แชร์

(Chapter 6)

ผู้เขียน: Scorpio_Girl
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-06-06 21:09:36

"BARA?" suara lantang Meylani membuat semua mata yang berada di ruangan itu menatap ke arahnya, Terlihat jelas bagaimana kekesalan Meylani melihat kemesraan Bara dan Elviara.

“Apa maksud kamu memanggilnya seperti itu?” Meylani tentu saja tidak terima, dia yang bertahun-tahun memperjuangkan Bara, justru gadis lain yang mendapatkan perlakuan manis pria itu. Akhirnya, tanpa berfikir panjang Meylani menarik lengan Elviara cukup kasar, agar menjauh dari Bara.

“Lepas! Menjauhlah dari tunangan saya!” ucap Bara dengan lantang, seraya menepis tangan Meylani dari Elviara.

“Jangan bercanda, Bara!” Meylani menganggap apa yang baru saja diucapkan oleh Bara hanyalah alibi agar dirinya mau menjauh.

“Saya tidak pernah bermain-main dengan kalimat saya!” sahut Bara dengan tegas, seraya mengeratkan pelukannya di pinggang Elviara.

Elviara melihat ke arah Bara dengan tatapan penuh tanya, ‘Kenapa aku justru terseret ke dalam masalah mereka?’ pikir Elviara, karena tujuannya kemari untuk melakukan wawancara kerja, bukan untuk terlibat dalam masalah seperti ini.

Meylani tersenyum miring, “Jangan membodohi ku, Bara!”

“Tidak percaya? itu urusan mu,” sahut Bara yang langsung mengecup bibir Elviara sekilas.

CUP.

“Wahhh, beruntung sekali gadis itu!!” banyak pasang mata yang menyorot ke arah mereka, terutama kearah Elviara. 

Kini, tak hanya Meylani yang terkejut menyaksikan moment romantis itu. Namun, Aldo dan seluruh karyawan yang kebetulan berada di sana dan menyaksikan semua itu cukup tercengang melihat kenyataan ini.

‘Sepertinya, akan ada sesuatu yang menakjubkan setelah ini,’ pikir Aldo yang ikut berbahagia, melihat atasannya ini akhirnya memiliki seorang kekasih.

Meylani yang merasa muak dengan apa yang terjadi ini, akhirnya meninggalkan tempat itu. Membawa semua kekesalan yang mungkin akan segera meledak, “Lihat saja nanti,” gumam Meylani seraya berlalu pergi.

Brughhh.

"Astaga," gumam Sania yang hampir saja terjerembab, akibat tertabrak Meylani.

"Aduh, cantik-cantik nggak punya mata?!" kesal Sania. Namun, Meylani tak menghiraukan kalimat itu, dan tetap melangkahkan kakinya pergi.

Sania yang melihat sikap Meylani hanya bisa geleng kepala dan menggerutu kesal, sedangkan Aldo yang kebetulan berada tak jauh dari Sania sedikit khawatir dengan gadis itu.

“Setidaknya, berhati-hatilah sedikit!” ucap Aldo, ketika Meylani melintas di depannya.

Seketika Meylani menghentikan langkahnya setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Aldo, dan menatap sekilas kearah lelaki itu. Tatapan penuh amarah itu, menatap kearah Aldo tanpa sepatah kata sebelum kembali melangkah pergi.

Melihat Meylani mulai menjauh, Aldo pun menghampiri Sania "Kamu tidak apa-apa, San?" 

"Hmm, tidak apa-apa pak!" sahut Sania, tanpa menatap ke arah Aldo.

"Jangan di lihat lagi, nanti kamu semakin kesal!" ucap Aldo, melihat Sania masih menatap kearah Meylani.

Sania menatap sekilas ke arah Aldo, sebelum berlalu pergi meninggalkan pria berwajah chindo itu.

"Hmmm," Aldo membuang nafas beratnya, menatap siluet Sania yang semakin menjauh.

Disisi lain, Elviara yang melihat Meylani telah menjauh akhirnya mendorong pelan tubuh Bara, untuk memberikan jarak diantara mereka. 

“Apa yang tadi anda lakukan?” tanya Elviara, namun Bara justru mengangkat sebelah tangannya, ketika merasakan getaran ponselnya.

DRTTT DRTTT DRTTT.

Kening Bara berkerut, melihat nama penelpon yang muncul di layar ponselnya.Tak biasanya Andreas menelponnya di jam kerja seperti ini, kecuali ada sesuatu yang sangat penting yang akan dibicarakannya.

"Halo kek?" sapa Bara penuh tanya, setelah mengangkat panggilan itu.

"Bara, jangan terlalu banyak bekerja, dan pulanglah dengan cepat! ini adalah hari pertunangan kamu!" ucap Andreas mengingatkan Bara.

"Iya kek," sahut Bara tanpa membantah sedikit pun, karena ia tahu jika gadis yang saat ini berdiri di depannya adalah putri dari keluarga Adiwijaya.

"Baguslah kalau kamu sudah mengerti," ucap Andreas lega, walaupun sebenarnya sedikit penasaran kenapa cucunya bisa berubah pikiran dan menerima perjodohan ini?

"Kalau begitu, lanjutkan pekerjaanmu dan cepat pulang!" ucap Andreas lagi, sebelum mengakhiri pembicaraan itu.

"Baik Kek!"

Sedangkan Elviara yang samar-samar mendengar percakapan Bara dengan sang kakek merasa tidak nyaman.

"Sudah memiliki tunangan, tapi, kenapa melakukan itu?" batin Elviara mengingat kejadian beberapa saat lalu, saat Bara mengecup bibirnya didepan umum.

Setelah panggilan itu berakhir, Bara menatap sekilas kearah Elviara sebelum menoleh kearah Aldo.

“Aldo!”

“Iya pak?”

“Urus semua orang yang melihat kejadian tadi, jangan sampai ada yang membocorkannya!” pinta Bara sebelum berlalu pergi dari tempat itu.

Bara melangkahkan kakinya menuju lift, Elviara yang melihat itu pun segera mengikuti Bara. Ia merasa dirugikan atas tindakan Bara tadi.

“Pak, Pak?” panggil Elviara, namun, Bara tetap tidak menghentikan langkahnya hingga Elviara ikut masuk ke dalam lift.

Pintu lift tertutup, bersamaan dengan Bara yang mengenggam tangan Elviara dan menguncinya di atas kepala gadis itu.

Bara mengikis jarak diantara mereka, cukup dekat, hingga dada mereka saling bersentuhan. Berada di situasi seperti ini, membuat jantung Elviara seakan ingin melompat dari tempatnya. Sangat dekat, hingga aroma maskulin tubuh lelaki di depannya ini menyeruak membuatnya mengingat kejadian di malam itu.

“Sebegitunya kamu ingin menggoda saya, hmm?” ucap Bara lirih, tepat di samping telinga Elviara.

“Saya tidak-” belum sempat menyelesaikan kalimat itu, pintu lift telah terbuka.

TINGGG.

“Ehemmm,” deham Bara seraya melepaskan genggaman tangannya.

“Ikuti saya!” perintah Bara.

Elviara hanya terdiam mendengar kalimat itu, bukannya ia tak mendengar ucapan Bara, tapi Elviara hanya takut jika Bara akan melakukan hal-hal tak terduga seperti tadi.

Bara yang sudah berjalan beberapa langkah, akhirnya kembali menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Elviara yang ternyata masih terdiam di depan pintu lift.

“Cepat ikuti saya! atau kamu ingin saya menggendong mu keruangan saya?!” 

Tentu saja Elviara terkejut mendengar kalimat Bara, “Ti-tidak perlu, pak!” 

Bara tersenyum tipis, melihat Elviara mulai patuh kepadanya.

Kriettttt.

“Sangat elegan,” gumam Elviara, menatap takjub desain ruang kerja Bara.

“Duduklah!” suara berat Bara membuat senyum Elviara perlahan memudar, mengingat perlakuan aneh Bara kepadanya.

“Ahh, itu pak, saya ada wawancara hari ini. Jadi, saya permisi dulu!” ucap Elviara beralasan, padahal di dalam hati, ia sudah berniat mengurungkan niatnya untuk bekerja di perusahaan ini.

Elviara berbalik badan dan mulai melangkahkan kakinya, namun, lagi-lagi suara berat Bara menghentikan langkah kakinya.

"Mau kemana kamu? Duduk,” perintah Bara.

“Ta-tapi pak?!”

"Kamu masih ingin bekerja di sini atau tidak?"

Elviara terdiam, ia sedikit bimbang. Di sisi lain, dirinya sangat membutuhkan pekerjaan ini, namun dirinya takut akan perlakuan Bara yang tiba-tiba.

Melihat raut wajah Elviara membuat Bara menaikkan sebelah alisnya, “Elviara Anastasya Adiwijaya, putri sulung pemilik Adiwijaya Group!” ucap Bara, membuat Elviara seketika menatap ke arahnya penuh tanya. 

Bagaimana pria itu bisa tau namanya?

Bara yang saat ini tengah duduk di kursi kebesarannya pun menyeringai, melihat wajah Elviara yang bertanya-tanya.

“Duduk dan akan kuberi tahu segalanya,” ucap Bara lugas.

Dengan ragu Elviara melangkahkan kakinya mendekat, dan duduk di kursi itu. “Apa … yang ingin Bapak bicarakan?”

Sedikit mencondongkan tubuhnya, Bara pun berkata, “Bertunanganlah dengan saya dan akan saya berikan posisi serta bantuan untuk membersihkan reputasimu.” 

**

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 72)

    Bara benar-benar terkejut, melihat istrinya berdiri di ambang pintu. Menatap ke arahnya dengan mata terbelalak dan berair, seolah benar-benar terpukul melihat kesalah pahaman ini. 'Akhirnya, yang di tunggu-tunggu datang juga!' melihat kekacauan ini, tentu saja Revina sangat senang. Berharap, setelah ini kakak tirinya itu akan benar-benar berpisah dengan Bara. Entah apa yang Revina rencanakan, tiba-tiba saja gadis itu mendorong tubuh Bara, seolah tengah berusaha untuk melarikan diri dari Bara, "Kakak, untung kakak datang kemari tepat waktu!" Dengan penampilan yang sengaja ia buat berantakkan, Revina menghampiri Elviara dengan wajah ketakutan. Bahkan matanya memerah seperti menahan tangis, mencoba untuk menipu semua orang jika Bara melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. "Ini tidak seperti yang kalian lihat!" ucap Bara. melihat dari sorot mata Elviara, terlihat gadis itu meragukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bara. "Sayang, apa kamu tidak mempercayai ku?" "Stop!" Elviara

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 71)

    Akhirnya, Elviara benar-benar menghadiri acara reuni tanpa suaminya, untung saja masih ada saudari kembarnya yang menemani. Tidak hanya Elviana, bahkan Nicholas juga ikut datang ke acara itu sebagai pasangan Elviana."Emmm, serasi sekali!" Ledek Elviara, melihat saudarinya yang malu-malu karena kehadiran Nicholas di sana."Apa sih, kak. Kakak sendiri kalau datang dengan kak Bara pasti juga seperti ini, kan?" sahut Elviana."Pfffffttttt, wajar saja, Na. Kami ini pasangan!" ucap Elviara."Iya-iya, yang paling pasangan," sahut Elviana dengan raut wajah yang sengaja cemberut, untuk menutupi kegugupannya."Pffftttttt." Elviara tidak lagi menggoda saudarinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung, di mana tempat mereka untuk melakukan janji temu."Kak Ara, mau kemana?" tanya Elviana melihat Elviara melangkahkan kakinya dan sengaja memberikan waktu untuk Elviana dan Nicholas menghabiskan waktu bersama.Elviara menoleh, dan tersenyum ke arah saudarinya, "Bersenang-senanglah, aku tidak aka

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 70)

    "Elviana, pak Nicholas. Silahkan masuk!" Elviara segera mempersilahkan Elviana dan Nicholas untuk ."Sayang, siapa yang datang?" sebenarnya tadi Bara sudah mengikuti lengkah Elviara. Namun, dering ponselnya membuat dirinyanya harus menghentikan langkah untuk mengangkat panggilan itu.Elviara menoleh, menatap ke arah Bara yang tengah melangkah ke arahnya, "Ini, sayang. Ada Elviana dan pak Nicholas datang!"Sayang? Apa mereka benar-benar sudah saling mencintai? Nicholas bertanya-tanya melihat keharmonisan rumah tangga Elviara dan Bara, karena setau dia dulu, Bara menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi persyaratan agar bisa mewarisi Alexander Corporation.'Huhhh, apa yang saya pikirkan? Jelas saja mereka saling mencintai,' batin Nicholas melihat perut Elviara yang semakin membesar."Nic, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bara seraya menepuk pelan bahu Nicholas, setelah sahhabatnya itu tidak segera memberikan respon ketika di ajaknya berbicara."Ehemmm, tidak ada!" sahut Nichola

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 69)

    Malam itu, Elviara mengurungkan niatnya dan memilih untuk beristirahat, setelah merasakan nyeri di perutnya. Mungkin karena Elviara terlalu banyak beban fikiran.***"Selamat pagi, sayang!" sapa Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mendengar suara suaminya, Elviara pun menoleh ke arah Bara yang masih berada di ambang pintu kamar mandi, pria itu terlihat segar dengan buliran air yang terlihat masih menetes dari rambutnya."Selamat pagi!" sahut Elviara dengan senyuman yang mengembang.Cup.Bara melangkahkan kakinya, dan mengecup kening Elviara. Sedangkan Elviara memeluk erat pinggang suaminya, merasakan aroma sabun yang cukup melekat di tubuh suaminya."Hmmm, segar sekali!" ucap Elviara membuat Bara terkekeh."Sayang, sepertinya nanti akan ada pertemuan dengan petinggi perusahaan. Bagaimana jika saya telat atau bahkan tidak bisa menemani kamu menghadiri acara reoni?" Tidak maksud berbohong, Memang awalanya Bara takut tidak bisa mengantarkan Elviara kerena ulah Revina. Tapi, apa

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 68)

    Beberapa hari ini, Elviara memperhatikan sikap Bara yang sedikit aneh, 'Sebenarnya, ada apa dengannya?'Elviara yang tidak tahan lagi akhirnya menghampiri Bara, "Sayang, apa ada masalah?"Bara menoleh, dan tersenyum melihat Elviara tengah berdiri di sampingnya, "Tidak ada apa-apa!"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Elviara merasa ada yang aneh dengan sikap Bara, seperti ada yang tengah pria itu tutupi darinya.Melihat Elviara termenung, Bara menarik pelan tubuh Elviara, membiarkan gadis itu duduk di pangkuannya, "Ada yang ingin saya sampaikan, sayang!"Elviara menoleh, dengan wajah penasaran gadis itu menatap ke arah Bara, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh Bara. Namun, yang di tunggu-tunggu justru tidak kunjung bersuara dan membuat Elviara semakin bertaya-tanya."Sayang!""Hmmm, apa?" sahut Elviara antusias."Bagaimana kalau besok saya tidak bisa menemani kamu di acara reuni? Apa kamu akan marah?" tanya Bara. Sebenarnya ini bukan acara mendadak, bahkan Elviara sudah mengatak

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 67)

    Melihat Meylani yang terus-terusan mendesaknya, akhirnya Willyam bercerita sedikit agar Meylani tidak lagi menuduhnya yang macam-macam, 'Kalau saja tidak sedang mengandung, mungkin saya tidak akan memberitahunya tentang ini.'Anggap saja semua ini memang sudah takdir Meylani dan Willyam. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas kerjasama untuk balas dendam, kini, justru mereka terlibat dalam hubungan yang rumit. Bahkan seorang Willyam, mavia kelas kakap yang terkenal kejam dan sadis, perlahan tunduk di depan Meylani.Willyam menghela nafas, melihat wajah cemberut Meylani seolah merajuk dengannya. Tapi, kali ini gadis itu tidak bersikap sebrutal biasanya, seperti saat-saat mereka tengah bertengkar. "Hahhhh, baiklah. Ikut saya, saya akan menceritakan semuanya kepada kamu!" ucap Willyam.Apa tuan benar-benar akan menceritakan semuanya? Apa nona Meylani benar-benar bisa di percaya? Justru, yang terlihat khawatir adalah Rouhan. Takut jika nanti Willyam benar-benar memberi tahu semuanya, terma

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status