Share

(Chapter 8)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-06-06 21:22:08

Baru kali ini Elviara berani menatap mata Bara cukup lama. Tak bisa dipungkiri jika dirinya sangat kesal dengan Bara, bagaimana tidak, di dalam surat pembatalan itu seakan dia tak memiliki harga diri lagi. "Saya lebih baik menjadi pembantu bapak seumur hidup, dari pada harus menemani Bapak tidur!"

Bara terkekeh mendengar ucapan Elviara, "Memangnya, menemani tidur itu, di dalam otak kamu tergambar seperti apa, hmmm?" 

"Ya, yang pasti saya harus melayani bapak."

"Melayani bagaimana, hmmm?" Bara semakin mengikis jarak diantara mereka.

Elviara dibuat panik dengan ulah Bara, "Ya ... yang seperti itu, sudah tidak usah di bahas pak, yang pasti saya tidak akan mau menemani bapak tidur!" 

"Dasar otak mesum," sahut Bara sembari mendengus mencemooh.

"PAK?"

Bara kembali mengambil surat perjanjian itu. “Saya rasa, syarat pembatalan kontrak ini cukup sebanding dengan apa yang akan saya berikan untuk mu!” ucap Bara, ketika Elviara tengah membaca ulang surat perjanjian itu.

‘Sebanding? Apa sebegitu rendahnya aku dimatanya?’ batin Elviara.

“Saya akui, semua yang bapak tawarkan memang akan sangat membantu saya. Tapi, maaf harga diri saya tidak serendah itu!” ucap Elviara.

Bara tersenyum tipis. memang gadis aneh, baru kali ini Bara berjumpa dengan gadis yang tidak tergoda dengan hartanya, ‘Menarik.’

“Kalau kamu tidak puas dengan syarat dari saya, kamu bisa menambahkan klausa didalam syarat pembatalan perjanjian ini! Lagi pula, bukannya kamu juga sangat membutuhkan uang untuk membantu membiayai pengobatan adik kamu?” ucap Bara.

Elviara terdiam, mempertimbangkan apa yang baru saja dikatakan oleh Bara. Mengingat, akhir-akhir ini, keluarganya tak lagi memperdulikan dirinya dan saudari kembarnya.

“Kalau begitu, bagaimana kalau pak Bara memberikan kompensasi satu Miliar, jika pak Bara membatalkan kontrak itu?” 

Tentu saja Bara menertawakan syarat yang baru saja diajukan oleh Elviara, “Itu kecil untuk saya. kalau begitu, saya bisa kapan saja membatalkan kontrak itu!”

Elviara menggigit bibirnya, bimbang. Benar apa yang dikatakan oleh Bara, ini terlalu mudah untuk orang sekelas tuan muda Alexander.

“Jika saya membatalkan perjanjian ini, maka, setengah dari saham perusahaan saya, akan saya berikan untuk mu! Apa itu cukup?”

Belum ada satu jam dirinya berada di dekat Bara, namun, pria itu sudah berkali-kali membuatnya terkejut, “Saya rasa, ini sangat berlebihan.”

Bara tersenyum mendengar kalimat Elviara, “Hanya dengan begini perjanjian kita akan seimbang!”

Bara menatap Elviara yang masih terlihat ragu dengan surat perjanjian itu, “Apalagi yang membuatmu ragu?”

Elviara menggelengkan kepalanya, “Ti-tidak ada.”

“Kalau tidak ada yang diragukan lagi, kamu bisa menandatanganinya sekarang!”

Elviara membaca sekali lagi dua surat perjanjian itu sebelum menandatangani surat kedua dari perjanjian itu, membuat Bara tersenyum tipis.

TOK TOK TOK.

"Ehemmm," deham Bara mendengar seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya. 

Pelukan Bara di pinggang Elviara sedikit merenggang, memberikan kesempatan untuk gadis itu beranjak pangkuannya.

Sania yang baru saja masuk kedalam ruang kerja Bara, merasa sedikit canggung.

'Duh, sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat,' batin Sania. Di ruangan ber-AC seperti ini, bisa-bisanya keringatnya mengucur deras, takut jika atasannya itu marah karena kedatangannya.

"Ada apa?" Suara berat Bara memecahkan keheningan di ruangan itu.

"Ohh, ini pak. saya ingin menginfokan, jika hari ini ada sedikit perubahan jadwal meeting!" dengan ragu, Sania menjawab pertanyaan dari atasannya itu.

Bara menatap ke arah Sania dengan sebelah alis yang terangkat. Sania yang paham akan hal itu, segera bersuara memberitahukan jadwal kegiatan hari ini.

"Hari ini, perusahaan Glory Corporation meminta untuk melakukan meeting jam 10 pagi pak. Dari info yang saya dapat, mereka sedang mengejar waktu untuk kepentingan di luar negri, sehingga meminta untuk bertemu lebih awal!" 

Mendengar kalimat itu, Bara mengangguk paham seraya menatap ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "Kalau begitu segera bersiap, dan 10 menit lagi kita akan segera berangkat!" 

"Baik, kalau begitu, saya permisi!" dengan sopan Sania keluar dari ruangan itu.

Suasana di dalam ruangan itu kembali hening, membuat Elviara sedikit canggung. Gadis itu hanya bisa menatap Bara yang tengah sibuk bersiap tanpa berani mengganggu, walaupun hanya sekedar bertanya, mengingat betapa bahayanya laki-laki di depannya ini.

“Tolong kamu kesini!” Bara terlihat tengah menghubungi seseorang, dan tak lama pintu ruangannya terbuka.

“Ada yang bisa saya bantu, pak?”

“Hari ini, bawa nona Elviara untuk mempersiapkan diri!”

“Baik pak!” sahut Sania.

Mempersiapkan diri? Tentu saja Elviara binggung dengan maksud Bara.

“Mempersiapkan diri?” ulang Elviara.

“Ya, tentu saja kamu harus mempersiapkan diri untuk pertunangan kita!” 

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 72)

    Bara benar-benar terkejut, melihat istrinya berdiri di ambang pintu. Menatap ke arahnya dengan mata terbelalak dan berair, seolah benar-benar terpukul melihat kesalah pahaman ini. 'Akhirnya, yang di tunggu-tunggu datang juga!' melihat kekacauan ini, tentu saja Revina sangat senang. Berharap, setelah ini kakak tirinya itu akan benar-benar berpisah dengan Bara. Entah apa yang Revina rencanakan, tiba-tiba saja gadis itu mendorong tubuh Bara, seolah tengah berusaha untuk melarikan diri dari Bara, "Kakak, untung kakak datang kemari tepat waktu!" Dengan penampilan yang sengaja ia buat berantakkan, Revina menghampiri Elviara dengan wajah ketakutan. Bahkan matanya memerah seperti menahan tangis, mencoba untuk menipu semua orang jika Bara melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. "Ini tidak seperti yang kalian lihat!" ucap Bara. melihat dari sorot mata Elviara, terlihat gadis itu meragukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bara. "Sayang, apa kamu tidak mempercayai ku?" "Stop!" Elviara

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 71)

    Akhirnya, Elviara benar-benar menghadiri acara reuni tanpa suaminya, untung saja masih ada saudari kembarnya yang menemani. Tidak hanya Elviana, bahkan Nicholas juga ikut datang ke acara itu sebagai pasangan Elviana."Emmm, serasi sekali!" Ledek Elviara, melihat saudarinya yang malu-malu karena kehadiran Nicholas di sana."Apa sih, kak. Kakak sendiri kalau datang dengan kak Bara pasti juga seperti ini, kan?" sahut Elviana."Pfffffttttt, wajar saja, Na. Kami ini pasangan!" ucap Elviara."Iya-iya, yang paling pasangan," sahut Elviana dengan raut wajah yang sengaja cemberut, untuk menutupi kegugupannya."Pffftttttt." Elviara tidak lagi menggoda saudarinya dan memutuskan untuk masuk ke dalam gedung, di mana tempat mereka untuk melakukan janji temu."Kak Ara, mau kemana?" tanya Elviana melihat Elviara melangkahkan kakinya dan sengaja memberikan waktu untuk Elviana dan Nicholas menghabiskan waktu bersama.Elviara menoleh, dan tersenyum ke arah saudarinya, "Bersenang-senanglah, aku tidak aka

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 70)

    "Elviana, pak Nicholas. Silahkan masuk!" Elviara segera mempersilahkan Elviana dan Nicholas untuk ."Sayang, siapa yang datang?" sebenarnya tadi Bara sudah mengikuti lengkah Elviara. Namun, dering ponselnya membuat dirinyanya harus menghentikan langkah untuk mengangkat panggilan itu.Elviara menoleh, menatap ke arah Bara yang tengah melangkah ke arahnya, "Ini, sayang. Ada Elviana dan pak Nicholas datang!"Sayang? Apa mereka benar-benar sudah saling mencintai? Nicholas bertanya-tanya melihat keharmonisan rumah tangga Elviara dan Bara, karena setau dia dulu, Bara menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi persyaratan agar bisa mewarisi Alexander Corporation.'Huhhh, apa yang saya pikirkan? Jelas saja mereka saling mencintai,' batin Nicholas melihat perut Elviara yang semakin membesar."Nic, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bara seraya menepuk pelan bahu Nicholas, setelah sahhabatnya itu tidak segera memberikan respon ketika di ajaknya berbicara."Ehemmm, tidak ada!" sahut Nichola

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 69)

    Malam itu, Elviara mengurungkan niatnya dan memilih untuk beristirahat, setelah merasakan nyeri di perutnya. Mungkin karena Elviara terlalu banyak beban fikiran.***"Selamat pagi, sayang!" sapa Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Mendengar suara suaminya, Elviara pun menoleh ke arah Bara yang masih berada di ambang pintu kamar mandi, pria itu terlihat segar dengan buliran air yang terlihat masih menetes dari rambutnya."Selamat pagi!" sahut Elviara dengan senyuman yang mengembang.Cup.Bara melangkahkan kakinya, dan mengecup kening Elviara. Sedangkan Elviara memeluk erat pinggang suaminya, merasakan aroma sabun yang cukup melekat di tubuh suaminya."Hmmm, segar sekali!" ucap Elviara membuat Bara terkekeh."Sayang, sepertinya nanti akan ada pertemuan dengan petinggi perusahaan. Bagaimana jika saya telat atau bahkan tidak bisa menemani kamu menghadiri acara reoni?" Tidak maksud berbohong, Memang awalanya Bara takut tidak bisa mengantarkan Elviara kerena ulah Revina. Tapi, apa

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 68)

    Beberapa hari ini, Elviara memperhatikan sikap Bara yang sedikit aneh, 'Sebenarnya, ada apa dengannya?'Elviara yang tidak tahan lagi akhirnya menghampiri Bara, "Sayang, apa ada masalah?"Bara menoleh, dan tersenyum melihat Elviara tengah berdiri di sampingnya, "Tidak ada apa-apa!"Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Elviara merasa ada yang aneh dengan sikap Bara, seperti ada yang tengah pria itu tutupi darinya.Melihat Elviara termenung, Bara menarik pelan tubuh Elviara, membiarkan gadis itu duduk di pangkuannya, "Ada yang ingin saya sampaikan, sayang!"Elviara menoleh, dengan wajah penasaran gadis itu menatap ke arah Bara, menunggu apa yang akan di sampaikan oleh Bara. Namun, yang di tunggu-tunggu justru tidak kunjung bersuara dan membuat Elviara semakin bertaya-tanya."Sayang!""Hmmm, apa?" sahut Elviara antusias."Bagaimana kalau besok saya tidak bisa menemani kamu di acara reuni? Apa kamu akan marah?" tanya Bara. Sebenarnya ini bukan acara mendadak, bahkan Elviara sudah mengatak

  • Kekasih Tak Terdugaku, Tuan CEO   (Chapter 67)

    Melihat Meylani yang terus-terusan mendesaknya, akhirnya Willyam bercerita sedikit agar Meylani tidak lagi menuduhnya yang macam-macam, 'Kalau saja tidak sedang mengandung, mungkin saya tidak akan memberitahunya tentang ini.'Anggap saja semua ini memang sudah takdir Meylani dan Willyam. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas kerjasama untuk balas dendam, kini, justru mereka terlibat dalam hubungan yang rumit. Bahkan seorang Willyam, mavia kelas kakap yang terkenal kejam dan sadis, perlahan tunduk di depan Meylani.Willyam menghela nafas, melihat wajah cemberut Meylani seolah merajuk dengannya. Tapi, kali ini gadis itu tidak bersikap sebrutal biasanya, seperti saat-saat mereka tengah bertengkar. "Hahhhh, baiklah. Ikut saya, saya akan menceritakan semuanya kepada kamu!" ucap Willyam.Apa tuan benar-benar akan menceritakan semuanya? Apa nona Meylani benar-benar bisa di percaya? Justru, yang terlihat khawatir adalah Rouhan. Takut jika nanti Willyam benar-benar memberi tahu semuanya, terma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status