Share

5. Jangan Pergi

Aaron mencari kunci di dalam tas, untuk membuka gembok pintu gudang. Tidak berapa lama akhirnya dia berhasil membukanya. Suasana yang gelap membuat Aaron kesulitan mencari keberadaan Cia. 

"Sialll!! Kenapa gelap begini. Bukankah masih siang?"

ucap Aaron, langkah kakinya semakin jauh kedalam namun ia tidak menemukan keberadaan Cia.  

Karena kondisi yang gelap membuat Aaron kesulitan untuk bergerak. Kakinya yang melangkah ke balik tumpukan bola basket yang sudah tidak terpakai. Setelah mencari keberadaan Cia di gudang tidak ada, Aaron berniat keluar namun saat kakinya melangkah tiba-tiba tersandung sesuatu di bawahnya. 

"Apa ini?" Aaron kembali menyalakan lampu ponselnya. Alangkah terkejutnya saat melihat kebawah tubuh Cia tergeletak tidak berdaya. 

"Cia!" Seru Aaron saat melihat wajah gadis yaang tergeletak tidak sadarkan diri dengan tubuh yang basah. 

"Cia, bangun!"

Aaron memanggil Cia. Hingga berapa kali menepuk pipinya namun tidak ada respon darinya. Entah dari mana ide yang muncul di kepala Aaron hingga ia melepas baju yang di pakai Cia dan mengganti dengan bajunya. 

"Maafkan aku Cia," ucap Aaron lalu mengangkat tubuh Cia ala bridal style.  

Setelah melihat keadaan sekolah yang sepi dan menghubungi anak buahnya. Aaron meninggalkan sekolah dengan mengendarai mobil mewahnya. Sedang motor sport ia tinggalkan di parkiran sekolah. 

"Kerumah!" Ucap Aaron dengan dingin. 

"Baik,"

Mobil mewah yang di kendarai anak buahnya dengan kecepatan tinggi, menuju kediaman mewah pribadi Aaron. Tidak menunggu lama mobil mewah milik Aaron memasuki sebuah rumah yang terlihat mewah. 

Aaron mengakat tubuh Cia dan membawanya kedalam kamar utama miliknya. Para pelayan dan pengawal melihat bagaimana Aaron pada wanita yang berada dalam pelukannya. Merasa aneh, tidak seperti biasanya Aaron membawa teman wanitanya ke kediaman pribadinya terlebih ke kamar.  

"Mbok Sumi, tolong gantikan bajunya." Kata Aaron pada salah satu pelayan dirumahnya.  

"Baik, tuan muda." Jawab Sum, langkahnya menuju tempat tidur seorang wanita cantik dengan seragam sekolah yang sama dengan tuan mudanya. 

Usai membantu menganti baju wanita yang tergeletak di atas tempat tidur, Sumi menuju balkon dimana Aaron berada.

"Tuan muda," Panggil Sumi. 

"Mbok, apa dia masih pingsan?" tanya Aaron.

"Masih tuan," sahut Sumi. 

"Mbok, tolong buatkan teh hangat untuknya." Kata Aaron kemudian. 

"Baik, tuan muda,"

Sumi meninggalkan kamar setelah mendapat perintah dari Tuan mudanya. 

Setelah kepergian Sumi, Aaron mendekati tempat tidurnya, ia duduk di samping tempat tidur. Tangannya terulur menyentuh wajah Cia. 

"Cia, kamu adalah wanita pertama yang mampu membuatku seperti ini." Kata Aaron, entah sejak kapan hatinya yang dingin berubah menghangat setelah bertemu dengan Cia. 

Tidak ingin dirinya melewati batas, Aaron berdiri dan melangkah meninggalkan tempat tidur. Namun langkahnya terhenti ketika tangan mungil menahan pergelangan tangannya. 

"Jangan pergi," suara igauan Cia, tubuhnya mengigil dan wajahnya yang cantik berubah menjadi pucat pasi.

  

Aaron mendekati Cia dan memeluk gadis cantik yang berada di hadapannya. 

"Aku, ada disini Cia." Aaron semakin eret memeluk tubuh Cia, wajahnya mendekati wajah Cia, sebuah kecupan mendarat di kening Cia. 

"Jangan, pergi," Cia kembali mengigau.  

"Aku, tidak akan pergi kemanapun Cia," sahut Aaron, tubuh Cia yang semakin panas dan menggigil membuat Aaron, melepas bajunya dan melepas baju yang di pakai Cia dan kembali memeluk tubuh Cia semakin erat. 

"Siapa kamu Cia, kenapa kamu bisa mencairkan hatiku yang keras ini? Siapa dirimu yang mampu membalikkan kehidupan ku yang kelam ini Cia," ucap Aaron dalam hati.  

Aaron yang merasakan sesuatu miliknya mulai menegang, berlahan melepas pelukannya namun tanpa sengaja ia melihat bukit kembar milik Cia yang terbuka saat Aaron melepas baju yang di pakai Cia. 

Waktu menunjukkan pukul enam sore, berlahan Cia membuka matanya. Merasakan tempat yang asing berlahan memandang sekelilingnya. 

"Sudah bangun!" Suara seorang membuat Cia menatap kearah pintu balkon. Terlihat pria dengan penampilan yang santai namun tidak menutupi ketampanannya. 

"Tidak, usah menatapku seperti itu! Aku tau aku tampan!" Lanjutnya membuat Cia memalingkan wajahnya. 

"Aaaaggghhhh!!"

Teriakan Cia membuat Aaron melompat ke atas tempat tidur. 

"Cia, ada apa? Apa kamu merasakankan sesuatu? Mana yang sakit katakan padaku?" tanya Aaron dengan wajah cemas. 

"Apa, yang kau lakukan padaku!?" tanya Cia dengan memukul dada bidang Aaron. 

"Hah! apa yang aku lakukan?" ujarnya dengan wajah kebingungan. 

"Ya! Apa yang kamu lakukan padaku? Dimana bajuku?" ucap Cia dengan menarik selimut semakin erat. 

"Haha!" Aaron tertawa lepas mendengar Cia menanyakan apa yang dia lakukan pada Cia. 

"Kenapa kamu tertawa?!" ucap Cia dengan suara tinggi dan takut sekaligus malu. 

"Buang, pikiran kotormu. aiku tidak melakukan apapun pada mu!" Aaron berdiri dari tempat tidurnya dan menarik kursi yang berada di samping tempat tidurnya. 

"Aku, tidak melakukan apapun padamu Cia." Kata Aaron dengan suara lembut. 

"Terserah, kamu mau percaya atau tidak yang pasti aku tidak melakukan apapun. Yang mengganti bajumu adalah mbok Sumi, pelayan dirumah ini." Lanjutnya

Aaron menatap wajah pucat Cia. Rasa sesak melihat wanita yang membuat hatinya menghangat kini terlihat sendu. 

"Cia," panggil Aaron membuat Cia menatap pria yang berada di hadapannya. 

"Katakan, apa yang mereka lakukan padamu?" Lanjutnya dengan suara yang lembut.

Cia menundukan wajahnya, ingatan akan kejadian berapa jam yang lalu membuat dirinya sesak. 

"Katakan padaku Cia," suara Aaron kembali terdengar. 

"K– kak Aaron," Cia merasa ragu untuk menceritakan pada Aaron, apa yang menimpa dirinya saat berada di gudang. 

"Katakan, jangan takut," Aaron menyentuh pundak Cia lembut. 

"Kak," ucapan Cia terputus saat suara perutnya terdengar nyaring, membuat Aaron tersenyum. 

"Ayo, kita makan," Aaron menarik tangan Cia  lembut dan membawanya ke ruang makan. 

Mereka menuruni tangga menuju ruang makan. Yang telah tersedia berbagai macam hidangan lezat, namun tidak mengugah selera makan Cia. 

"Duduklah!"

Aaron menarik kursi di sampingnya. Mereka menyantap makan malam tanpa suara, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. 

Usai menyantap makan malam, Aaron kembali melihat wajah gadis yang berada di sampingnya. 

"Kenapa kamu makan sedikit? Apa masakan mbok Sumi tidak enak?" Tanya Aaron yang melihat piring Cia yang terlihat masih banyak. 

"Tidak kak, masakan mbok Sumi enak hanya saja aku," ibu jari Aaron menyentuh bibir Cia, agar tidak meneruskan ucapannya.

"Sssttt, jangan banyak bicara? Sekarang katakan pada ku apa yang terjadi di gudang itu?" Aaron menyentuh tangan Cia lembut. 

"Kak mereka,"

Ucapan Cia kembali terputus saat tanpa sengaja melihat jam yang berada dinding menunjukkan pukul sembilan malam. 

"Maaf, kak. Aku harus pulang sekarang, aku yakin ibu mengkhawatirkan aku yang belum pulang," kata Cia panik setelah mengetahui waktu telah malam.

"Biar, aku antar kamu pulang. Ini sudah malam," ujar Aaron berdiri dari kursinya, dan meraih kunci yang berada di atas meja tidak jauh dari ruang makan. 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status