Share

BAB 62

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-03 07:36:42

“Kita pulang sekarang!” Nia melepaskan tangan Jihan saat Dirga menghampirinya. Wanita itu bahkan tidak sempat berpamitan pada Jihan. Emosinya sudah di ubun-ubun. Beruntung, Dirga mengikuti kemauannya. Sepanjang jalan, mereka saling diam.

Nia membanting pintu kamar hingga menimbulkan suara berdebam yang sangat nyaring memenuhi seisi rumah. Wanita itu menatap tajam pada Dirga yang memasuki kamar setelahnya. Tanpa bicara, Nia langsung menyerang Dirga membabi buta hingga membuat Dirga tersungkur ke lantai.

“Kau … bisa … membunuhku …” Dirga menarik napas panjang saat Nia akhirnya melepaskan cekikan di lehernya. Dia langsung melepaskan dasi agar bisa bernapas lebih leluasa.

“B*ngsat tetaplah b*ngsat sampai kapanpun!” Nia terengah-engah menahan emosi. Matanya menatap Dirga tak berkedip

“Kau cemburu karena candaan teman-teman tadi?” Dirga tertawa tak percaya pada istrinya yang terduduk di kasur dengan dada naik turun dengan cepat. “Itu sudah masa lalu, Nia. Mereka hanya bercanda. Lagi pula,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Langit
dirga ga teges banget harusnya temennya ditegur kalo candaan kek tahi gtu bukan diem aja deh kek badut
goodnovel comment avatar
Emi Susanti
ahhh.. nanggung bgt sih Thor..up lagi doong..
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
dkit amat up nya, lama pula nunggunya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kekasih Suamiku   BAB 78

    “Berapa lama?" Aditya mengikuti Jihan yang berjalan ke kamar. Dia memilih duduk di ranjang sambil memperhatikan Jihan yang mulai bersiap-siap untuk berangkat."Aku butuh waktu, Mas." Jihan mengembuskan napas kencang. "Aku tidak menyangka hal ini akan terulang lagi. Rasanya lebih menyakitkan dari yang pertama karena anak-anak sudah mengerti. Selamanya rekam jejak itu akan abadi di layar kaca menjadi mimpi buruk mereka hingga tua.""Maaf …." Aditya mendekati Jihan. Dia memeluk istrinya erat-erat. Jihan sempat mengamuk saat dia sadarkan diri. Cakra Buana sengaja mengajak kedua cucunya pergi agar Jihan dan Aditya bisa bicara berdua. "Saya dijebak, Jihan." Hanya kalimat itu yang sanggup dia katakan di tengah amukan dan makian yang istrinya sampaikan saat itu.Seminggu lebih mereka bertengkar hebat. Hingga akhirnya Aditya berhasil mendapatkan rekaman CCTV hotel tempat kejadian. Jelas terlihat lelaki itu berjalan sempoyongan menuju lift. Ralin setengah berlari saat pintu lift akan tertutup.

  • Kekasih Suamiku   BAB 77

    “Kamu jadi pulang?” Aditya berjalan mendekati Jihan yang masih menatap televisi. Lelaki itu mengembuskan napas kencang membaca headline berita. Dia menggertakkan gigi melihat inisial AB di sana.“Jadi, Mas.” Jihan mengambil remot dan mematikan televisi. Dia berdiri dan tersenyum menatap Aditya yang memperhatikan wajahnya. Mata itu terlihat sendu dan kuyu. “Sekalian nanti mau mampir ke rumah Mama Papa, mau lihat Rayna dan Damar dulu.”“Jihan, saya ….”“Hadapi, Mas, hadapi.” Jihan menyusut air matanya yang mengalir perlahan. Kejadian ini benar-benar membuat jiwanya lelah. Dia butuh dikuatkan sementara anak dan suaminya justru sedang butuh penguat. “Kalau Mas tidak bersalah, buktikan.”Aditya terengah mendengar ucapan istrinya. “Apa yang harus saya buktikan, Jihan? Yang ada di foto dan video itu benar saya.” Aditya menggenggam tangan Jihan erat. Dia dapat merasakan tubuh wanita itu bergetar hebat. Dalam sekali sentakan, Jihan sudah berada dalam pelukannya.“Kenapa tidak langsung cerita?

  • Kekasih Suamiku   BAB 76

    "Itulah salah satu keluhan pengunjung yang berhasil kami wawancarai. Menurut pantauan tim kami, aplikasi Mata Air Buana saat ini juga sedang tidak dapat diakses. Padahal, banyak calon pengunjung yang ingin membatalkan booking tiket mereka.Keributan ini juga memenuhi media sosial. Calon pengunjung ramai-ramai melakukan komplain di sana. Mereka minta uang mereka dikembalikan karena tidak ingin menghabiskan liburan di tempat yang bermasalah.Sampai berita ini kami turunkan, belum ada klarifikasi apapun dari pihak Mata Air Buana. Baik secara langsung maupun melalui media sosial yang mereka punya.Keadaan ini tentu membuat publik menduga-duga, akankah Aditya dan Jihan memilih bungkam seperti tiga tahun lalu?""Bungkam bukan pilihan yang tepat karena usaha mereka sedang berada di puncaknya. Seharusnya, Aditya bisa meredam berita ini. Tapi, apa pula yang mau diredam? Foto dan video itu jelas dirinya." Afrizal kembali terbahak-bahak.Dia mengangguk-angguk menyadari kepintarannya merancang st

  • Kekasih Suamiku   BAB 75

    “APA YANG ADA DI OTAKMU SELAIN S*LANG*ANGAN WANITA, ADITYA? B*NGSAT!” Cakra Buana langsung melompat ke arah saung. Bogem mentahnya langsung menghantam rahang tegas Aditya.“Kakek!” Rayna memekik kencang. Jihan dengan sigap menarik Rayna. Hati wanita itu perih menyadari kedua anaknya harus menyaksikan kekacauan ini tepat di depan mata mereka. Trauma. Pasti kejadian hari ini akan membekas selamanya di memori jangka panjang Damar dan Rayna.“Kau membuat malu keluarga dengan kelakuan bejatmu itu!” Sekali lagi, bogem Cakra telak mengenai hidung Aditya. Darah segar terciprat ke jilbab Jihan yang duduk di samping suaminya. Wanita itu menatap jerih pada cairan merah yang meresap ke dalam serat-serat kain jilbab yang dia kenakan.“B*DOH!” Saat bogem ketiga menghantam wajah Aditya, lelaki itu terkulai lemah.“Anakku!” Aditya masih sempat mendengar suara sang Mama sebelum kesadarannya benar-benar hilang. Sementara disini, Cakra Buana terduduk dengan wajah bersimbah air mata. Lelaki berusia senj

  • Kekasih Suamiku   BAB 74

    Jihan dan Aditya saling berpandangan saat mendadak tempat itu menjadi riuh seketika. Beberapa pengunjung langsung fokus pada ponsel mereka. Bahkan, mereka yang tadinya masih mengantri untuk bermain wahana meninggalkan antrian begitu saja.“Ada apa?” Rayna langsung mencegat teman yang dikenalnya. Mereka benar-benar tidak mengerti dengan keramaian yang terjadi. Tempat yang tadinya rapi bahkan sedikit berantakan karena orang-orang berkerumun tanpa memperhatikan sekitar hingga menyenggol tanaman dan tempat sampah.“Buka ponselmu, lihat saluran berita apa saja.” Anak lelaki itu langsung pergi setelah menepuk bahu Rayna pelan. Rayna yang kebingungan langsung berlari dan mencari ponsel di tasnya.“Tepat jam setengah sebelas tadi atau beberapa menit sebelum berita ini mengudara, hampir semua stasiun televisi dan akun-akun berita di media sosial mendapat email yang isinya tidak terduga.Foto-foto Aditya Buana dan Ralin Kamala yang sedang melakukan adegan tidak senonoh di sebuah kamar hotel mem

  • Kekasih Suamiku   BAB 73

    “Alhamdulillah ya, Mas, reservasi kamar sudah penuh sampai waktu liburan selesai nanti. Tempat wisata juga semingguan ini selalu ramai.” Jihan memperhatikan pengunjung yang terus berdatangan. Baru jam sepuluh pagi, tempat wisata Mata Air Buana sudah ramai sekali. Sesuai perkiraan, pengunjung akan meningkat pesat di minggu kedua libur sekolah.“Iya, omset resto juga meningkat drastis. Kita sampai menambah tenaga harian lepas agar karyawan tidak keteteran. Sekitar lima belas orang kita rekrut untuk waktu kerja sampai masa liburan berakhir nanti.” Aditya menyelonjorkan kaki. Dia tersenyum lebar melihat wajah pengunjung yang sumringah menghabiskan waktu di sana.Hari ini, Aditya sengaja memboyong keluarga kecilnya ke tempat wisata mereka. Sejak tadi, Rayna dan Damar tak berhenti mencoba wahana yang ada. Mereka tambah semangat mencoba semua saat bertemu dengan teman yang mereka kenal.“Mama sama Papa jadi kesini, Mas?” Jihan dan Aditya tertawa berbarengan melihat Pardi dan Sumi basah kuyup

  • Kekasih Suamiku   BAB 72

    "Kenapa mundur?" Belum juga sempurna mereka duduk, pertanyaan itu sudah meluncur dari mulut Armila. Dia sudah tidak kuat menahan hati karena sepanjang perjalanan tadi mereka saling diam."Aku ingin kita tidak berhubungan lagi." Ucapan Dirga membuat Armila terbelalak. "Kalau aku terus berada di tim ini, mau tidak mau kita akan tetap berhubungan, Mil.""Karena Nia? Kau mengorbankan karirmu hanya demi dia?"Dia istriku. Ibu dari anakku. Wanita yang selama belasan tahun ini menemaniku menghabiskan malam. Dia yang merawat aku saat sakit. Dia juga yang memastikan makan dan bajuku tersedia dengan baik dan rapi. Jadi, dia bukan sekedar hanya bagiku, Mil."Armila bungkam mendengar ucapan Dirga. Sementara Dirga menarik napas dalam-dalam. Dia menunjuk minuman asal-asalan saat pramusaji menghampiri. Lelaki itu memesan sushi untuk dibawa pulang hingga membuat Armila menautkan alis.Dirga memang sengaja mengajak Armila bicara disana sekalian memesankan sushi di resto kesukaan Nia. dia berharap deng

  • Kekasih Suamiku   BAB 71

    “Aku tidak sekuat dirimu, Je.” Nia menggigit bibir.“Aku kuat karena Mas Aditya, Nia. Dia benar-benar menunjukkan perubahannya. Dia menjadi lebih perhatian pada aku dan anak-anak. Mas Aditya juga membuktikan dia tidak lagi mengulangi kesalahannya dulu. Dia berhasil meyakinkan aku bahwa keputusan yang kuambil untuk mempertahankan pernikahan kami dulu tidaklah salah.”“Aku lelah berjuang sendirian.” Nia tergugu. Akhirnya, air mata wanita itu mengalir juga. Susah payah dia menahan tangis sejak tadi, tapi ternyata dia tidak sekuat itu. “Terima kasih.” Nia menerima tisu yang diberikan Jihan.“Aku sengaja mendiamkan Dirga. Bersikap seolah pernikahan kami baik-baik saja. Tapi, dia tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun. Bahkan, kata maaf tidak pernah terucap dari bibirnya karena telah menyakiti aku. Aku iri sekali dengan pernikahanmu, Je.”Jihan menarik napas panjang. Dia memegang tangan Nia dengan erat, berusaha memberikan kekuatan pada sahabatnya yang sedang sangat rapuh.“Dia tidak be

  • Kekasih Suamiku   BBA 70

    Dirga menautkan alis melihat selembar surat yang terletak di meja kerjanya. Lelaki yang baru sampai di kantor itu meletakkan tas dan duduk di kursi. Alisnya bertaut melihat logo dari Pengadilan Agama setempat. Dengan hati berdebar, Dirga membuka amplop.Lelaki itu menggeram saat mengetahui isi amplop itu adalah surat panggilan sidang tahap pertama. Dirga meremas surat hingga tak berbentuk lagi. Lelaki itu tidak menyangka Nia akan melayangkan gugatan tanpa berbicara dengannya lebih dulu.“Lihat? Sekarang berpikirlah. Wajar mereka menginjak-injak harga diriku karena suamiku sendiri tidak bisa menghargai aku sebagai seorang istri. CERAI! Aku tidak bisa hidup dengan lelaki tidak tegas sepertimu lebih lama lagi.” Ucapan Nia saat itu terngiang kembali di telinga Dirga.Lelaki itu memijat keningnya pelan. Dia kira permasalahan mereka sudah selesai. Waktu itu hanya kemarahan sementara Nia. Berbulan-bulan sejak kejadian itu, hubungan mereka sudah baik-baik saja. Nia bahkan masih melayaninya ta

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status