sebagai karyawati tercantik.Sejak sebulan belakangan ini, banyak orang tahu akan pendekatan intens yang dilakukan Ardy kepada Vania.Dari mulai melakukan antar jemput kepada Vania, hingga memberikan banyak hadiah, bahkan beberapa hari belakangan ini, terdengar gosip di kalangan terbatas kalau Vania sudah menerima cinta Ardy.Karena itu, banyak orang menduga, kalau Ardy dan Vania akan mengambil kesempatan berduaan dalam acara cari jodoh nanti, dan bahkan berkesempatan dipilih menjadi Raja dan Ratu acara Cari Jodoh, yang akan segera dilakukan setelah acara Cari Jodoh rampung.Tapi, tidak disangka kalau keadaannya akan jadi seperti ini. Vania yang cantik jelita itu, malah memilih Davin yang hanya seorang Cleaning Servis, ketimbang Ardy yang seorang Direktur keuangan di kantor yang punya masa depan sangat cerah itu.Saat ini, banyak mata terbelalak, banyak mulut melongo saat melihat apa yang terjadi di panggung Ballroom.Ardy yang sangat malu, memandang geram penuh dendam ke arah Davin yang masih tersenyum sambil menatap ke arah Vania yang sudah duduk di tempat duduknya kembali bersama Rani dan Lenny.Sementara itu, begitu duduk, Vania langsung dicecar pertanyaan oleh Rani dan Lenny."Mengapa kamu nolak Ardy, Van?" tanya Lenny."Kamu sehat kan, Van?" tanya Rani sambil menaruh tangannya di pelipis Vania."Aku sehat kok. aku gak apa-apa. Sumpah. Aku cuma gak mau lagi pacaran sama tukang selingkuh," kata Vania tenang."Selingkuh?" tanya Rani dan Lenny hampir bersamaan.Di atas panggung, Ardy tidak mau berlama-lama dipermalukan dan dilihat dengan rasa kasihan. Karena itu, Ardy memutuskan untuk bertindak."Aku memilih Lita. Ayo sini, sayang. Mulai malam ini, kita tidak perlu lagi menyembunyikan hubungan kita yang sebenarnya," kata Ardy kepada Lita.Lita dengan centilnya segera naik ke atas panggung untuk memeluk tubuh Ardy.Saat Lita memeluknya, Ardy menatap Vania dingin."Ardy selingkuh sama siapa, sih?" tanya Rani."Tuh. Dia sudah terang-terangan sekarang," kata Vania sambil menunjuk ke arah Lita yang sedang gelayutan di pundak Ardy."Kamu tahu darimana? Mungkin saja itu cuma fitnah," kata Lenny yang selama ini menganggap Ardy seorang pria yang baik."Kemarin, saat aku mencoba ke ruangannya Ardy untuk memberinya kejutan, aku malah mendapatkan kejutan di sana. Pintu ruangannya tidak tertutup dan saat aku masuk, mereka berdua sedang berhubungan intim di atas meja dengan posisi Ardy di belakang tubuh Lita. Mereka sedang ... uh. Kalian tahulah apa yang terjadi," kata Vania sedih."Tapi, bisa saja kan mereka tidak sengaja dalam posisi gitu," kata Lenny coba berargumen."Celana Ardy sudah terbuka dan melotot ke bawah, rok Lita tersingkap, tubuh Lita sedang tertelungkup di meja, mereka sedang bergerak-gerak sambil mendesah. Apa kamu masih mau bilang itu tidak disengaja, heh!" tanya Vania yang membuat dua temannya terdiam."Tapi, kan, tidak perlu lah sampai mempermalukan Ardy di depan umum seperti itu. Kan kasihan. Apalagi, dia kan bos kita di kantor," kata Lenny ngeri."Awalnya, aku juga gak bermaksud kayak tadi. Awalnya, aku cuma berencana untuk berdiam diri di acara cari jodoh ini. Aku berencana untuk tidak memilih Ardy, tapi juga tidak memilih siapa pun," kata Vania pelan."Terus?" sambar Lenny dan Rani hampir bersamaan."Sikap pongahnya Ardy itu yang membuat aku berubah pikiran. Karena dia menghina profesi Davin secara berlebihan. Itulah yang membuat aku marah dan melakukan hal yang tadi," tandas Vania." Tunggu dulu. Tunggu ... Davin itu siapa, sih?" tanya Lenny."Itu tuh, cowok yang kupilih itu," kata Vania sambil menunjuk ke arah Davin yang saat ini sedang berjalan menuruni panggung."Maksud kamu, Cleaning Service itu?" tanya Lenny."Hus! Jangan ikut-ikutan Ardy lah, suka menghina profesi orang," kata Vania kesal."Tapi, dia kan gak level sama kamu. Kalau dibandingkan dengan kamu, jauh lah. Apalagi kalau statusnya dibandingkan dengan Ardy yang masih muda sudah jadi Direktur keuangan itu," kata Lenny sambil mengerutkan keningnya."Tapi, kalau tukang selingkuh kayak gitu, buat apa?" ketus Vania."Jangan-jangan Davin ini, adalah Mr. Cool, yang pernah kamu bilang dulu. Iya kan?" tanya Rani kepada Vania."Mr. Cool apaan sih?" sambar Lenny."Kamu pelupa sih?" kata Rani sementara Vania masih terdiam."Aku kan memang pelupa, ayo dong. kasih tau," tuntut Lenny."Itu tuh, enam bulan lalu, Vania bilang, dia suka sama seorang cowok yang cool dan ganteng di kantor kita. Tapi, cuma bisa saling senyum karena cowok itu, belum pernah melakukan pendekatan, kamu ingat kan?" kata Rani berusaha merefresh ingatan Lenny."Ingat sih. tapi, aku pikir, yang dimaksudkan dengan Mr. Cool itu, Si Ardy," kata Lenny sambil berpikir keras."Jelas bukan. Si Ardy kan baru mulai muncul di perusahaan kita sejak lima bulan yang lalu, nah, Mr. Cool itu, sudah ada sejak enam bulan yang lalu. jadi, duluan Mr. Cool lah," kata Rani."Van, apa Mr. Cool-mu itu, si Cleaning. Eh, si Davin itu?" tanya Lenny memastikan."Yes. Aku akui, Mr. Cool-ku itu, memang Davin. Jadi, aku sudah duluan naksir dia, tapi, dia tidak pernah melakukan pendekatan. Belakangan, Ardy muncul dan melakukan pendekatan, yang setelah ku terima. Ardy malah langsung selingkuh. Karena itu, aku memilih kembali ke hatiku yang sebelumnya."Pengakuan Vania ini, membuat dua temannya melongo.Selain Lenny dan Rani, ada seorang pemuda lain yang duduk di belakang, dia juga ikut-ikutan melongo.Dia kemudian menyudahi rekaman suara di handphonenya. Rupanya, sejak tadi, dia telah merekam semua pembicaraan antara Vania dan teman-temannya.Pemuda ini, bernama Bram. dia juga bekerja sebagai Cleaning Service di perusahaan. Dia beranjak dari tempat duduknya untuk mencari Davin, sahabatnya.Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi
"Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye
Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b
Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga
Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis
Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir