Beberapa bulan kemudian aktifitas Citra pun tampaknya semakin padat, terkadang ia harus pulang larut malam karna harus mengikuti pameran di beberapa lokasi.
Seperti hari ini, gadis itu di jemput oleh Danu di depan kantornya ia sengaja menjemput Citra karna khawatir dengannya.
"Ayah udah lama?" tanya Citra ketika sudah berada di dalam mobil.
"Belum kok, tadi kamu sama siapa? Akrab banget kayaknya."
"Yang mana yah?"
"Yang laki-laki itu."
"Oh itu Regan, temen kerja Citra dia orangnya baik sama seperti yang lain."
"Kamu betah kerja di sini?"
"Betah kok yah, mereka semua baik sama Citra. Citra juga seneng kerja sama mereka."
"Syukurlah kalau begitu, kalau ada apa-apa cerita sama ayah ya?"
"Siap bos!"
Mobil yang dikemudikan Danu pun perlahan-lahan berjalan memasuki sebuah komplek yang tak begitu mewah, pria itu berhenti di depan sebuah rumah bernuansa Eropa.
Citra turun dari mobilnya dan segera membuka pintu gerbang rumahnya, sedetik kemudian mobil pun masuk Citra kembali menutup gerbang itu.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam, kamu udah pulang Nak? Gimana hari ini?" tanya Sekar.
"Lumayan melelahkan bu, tapi seru untuk hari ini."
"Ya sudah kamu makan dulu, Ibu sudah siapkan makan malamnya."
"Iya bu."
Citra berjalan beriringan bersama Sekar, di ikuti oleh Danu di belakangnya.
Mereka begitu sangat menyayangi Citra, semua akan ia lakukan demi kebahagiaan Citra."Makan yang banyak ya sayang, habis ini kamu istirahat."
"Iya, Bu. Ibu sama Ayah istirahat aja."
"Kami nanti aja istirahatnya nak, kamu makan dulu ayo kami temani."
****
Pagi ini sinar mentari pagi bersinar dengan cerahnya, Citra pun bangun dengan penuh semangat untuk memulai hari nya.
Ia hendak bangkit dari tempat tidurnya, namun ketika ia berdiri kepalanya mendadak terasa pusing hingga Citra nyaris terjatuh.
"Aduh!"
"Kenapa kepala ku pusing banget ya? Perasaan semalam gak apa-apa."
Citra pun duduk di tempat tidurnya, ia memijit-mijit pelipisnya berharap agar pusing di kepalanya itu sedikit berkurang.
Setelah merasa sedikit lebih baik, Citra bangkit dan meraih handuk yang tergantung di balik pintu kamarnya ia pun berjalan menuju kamar mandi.1 jam kemudian Citra telah rapi dengan pakaian kerja nya, gadis itu berjalan keluar kamarnya.
"Pagi semua!" sapa Citra ketika keluar dari kamarnya, gadis itu menghampiri Sekar kemudian meraih segelas susu yang sudah di sediakan.
"Makan dulu sayang."
"Iya yah."
"Nanti mau jemput jam berapa?" tanya Danu.
"Nanti Citra kabarin ayah kalau mau pulang deh."
"Harus dong sayang." sahut Sekar kemudian mengusap lembut pundak anaknya itu.
Setelah selesai menyantap sarapan pagi nya, Citra pun berpamitan dengan Sekar.
"Bu, Citra berangkat dulu."
"Iya, hati-hati ya Nak. Ayah juga jangan ngebut bawa mobilnya."
"Iya bu, Ibu hari ini free kan? Istirahat saja di rumah ya."
"Iya yah."
*Pioneer Grup*
Citra duduk di kursinya, gadis itu kembali merasakan pusing di kepalanya.
"Aduh.. kenapa pusing banget kepala ku." ucapnya sambil memegangi keningnya, tak lama datanglah Regan ia melihat Citra yang kesakitan.
Pria itu nampak panik dan segera mendekati Citra."Citra, lo kenapa? Lo sakit? Lo baik-baik aja kan?"
"Gue gak apa-apa Re, cuma agak pusing sedikit."
"Kita ke dokter ya? Gue antar."
"Gak usah, nanti juga baikkan kok."
"Lo yakin? Muka lo juga pucet gue takut lo kenapa-napa."
"Lo tenang aja, gue baik-baik aja kok nanti kalau gue ngerasa gak enak gue bilang sama lo deh." jawab Citra berusaha membuat Regan tenang.
"Bener ya? Gue buatin lo minum deh biar lo enakan, tunggu sebentar ya?"
Citra pun hanya mengangguk, entah kenapa kepalanya terasa pusing dan perutnya pun sedikit mual.
Beberapa menit kemudian Regan kembali dengan membawa secangkir teh hijau hangat, ia pun segera memberikannya pada Citra dan berharap gadis itu bisa sedikit lebih baik.
"Minum dulu Cit." kata Regan sambil memberikan secangkir teh hijau itu pada Citra, Citra pun menerima nya dan mulai meminumnya.
"Makasih ya, maaf gue pagi-pagi udah ngerepotin."
"Santai aja lagi, kalau butuh apa-apa panggil gue ya Cit gue siap kok."
"Thanks Re."
Citra bahagia bisa mengenal Regan, walau ia belum sepenuhnya mengenal lebih jauh lagi tentang pria itu. Yang jelas Regan salah satu teman pria yang begitu baik padanya selama ini.****
Jam makan siang pun tiba Regan, Suci, David dan Citra pun sedang berada di kantin. Beberapa makanan dan minuman pun sudah tersaji.
"Ayo kita makan!" seru David kemudian mencicipi bakso yang telah ia pesan.
"Ayo!"
"Seger banget nih bakso!" ucap Regan, Citra pun hanya tersenyum memperhatikan teman-temannya. Hari ini Citra merasa badannya tak enak, tapi ia tetap harus terlihat ceria karna ia tak ingin semua teman-temannya khawatir padanya.
"Citra, kok diam aja? Ayo di makan nanti keburu dingin." ucap David yang melihat Citra hanya terdiam, Regan pun terus memperhatikan Citra pria itu tahu sebenarnya Citra sedang tak baik-baik saja.
"E-eh.. iya, ini aku mau makan kok kak."
Mereka ber empat menikmati makan siangnya, sesekali Citra tertawa karna ulah Regan.
Pria itu memang paling pintar membuat semua teman-temannya tertawa.Setelah makan siang usai, kini mereka sudah berada di dalam satu ruangan yang sama.
Mereka kembali fokus dengan pekerjaannya masing-masing, walau Regan tak bisa terlalu fokus karna memikirkan Citra. Sedangkan Citra ia tengah sibuk mengetik beberapa E- Mail yang akan di kirimkan ke beberapa bagian."Cit lo masih pusing?" tanya Regan yang duduk tak jauh dari meja kerja Citra.
"Udah gak kok, lo tenang aja ya." balas Citra
"Syukur deh kalau begitu, oh ya pulang kerja mau bareng gak?" tanya Regan lagi.
"Nanti ngerepotin, gue pulang sendiri aja."
Namun tanpa di sangka kepala Citra terasa sakit, matanya pun berkunang-kunang.
"Akh..!!"
"Citra!"
Perlahan-lahan kesadaran Citra pun menghilang, ia tak tahu lagi apa yang terjadi yang jelas ia hanya mendengar suara Regan memanggilnya.
"Astaga! Citra, cit bangun Citra." ucap Regan panik semua karyawan pun langsung menghampiri Citra yang sudah tak sadarkan diri.
"Citra kenapa Gan?" tanya Regina.
"Gak tahu mba, cuma dari pagi dia emang bilang kepalanya pusing." kata Regan memberitahu.
"Ya udah tolong bawa Citra ke Klinik kantor sekarang."
"Baik, Mba!"
Regan menggendong Citra ia, Regina dan David pun membawa Citra ke sebuah Klinik Kantor yang berada di lantai 3
Sesampainya di sana Regan langsung memanggil Dokter yang bertugas, pria itu pun terlihat begitu cemas dengan keadaan Citra.
"Dokter! Dokter cepat tolong!"
"Baringkan dia di sini pak!" titah Dokter itu.
"Maaf bapak ibu tunggu di luar sebentar biar dokter memeriksa dulu.
"Baik."
David mengajak Regan untuk menunggu di luar, mereka bertiga terlihat cemas dengan keadaan Citra.
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.