Share

(Chapter 7)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-06-06 21:11:02

“APA?” mata Elviara membulat sempurna mendengar tawaran dari Bara.

Dalam hati, Elviara bertanya-tanya, apa ada yang salah dengan pendengarannya? Mana mungkin Bara menawarkan hal seperti itu kepada gadis biasa sepertinya?!

“Bapak, saya mohon jangan bercanda ….”

“Saya tidak bercanda. Saya serius. Bertunanganlah dengan saya selama satu tahun untuk menendang Meylani dari hidup saya, dan akan aku pastikan kamu bisa mendapatkan posisi memuaskan di perusahaan ini.”

Elviara menggigit bibir bawahnya pelan, mempertimbangkan hal ini. Dia memang memerlukan pekerjaan ini, tapi … dengan bersandiwara sebagai tunangan pria tersebut.

“Saya … tidak akan diminta untuk melakukan hal yang tidak-tidak, bukan? Hanya sandiwara saja …” tanya Elviara ragu.

Mendengar pertanyaan itu, alis kanan Bara meninggi, tampak terhibur. “Kalau kamu mau, tentu saya tidak akan menolaknya.”

“Tidak! Saya tidak mau melakukan yang tidak-tidak!” tegas Elviara dengan mata berkaca-kaca, merasa kesal bercampur malu dengan godaan pria di depan mata.

“Heh, sayang sekali.” Bara menyeringai dan mendengus, “Kalau begitu, cukup sandiwara yang meyakinkan saja. Saya jamin tidak akan melakukan hal aneh padamu.” Pria itu memandang Elviara penuh makna. “Terkecuali kamu menginginkannya.”

Tangan Elviara mengepal, tahu pria itu sedang mengejeknya. Namun, dia terdiam sesaat dan berpikir lagi. Kalau memang hanya bersandiwara untuk satu tahun, demi mendapatkan pekerjaan dan pemasukan, harusnya tidak masalah, bukan?

Tidak sabar dengan diamnya Elviara, Bara pun menghela napas kasar dan berucap, “Kalau tidak mau, ya sudah. Silakan kamu keluar dan–”

“Terima!” potong Elviara dengan panik.

“Hmm?” Bara menaikkan alis kanannya. “Kamu bilang apa?”

Elviara menatap Bara dengan wajah terpojok dan berkata, “Saya bersedia menerima tawaran Bapak.”

Sebuah seringai memesona terlukis di wajah Bara seiring dirinya menatap Elviara puas. “Keputusan bagus, Elviara. Sudah kuduga kamu cerdas.” Kemudian, dia pun menatap ke arah pintu. “Aldo!”

Krietttt.

Pintu ruang kerja Bara pun terbuka, terlihat pria berparas tampan dengan mata sipitnya itu masuk ke dalam ruangan untuk kemudian berkata, “Ya, Pak?”

“Perjanjiannya.”

Aldo menganggukkan kepala dan meletakkan surat perjanjian yang telah dipersiapkan ke atas meja. “Ini, Pak.”

“Kerja bagus. Kamu boleh pergi. Aku akan membicarakan sisanya dengan gadis ini,” titah Bara, yang langsung diikuti oleh kepergian Aldo.

Usai pintu kembali tertutup, Bara menatap Elviara, membuat gadis itu agak tersentak kaget. “Kemari,” titahnya, yang langsung membuat gadis itu terdiam bingung. “Apa kamu tidak ingin melihat surat perjanjian ini?”

Dalam hati Elviara, dia bertanya-tanya. Bukannya dari tempatnya duduk juga bisa dirinya membaca surat itu? Lagi pula, hanya perlu memberikan surat itu kepadanya, kenapa harus repot beranjak menghampiri pria tersebut?

Namun, tahu betapa emosional dan tidak sabarannya Bara, Elviara langsung berdiri dan mendekati pria tersebut. 

Tak disangka-sangka, saat Elviara tiba di sisi Bara, pria itu langsung menarik pinggang gadis tersebut, membuat Elviara memekik, “Apa yang Bapak lakukan!?” Dia semakin panik saat Bara mendudukkannya di pangkuan.

“Kamu akan menjadi tunangan sandiwaraku, jadi ini adalah latihan pertama. Bagaimana orang bisa percaya kalau hanya seperti ini saja kau sudah berteriak?” ucap Bara sembari mendengus dingin. Kemudian, dia bertitah, “Sekarang, fokus saja dengan kertas ini.”

Berada di posisi ini, tentu saja membuat jantung Elviara berdebar tak beraturan. Namun, pria itu ada benarnya. Bagaimana bisa orang percaya kalau seperti ini saja Elviara sudah bereaksi besar.

Dengan usaha menahan kecanggungan, juga menekan darahnya yang berdesir tiap kali Bara mengucapkan sesuatu di dekat telinganya, Elviara mulai membaca isi kontrak. Seketika, gadis itu pun membelalak.

Rumah, mobil, dan segala kebutuhan harian Elviara akan ditanggung oleh Bara. Tak cuma itu, dia bahkan bisa mendapatkan jabatan di perusahaan dan gaji bulanan yang cukup fantastis.

Bagaimanapun Elviara melihatnya, dia tidak dirugikan di sini!

Akhirnya, tanpa membuang waktu lebih lama lagi–terlebih karena dirinya sangat jengah berada di posisi tersebut, Elviara langsung menandatangani kontrak tersebut.

“Ini …” ucap Elviara seraya memberikan lembaran surat perjanjian tersebut kepada Bara. “Sekarang, sudah boleh melepaskan saya ‘kan, Pak?”

Bara tertawa rendah dan melepaskan Elviara. Dia menerima surat tersebut dan membolak-balik halamannya. “Semudah itu menandatangani kontrak, hati-hati di kemudian hari kamu akan ditipu orang, Elviara,” ujar Bara.

Kening Elviara berkerut. “Isi kontrak sesuai dengan kesepakatan, apa yang membuat Pak Bara bicara begitu?”

“Kamu sudah lihat syarat pembatalan kontrak?”

Elviara mengerjapkan mata. Tidak terpikirkan olehnya untuk membatalkan kontrak, terutama karena sudah tidak betah berada di pangkuan Bara, membuat Elviara hanya membaca sekilas bagian tersebut.

“Apa … ada masalah? Bukankah hanya perlu kesepakatan dua pihak?” ujar Elviara.

Kemudian, Bara pun tersenyum penuh makna saat dia menyimpan surat perjanjian itu ke dalam amplop cokelat. “Benar, dan saya hanya akan sepakat kalau kamu tidur dengan saya.”

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 72)

    Bara benar-benar terkejut, melihat istrinya berdiri di ambang pintu. Menatap ke arahnya dengan mata terbelalak dan berair, seolah benar-benar terpukul melihat kesalah pahaman ini. 'Akhirnya, yang di tunggu-tunggu datang juga!' melihat kekacauan ini, tentu saja Revina sangat senang. Berharap, setelah ini kakak tirinya itu akan benar-benar berpisah dengan Bara. Entah apa yang Revina rencanakan, tiba-tiba saja gadis itu mendorong tubuh Bara, seolah tengah berusaha untuk melarikan diri dari Bara, "Kakak, untung kakak datang kemari tepat waktu!" Dengan penampilan yang sengaja ia buat berantakkan, Revina menghampiri Elviara dengan wajah ketakutan. Bahkan matanya memerah seperti menahan tangis, mencoba untuk menipu semua orang jika Bara melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. "Ini tidak seperti yang kalian lihat!" ucap Bara. melihat dari sorot mata Elviara, terlihat gadis itu meragukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bara. "Sayang, apa kamu tidak mempercayai ku?" "Stop!" Elviara

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 71)

    Akhirnya, Elviara benar-benar menghadiri acara reuni tanpa suaminya, untung saja masih ada saudari kembarnya yang menemani. Tidak hanya Elviana, bahkan Nicholas juga ikut datang ke acara itu sebagai pasangan Elviana."Emmm, serasi sekali!" Ledek Elviara, melihat saudarinya yang malu-malu karena kehadiran Nicholas di sana."Apa sih, kak. Kakak sendiri kalau datang dengan kak Bara pasti juga seperti ini, kan?" sahut Elviana."Pfffffttttt, wajar saja, Na. Kami ini pasangan!" ucap Elviara."Iya-iya, yang paling pasangan," sahut Elviana dengan raut wajah yang sengaja cemberut, untuk menutupi kegugupannya."Pffftttttt." Elviara tidak lagi menggoda saudarinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung, di mana tempat mereka untuk melakukan janji temu."Kak Ara, mau kemana?" tanya Elviana melihat Elviara melangkahkan kakinya dan sengaja memberikan waktu untuk Elviana dan Nicholas menghabiskan waktu bersama.Elviara menoleh, dan tersenyum ke arah saudarinya, "Bersenang-senanglah, aku tidak aka

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 70)

    "Elviana, pak Nicholas. Silahkan masuk!" Elviara segera mempersilahkan Elviana dan Nicholas untuk ."Sayang, siapa yang datang?" sebenarnya tadi Bara sudah mengikuti lengkah Elviara. Namun, dering ponselnya membuat dirinyanya harus menghentikan langkah untuk mengangkat panggilan itu.Elviara menoleh, menatap ke arah Bara yang tengah melangkah ke arahnya, "Ini, sayang. Ada Elviana dan pak Nicholas datang!"Sayang? Apa mereka benar-benar sudah saling mencintai? Nicholas bertanya-tanya melihat keharmonisan rumah tangga Elviara dan Bara, karena setau dia dulu, Bara menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi persyaratan agar bisa mewarisi Alexander Corporation.'Huhhh, apa yang saya pikirkan? Jelas saja mereka saling mencintai,' batin Nicholas melihat perut Elviara yang semakin membesar."Nic, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bara seraya menepuk pelan bahu Nicholas, setelah sahhabatnya itu tidak segera memberikan respon ketika di ajaknya berbicara."Ehemmm, tidak ada!" sahut Nichola

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 69)

    Malam itu, Elviara mengurungkan niatnya dan memilih untuk beristirahat, setelah merasakan nyeri di perutnya. Mungkin karena Elviara terlalu banyak beban fikiran.***"Selamat pagi, sayang!" sapa Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mendengar suara suaminya, Elviara pun menoleh ke arah Bara yang masih berada di ambang pintu kamar mandi, pria itu terlihat segar dengan buliran air yang terlihat masih menetes dari rambutnya."Selamat pagi!" sahut Elviara dengan senyuman yang mengembang.Cup.Bara melangkahkan kakinya, dan mengecup kening Elviara. Sedangkan Elviara memeluk erat pinggang suaminya, merasakan aroma sabun yang cukup melekat di tubuh suaminya."Hmmm, segar sekali!" ucap Elviara membuat Bara terkekeh."Sayang, sepertinya nanti akan ada pertemuan dengan petinggi perusahaan. Bagaimana jika saya telat atau bahkan tidak bisa menemani kamu menghadiri acara reoni?" Tidak maksud berbohong, Memang awalanya Bara takut tidak bisa mengantarkan Elviara kerena ulah Revina. Tapi, apa

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 68)

    Beberapa hari ini, Elviara memperhatikan sikap Bara yang sedikit aneh, 'Sebenarnya, ada apa dengannya?'Elviara yang tidak tahan lagi akhirnya menghampiri Bara, "Sayang, apa ada masalah?"Bara menoleh, dan tersenyum melihat Elviara tengah berdiri di sampingnya, "Tidak ada apa-apa!"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Elviara merasa ada yang aneh dengan sikap Bara, seperti ada yang tengah pria itu tutupi darinya.Melihat Elviara termenung, Bara menarik pelan tubuh Elviara, membiarkan gadis itu duduk di pangkuannya, "Ada yang ingin saya sampaikan, sayang!"Elviara menoleh, dengan wajah penasaran gadis itu menatap ke arah Bara, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh Bara. Namun, yang di tunggu-tunggu justru tidak kunjung bersuara dan membuat Elviara semakin bertaya-tanya."Sayang!""Hmmm, apa?" sahut Elviara antusias."Bagaimana kalau besok saya tidak bisa menemani kamu di acara reuni? Apa kamu akan marah?" tanya Bara. Sebenarnya ini bukan acara mendadak, bahkan Elviara sudah mengatak

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 67)

    Melihat Meylani yang terus-terusan mendesaknya, akhirnya Willyam bercerita sedikit agar Meylani tidak lagi menuduhnya yang macam-macam, 'Kalau saja tidak sedang mengandung, mungkin saya tidak akan memberitahunya tentang ini.'Anggap saja semua ini memang sudah takdir Meylani dan Willyam. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas kerjasama untuk balas dendam, kini, justru mereka terlibat dalam hubungan yang rumit. Bahkan seorang Willyam, mavia kelas kakap yang terkenal kejam dan sadis, perlahan tunduk di depan Meylani.Willyam menghela nafas, melihat wajah cemberut Meylani seolah merajuk dengannya. Tapi, kali ini gadis itu tidak bersikap sebrutal biasanya, seperti saat-saat mereka tengah bertengkar. "Hahhhh, baiklah. Ikut saya, saya akan menceritakan semuanya kepada kamu!" ucap Willyam.Apa tuan benar-benar akan menceritakan semuanya? Apa nona Meylani benar-benar bisa di percaya? Justru, yang terlihat khawatir adalah Rouhan. Takut jika nanti Willyam benar-benar memberi tahu semuanya, terma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status