Davin menatap wajah cantik Vania dengan mesra, mahkota raja dan ratu, kini dipasangkan di kepala mereka berdua, hingga banyak mata yang merasa kagum saat melihat keserasian mereka berdua.
Karena, yang pria tampan luar biasa sementara yang wanita, juga cantik luar biasa, sehingga keduanya terlihat sangat cocok.Sayangnya, saat para karyawan itu, teringat dengan profesi Davin, yang hanya merupakan seorang Cleaning Service itu, banyak karyawan yang meralat penilaian mereka, sebagian dari mereka tidak lagi merasa pasangan di atas panggung itu adalah pasangan serasi.Sebagai Raja dan Ratu ajang cari jodoh, mereka berdua, diperkenankan untuk melakukan tarian berdua di atas panggung.Lagu mulai terdengar untuk mengantar Davin dan Vania untuk berdansa berdua.Banyak orang yang sangsi dengan Davin. Mereka mengira, Davin tidak pernah berdansa sebelumnya.Mereka mengira, Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu, pasti akan kagok kalau harus berdansa.Bahkan, Ardy yang sempat akan menjauhi ballroom, kini kembali lagi, khusus untuk mentertawakan Davin.Tapi, perkiraan banyak orang, tidak terjadi. Karena Davin berhasil melakukan tarian dengan baik.Davin berhasil melakukan tarian Salsa mengikuti irama lagu salsa yang terdengar saat ini.Davin bahkan berhasil melakukannya dengan sangat baik hingga, Vania yang kini jadi terlihat lemah saat berdansa dengan Davin ini.Suara tepuk tangan mulai bergema, ini membuat Ardy kembali marah. Ardy keluar dari ballroom dengan masih diikuti oleh Lita yang sejak tadi, siap sedia untuk menghiburnya itu.Setelah dansa Salsa yang membuat banyak orang tercengang itu, Mr Philip Collins, juga ikut-ikutan bertepuk-tangan.Dia kemudian menyuruh raja dan ratu ajang cari jodoh, untuk segera menuju ke kamar bertipe presiden suite, untuk menikmati semua fasilitas di dalamnya.Sesudah itu, Mr Philip Collinspun menutup acara ulang tahun perusahaan dengan sebuah pidato singkat.Sesudah pidato itu, para karyawanpun bubar. Ada yang langsung menuju ke parkiran untuk mengambil mobil mereka untuk pulang ke rumah masing-masing, ada karyawan yang sudah memesan kamar di hotel ini, langsung kembali ke kamar mereka.Apalagi, besoknya tidak kerja karena hari minggu, sehingga ada karyawan yang sudah pesan kamar di hotel ini.Sementara itu, bagi para karyawan yang menemukan jodoh mereka pada ajang cari jodoh, merekapun berhak untuk nginap gratis di kamar mewah di hotel ini, karena biayanya telah dibayar oleh pihak perusahaan dan khususnya bagi raja dan ratu ajang cari jodoh, akan mendapatkan kamar terbaik dengan semua fasilitas terbaik di hotel ini, selama dua hari.**Saat ini, Davin dan Vania berjalan perlahan menuju ke lift. Mereka berdua mau menuju ke lantai tujuh belas, tempat kamar mereka berada.Davin mengulas sebuah senyum tipis saat menunggu lift.Davin ingin bicara tapi, semua yang ingin dikatakannya masih tertahan di tenggorokan.Karena, setelah sekitar enam bulan menunggu, akhirnya, Davin pun mendapatkan kesempatan untuk bersama Vania, gadis pujaannya yang telah merebut hatinya sejak enam bulan lalu itu.Sebenarnya, sejak enam bulan lalu, Davin ingin sekali mendekati Vania, tapi, setiap kali ingin mendekati Vania, Davin teringat akan perbuatan mantannya yang matre itu, rasa trauma kembali membayang, akhirnya setelah sebulan, Davin baru membulat kan tekadnya untuk mendekati Vania.Tapi, saat Davin memutuskan untuk mendekati Vania, muncul Ardy dan beberapa anak buahnya yang jadi penghalang baginya untuk mendekati Vania.Pintu lift terbuka, dengan tangannya, Davin pun mempersilahkan Vania untuk masuk duluan ke dalam lift, setelah Vania masuk, barulah Davin ikutan masuk.Di dalam lift, Keduanya terdiam beberapa saat. Saat pintu lift terbuka lagi, tanda mereka telah berada di lantai yang mereka tuju, barulah Davin bersuara.Dia memberikan isyarat bagi Vania untuk keluar duluan. Vania pun langsung keluar dari lift.Setelah sampai di depan kamar presiden suite yang diperuntukkan bagi mereka. mereka berdua semakin canggung, karena bagaimanapun, ini adalah saat pertama mereka berduaan.Di pikiran Vania, dia memang merasa canggung karena, sebelum ini, dia tidak pernah berduaan dengan cowok di dalam sebuah kamar hotel, karena itu, Vania jadi canggung bahkan merasa sedikit panik saat ini.Tingkah laku Vania ini, rupanya berhasil ditangkap oleh Davin. Davin bisa merasakan kalau ada aroma kecanggungan di wajah Vania.Karena itu, Davin membuka kamar presiden suite ini dengan keycard yang berada di tangannya. kemudian dia berkata, "kamu masuklah. Sesudah itu, kamu bisa memanggil dua teman cewekmu untuk menemani kamu di kamar ini. Aku pulang dulu.""Hah! Kok gitu?" tanya Vania."Ya iya. Aku tahu kalau kamu merasa canggung untuk berada sekamar denganku, apalagi--- "Tiba-tiba, perkataan Davin terpotong karena mendengarkan sesuatu. Sementara mata Vania sedang menatap lurus ke arah belakangnya Davin.Davinpun menyadari kalau ada sesuatu di belakangnya, dia membalikkan tubuhnya untuk mengikuti arah pandangan mata Vania itu.Ternyata, di belakang Davin, di depan pintu kamar di sebelah kamarnya Davin dan Vania, ada dua orang berlawanan jenis, sedang berangkulan tanpa mengenal malu, baju mereka berdua, juga sudah hampir polos. Mereka adalah Ardy dan Lita."Hahaha. Aku sengaja memesan kamar di sebelah kamarmu, Vania sayang. Supaya, kita berdua bisa berlomba, melakukan ini dengan pasangan kita. hahaha," kata Ardy sambil tanpa malu-malu berbuat tidak pantas bersama Lita, di depan mata Vania dan Davin."Mari kita masuk," kata Vania kepada Davin sambil menarik tangan Davin.Setelah melihat hal yang tanpa malu-malu dilakukan Ardy dan Lita itu. Vania mengajak Davin masuk ke kamar mereka dan langsung mengunci pintunya dari dalam.Davin masih berdiri kaku di dekat pintu. Matanya dan Vania, sempat bertukar pandang sekali.Setelah itu, karena ponselnya berbunyi, Vania pun mengambil ponselnya dari tasnya. ternyata, Ardylah yang menelponnya."Apa maumu?" tanya Vania ketus kepada Ardy lewat sambungan telepon."Belum terlambat, beb. Kalau kamu mau kembali kepadaku, datanglah ke kamarku, Lita akan segera pergi, kalau kamu mau mendatangi kamarku," kata Ardy di ujung telpon."Aku tidak akan mau kembali ke tukang selingkuh macam kamu! Camkan ini! Aku tidak akan pernah kembali padamu!" tegas Vania."Hahaha. Jangan gitu, sayang. Ingat. aku ini, seorang Direktur Keuangan di kantor kita, aku bisa memecatmu, kapan saja aku mau," ancam Ardy."Oke. Cukup beritahu aku, kapan aku harus pergi dari perusahaanmu itu, bos besar!" kata Vania dingin.Mendengar kata-kata ancamannya tidak mempan, Ardy berusaha merubah strateginya, " Van.... please...kenapa kamu berubah secepat ini? Kemarin, kita kan masih baik-baik saja. Mengapa kamu berubah seperti ini?" tanya Ardy, dengan nada suara yang mesra lagi bahkan terdengar memelas dan mengiba-iba, meminta Vania untuk kembali padanya.Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi
"Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye
Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b
Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga
Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis
Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir
Davin lihat para pengeroyok lain agak mundur ke belakang untuk memberikan keleluasaan kepada teman mereka untuk menyerang Davin dengan Double Stick atau Nunchaku itu.HIIIAAAAAAATeriak si penyerang sambil mengejar Davin dengan Nunchaku nya. Davin konsentrasi mengikuti arah putaran Nunchaku itu dan di saat yang tepat dia merampas Nunchaku itu dan dengan sebuah sentakan, Nunchaku itu sudah berpindah tangan dan dengan satu gerakan, Nunchaku itu sudah mendarat dua bahkan tiga kali di kepala si pemilik Nunchaku itu menjadikan sebuah adegan senjata makan tuan yang menggenaskan apalagi setelah terlihat darah mengalir dari pelipis si pemilik Nunchaku itu yang jatuh tersungkur pingsan di lantai.Teman-teman nya sangat marah melihat apa yang terjadi, beberapa dari mereka mulai mengeluarkan senjata tajam berukuran pendek dari balik baju mereka. dua orang lainnya mengambil Stick Bisbol dari lantai di dekat tiang. seorang diantaranya berteriak kepada para pengeroyok Wilson yang tinggal berjumlah
Peter yang sedang mengemudikan mobil di samping Davin, cuma bisa mengangkat bahunya karena dia memang tidak tahu apa yang terjadi. "Wilson sedang dikeroyok banyak preman, Tuan Muda. dia dikeroyok di parkiran Mall. nampaknya pengeroyok itu, orang suruhannya Conrad," jawab Melvin dari bagian dalam mobil Van. Melvin melihat hal itu dari layar TV di dalam mobil. drone miliknya sedang merekam keadaan Wilson. Davin pun pergi ke belakang untuk melihat keadaan Wilson dari layar TV."Kalau gitu, cepat ke tempat itu. aku ingin menolong Wilson," kata Davin kepada Peter."Jangan Tuan Muda! kamu baru saja pulih. biar aku dan Melvin yang menolong Wilson," kata Peter dari balik kemudi."No! kalian berdua akan membantu dengan cara lain. Melvin pergunakan drone mu untuk menyetrum para preman itu sebanyak-banyaknya. Peter, kamu pergunakan segenap akal mu untuk menjauhkan Vania dari Conrad. aku tetap akan turun untuk membantu Wilson," perintah Davin."Bagaimana dengan luka mu, Tuan Muda?" tanya Peter l
“Jangan-jangan pacarmu itu sudah meninggal,” kata Nyonya Dahmer.“NO!!! huhuhuhuhu,” teriak Vania yang diikuti dengan pecahnya tangisannya lagi. Nyonya Dahmer jadi menyesal karena dia kembali membuat Vania menangis. Akhirnya, Nyonya Dahmer cuma bisa menenangkan Vania yang masih terus menangis itu dengan cara menepuk-nepuk pundak Vania. tangisan Vania baru berhenti saat Rani datang mencarinya di dalam.“Tuh, ini teman kamu yang melihat kuntilanak itu,” kata Nyonya Dahmer sambil menunjuk ke arah Rani.“Apa yang terjadi, Ran? Apa benar kamu melihat kuntilanak?” Tanya Vania kepada Rani.“Iya, Ran. Waktu itu, aku mengikuti permintaan kamu untuk menangkap basah pria yang mirip Davin itu, tapi, sebelum aku sampai ke depan, aku malah bertemu kuntilanak. Hiyyyy…serem banget,” kata Rani dengan mimik wajah ketakutan.“Jangan-jangan kamu cuma melihat jemuran atau yang mirip gitu, Ran?” kata Vania sambil menatap lekat ke wajah sahabatnya itu.“Gak, Vania. Aku benar-benar melihat kunti. mana mungki