Seorang dokter muda baru saja keluar dari ruangannya, dokter itu bernama Kevin Antarez.
Pria berusia 25 tahun itu memiliki wajah yang tampan, tubuhnya yang tegap dan tinggi membuat semua kaum hawa yang melihat akan jatuh hati padanya."Dokter Kevin!" panggil seorang suster bernama Sinta.
"Ada apa sus?" tanya Kevin ketika suster yang bernama Sinta itu menghampirinya.
"Saya hanya mau memberi tahu, bahwa sudah tidak ada pasien yang akan kemotherapy hari ini."
"Oh ya baiklah sus, kalau begitu saya mau siap-siap untuk pulang."
"Baik, saya permisi dulu Dok."
"Silahkan sus!"
Setelah suster itu pergi Kevin pun kembali masuk ke dalam ruangannya, pria itu melepas jas putihnya dan menggantungkannya di balik pintu.
Sesaat ia memandang foto keluarga yang terpajang di atas meja kerjanya, keluarga itu hanya berisi Kevin, Ayah dan Ibunya."Seandainya mama masih di sini, Kevin akan senang banget." gumamnya bermonolog, ia pun meraih tasnya dan segera berjalan keluar ruangannya.
Pukul 18.30 WIB mobil yang di kendarai Kevin tiba di depan rumahnya, di rumah yang cukup besar nan mewah ini Kevin hanya tinggal berdua dengan asisten rumah tangganya.
Sebut saja namanya bude Tati.Di kota ini Kevin tinggal hanya seorang diri, satu tahun yang lalu Milea sang ibu harus pergi untuk selama-lamanya karna sakit yang ia derita.
Sejak saat itu Kevin bertekad akan sungguh-sungguh menolong orang-orang yang sakit, ia tak ingin orang-orang kehilangan keluarga tercintanya sama seperti dirinya."Den, aden kok bengong ayo masuk!" Ucap perempuan berusia sekitar 50 tahun itu, lamunan Kevin pun terhenti ia langsung masuk ke dalam rumah.Kevin menuju ruang makan, ia menarik kursi dan duduk diatasnya.Ia melihat Tati sudah membuatkan nya makan malam."Bu, sudah makan?" tanya Kevin pada bude Tati."Nanti saja Den, Aden makan lah dulu.""Duduk Bu, ayo makan sama-sama.""Tapi bude masih banyak kerjaan." tolaknya dengan hati-hati."Sudah, ayo makan dulu."Perempuan itu pun hanya mengangguk, ia duduk di hadapan Kevin.
Mereka berdua pun mulai menyantap makan malamnya, sesekali Kevin bertanya beberapa hal pada Tati.****Kevin duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya, pria itu jadi teringat saat bertemu dengan Citra.
Gadis itu cantik, bola matanya begitu mirip dengan Ibunya. Ketika Kevin melihat Citra ia seakan-akan seperti melihat ibunya kembali.
"Kamu gadis yang lucu, semoga suatu saat aku bisa bertemu denganmu lagi." ucap Kevin sambil menatap langit-langit yang di terangi dengan sinar rembulan.
Di satu sisi Citra terus memikirkan Kevin, entah mengapa bayangan pria itu selalu saja terlintas dalam benaknya.
"Ish.. kenapa sih jadi kepikiran cowok itu terus." gumamnya kemudian meraih ponselnya, beberapa pesan tampak terlihat di sana. Namun Citra sedang tak ingin membalasnya, ia pun mematikan ponselnya dan menyimpan kembali di atas meja nya."Aku gak nyangka ternyata Kevin adalah seorang dokter, aku pikir dia hanya pria biasa.""Kok aku jadi seneng ya kalau bahas Kevin?""Apa aku suka sama dia?"Citra menggeleng-gelengkan kepalanya, bayangan demi bayangan saat ia bertemu Kevin pun terlintas.
Senyuman itu, tatapan itu dan perlakuan Kevin padanya tak bisa Citra lupakan."Oh my god!""Kenapa Citra?" tanya Sekar yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya, Citra pun langsung membalik badannya menghadap Sekar."Ibu, sejak kapan ada di sini?" tanya Citra.
"Sejak beberapa menit yang lalu, habis pintu kamar kamu gak di tutup. Kamu kenapa? Ada masalah?" tanya Sekar lagi."Enggak, gak ada apa-apa kok bu cuma Citra lupa tadi udah kasih File ke bu Indira atau belum gitu bu." balas Citra berkilah."Coba kamu tanya teman mu dulu, lain kali kamu harus teliti. Sekarang kamu istirahat sudah malam besok kan harus kerja."
"Iya bu, Ibu juga ya."
Sekar pun mencium kening anak gadisnya ini, ia berjalan keluar kamar sambil menutup pintu kamar Citra.
Setelah Sekar pergi Citra pun beranjak menaiki tempat tidurnya.
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.