Share

ANNISA LESTARI II

Pak Arkan masih terus fokus membacanya..

Sampai akhirnya beliau tutup map itu dan mendongkak menatapku lalu berkata "Cukup bagus judul ini bisa kamu pakai." Ucapnya.

"Alhamdulillah." Ucapku dalm hati.

"Terima kasih pak." Jawabku.

"Untuk selanjutnya kamu bisa mulai membuatnya dan diskusikan kepada saya" kata pak Arkan.

"Baik pak." Jawabku.

"Kalau sudah saya permisi pak,sekali lagi terima kasih banyak dan mohon bimbingannya pak." Kataku dan berdiri untuk beranjak keluar dari ruangan dosenku ini.

"Tunggu sebentar."' katanya dan menahanku.

"Duduk dulu." Pintanya lagi.

"Apa lagi sih." Gerutuku dalam hati sambil mendudukan bokong ini di kursi.

"Bagaimana keadaanmu,luka-luka itu sudah di obati kah.?" Tanyanya kepadaku.

"Sudah pak,tadi di obati di uks tempatku mengajar." Jawabku cepat karna sudah tak mau berlama-lama berada di ruangan ini,sejujurnya hati ini masih kesal.

"Oh." Jawabnya.

"Hah,cuma OH." Batinku,dan melanjutkan langkahku menuju pintu keluar dari ruangan pak Arkan.

Sepanjang jalan ku melangkah,sepanjang itu juga gerutuan ku keluarkan dari bbibir ini,umpatan kekesalan ku atas sikap dinginnya pak Arkan, "Tadi aja di jalan sok perhatian maksa-maksa mau bawa ke rumah sakit,mau di obati,sekarang cuma nanya aja terus di jawab Oh,gila itu orang datar banget hidupnya,udah kaya kulkas 20 pintu,udah kaya tembok besar cina aja." Umpatan-umpatan terus ku keluarkan sepanjang jalan menuju kantin.

Dikantin kutemui ke 3 temanku,Santi,Tia,dan Diana,kita berempat sudah berteman dari sekolah menengah atas,kuliah pun di universitas yang sama,walaupun berbeda jurusan.

Kududukan diri ini di kursi dengan sedikit hentakan dan cukup mengagetkan ke tiga teman-temanku,"Kesellllll bangetttt sih,apes hidup gue." Rancuku dengan muka merah menahan emosi.

"Kenapa sih lu?" Tanya Santi dan di angguki temanku yang lain,mereka menatapku meminta penjelasan.

"Kesel gue sama dosen pembimbing gue,tadi pagi dia nabrak gue tuh liat tangan sama kaki gue." Kutunjukan luka-luka ku.

"tadi pas nabrak gue sok sibuk maksa gue ke rumah sakit,sekarang cuma nanya luka gue udah di obatin apa blum,terus pas gue jawab udah,dia cuma jawan Oh aja coba,mana mukanya datar banget,bikin gue emosi." Katanku dengan emosi.

"Siapa sih dosen pembimbing lu?" Tanya Dinda.

"Pak Arkana Sadewa,dosen baru itu loh." Jawab Tia,yang ku angguki.

"Dosen ganteng itu ya." Jawab Dinda antusias.

"Ganteng sih tapi sayang tuh muka datar banget,ga ada senyum sedikit pun." Kara Santi.

"Setujuuuu." Seruku mengacungkan kedua jempol tanganku.

"Pas pak Arkan baru masuk lu lagi ambil cuti kan,jadi lu ga bisa tau dia selama mengajar gimana." Tanya Santi.

"Gue baru ketemu orangnya aja barusan ya mana tau gue cara ngajar dia gimana." Sautku,masih sedikit emosi.

Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba datang Anggel the genk,yang super rese,dari jaman sekolah dia memang tidak menyukai ku,Anggel yang menyukai Angga dari awal masuk sekolah,itulah yang menjadi alasannya selalu membenciku.

"Weishh ada yang lagi patah hati nih baru di tinggal nikah sama kekasih hati." Ucapnya sedikit meniggi agar satu kantin ini mendengar.

"Ah kasiannya" "Sakit banget pasti tuh" "Duh malangnya nasibmu" Anggel the genk menyahuti kata-kata sang ketuanya,tertawa mengejek.

"Bacot lu,mau lu apa sih,gangguin Annisa terus?" Jawab Sinta.

"Gue ga ada urusan sama lu ngel."' Jawabku cepat mendahului Tia yang akan menjawab.

"Giamana rasanya kekasih hati lu di rebut orang lain,sakit kan,apa lagi yang ngerebut saudara sendiri,duh sakitnya lebih-lebih," Kata Anggel mendramatisir.

"Dan itu yang gue rasain selama ini."' Tekannya lagi menggebrak meja.

"Ga ada yang ngerebut Angga di sini,posisi Angga waktu jadian sama gue itu singgle,ga lagi pacaran atopun deket sama cewek lain." Jawabku lantang.

Bangun dari posisi duduk,dan berlari meninggalkan kantin,rasanya masih sesak saat mengingat kejadian itu lagi,tak ku pedulikan teman-temanku yang mengikuti ku berlari menyusulku.

Panggilan-panggilan namaku tak kupedulikan,ku terus berlari sekuat tenaga,sat tiba-tiba ada sesuatu yang menabrakku di depan tubuhku.

BRAKKK...

Badanku melayang ada hentakan di tubuh dan akhirnya terjatuh di jalan,sebelum kesadaranku menghilang samar-samar ku dengar teriakan dari ketiga teman-temanku,darah mengalir dari badanku.

Yang terakhir ku rasakan badanku di gendong seseorang entah itu siapa dan di bawa ke mana.

"ANNISA." Teriakan keluar bersama dari mulut teman-temannya.

Mereka berlari menghampiri Annisa yang sudah terkulai di jalan dengan darah segar yang mengalir dari tubuhnya,Tia mengangkat kepala Nisa kepangkuannya "Bangun Nis,Buka mata lu." Tia menepuk-nepuk pipi Annisa.

"Tolongin temen gue." Dinda teriak histeris.

Santi sibuk menelpon ambulan yang di sediakan pihak kampus.

Penabrak itu kabur lari entah ke mana.

pak Arkan yang melihat kejadian itu pun menghampiri kerumunan mahasiswanya dan tiba-tiba mengangkat badan Nisa dan membawanya menuju mobilnya.

"Kalian bertiga ikut say." pak Arkan meminta ketiga teman Annisa untuk ikut masuk ke dalam mobilnya.

Mobilpun melaju dengan kencang membawa Annisa menuju ke rumah sakit terdekat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status