Share

7 Fitnah untuk Davin

Penulis: FANDER
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-19 11:38:37

"Pencuri?!!!" tanya Vania kaget.

"Ya...ada seorang tamu terhormat di hotel ini yang kehilangan cincinnya yang dia taruh di mejanya, dia juga bilang, kalau pemuda bernama Davin ini yang berada di dekat meja, karena itu, pihak hotel akan memproses dulu kasus ini untuk menyelidiki persoalan ini," kata petugas hotel.

"Siapa tamunya? tunjukkan padaku," kata Vania penasaran. pegawai hotel langsung menunjuk ke restoran, dia menunjuk ke arah Ardy yang sedang tersenyum mengejek ke arah Vania dan Davin, Vaniapun langsung tahu, kalau itu semua adalah fitnah untuk Davin.

"Aku tidak mencuri, Van," bisik Davin kepada Vania.

"Aku tahu. ini pasti fitnah dari si kodok itu!" jawab Vania geram sambil menunjuk ke arah Ardy yang saat ini sedang tertawa-tawa di dalam restoran hotel.

"Yang penting bagiku, kamu tidak mempercayai fitnah itu. sekarang, kamu makanlah dulu, kamu kan sudah lapar. biar aku yang berusaha menjelaskan kepada mereka dan----"

"Tidak! rasa laparku sudah hilang. aku akan menemanimu menjalani pemeriksaan. karena aku yakin kalau kamu tidak bersalah apa-apa," tegas Vania.

"Tapi...kamu kan sudah lapar."

"Pak, kami berdua akan menjalani pemeriksaan. dimana tempatnya?" tanya Vania kepada petugas hotel serta tidak menggubris perkataan Davin tadi.

"Ini ada Pak Satpam yang akan mengantar kalian ke sana," kata petugas hotel sambil menunjuk seorang petugas keamanan yang sedang mendatangi mereka.

Saat ini, Vania tahu, kalau di dalam restoran hotel, Ardy masih mengawasi mereka, karena itu, karena kesalnya pada Ardy, Vania sengaja bergelayut manja di lengan Davin sambil berbisik mesra untuk sekalian menyemangati Davin dan membuat Ardy kesal, kemudian bersama Davin, Vania melangkah meninggalkan tempat itu.

Di dalam restoran, benar saja perkiraan Vania tadi, Ardy sangat marah dengan kelakuan Vania itu, Ardy mengepalkan tangan dan memukuli kursi restoran yang tidak berdosa, dasar Ardy!

Sesampainya di ruang pemeriksaan, seorang satpam senior, menatap wajah Davin, dia ingin berlaku bak seorang polisi di ruang interogasi yang berusaha meruntuhkan nyali terdakwa sebelum memulai pertanyaan-pertanyaannya.

"Kamu dicurigai mengambil sebuah jam tangan milik tuan Ardy yang tertinggal di atas meja tujuh ballroom hotel ini malam tadi. katanya, saat dia meninggalkan jam tangannya disitu, hanya ada kamu yang ada di situ," kata Pak Satpam memulai sidangnya.

"Semalam itu, aku bahkan tidak duduk di meja manapun, pak. sebagai seorang Cleaning Service, aku terbiasa berdiri di luar saat ada acara. semalam itu, sama saja. aku berdiri di luar, untuk kemudian naik ke panggung, jadi, aku pastikan, kalau aku tidak pernah duduk di meja manapun," jawab Davin tenang. jawaban yang membuat Vania senang.

"Tapi, ada seorang tamu terhormat di hotel ini yang bersikeras melihatmu mendekati meja itu dan mengambil jam tangan Rolexnya, itu yang pasti," kata Pak Satpam bersikeras.

"Gini aja, pak. hotel semewah ini, pasti ada CCTV kan? bapak boleh lihat disana, cari buktinya kalau aku memang mendekati meja itu atau tidak," kata Davin tenang.

"Gak bisa dong. perkataan tamu terhormat kami itu, sudah harga mati dan----"

"Gini aja, pak. pamanku seorang polisi. biar dia datang memeriksa kasus ini sekaligus melihat CCTV nya, supaya semuanya jadi terang benderang, gimana pak?" potong Vania berusaha menggertak karena sikap keras si Satpam yang nampaknya sudah diatur oleh Ardy itu, padahal sih, Vania tidak memiliki paman polisi sama sekali.

"Er....oh....eh...ya udah. gini aja, aku bebasin kamu. kamu boleh pergi," kata Satpam itu setelah gelagapan beberapa saat.

Davin masih terdiam tapi, Vania langsung menarik tangannya untuk membawanya keluar.

"Kita makan aja yuk. makan di luar hotel aja. laper nih," bisik Vania di telinga Davin. Davinpun menganggukkan kepalanya.

Akhirnya, mereka berdua menemukan sebuah rumah makan sederhana sekitar 50 meter di belakang hotel, mereka pun memesan makanan dan duduk berhadapan di meja tengah.

"Siang ini, kita keluar aja ya?" kata Vania sambil menatap rahang kokoh Davin.

"Keluar?"

"Iya. keluar dari hotel. sebenarnyakan, kita dapat dua hari nginap gratis di hotel, tapi, aku gak suka dengan fitnah-fitnah dari si Ardy, jadi, lebih baik kita keluar aja, ya?"

"Oke. aku setuju. sebenarnya, sayang juga sih, karena kamarnya cukup enak---"

"Nanti deh. kalau ada libur, kita nginap di hotel lain, aku kan punya member yang dapat voucher gede untuk nginap di hotel, dan----" Vania tidak meneruskan kata-katanya karena dia baru sadar kalau dia telah mengajak seorang pria untuk nginap bersamanya di hotel. dia baru sadar kalau tidak pantas mengucapkan kata-kata seperti itu, sehingga dia langsung terdiam.

"Kenapa terdiam? oh... Voucher hotelnya sudah terpakai ya? gak apa-apa kok kalau gitu. nanti aku yang kerja keras supaya bisa punya duit untuk kita nginap di hotel," kata Davin yang tidak sadar, kenapa Vania tadi terdiam.

"Eh....iya iya," jawab Vania asal-asalan. yang sebenarnya, dia cukup risih dengan pembicaraan nginap di hotel ini, karena seumur hidupnya, dia tidak pernah nginap berdua dengan cowok di hotel, rumah kost, apartemen atau apapun itu, yang semalam adalah yang pertama bagi Vania, untuk nginap bersama cowok, untungnya, walaupun sekamar, mereka tidur terpisah.

"Cerita dong soal kamu. masa kecil kamu, orang tua kamu dan cita-cita kamu. ayo dong?" kata Vania untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku...aku sebenarnya tidak lahir disini. aku berasal dari jauh. ibuku aja yang berasal dari sini tapi kemudian, ikut ayahku dan tinggal di tempat ayahku," kata Davin memulai ceritanya, dia berhenti sejenak karena bertepatan dengan datangnya seorang pelayan yang menaruh makanan pesanan mereka di meja makan.

"Oh, jadi? kamu itu berasal dari daerah gitu dan hanya ibumu yang berasal dari Jakarta. terus, kamu merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib, gitu kan?" tebak Vania setelah pelayan pergi.

"Ehm... begitulah," jawab Davin. dia terpaksa berbohong karena memang masih belum ingin membuka jati dirinya yang sebenarnya kepada Vania. itu karena Davin ingin mendekati Vania, sebagai seorang miskin yang tidak punya apa-apa.

" Terus? teruskan dong ceritanya," desak Vania.

"Ehm... cita-cita ku sederhana. aku cuma ingin bertemu dengan seorang wanita, yang betul-betul menyayangiku, wanita yang bersedia untuk hidup denganku dalam suka dan duka hingga maut memisahkan."

"Hihihi..."

"Kok ketawa sih?"

"Ya iyalah. aku kan nanya cita-cita. yang namanya cita-cita itu, dimana-mana berarti, cita-cita menjadi Dokter, jadi pilot, jadi pengusaha, gitu-gitu. kalau yang kamu bilang tadi itu, soal jodoh bukan cita-cita."

"Wah. salah dong?"

"Ya salah. contoh nya kayak aku ini, Waktu kecil, aku sebenarnya cita-citanya ingin jadi Dokter, terus, waktu SMA, aku mulai berminat jadi Arsitek. akhirnya, waktu lulus SMA, akupun tidak jadi kuliah kedokteran, malah aku kuliah teknik. dan akhirnya, lulus jadi arsitek dan kerja di kantor kita. kalau kamu, kamu kuliah gak?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   109 Galeri Seni

    Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   108 Pria Bertopeng

    "Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   107 Iklan Menatap Cahaya Rembulan

    Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   106 Fans Berat

    Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   105 Akhir untuk Conrad

    Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis

  • Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya-Raya   104 Menyelamatkan Vania

    Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status