Home / Romansa / Kekasihku Seorang Mafia / 4. Kecumburuan Jessika

Share

4. Kecumburuan Jessika

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2021-06-30 07:11:37

Hari berlalu dengan cepatnya. Dua bulan sudah Cia sekolah di Maria School, selama itu juga tiada hari tanpa bully yang di terimanya. Walau lelah dan rasa sakit yang di rasakan. Namun tidak membuatnya untuk menyerah.  

Tepat hari ini dimana para siswa melakukan kegiatan di luar sekolah. Semua siswa baik itu laki-laki ataupun perempuan berdiri di tengah-tengah lapangan. 

"Pengumuman!"

Suara Rion membuat para siswa berdiri tegak dan memusatkan pandangan dan telinga mereka. 

"Hari ini, bertepatan dengan hari jadi Maria School, maka dari pihak sekolah mengadakan kegiatan belajar di luar ruangan," ucapan Rion terhenti ketika teriakan siswa yang memenuhi lapangan. 

"Horeee!!"

Teriak semua siswa, namun tidak dengan tiga gadis yang berada paling belakang. 

"Cia, apakah kau akan mengikuti acara belajar di luar ruangan ini?" tanya Anna, namun di jawab dengan gelengan kepala oleh Cia bersama Cika bersamaan. 

"Diam semua!"

Suara teriakan Rion kembali terdengar kali ini lebih tegas dan seketika suara gaduhan terdiam.  

"Untuk semua siswa, wajib mengikuti acara ini. Karena dari pihak sekolah telah menyiapkan acara pesta, dan satu permainan yang membuat kalian akan menyukainya dan yang berhasil kalian akan mendapatkan hadiah dan kencan dengan putra tunggal pemilik sekolah ini."

Suara teriakan kembali terdengar kali ini lebih ramai dan histeris mendengar kata kencan dengan putra tunggal pemilik sekolah. 

"Cia, bagaimana ini! Kita wajib mengikuti acara yang di selenggarakan oleh sekolah."

Cia berfikir apakah dirinya akan ikut atau tidak nantinya. Mengingat dirinya hanyalah seorang beasiswa. jika ia tidak ikut sudah di pastikan akan berpengaruh dengan nilainya. 

"Dengarkan pengumuman terakhir! Acara akan di laksanakan besok malam, dan itu artinya kalian tidak perlu untuk kembali kerumah setelah jam pelajaran. Melainkan kalian akan pergi ke hutan yang berada di belakang sekolah ini. Usahkan kalian meminta izin pada orang tuan kalian. Dan jangan lupa bawa perlengkapan yang kalian butuhkan."

Usai mengatakan Rion melangkah ke belakang, tepat berada di samping James. 

Aaron memandangi siswa yang berada di depannya. Entah apa yang membuatnya mencari gadis yang telah membuatnya gelisah. Pandangan matanya terhenti ketika seorang gadis tengah tersenyum pada dua sahabatnya. Senyum yang membuat bibir Aaron yang tertarik ke atas, suara bisikan membuatnya kembali pada sikapnya yang dingin. 

"Aaron, kita akhiri sekarang atau kau ingin mengatakan sesuatu?"

Aaron melihat sekilas kearah samping dimana Rion tengah berdiri menunggu jawaban darinya. 

"Tidak!" Ucap Aaron, lalu meninggalkan lapangan. 

"Aaron, kau mau kemana? Aku ingin ikut denganmu?" Jessika mengejar Aaron dan bergelayut manja di lengannya. 

"Bisakah, kau tinggalkan aku sendiri?" tanya Aaron pada Jessika. Pertanyaan Aaron membuat wajah Jessika berubah seketika, sikap Aaron yang kini berubah tidak seperti biasanya.

"Aaron, ada apa denganmu? Kenapa akhir-akhir ini kamu menghindariku?" tanya Jessika. 

"Pergilah, aku tidak ingin di ganggu!" Ucap Aaron, namun mendapatkan gelengan dari Jessika. 

"Kenapa kamu berubah Aaron?" Lagi-lagi Jessika bertanya dengan wajah yang sendu. 

"Apa maksud dari pertanyaan mu?"

Tanpa menjawab pertanyaan Jessika, Aaron kembali bertanya pada Jessika. 

"Bukankah, kita pacaran dan," ucapan Jessika terhenti saat melihat sorot mata Aaron yang berubah dingin padanya. 

"Jangan berfikir jika kau bisa bergelayut di lenganku. Lalu kau berfikir kita pacaran!"

Jessika menatap nanar laki-laki yang berada di hadapannya. Ia berfikir jika Aaron selama ini menyukainya, setiap dirinya bergelayut manja padanya dia tidak pernah melarang ataupun menolak. Jessika menatap punggung laki-laki yang sejak lama ia cintai telah menjauh darinya dan hal itu sejak kedatangan Cia.

"Jessika, apa yang kau lakukan di sini?" tanya dua sahabatnya yang tidak lain adalah Siska dan Luna. 

"Kalian, ada apa?" tanya Jessika pada dua sahabatnya. Lebih tepatnya mereka di jadikan pelayan oleh Jessika. 

"Lihat kesana,''

Luna menunjuk dimana Aaron tengah duduk bersama temannya namun pandangan matanya menatap ke arah Cia yang tengah duduk di tengah-tengah lapangan bersama dua temannya. 

"Lihat, saja besok kita singkirkan dia dari sini." Ucap Jessika dan di angguki dua sahabatnya. 

Jessika meninggalkan lapangan setelah melihat Aaron menatap Cia dengan pandangan lembut. Bahkan terlihat Aaron tersenyum, saat Cia bercanda dengan dua sahabatnya, rasa cemburu dan kebenciannya semakin mendalam pada Cia. 

"Cia, kau di panggil pak guru."

Seorang gadis mendekati Cia. 

"Pak guru?" tanya Cia dengan wajah yang binggung, selama ini tidak ada guru yang memanggilnya. 

"Cepatlah kesana. Kau di tunggu di depan gudang, pak Andy ingin melihat bola basket yang kau kemarin bawa saat ketua OSIS berlatih." Ucap Luna pada Cia.  

"Baiklah, aku kesana. Kalian pergilah dulu nanti aku akan menyusul kalian ke kelas." Ucap Cia dan berlalu dari hadapan dua sahabatnya. 

Sesampainya di depan gudang yang sepi, karena posisi gudang berada di ujung lorong sekolah yang jarang di lewati siswa. Dengan hati yang ragu Cia masuk kedalam gudang yang terlihat gelap. Namun seseorang tengah menunggunya di dalam dengan raut wajah yang sinis. 

"Haiii jalang. Susah aku katakan padamu jangan dekati Aaron. Tapi kamu tidak pernah mendengarkan peringatan ku!" Ucap Jessika.

"Apa maksudmu? Aku tidak mendekati Aaron? Bahkan aku tidak tahu siapa Aaron. Tujuanku disini hanya untuk sekolah tidak lebih." Ucap Cia jujur, tujuan hidupnya adalah meraih kesuksesan dan membahagiakan ibunya. Setelah itu dia baru berfikir untuk mencari kekasih. 

"Bohong! Kau gadis jalang." Ucap Jessika tepat di depan wajah Cia. 

"Apa yang aku katakan adalah kebenaran Jessika. Aku tidak berfikir untuk mendekati siapapun, aku hanya ingin sekolah itu tujuan utamaku." Ucap Cia, namun Jessika tidak percaya. Dari belakang temannya mendorong Cia hingga terjungkal ke samping. 

"Siram jalang ini dengan air es yang aku siapkan!" Ucap Jessika dan di angguki dua sahabatnya. Tanpa menunggu lagi satu ember besar berisi air es kini membasahi tubuh Cia.

"Apa yang kalian lakukan padaku!" Teriak Cia. 

"Haha! Kau berani berteriak di depanku jalang. Itulah akibat dari gadis yang menggoda pacar orang!" seru  Jessika. 

"Berapa kali aku katakan, jka aku tidak mengoda pacarmu ataupun mengenali siapa pacarmu."

Suara cia semakin bergetar tubuhnya yang semakin menggigil. 

"Aaron, ketua OSIS sekaligus putra tunggal sekolah ini adalah kekasihku."

Cia menggelengkan kepalanya. namun tanpa ampun mereka mendorong tubuh Cia hingga terjatuh. Tetapi naas kepalanya terbentur lemari di belakangnya mengakibatkan Cia pingsan. 

"Kita tinggalkan dia disini!"

Mereka meninggalkan Cia yang tergeletak tidak berdaya. 

"Gembok pintu ini, jangan ada yang coba-coba membukanya."

Mereka mengikuti yang di katakan Jessika, senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Jessika.

"Ayo, kita rayakan, kalian makanlah sepuas kalian aku yang akan membayarnya."

Mereka meninggalkan gudang dengan seringai di wajah ketiganya.

Di kelas Cika bersama Anna menunggu Cia dengan gelisah, pelajaran kedua akan segera di mulai namun Cia tidak kunjung terlihat. 

"Anna kenapa Cia lama?" tanya Cika. 

"Entahlah, ayo kita cari Cia." Ucap Anna pada Cika, saat mereka akan melangkah seorang ketua kelas mengumumkan jika akan di pulangkan lebih awal. Para guru yang akan mengadakan rapat untuk acara besok. Seketika sorak terdengar di dalam kelas dan membubarkan diri. 

"Anna bagaimana ini?" Cika mulai gelisah dengan keadaan Cia yang tidak kunjung datang.

"Ya, sudah kita bawa tas Cia dan menyusulnya di gudang."

Mereka melangkah menuju gudang sekolah.

"Cika, lihat gudang sudah terkunci. Itu artinya Cia tidak ada di dalam." Kata Anna. 

"Kau benar Anna. Apa yang kita lakukan sekarang?" Anna berfikir untuk melakukan apa. Tidak mungkin mereka meninggalkan Cia ataupun mengantar tas pada ibunya. 

"Apa yang kalian lakukan disini?"

Mereka tersentak mendengar suara dingin di belakang mereka. 

"K– kak Aaron!" Ucap mereka bersamaan. 

"Aku tanya apa yang kalian lakukan disini?" Aaron kembali bertanya pada dua gadis di depannya. 

"Itu, Cia. Emm kita sedang mencari Cia kak Aaron. Tadi kak Luna memanggilnya," kata Anna terbata-bata. 

"Katakan dengan jelas!" Kata Aaron entah kenapa hatinya gelisah mendengar Cia di panggil oleh teman Jessika. 

"Kak Luna menyuruh Cia ke gudang, katanya pak Andy menunggunya disini." Ucapan Anna membuat hati Aaron gelisah. Seingat dirinya pak Andy hari ini tidak masuk. Aaron melihat kebelakang pintu gudang yang telah terkunci. 

"Kalian pergilah, aku yang akan mencari Cia. kebetulan tadi aku melihatnya sedang membantu pak Andy. Bawa tas Cia pulang dan katakan pada ibunya kalau Cia akan pulang terlambat hari ini." Kata Aaron pada dua sahabat Cia, dia tidak ingin membuat mereka khawatir tentang Cia. 

"Tapi kak Aaron?" Anna ragu untuk melanjutkan. 

"Pulanglah kalian, jika Cia sudah selesai. Aku sendiri yang mengantar kerumahnya." 

"Baik kak, tolong jaga Cia." Kata Anna di angguki Aaron. 

Setelah kepergian dua gadis di depannya. Aaron melangkah mendekati gudang, benar adanya gudang terkunci itu artinya tidak ada orang di dalam. Setelah melihat keseluruh sekolah terlihat sepi, Aaron mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

 

"Periksa cctv sekitar gudang!" Ucap Aaron dia merasa yakin jika Cia berada di sekitar gudang. 

"Baik, tuan muda!" Jawab seseorang yang berada di seberang sambungan. 

Aaron memutari gudang namun ia tidak mendengar pergerakan di dalam. Hingga getar ponsel miliknya terdengar. 

"Bagaimana?" tanya Aaron tanpa basa-basi. 

"Seorang gadis di seret oleh nona Jessika dan dua temannya, hingga kini tidak terlihat keluar lagi dari gudang, tuan mu," Ucapan terputus ketika Aaron memutus sambungan. 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasihku Seorang Mafia   46. Bersamamu Selamanya.

    "Aaron Ramsey, kau harus mati!!" suara menggelar bersamaan dengan suara dan teriakan para tamu undangan. Aaron berlari membawa tubuh Cia meninggalkan pelaminan, di ikuti dengan kedua orang tuanya."Sayang kamu tetap disini, jangan meninggalkan tempat ini sebelum aku datang. Kamu akan aman bersama orang tuaku," ucap Aaron menangkup wajah Cia yang terlihat pucat."A– Aaron, aku takut," Cia menggenggam tangan Aaron erat. "Jangan takut, semua akan baik-baik saja. Tetaplah bersama dengan Mama dan ayah," Aaron mengecup kening Cia dan beralih pada kedua orang tuanya."Pergilah, ayah akan menjaga istri dan Mama. Mereka akan aman bersama dengan ayah," ucap David."Ayah aku menyiapkan berapa pengawal disini, lagi pula tempat ini tidak ada yang tahu selain Rion dan James." "Pergilah, selesaikan semuanya dan kembali bersama kami secepatnya." "Mama tahu semuanya, pergilah nak," Aaron meninggalkan kedua orang tuanya bersama dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya. Ia kembali keluar denga

  • Kekasihku Seorang Mafia   45. Menikah.

    "Ameera!!""Jaga ucapanmu! Kamu pikir siapa dirimu hah!" Kemarahan Aaron tidak terbendung lagi, saat wanita yang sangat ia cintai mendapatkan perlakuan tidak baik. "Aaron, kamu lupa dengan janjimu? Kamu bilang akan menikahi aku. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang? Kamu akan menikahi wanita seperti dia, kamu jahat Aaron!" Ameera memukul Aaron, beruntung Agam tidak ada bersama dengan mereka, mati lebih dulu meminta pada pelayan untuk membawanya pergi lebih dulu sebelum pembicara yang penting."Janji? Kamu bicara apa Ameera, aku menyelamatkan dirimu. Janji yang aku ucapkan bukan untukmu Ameera, tapi untuk Cia wanita yang aku cintai.""Cia duduklah, aku ingin kamu mendengar langsung dariku," Aaron menarik napasnya sebelum ia memulai mengatakan yang sebenarnya pada Cia. Mengingat pernikahannya yang hanya menghitung jam, Aaron dengan tegas mengatakan siapa Ameera sebenarnya."Ameera, Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan membohongi keluargaku. Terlebih pada wanita yang akan aku nikahi ta

  • Kekasihku Seorang Mafia   44. Kedatangan Ameera 2.

    "Oke, akan aku katakan padamu. Aku adalah wanita di masa lalu Aaron dan dia adalah, anaknya." Ucapnya menyakinkan. Cia terdiam di tempat ia tidak berfikir lagi, saat ini pengakuan seorang wanita dan anak kecil yang mengaku sebagai bagian dari masa lalu calon suaminya. Cia berusaha untuk mengukir senyum, Walau ia tahu senyumnya terlihat di paksakan."Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Cia, setelah mampu menetralkan detak jantungnya."Aku hanya ingin bertemu dengan Aaron, anakku merindukan ayahnya. Apakah kamu akan berdiri disana? Tanpa meminta kami untuk masuk kedalam?" Cia kembali terdiam, dan itu membuat Ameera tersenyum penuh kemenangan."Maaf aku tidak bisa menyuruhmu masuk kedalam. Tapi jika kamu ingin menemui Aaron, kamu bisa menemuinya di tempat yang kamu ketahui," ucapnya berbalik meninggalkan Ameer bersama putranya."Cia, kamu seorang wanita. Bagaimana kamu bisa membiarkan kami disini tanpa betemu dengan Aaron," ucap Ameera."Jadi apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bertemu d

  • Kekasihku Seorang Mafia   43. Kedatangan Ameera.

    "Cecilia Mandalika, maukah kamu menjadi istriku. Menjadi ibu untuk anak-anakku?" "Aaron, kamu?" Cia menutup mulutnya, hatinya menghangat mendapatkan perlakuan istimewa dari Aaron."Cia, semua keputusan ada padamu. Tapi aku hanya ingin mendengar kata ya, darimu. Aku tidak ingin kehilangan kamu, untuk kesekian kalinya," ucap Aaron."Bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Cia."Aku akan memaksamu, Cia. Aku tidak akan membiarkan kamu tetap disini seorang diri tanpa perlindungan dari siapapun termasuk aku. Satu lagi, aku tidak akan diam jika kamu tetap menolaknya," ucap Aaron menyakinkan Cia, jika apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Lalu, untuk apa kamu bertanya padaku? Apakah aku menerimamu atau tidak. Jika kamu sendiri sudah tahu jawabannya." Cia menatap penuh manik coklat milik Aaron. "Cia, kamu," ucapnya terbata."Ya, Aaron. Aku bersedia menjadi istrimu dan aku bersedia menjadi ibu untuk anak-anakmu," bulir yang bening keluar dari kelopak mata Aaron, tidak ada kata yang terin

  • Kekasihku Seorang Mafia   42. Apakah Aku Pantas Bahagia.

    "Ayah tahu kamu berbohong. Katakan apa yang terjadi? Jelaskan, juga pada ayah, luka tembak di lenganmu itu, Aaron Ramsey." Aaron terdiam, tidak ada cara lain selain ia mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Sudah cukup ia menutupinya."Ayah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua ini dari ayah ataupun Mama. Semua aku lakukan demi keselamatan kalian dan juga ketenangan hidup kita. Karena apa yang aku lakukan akan mempengaruhi kehidupan ayah dan juga Mama, dan maafkan aku karena selama ini menyembunyikan identitas ku. Bukan hanya pada ayah atau pun pada Mama. Tapi juga pada dunia aku menyembunyikan semua ini. Semakin sedikit orang mengetahuinya maka sedikit kemungkinan musuh mengetahui siapa aku dan orang terdekat ku, tapi semua kejadian ini murni aku yang melakukannya," kata Aaron lirih."Ceritakan semua pada Ayah, jangan membuat Ayah seperti orang bodoh yang tidak tahu siapa anak ayah yang sebenarnya. Dan tidak tahu apa yang dilakukan anak yang selalu membuatny

  • Kekasihku Seorang Mafia   41. KABUR.

    Aaron yang kini berhadapan dengan Rainer Quennel yang menginginkan kekuasaannya, tanpa merasa bersalah Rainer meminta tanpa adanya kekerasan. Aaron terkekeh mendengar perkataan Rainer yang dengan lantangnya bicara padanya."Anda yakin menginginkannya?" tanya Aaron."Anak ingusan, jangan mengajakku untuk bercanda. Kamu tahu siapa aku, bukan?" kata Rainer lantang. Aaron hanya mengangguk dengan santainya ia menjawab, "Saya tahu siapa anda. Tuan Rainer Quennel seorang mafia yang berani menipu saudaranya, hanya karena kursi kekuasaan. Apakah saya salah atau benar, Tuan Rainer Quennel?" wajah Rainer pias, namun dengan keahlian menipu dengan cepat berubah dan kembali dengan tatapan tajam kearah Aaron."Jangan banyak bicara kamu Aaron!" seru Rainer melayangkan pukulan pada Aaron.Baku hantam antara Aaron dan Rainer tidak terhindar lagi. Aaron tidak begitu saja membiarkan Rainer terlepas. Ia arahkan senjatanya tepat di keningnya."Kenapa kamu sembunyikan kejahatan mu. Dengan menuduh kami yang

  • Kekasihku Seorang Mafia   40. Penyerangan.

    "Secepatnya aku kembali. Tetaplah disini sampai aku kembali," Aaron mendekati wajah Cia, memberikan kecupan di keningnya sebelum ia pergi."Aku akan menunggumu disini."Aaron bergegas meninggalkan kediamannya, saat berada di depan pintu sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Senyum menghiasi wajahnya, saat mendapati orang yang sangat ia sayangi kini berada didepannya."Mama, ayah, kalian tidak apa-apa?" tanya Aaron."Tidak nak, kami baik-baik saja. Dimana wanita yang kamu katakan itu? Mama ingin bertemu dengannya, apakah dia ada di dalam?" Aaron mengulas senyum mendengar pertanyaan dari wanita yang telah melahirkan dirinya."Mama tidak sabar ingin bertemu dengannya? Cia ada di dalam kamar mandi. Kita tunggu sampai dia keluar," Aaron mengajak orang tuanya menuju ruang keluarga mereka. Seorang pelayan datang dengan membawa teh hangat dan berapa cemilan di atas napan."Terima kasih Mbok," ucap Maria ramah."Aaron, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu ingin kami

  • Kekasihku Seorang Mafia   39. Dendam Yang Salah 2.

    Di tempat yang berbeda seorang laki-laki menatap rumah mewah yang menjadi saksi bisu pertumbuhan dirinya bahkan sejak dia kecil hingga saat ini rumah mewah yang di tempati oleh ayah angkatnya menjadi rumah ternyaman untuknya. Namun saat ini ia merasa sesuatu yang sulit ia ungkapan dalam kata-kata. Sesaat ia terdiam sampai seseorang menyadarkan dari lamunan."Tuan muda, anda di tunggu oleh Tuan besar di ruang kerja." Kata salah satu pria yang berbadan besar. Tuan muda adalan panggilan untuknya. Sejak kecil saat ia datang di kediaman Rainer Quennel seorang mafia yang terkenal dengan kelicikan dan ambisi dimana ia akan melakukan apapun demi tujuannya tercapai. Tidak peduli jika akan menghabisi nyawa orang lain sekalipun."Hum," Amar melangkah dengan cepat untuk menemui ayah angkatnya. Banyak hal yang ingin ia ketahui tentang kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya."Halo boy, kamu sudah datang? Kamu tahu ayah sudah lama menunggu kamu. Tapi kamu lambat dua puluh menit. Cepatlah

  • Kekasihku Seorang Mafia   38. Dendam Yang Salah.

    Sementara itu Rion yang saat ini memilih untuk menemui Kinanti yang terbaring di rumah sakit. Sudah lama ia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya terhadap Kinanti. Wanita yang di pilih menjadi pengawal rahasia Cia walau berapa kali harus mengalami percobaan pembunuhan, namun dengan kepandaian yang ia miliki mampu melepaskan diri dari para musuh yang ingin menyingkirkan dirinya dan untuk mendapatkan Cia sebagai senjata untuk menyerang Aaron. Rion menatap wanita yang kini terbaring lemah di atas tempat tidur pasien wajahnya yang pucat tidak menutupi kecantikannya yang alami. "Kamu ada disini?" suara lirih namun terdengar lembut menyadarkan lamunan Rion."Apakah kedatanganku mengganggumu?" tanya Rion."T– tidak, ada apa?" "Kenapa kamu balik bertanya? aku ingin melihat kondisi kamu. Tapi kamu bertanya padaku." Kata Aaron. Ia menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur."Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan Cia apakah dia mengalami luka? aku tidak tahu apa yang terjadi jika Cia tid

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status