Share

(Chapter 4)

Penulis: Scorpio_Girl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-14 19:47:41

Suara bariton itu menghentikan langkah kaki Bara. Dia menoleh, melihat pria tua yang memiliki garis wajah hampir sama dengannya itu. 

"Keluar sebentar, Kek!" sahut Bara. 

"Ke mana?!" ucap Andreas, tua besar Alexander. "Hati-hati, jangan sampai kamu terlibat masalah di luar. besok kamu akan bertunangan." 

Bara mengerutkan keningnya mendengar kalimat itu, "Sejak kapan acara itu dipercepat seperti itu, kek?" 

"Sejak saat ini!" sahut tuan besar Andreas sebelum berlalu karena tak ingin dibantah. 

Bara hanya bisa terdiam, menatap punggung pria yang tak lagi muda itu semakin menjauh dan menghilang di balik pintu. 

"Hmmm," Bara menghela nafas beratnya, tidak ada gunanya berdebat dengan kakek yang keras kepala, karena apa yang menjadi keputusan kakeknya tidak akan ada yang bisa melawannya. 

"Hey bro!"  

Bara menoleh saat sebuah tangan menepuk pelan pundaknya. Dia Ares, sepupunya yang memiliki garis wajah seperti orang chinese. 

"Selamat ya bro, katanya kamu akan dijodohkan!" ucap Ares, sepupu Bara. 

"Dengar-dengar dia adalah putri sulung keluarga Adiwijaya ya?" tanya Ares dengan sengaja. 

Bara tak ingin menanggapi kata-kata Ares. Dari raut wajah laki-laki itu saja sudah terlihat jelas jika dia berniat buruk kepadanya. 

"Loh-loh, mau kemana kok buru-buru?" tanya Ares melihat Bara mulai melangkahkan kakinya pergi. 

"Tapi tidak apa-apa dapat yang sudah bekas, apalagi kamu juga tidak akan bisa muasin dia. Kasihan jadi perawan tua," ucap Ares membuat Bara seketika menghentikan langkahnya. 

Sebenarnya, saat Ares mengetahui jika Bara akan segera menikah, membuatnya sedikit gelisah. namun, saat mengingat bahwa sepupunya itu tidak akan bisa memiliki keturunan, membuat Ares sedikit lega. Apalagi, saat melihat berita tentang calon tunangan sepupunya yang menjadi trending topik dengan skandal kurang pantas, membuat Ares semakin girang. 

"Ares, kusarankan kamu menjaga omonganmu." 

"Apa aku salah? Kudengar dia sudah tidur dengan pria lain di sebuah hotel! ha ha ha!" Ares tertawa mencemooh. 

"Yang satu wanita murahan, yang satunya lagi pria menyimpang. Sepertinya sudah pasti aku yang akan mewarisi Alexander Corporation," batin Ares dengan percaya diri. 

"Jangan terlalu percaya diri, Ares. Siapa yang bisa tahu siapa di antara kita yang akan lebih dulu memiliki keturunan," sahut Bara dengan santai, tak tampak terpancing dengan cemoohan Ares. 

"Pfffftttttt, nggak salah lo ngomong begitu?" 

Bara menatap datar ke arah Ares dengan sebelah alis yang terangkat. "Apa yang salah?" ucapnya. 

"Dibandingkan diriku, bukankah dirimu yang harus khawatir? Lagi pula, sudah beberapa tahun menikah, tapi aku belum mendengar kabar bahagia dari sisimu?" 

Wajah congkak Ares seketika berubah kesal setelah mendapat balasan telak dari Bara. 

"Kamu-" 

"Aku sibuk. Tidak ada waktu bermain denganmu. Aku pergi dulu," ucap Bara yang kemudian dengan santainya meninggalkan tempat itu. 

Kesal, Ares menoleh ke arah sang istri yang ada di sisinya dari tadi. "Ini semua gara-gara kamu!" tegur Ares kepada Audrey, sang istri. 

"Kok gara-gara aku?"  

"Ya gara-gara kamu nggak hamil-hamil."  

"Loh, kok malah aku yang-" 

"Halah nggak usah membantah," ucap Ares. 

"Dasar wanita gak guna," makinya sebelum berlalu pergi. 

Berbeda dengan Ares yang berujung pada pertikaian dengan istrinya, Bara justru memilih untuk pergi meninggalkan kediaman Alexander. Bara tidak seorang diri, dia mengajak Aldo untuk menemaninya ke sebuah klub malam untuk mecari ketenangan. 

"Nggak bisa besok aja gitu, pak, ke clubnya?" tanya Aldo berusaha bernegosiasi dengan Bara, mengingat waktu sudah lebih dari tengah malam. 

"Bisa, mungkin sekalian saja setelah kamu saya pindahkan ke Afrika!" 

Mendengar kalimat dari atasannya itu, Aldo langsung bergegas keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu untuk Bara. Setan-setan yang tadinya seperti tengah bergelantungan di kelopak matanya seketika terhempas begitu saja dan matanya tebuka lebar. 

Meskipun baru berdiri di ambang pintu lobi, suara dentuman musik sudah terdengar cukup keras, "Orangnya sih enak, udah tampan di tambah dengan penampilan yang menunjang aura kharismanya. Lah sedangkan saya seperti orang ngelindur." 

Aldo melangkahkan kakinya dengan terpaksa mengikuti kemana arah kaki Bara melangkah, bahkan ia harus mengesampingkan setiap mata yang menatap aneh ke arahnya. Bagaimana tidak, terlihat aneh, ia pergi ke club malam mengenakan baju tidur. 

"Dari pengalaman yang sudah-sudah, sepertinya ini yang paling jauh," gumam Aldo. 

Bara duduk di kursi bar bersama Aldo, "Kamu tidak minum, Do?"  

"Kalau saya minum dan ikutan mabuk, siapa yang akan membawa anda pulang?" sahut Aldo. 

Bara mengangguk dan kembali menyesap koktail yang berada di gelas dalam genggamannya. 

"Bara bukan?"  

Seorang wanita berpakaian cukup terbuka berdiri tak jauh dari Bara. Namun melihat raut wajah Bara, sepertinya ia tidak mengenali wanita itu. 

"Siapa? silahkan pergi saya tidak kenal!" ucap Bara to the point. 

"Kamu melupakan ku? Aku Meylani!" ucap wanita itu lagi 

Bara mencoba mengingat nama itu, ada satu nama yang terlintas di pikirannya namun seingatnya penampilan gadis itu tidak seperti ini. 

"Aku Meylani Lee, apa sudah mengingat ku?" tanya Meylani dengan senyumannya yang merekah. 

Dalam hati Bara sudah merasa sangat tidak enak, "Mau bikin ulah apa lagi ini?"  

** 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 72)

    Bara benar-benar terkejut, melihat istrinya berdiri di ambang pintu. Menatap ke arahnya dengan mata terbelalak dan berair, seolah benar-benar terpukul melihat kesalah pahaman ini. 'Akhirnya, yang di tunggu-tunggu datang juga!' melihat kekacauan ini, tentu saja Revina sangat senang. Berharap, setelah ini kakak tirinya itu akan benar-benar berpisah dengan Bara. Entah apa yang Revina rencanakan, tiba-tiba saja gadis itu mendorong tubuh Bara, seolah tengah berusaha untuk melarikan diri dari Bara, "Kakak, untung kakak datang kemari tepat waktu!" Dengan penampilan yang sengaja ia buat berantakkan, Revina menghampiri Elviara dengan wajah ketakutan. Bahkan matanya memerah seperti menahan tangis, mencoba untuk menipu semua orang jika Bara melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. "Ini tidak seperti yang kalian lihat!" ucap Bara. melihat dari sorot mata Elviara, terlihat gadis itu meragukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bara. "Sayang, apa kamu tidak mempercayai ku?" "Stop!" Elviara

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 71)

    Akhirnya, Elviara benar-benar menghadiri acara reuni tanpa suaminya, untung saja masih ada saudari kembarnya yang menemani. Tidak hanya Elviana, bahkan Nicholas juga ikut datang ke acara itu sebagai pasangan Elviana."Emmm, serasi sekali!" Ledek Elviara, melihat saudarinya yang malu-malu karena kehadiran Nicholas di sana."Apa sih, kak. Kakak sendiri kalau datang dengan kak Bara pasti juga seperti ini, kan?" sahut Elviana."Pfffffttttt, wajar saja, Na. Kami ini pasangan!" ucap Elviara."Iya-iya, yang paling pasangan," sahut Elviana dengan raut wajah yang sengaja cemberut, untuk menutupi kegugupannya."Pffftttttt." Elviara tidak lagi menggoda saudarinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung, di mana tempat mereka untuk melakukan janji temu."Kak Ara, mau kemana?" tanya Elviana melihat Elviara melangkahkan kakinya dan sengaja memberikan waktu untuk Elviana dan Nicholas menghabiskan waktu bersama.Elviara menoleh, dan tersenyum ke arah saudarinya, "Bersenang-senanglah, aku tidak aka

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 70)

    "Elviana, pak Nicholas. Silahkan masuk!" Elviara segera mempersilahkan Elviana dan Nicholas untuk ."Sayang, siapa yang datang?" sebenarnya tadi Bara sudah mengikuti lengkah Elviara. Namun, dering ponselnya membuat dirinyanya harus menghentikan langkah untuk mengangkat panggilan itu.Elviara menoleh, menatap ke arah Bara yang tengah melangkah ke arahnya, "Ini, sayang. Ada Elviana dan pak Nicholas datang!"Sayang? Apa mereka benar-benar sudah saling mencintai? Nicholas bertanya-tanya melihat keharmonisan rumah tangga Elviara dan Bara, karena setau dia dulu, Bara menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi persyaratan agar bisa mewarisi Alexander Corporation.'Huhhh, apa yang saya pikirkan? Jelas saja mereka saling mencintai,' batin Nicholas melihat perut Elviara yang semakin membesar."Nic, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bara seraya menepuk pelan bahu Nicholas, setelah sahhabatnya itu tidak segera memberikan respon ketika di ajaknya berbicara."Ehemmm, tidak ada!" sahut Nichola

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 69)

    Malam itu, Elviara mengurungkan niatnya dan memilih untuk beristirahat, setelah merasakan nyeri di perutnya. Mungkin karena Elviara terlalu banyak beban fikiran.***"Selamat pagi, sayang!" sapa Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mendengar suara suaminya, Elviara pun menoleh ke arah Bara yang masih berada di ambang pintu kamar mandi, pria itu terlihat segar dengan buliran air yang terlihat masih menetes dari rambutnya."Selamat pagi!" sahut Elviara dengan senyuman yang mengembang.Cup.Bara melangkahkan kakinya, dan mengecup kening Elviara. Sedangkan Elviara memeluk erat pinggang suaminya, merasakan aroma sabun yang cukup melekat di tubuh suaminya."Hmmm, segar sekali!" ucap Elviara membuat Bara terkekeh."Sayang, sepertinya nanti akan ada pertemuan dengan petinggi perusahaan. Bagaimana jika saya telat atau bahkan tidak bisa menemani kamu menghadiri acara reoni?" Tidak maksud berbohong, Memang awalanya Bara takut tidak bisa mengantarkan Elviara kerena ulah Revina. Tapi, apa

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 68)

    Beberapa hari ini, Elviara memperhatikan sikap Bara yang sedikit aneh, 'Sebenarnya, ada apa dengannya?'Elviara yang tidak tahan lagi akhirnya menghampiri Bara, "Sayang, apa ada masalah?"Bara menoleh, dan tersenyum melihat Elviara tengah berdiri di sampingnya, "Tidak ada apa-apa!"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Elviara merasa ada yang aneh dengan sikap Bara, seperti ada yang tengah pria itu tutupi darinya.Melihat Elviara termenung, Bara menarik pelan tubuh Elviara, membiarkan gadis itu duduk di pangkuannya, "Ada yang ingin saya sampaikan, sayang!"Elviara menoleh, dengan wajah penasaran gadis itu menatap ke arah Bara, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh Bara. Namun, yang di tunggu-tunggu justru tidak kunjung bersuara dan membuat Elviara semakin bertaya-tanya."Sayang!""Hmmm, apa?" sahut Elviara antusias."Bagaimana kalau besok saya tidak bisa menemani kamu di acara reuni? Apa kamu akan marah?" tanya Bara. Sebenarnya ini bukan acara mendadak, bahkan Elviara sudah mengatak

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 67)

    Melihat Meylani yang terus-terusan mendesaknya, akhirnya Willyam bercerita sedikit agar Meylani tidak lagi menuduhnya yang macam-macam, 'Kalau saja tidak sedang mengandung, mungkin saya tidak akan memberitahunya tentang ini.'Anggap saja semua ini memang sudah takdir Meylani dan Willyam. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas kerjasama untuk balas dendam, kini, justru mereka terlibat dalam hubungan yang rumit. Bahkan seorang Willyam, mavia kelas kakap yang terkenal kejam dan sadis, perlahan tunduk di depan Meylani.Willyam menghela nafas, melihat wajah cemberut Meylani seolah merajuk dengannya. Tapi, kali ini gadis itu tidak bersikap sebrutal biasanya, seperti saat-saat mereka tengah bertengkar. "Hahhhh, baiklah. Ikut saya, saya akan menceritakan semuanya kepada kamu!" ucap Willyam.Apa tuan benar-benar akan menceritakan semuanya? Apa nona Meylani benar-benar bisa di percaya? Justru, yang terlihat khawatir adalah Rouhan. Takut jika nanti Willyam benar-benar memberi tahu semuanya, terma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status