Home / Romansa / Kekasihku Ternyata Impoten / Kemelut Kamar Hotel

Share

Kemelut Kamar Hotel

Author: Irma Dasira
last update Last Updated: 2024-03-07 16:57:19

Inilah Bandung, Kota Kembang berhawa sejuk. Tidak seperti Jakarta yang panas menjerang kulit sepanjang hari. Tempat bagi banyak orang mencari keceriaan, ketika telah lelah berhadapan dengan kemelut batin metropolitan.

Inilah kota yang malam ini menjadi saksi antara Reynal dan Prasti. Kota yang akan menguji sekuat apa Reynal bisa bertahan dari hempasan gelombang hasrat. Juga sekuat apa Reyhal menjinakkan selera liar laki-laki ketika telah berduan dengan Prasti, wanita super cantik, separuh bule itu.

Tak ada yang menghalangi mereka tidur berdua. Petugas resepsionis tak akan menanya prihal surat nikah mereka. Semua kemudahan untuk bisa berada dalam kamar yang sama tentu tebuka lebar.

Memang, mereka datang ke kota ini bukan untuk bercampur keringat. Bukan untuk Reynal mencoba keindahan raga Prasti dari ujung rambut hingga telapak kaki. Juga bukan untuk mencoba kelegitan gawang “made in” Inggris itu.

Selalu,

Tak dapat diterka kejadian-kejadian unik ketika kaum adam dan kaum hawa berada di kesunyian. Di tempat, ketika tidak ada bola mata lain yang melihat kecuali mereka berdua. Di ruangan yang tak ada orang lain mengintip kecuali hanya kawanan setan yang datang berkerumun memberi semangat agar mereka tersesat.

Kawan

Lihatlah Reynal dan Prasti melangkah dari parkiran menuju meja resepsionis, melaporkan tanda pemesan kamar yang sudah lunas. Lihatlah pula betapa ramah dan santunnya petugas resepsionis itu menyambut dan melayani mereka. Tak lama berselang, petugas lain datang menyambut dengan ramah pula mengantar mereka ke kamar tempat ujian syahwat itu dilaksanakan.

Di depan kamar, Prasti heran, mengapa hanya dia saja yang dipersilahkan masuk. Sementara tetap tegak berdiri. Tanpa berdebat Prasti melangkah ke dalam kamar itu. Kemudian petugas mengantar Reynal ke kamar sebelahnya.

Setelah petugas hotel turun kembali ke meja resepsionis, Prasti melangkah ke kamar sebelah tempat Reynal menginap. Dengan perlahan Prasti mengetuk pintu. Reynal menyangka petugas hotel yang kembali datang dan segera membuka pintu.

Reynal kaget, ternyata orang yang terlihat di dapannya adalah Prasti yang adtang darikamar sebelah. Prasti mempertanyakan mengapa dia dan Reynal tidak berada dalam kamar yang sama. Prasti kemudian meminta agar dia diizinkan tidur di kamar Reynal karena dia takut tidur sendirian. Reynal membimbing Prasti kembali ke kamarnya dan Prasti melangkah dengan berat hati.

Mereka kembali berada di kamar masing-masing. Prasti mencoba memberanikan diri tidur sendirian. Kamar yang sejuk, harum dan melegakan perasaan itu. Nyamuk, kepinding dan cicak, seekor pun tak ada.

Kamar ini benar-benar telah siap menjadi tempat istirahat yang nyaman. Reynal sempat berhayal, betapa asiknya bila di kamar ini juga ada Prasti. Tapi Reynal cepat menghalau pikiran liar itu.

Prasti sibuk membuka tas berisi perlengkapan tidur dan mandi, yang tadi dibeli sebelum masuk hotel. Reynal juga membelikan Prasti handphone, baju dan sandal baru.

Wajah Prasti mulai cerah, kecantikannya mulai kembali. Sungguh tak ada lelaki yang tak terpesona sebab kecantikannya itu. Putih, tinggi, langsing, rambut pirang dan hitung mancung. Wajar petugas hotel berbahasa Inggris saat menyapanya di pintu utama hotel. Tak ada wajah Indonesianya sedikitpun di raut muka Prasti.

Reynal di kamar sebelah kembali berhayal. Kembali pula dengan cepat Reynal menghalaunya. Reynal langsung menuju kamar mandi. Lama Reynal di sana, mungkin tidak hanya mandi yang ia lakukan, tapi mungkin masih berhayal seandainya Prasti satu kamar dengannya. Selesai mandi Reynal bersiap untuk menunaikan solat isya.

Prasti juga memasuki kamar mandi di kamarnya. Berbeda dengan Reynal, Prasti tidak berhayal seandainya tidur satu kamar dengan Reynal. Justru malah berpikir kemana esok hari untuk menyelamatkan diri dari ancaman Bully. Tapi Prasti mencoba meyakinkan dirinya bahwa Reynal akan selalu melindungi.

Prasti begitu cantik keluar kamar mandi, mustahil Reynal mampu bertahan apabila sempat berada satu kamar dengannya. Tak ada sisi yang bisa mengatakan dia tidak cantik. Dari sisi manapun selalu aduhai dan menggoda.

Reynal berusaha solat sekhusuk mungkin, berharap pertolongan ilahi tercurah banyak malam ini. Doanya panjang. Bangkit dari sajadah selesai doa berjilid-jilid, Reynal menoleh pada ke ranjang, tempat untuk segera istirahat tidur. Dada Reynal berdesir hebat, sebab dia melihat Prasti tergolek di sana. Reynal mengucap astaqfirullah.

Reynal memandang Prasti hingga terpukau

“Kok kamu ada disini”

“Aku belum ngantuk, ngapain di sebelah sendiri melamun”

Reynal meminta dengan sangat agar Prasti kembali ke kamarnya. Sekuat cara membujuk Prasti meninggalkan kamarnya. Tapi Prasti tetap bertahan dan hanya akan kembali ke kamarnya ketika mata telah mengantuk.

“Ngga.ngga, aku tak ingin berbuat salah Pras. Kamu begitu menggoda, tak mungkin aku terhindar dari godaan setan. Yuk, ke sebelah”

Reynal menggiring Prasti kembali ke kamarnya. Sementara Prasti merungut sambil jalan. Dalam hatinya berbisik bahwa dia kan kembali ke kamar Reynal bila mata belum jua bisa tertidur.

Reynal meminta Prasti untuk menenangkan pikiran agar bisa cepat tidur.

Reynal menutup pintu kamar Prasti dan kembali masuk kamarnya.

Di waktu yang sama pula, di Jakarta, Cimpin Cs sok Flamboyan hampir tiba di markas Brully di Cipinang. Wajah mereka tampak bahagia, sebab inilah saat untuk mendapat bonus besar dari Big Bos Brully. Ingin sekali mereka cepat sampai di markas walau jaraknya tinggal beberapa ratus meter saja. Mereka tak sabar mendapat pujian hebat dari Brully.

Cimpin Cs, melakukan “tos” tangan berulang kali. Sejak berhasil mengabadikan Prasti dan Reynal, sudah 10 kali mereka saling mengadu telapak tangan, tanda mereka tengah beriang hati. Kini, mereka sampai di halaman markas Big Bos Brully.

Tempatnya tak sembarangan. Pagarnya tinggi dan di puncak pagar tertanam kawat berduri yang dialiri sentrum arus listrik tegangan tinggi. Untuk bisa sampai di teras rumah harus melalui tiga ekor an-jing galak yang sekali gigitannya mampu merobek paha hingga daging terberai.

Namun segalak apapun an-jing itu ketika Cimpin cs yang masuk, an-jing terlihat jinak dan lucu. Tiga ekor anjing itu telah hafal betul bau kencing kucing, aroma khas baju Cimpin sok Flamboyan. Juga hafal bau ketiak menyengat dua anggota Cimpin.

Di Bandung,

Reynal di kamarnya tampak gelisah. Tubuh Prasti yang tadi tiba-tiba ada di kamarnya tak lepas dari pelupuk Reynal. Kawanan setan mulai menyusup ke gendang telinga agar dia tidur berdua saja. Reynal mencoba menghalau asutan itu.

Sementara Prasti, masih bermenung ke langit-langit kamar. Memikirkan hal berbeda. Bila Reynal memikirkan godaan setan sementara Prasti memikirkan kekuatan apa lagi yang bisa untuk mempertahankan nyawanya. Ancaman Brully, bukan main-main, sebab Prasti tahu betul kaliber Brully. Seorang Big Bos yang bisa melakukan apa saja untuk mencapai keinginannnya.

Reynal, mulai gelisah. Perjuangan semakin berat. Jerat syahwat telah meliliti tubuhnya sehingga pertahanan untuk tidak tergiur pada raga Prasti kian tipis. Amunisi untuk melawan makin berkurang. Justru sekarang, Reynal mulai merasa senang membayangkan Prasti.

Kembali ke Jakarta

Di kawasan Cipinang, Markas Besar Big Bos Brully (MB3). Cimpin cs sudah menginjakkan kaki di teras rumah besar milik Brully. Tak ada lampu yang menyala satupun di luar rumah, gelap pekat.

Ketika memasuki kawasan rumah, siapa saja akan merasakan bahwa dia sedang memasuki gua atau setidaknya tengah berkunjung ke istana hantu. Tak setitik pun sinar cahaya yang ada di sini. Tapi ketika sudah berada dalam rumah gemerlapnya melebihi diskotik kelas atas. Kadang terang benderang, kadang kedap kedip serupa lampu disko.

Cimpin cs berebut memencet bel untuk memberi tahu kedatangan mereka. Mereka kembali tos-tosan menunggu petugas rumah membuka pintu. Ketika pintu terbuka, muka mereka seperti tersiram lembaran uang. Walau sudah terbuka, Cimpin cs tak bisa langsung bertemu Big Bos, rumah ini memiliki privasi yang sangat tinggi, mereka mesti melewati tiga pos jaga yang dihuni para body guard berlengan kekar terlebih dulu. Tangannya saja, ukurannya melebihi ukuran paha Cimpin.

Walaupun sudah beberapa ke sini, Cimpin cs tetap melalui penggeledahan sebelum melanjutkan perjalanan. Sekali lagi, tidak satu pos, tapi tiga.

Yuk ke Bandung

Setelah dua jam, Prasti kembali keluar kamar. Lalu menuju kamar sebelah tempat Reynal berada. Kembali mengetuk pintu. Reynal mencoba pura-pura tidak mendengar. Tapi Prasti tak kunjung menghentikan ketukannya.

Reynal menyerah dan berjalan menuju pintu lalu membukanya

Dahsyat, Prasti datang hanya memakai baju tidur tipis, tidak memakai baju yang pertama tadi. Reynal langsung menutip pintu. Tapi Prasti kembali mengetuk pintu.

“Kalau mau bicara, ganti baju dulu” kata Reynal yang tetap bertahan di balik pintu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Pembalasan

    Sanca memang lahir sebagai anak bandel. Mentalnya yang sempat kendor oleh gertakan kelompok penangkap semalam kini mulai membaik dan bertekad untuk bisa lepas dari sanderaan. Sedikit demi sedikit dia berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya ke tonggak gubuk itu.Sanca memiliki pengalaman sukses berkali-kali dalam melepaskan diri dari ikatan tali. Sebab saat kecil dulu dia berkali-kali diikat bapaknya di batang Jambu depan rumahnya karena Sanca sering membuat onar di sekolah. Setiap guru mengadukan peristiwa itu pada orangtuanya, bapak Sanca selalu mengikat Sanca di pohon jambu itu. Tapi Sanca selalu berhasil melepaskan diri.Tapi kali ini kondisinya jauh lebih berat. Tali yang mengikat dirinya jauh pula lebih kuat dan besar. Tapi perjuangan itu tidak sia-sia sebab Sanca lelaki yang berpantang untuk menyerah pada keadaan. Perlahan, dengan teknik yang ada, Sanca berhasil melepaskan tali di tangannya. Kini sedang berusaha melepaskan ikatan di lehernya.Kemungkinan beberapa saat ke depan ik

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Kecamuk

    Episode 40Pagi ini Naldi bangun dan mengajar Krishna salat. Maklum, Krishna belum mengenal tata cara salat. Krishna seperti yang sudah-sudah, akan mengikuti saja apa yang diperintahkan. Begitu juga pagi ini, dia begitu patuh dan terlihat santun ketika Naldi mengajarkannya bacaan dan gerakan salatKrishna ternyata anak yang cerdas, daya tangkapnya kuat dan sangat cepat memahami apa yang dikatakan Naldi tentang salat. Dua kali saja Naldi menerangkan, Krishna langsung paham. Walau belum semua bacaan salat dia ketahui, tapi bacaan Alfatihah sudah hafal.Naldi mengajak Krishna sarapan yang selalu diantar asisten rumah setiap pagi. Setelah sarapan, Naldi bersantai di kamarnya mengingat-ingat pertemuan semalam dengan Mayang.Bagi Naldi, mayang sudah dalam perangkap. Nomor kontak sudah di dapat, rumah sudah diketahui dan Mayang terlihat sangat berminat untuk bekerja di kantornya.Mayang juga telah memberikan informasi penting tentang dirinya, Krishna dan Brully. Walau Mayang merahasiakan lel

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Mahligai

    Pratiwi mulai pucat memikirkan keadaan. Kalau hanya diceraikan Brully sebab ketahuan berselingkuh nantinya adalah angerah tak ternilai. Sebab akan memuluskan jalan menuju ranjang resmi bersama Sanca. Dengan demikian, mimpinya untuk bisa satu atap dengan lelaki yang dia cintai dan yang mencitai dia setulus hati itu akan jadi kenyataan.Namun bila Brully melakukan kekerasan sebagai bentuk pembalasan pada istri yang berselinggkuh yang berujung hilangnya nyawa, maka tamat seluruh kisah indah dan kusam Pratiwi dan Sanca di hamparan bumi ini. Selamat bertemu kembali dalam kepedihan di neraka kelak.“Bang, kalau abang-abang memang berniat menyelamatkanku, tolong antarkan aku pada seseorang” permohonan Pratiwi pada lelaki yang menangkapnya.‘Maaf, tugas kamu hanya mengantarkan anda ke sebuah tempat yang sudah ditetapkan, setelah itu tugas kami selesai. Kami tidak punya urusan untuk mengantar anda pada seseorang atau ke tempat lain”Sementara, Sanca di Mahasakti 12, kini mulai menunjukkan men

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Duh, Gawat

    Sanca tak berkutik. Dia mencoba melawan, tapi apa daya, tak ada kekuatan untuk mengalahkan tiga orang terlatih yang telah menangkapnya“Kalian siapa!!. Bisa-bisanya kalian mengaku ingin menyelamatkan saya. Lepaskan!!” Sanca mencoba melawat dengan kekuatan mulut, sebab tangan dan kakinya tak bisa bergerak.“Kami mengharap kerjasama Anda. Jangan ditanya siapa kami. Yang kami tahu, kami diberi tugas untuk menyelamatkan Anda”‘Siapa orang yang mengancam saya dan siapa orang menyuruh kalian menyelamatkan saya”“Itu bukan urusan kami. Kami sedang menjalankan apa yang sedang ditugaskan”Pratiwi di swalayan telah panjang lehernya menunggu Sanca datang menjemput. Sudah 12 kali berputar-putar dari rak atu ke rak lain dalam swalayan jaya Makmur, namun Sanca tak jua tampak batang hidungnya.Pratiwi berwajah gelisah, tangannya sudah berkeringat sebab terlalu lama menggengam pasta gigi dan dua buah sabun yang sudah dia ambil sebagai modus menunggu kedatangan Sanca.Pratiwi kemudian melangkah ke me

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Sanca

    Menurut Naldi, sudah saatnya menemui wanita yang menurut Krishna mirip ibunya itu. Namun, Naldi tak kan menemui langsung saat ini untuk membuktikan kalau dia memang ibu dari Krishna.“Oke Kris, kita pulang dulu. Ibu mirip ibumu itu, nanti kita urus.”Krishna tidak berkomentar apa-apa. Seperti biasa Krishna selalu mengikuti situasi yang berlangsung saja. Krishna kian tampak karakternya sebagai anak yang tidak banyak protes pada keadaan. Namun belum bisa dibaca terlalu jauh apa yang tersimpan dari sikap tak banyak protes dan diamnya itu.Terkadang dalam diam dan penurut, ada satu hal yang harus diwaspadai dari seseorang. Yakni, bahwa dia sedang menilai orang-orang yang ada dalam lingkungan tempat dia berinteraksi.Apalagi Krishna tumbuh sebagai manusia melalui jalanan. Kehidupan yang amat keras yang harus dilalui anak seusianya.Naldi kini berangkat menuju rumahnya bersama Krishna, membiarkan ibu muda itu berlalu dari pandangan mereka. Dua jam perjalanan, mereka sampai dirumah.Setelah

  • Kekasihku Ternyata Impoten   Galau

    Naldi sudah di bandara Minangkabau. Mobil rental juga telah dikembalikan kepada pemiliknya. Bersama Krishna, kini Naldi menuju gedung bandara.Ruang pikir Naldi kusut masai. Pengakuan Ranggi sebagai lelaki impoten belum jua bercerai dengan otaknya. Naldi kaget, ternyata ponakannya mengalami keluhan fisik yang merongrong batin lelaki pula, sama seperti dirinya.Namun, yang mengejutkan pula, keluhan berat itu ternyata dengan mudah terobati hanya dengan melihat Prasti mengganti pakaian. Terlalu sepele sepertinya. Hanya dengan melihat Prasti berganti pakaian penyakit yang merusak mental secara mendalam itu langsung terobati.Dalam rumitnya tali temali pikir Naldi, Prasti menelponnya.“Waalaikumusalam Fatimah”“Udah mau berangkat, Bang?‘Ini baru sampai di bandara, mau cek tiket”“Ranggi gimana, udah pulang? tanya Prasti“Katanya mau pulang sekarang” jawab Naldi‘Ya udah, abang hati-hati ya”Naldi menutup telepon dan terus berjalan menuju gedung bandara. Naldi heran mengapa Prasti menanyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status