Beranda / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya / 6 Menikmati Cahaya Rembulan

Share

6 Menikmati Cahaya Rembulan

Penulis: FANDER
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-19 11:37:44

"Kamu masih gak ngerti apa kesalahanmu heh?!!!" tanya Vania sambil uring-uringan di telpon.

"Iya, Van. aku tidak tahu, Van. mungkin ada orang yang memfitnah aku. mungkin si tukang Cleaning Service itu yang memfitnahku," jawab Ardy membela dirinya di ujung telpon.

"KAMU JANGAN MENUDUH ORANG!!! GAK ADA ORANG YANG FITNAH KAMU!!! AKU MELIHAT PERBUATANMU DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI DAN ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP BAGIKU, UNTUK PUTUS DENGANMU, TAU!!!" teriak Vania yang sebal dengan sikap Ardy yang seenaknya menuduh Davin sebagai tukang fitnah itu.

"Perbuatan apa sih? aku gak ngarti, say. please, jangan terpengaruh orang, say," kata Ardy ngeyel.

"Aku melihat perselingkuhanmu dengan Lita kemarin di kantor. dan aku melihat perbuatan kalian berdua itu dengan mata kepalaku sendiri. jadi, jangan bilang kalau ada yang fitnah kamu, karena aku yang melihatnya sendiri, MENGERTI!!!" sembur Vania.

"Kemarin? oh, itu. itu bukan apa-apa, beb. Lita hanya membantu tugasku di kantor. itu aja."

"Kamu kira aku anak kecil yang tidak bisa melihat, mana yang sedang membantu dan mana yang sedang berbuat yang tidak-tidak, heh!!! sudahlah, jangan mengelak lagi, akui saja perbuatan mu itu!!!"

"Oke. baik. ehm....itu, aku akui. tapi, itu adalah perpisahan kami. ya....itu perpisahan kami. kami berdua berjanji untuk jalan sendiri-sendiri, dan itu adalah hal terakhir yang kami lakukan. begitu."

"Sudahlah, Ardy. kamu gak perlu nge les lagi. karena aku sudah tahu siapa kamu, dan aku tidak akan pernah kembali padamu. tidak akan pernah!!! jadi, terimalah perpisahan kita ini."

"Aku tidak akan mau menerimanya, Van. please..."

"POKOKNYA KITA PUTUS...TUS....TUS," teriak Vania sambil menutup teleponnya dan langsung memblokir nomor telpon Ardy dari handphonenya. karena Vania tahu, kalau Ardy, pasti akan mencoba lagi menghubunginya.

Begitu Vania menutup teleponnya, dia kaget karena Davin sudah mengajaknya duduk di depan jendela kamar untuk menikmati sinar bulan di malam ini.

Sebelum Vania duduk, Vania sempat menatap wajah tampan Davin, wajahnya terkena pantulan cahaya rembulan hingga wajah itu, terlihat tampan bagi Vania bahkan bukan cuma tampan, tapi, sangat tampan.

Vania merasa sedikit menyayangkan saat mengingat profesi Davin yang hanya seorang karyawan Cleaning Service itu, tapi, bagi Vania, Davin dengan profesinya ini, masih jauh lebih baik dari Ardy dengan kelakuannya itu.

Untuk beberapa saat, mereka berdua menikmati cahaya rembulan tanpa ada yang bersuara sama sekali, keduanya tenggelam dalam indahnya cahaya rembulan, tanpa kata-kata, tanpa suara, tapi, kedua hati mereka semakin menyatu di bawah cahaya rembulan.

"Aku ingin kesana," kata Vania memecah keheningan.

"Ke sana? hmm. hanya astronot yang bisa ke atas sana."

"Aku tahu. karena itu, aku ingin ke Paris dulu. Menikmati menara Eiffel," kata Vania.

Setelah itu, hening lagi, hingga akhirnya, Vania kembali memecah keheningan," Kamu sendiri, kamu ingin kemana?"

"Aku... aku tidak ingin kemana-mana. impianku sederhana. aku cuma ingin menemani wanita yang aku cintai kemanapun dia ingin pergi, kalau dia ingin ke Paris, aku akan menemaninya kesana, bahkan, kalau dia ingin ke bulan, aku juga akan menemaninya," jawab Davin sambil menatap wajah Vania.

"Hahahaha.... rupanya kamu bisa bercanda juga," kata Vania sambil menonjok pelan ke lengan atas Davin yang duduk di sampingnya.

"Itu bukan candaan," bantah Davin di dalam hatinya. dia memilih untuk tidak mengatakannya langsung kepada Vania, tapi mengucapkannya di dalam hati, agar menjadi janjinya untuk Vania, gadis yang sangat disukainya ini.

"Yuk ah. kita tidur. aku tidur di ranjang dan kamu boleh tidur di sofa, aku tidak akan mengajak teman-temanku kesini, jadi, kamu boleh tidur di kamar ini. oke," kata Vania yang langsung menuju ranjang untuk tidur.

Davin masih duduk di tempatnya tadi, dia masih menatap ke arah rembulan, dia sengaja belum mengikuti anjuran Vania untuk tidur, karena, Davin masih menunggu saat yang tepat baginya untuk menikmati wajah Vania sepuasnya.

Dan akhirnya, saat itupun datang, terdengar suara dengkuran yang sangat halus dari bibir Vania. walaupun halus, tapi, itu sudah cukup bagi Davin untuk mengetahui kalau saat yang dinantinya telah tiba.

Setelah yakin kalau Vania sudah tidur, Davinpun kini menggeser posisinya lebih mendekat ke arah ranjang, karena Davin ingin melihat wajah Vania sepuasnya. saat ini, tubuh Vania telah dibalut selimut tebal, tapi, wajahnya tidak terbalut selimut, dan wajah itu, memancarkan keagungan dan kecantikan yang menjadi satu dalam sebuah kata yang disebut 'sempurna'. ya, kecantikan Vania ini, boleh dibilang, adalah kecantikan yang sempurna.

Sebagai anak orang paling kaya di Hongkong, sejak kecil, Davin sudah melihat atau berkenalan dengan model-model cantik asal Hongkong yang beberapa kali menghadiri acara di rumahnya, tapi, Davin belum pernah menemui wanita secantik Vania, karena itu, saat ini, Davin pun memanfaatkan kesempatan ini untuk menatap wajah Vania sepuasnya.

Setelah puas, Davin pun pergi ke sofa hotel dan jatuh tertidur. Davin terbangun di pagi hari, saat dia mendengar suara Vania yang memintanya untuk bangun.

"Vin, Davin....ayo bangun," kata Vania sambil duduk di sofa yang ditiduri Davin.

Davin pun membuka matanya dan sangat kaget dengan pemandangan wajah Vania yang sangat dekat dengannya itu, hal ini membuat Davin terpesona, saat melihat wajah jelita Vania, setelah terpesona, Davin kelabakan saat menyadari kalau ada iler di pipinya. Davinpun langsung meloncat untuk menuju ke kamar mandi.

"Vin... cepetan mandi ya? kita mau ke restoran hotel. perutku laper," kata Vania kepada Davin.

"Iya. aku mandi dulu ya," kata Davin sambil ngeloyor ke kamar mandi hotel.

**

Beberapa saat kemudian, Davin dan Vania sudah berjalan mendekati restoran hotel, Davin dan Vania bermaksud makan di restoran hotel. Vania mengenakan baju cantik dengan blouse dan celana jeans, sementara Davin, cuma mengenakan kemeja murahan dipadu dengan celana jeans murahan. tapi, walaupun begitu, wajah mereka berdua yang ganteng dan cantik itu, terlihat serasi.

Saat ingin memasuki restoran, mereka berdua dihadang oleh seorang pegawai hotel. Vania segera memberikan dua karcis ke petugas hotel, karcis untuk sarapan pagi mereka.

Dengan ramah, petugas hotel itu, langsung mempersilahkan Vania untuk masuk tapi, waktu Davin juga ingin masuk, petugas hotel tidak membolehkan Davin untuk ikut masuk ke dalam.

"Loh pak. kenapa dia gak bisa masuk?" protes Vania saat melihat petugas hotel langsung mencegat Davin yang ingin mengikutinya masuk ke dalam restoran hotel.

"Begini, non. ada laporan dari seorang tamu terhormat, kalau pemuda ini, dicugai adalah seorang pencuri, tamu hotel kami itu, kehilangan barang berharganya dan dia curiga kalau pemuda ini yang mengambilnya, karena itu, dia tidak bisa masuk," kata petugas hotel sambil menunjuk ke arah Davin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   109 Galeri Seni

    Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   108 Pria Bertopeng

    "Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   107 Iklan Menatap Cahaya Rembulan

    Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   106 Fans Berat

    Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   105 Akhir untuk Conrad

    Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   104 Menyelamatkan Vania

    Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status