Share

4 Memori

"Ssst! Aw, punggungku!"

Lirih seorang gadis, mata tertutup, tangan kiri mencoba meraih pinggang. "Bentar, bantalan keras macam apa ini!" melengkingkan suara. Tangannya merasakan bulir-bulir keras di bawah punggung. Membuat punggungnya terasa sakit. Mencoba membangunkan diri, pandangan masih samar-samar. Naas, tubuh tidak mengikuti keinginan. Badan kecilnya, hilang keseimbangan dan tumbang. Kaki di atas, kepala di bawah, tepat di atas bebatuan.

"Akkkaaaagh!"

"Adududuh, pinggangku! Kaki siapa? Eh, sepatu macam apa itu? Lebih mirip boots dari modelnya. Kuno sekali," cibirnya. Menatap sebuah kaki di atas dibalut benda berwarna putih, tetapi berubah menjadi cokelat saking kotornya.

Semakin dia memandang, semakin ada yang aneh. Pupilnya sedikit mengecil, terus terfokus ke atas. Gerak ke kiri, ikut ke kiri. Geser ke kanan, ikut ke kanan, naik atas bawah samping. Yang mana, gerakan itu mengikuti isi pikirannya

Dahi mulai melipat, disusul bukaan bibir, "Aaakhhhhh! Se-sepatu jelek itu milikku? Itu kakiku? Naniii!" Baru tersadar, itu adalah kakinya. Netra hitam pekat sigap melihat sekeliling. Sebuah pohon besar, dari kejauh terlihat menjulang tinggi. Menampak ke kiri, sebuah cekungan batu seperti goa. Mengintip ke bawah, bebatuan kecil dan besar menghiasi punggung. Di area yang dia tiduri, sedikit gemercik air. Ini sungguh berbeda dari apa yang dia lihat selama ini.

Ainnya melompat keluar, meninjau tangan penuh luka. Memandang semakin ke bawah tidak percaya. Baju yang dikenakan bukan miliknya. Mulut hati itu mulai kembali terbuka. Mengangkat siku, posisinya masih terjungkal.

"Ihh! Jijik, tangan siapa ini? Sudah seperti kaki ayam saja!" mengejek diri sendiri. Namun, tubuh ini bukan miliknya. Anehnya, apapun yang dipikirkan begitu sinkron dengan badan. Seolah-olah, dia memiliki tubuh ini. Padahal, bukan begini tampilan dirinya.

Mulai tersadar akan penampilan anehnya. "Ahh, ja--jangan bilang ini tanganku? Kenapa tanganku hitam kurus begini? Luka apa ini?" bingung. Gadis terjungkal, belum mengerti keadaan yang melandanya. Begitu sulit untuk mencerna situasi ini.

Klenting!

"Sss! Ah!" 

Mulut mendiam, tangan memegangi kepala. Diikuti desisan dan sempitan mata. Sebuah bayangan muncul di pikirannya. Dia sangat mengingat dirinya bernama Li xiao, seorang agen rahasia dari abad ke 21.

Tugasnya membunuh para koruptor dan juga mafia. Terakhir kali yang diingat. Menerima tugas, membunuh ketua mafia di Utara. Sebelumnya, tugas yang diambil dan dijalani tidak pernah gagal. Kecuali perjalanan ke Utara ini;

''Lihat siapa Assassin itu?" kejut seorang lelaki. Berucap rendah, energinya hampir habis, tubuh dipenuhi darah. Tepat di depan mereka, ada seorang wanita gagah berani. Sedikit senyum di wajah, "Haah! Baiklah, aku tidak pernah memberi tahu siapa namaku. Kecuali orang itu sudah mau mati, jadi ingat namaku L-i  x-i-a-o. Katakan namaku pada para penghuni neraka!" tekanan kata Li xiao. Dia mulai mendekati mobil, siap lari dari sini. Tentunya, memusnahkan tempat ini. 

Senyum iblisnya keluar, dibarengi sebuah granat di tangan kanan. Ingin meluluhlantakkan markas ini. Datang kendaraan roda 4, sekujur badan berwarna hitam legam. Siap melaju membawanya pergi. Wajah angkuh nan sombong, terlukis di paras Li xiao. Melempar granat di tangan, tetapi berhenti sejenak. Membidik seekor Kucing hitam mendiam di depannya.

"Li xiao cepatlah, tapi itu ada Kucing hitam. Katanya pembawa sial," desis seorang laki-laki. Merupakan partner Li xiao. Omongan itu, tidak dihiraukan dan belum memasuki mobil. Masih memegangi granat. 

"Persetan macam apa itu! Kucing hitam? Aku tidak akan pernah sial. Meski kau melangkahiku sekaligus, hehe!'' seringai Li xiao. Melepas pedal granat, melemparnya ke depan.

Plukk!

''Meaow."

Li xiao melempar granat seukuran kepalan tangan ke depan. Secara bersamaan, kucing hitam malah memaju. Menyundul granat, mengakibatkan kembali tepat di depan Li xiao. Berpantulan dengan kepala Kucing hitam. Tidak sempat menghindar, seraya pantulan granat secepat kilat mendekati dahi. Belum mengedip, granat itu meledak tepat di depan bola mata.

''Akhhhh, dasar kucing in--"

Dhuarrr!

"Meaooww!"

---*

.

..

...

"Ssst! Aww, ah! Aku ingat sekarang! Sialan, gara-gara Kucing hitam itu. Aku mendarat disini! Tidak biasanya aku gagal, apa aku ada di surga? Emm, tapi ini tidak bisa dibilang surga. Hehhe jika ini neraka! Baiklah, jangan sampai aku melihatmu, kalau tidak--- Ckck, kamu akan menjadi kucing panggang!" tawa yang tidak sadar ada di tempat apa ini. 

Li xiao berhenti sejenak, meluruskan kaki, bergeser sedikit. Membuat tubuhnya terlentang. Dia ingat sekali apabila terkena granat itu yang sudah di modif. Daya hancurnya sangat tinggi, hanya menyisakan debu. Tapi kenapa dirinya malah masih hidup dengan daging? Andaikata menjadi hantu, kenapa masih merasakan sakit?

"Tunggu sebentar, aku ingat sekali granat itu damagenya enggak main-main, kenapa aku masih hidup? Atau aku hantu? Apa aku di surga? Oh tidak mungkin! Di sini tidak empuk dan pemandangan sangat jelek. Terlebih apa-apaan baju yang kukenakan ini? Mengapa bajuku berubah? Apa para penghuni neraka memberikanku baju? Atau akhhh, aku pus--" rengekan Li xiao terjeda. Akibat rasa sakit di kepala, mulai menyerangnya sekali lagi. Membuatnya melihat bayangan seseorang. 

Klentiiiiing!

"Aw, ah ssst, aww!"

"Memori macam apa itu? Apa aku berhalusinasi? Atau mimpi? Tidak juga ini mimpi! Pinggangku masih terasa sakit dan tubuhku masih nyeri. Itu berarti aku belum mati tapii? Ahh, bila ini neraka, bajingan itu akanku seret dia bersamaku. Kalau aku benar-benar mati di neraka!" kutuk Li xiao. Kebingungan atas kejadian yang menimpanya. Hingga melihat sekeliling, masih belum sepenuhnya mengerti.

"Meaoww."

Menangkap suara itu, sel-sel tubuh Li xiao menegang dan langsung melirik ke asal suara yang sangat dia benci. "Ekh, suara ini? Bajingan mati kao!" raung Li xiao. Bangun dari tidur. Namun, itu hanya mimpi, tubuhnya masih sepenuhnya tergeletak di bawah. Ini pukulan berat baginya, bagaimana tidak. Di kehidupan yang dulu, dia seorang Assassin, membunuh tanpa suara. Sudah ada ribuan orang mati di tangan kirinya. 

Li xiao seorang Assassin, menguasai beberapa teknik bela diri. Lamun tangan lentur itu menari dengan jarum. Bisa mengembalikan nyawa, di ambang pintu kematian, begitu dengan sebaliknya. Bisa membuat tubuh sehat dan bugar, menjadi mengikis dan semakin lesu. Lemah dan hanya menyisakan kerangkanya saja. Maka, dia terkenal kemampuan medis kanan dan kiri. Itu tergantung dengan mood. Semisal, mau membunuh. Cukup satu suntikan saja, mau menyelamatkan cukup satu pil. Tak heran, dia disebut sebagai Assassin terkuat di abad 21. Tangan kiri menyelamatkan ribuan orang, tangan kanan membunuh jutaan orang. Usianya baru 25 tahun. Malah sekarang tidak bisa berbuat apapun. Bahkan membunuh kucing, yang menghantarkan kematiannya, tidak bisa dibunuh. Kalau ini diketahui dunia, sudah jelas betapa memalukan!

Bibir hatinya komat-kamit, mengutuk kucing hitam. Indra penglihatan, tak pernah lepas dari kucing, yang ditemui di perjalanan misi ke Utara. Sekarang, ikut bersama berada di sisinya. 

"Hentikan tatapan itu, meski kau merangkak pun tidak bisa membunuhku!" ejek Kucing hitam. Bisa berbicara, lengkap hempasan tangan untuk mengejek Li xiao.

Menerima sikap si Kucing dan ucapan itu. Darah Li xiao mendidih, bola mata bak mengeluarkan api. Baru kali ini, menerima perlakuan begini. "Siapa anjing ini? Berani sekali mengejekku," cibir Li xiao. Si Kucing hanya mengedikkan dagu dan memutar bola mata, "Lihat baik-baik, aku Kucing bukan Anjing. Hehe, siapa yang siapa seperti Anjing di sini?" subtex 'hanya bisa menggonggong saja.' Andai saja, Li xiao bisa bergerak, kucing ini sudah menjadi santapannya.

"Bedebah!"

Klentinggg.

"Sst, aw ahh." Li xiao kembali memegangi kepala dan meringis sekali lagi. 

"Kekeke, apa kau sudah mengingat itu semua?" seringai Kucing hitam. Dia tahu sesuatu yang menimpa pemilik tubuh dan juga bisa dibilang kematian Li xiao. Tangan kecil memegangi dahi, benih mata memejam. Li xiao melihat apa yang dialami pemilik tubuh yang dirasuki. Serta, mengingat semua ingatan sebelumnya, yang merenggut nyawa pemilik tubuh ini. Li xiao menonton memori pemilik tubuh asli(Xiao li) begitu bodoh! Bergelantungan di hulu sungai, hingga terjatuh di sungai sampai ke dasar lembah dan meninggal. Malar-malar, ingatan sampai ke umur 16 tahun, yang sangat menyedihkan dia ingat. Mampu membuatnya menggidik ngeri. Begitupun dengan dirinya, Li xiao yang mati dan bangun-bangun. Sudah ada di dunia entah berantah ini.

---

Ketika di kehidupan dulu, Li xiao meninggal akibat pantulan granat dari Kucing hitam. Wajah pucatnya terus meringis kesakitan, mengingat semua impresi Xiao li. Seorang nona keempat keluarga Lu. Bodoh, lemah, dan menjadi bahan olok-olokan semua orang, sampai di seluruh ibukota. Namanya sangat terkenal sebagai 'sampah masyarakat.' Belum lagi kemampuannya begitu payah, tidak memiliki benih jiwa spiritual. Tidak pernah membuka merdian. Sehingga tidak bisa mempelajari perkultivasian, apalagi seorang Summoner atau Alchemist. Dia benar-benar bodoh dan lemah. Dia adalah wujud dari kegagalan. Seandainya Xiao li bertemu monster tingkat 1, akan mati begitu saja. Pantas saja, dia dikucilkan dan di siksa. Sampai kebodohan dan kelemahannya merenggut nyawanya sendiri. 

Klentinggg.

"Haah, ah!"

Menghela napas sesak, mengingat memori pemilik asli tubuh yang dirasuki. Kepala menggeleng, tidak bisa menerima nasibnya. Mulai sekarang, dia menyandang nama sebagai 'sampah masyarakat.' "Persetan macam apa ini! Apa aku pindah dimensi? Terlahir kembali, sebagai Xi--xiao li nona Keempat keluarga Lu? Dia terlahir sebagai sampah dan menerima pem--pembatalan pernikahan!" umpat Li xiao. Beralih menduduk di bebatuan. Mencoba memahami kondisinya sekarang. Mulutnya tidak bisa ditahan dan mengeluarkan umpatan demi umpatan.

"OMG! Ya Tuhaaan, tidak aku sangka, aku bisa masuk ke sini? Aku pikir-pikir, aku tidak mati di tabrak? Tapi, bisa terlempar ke dimensi lain dan merasakan kelahiran kembali?"

Menatap ke atas, "Aaaahhhhh! Author yang mana ini? Bisa-bisanya aku berada di sini? Cihhh! Aku hanya pernah mendengar cerita-cerita model begini dari para bawahanku! Sekarang, aku mengalaminya? Aduh-aduh hey! Kalau aku terlempar ke dimensi lain atau zaman apa ini! Setidaknya, aku menjadi tokoh utama yang kuat, pintar, cantik berkedudukan tinggi. Tentunya emm ...  ekhem mempunyai harem. Seribu lelaki berada di bawah kakiku hehe. Harta, tahta dan Li xiao hahhaha," ledak Li xiao. Mengeluarkan ekspresi mengerikan.

Tentunya, kucing hitam tidak membiarkan ini berlanjut. "Sudahlah! Kamu simpan saja pemikiran bodoh itu, dan lihat kenyataan. Kamu hanya sampah masyarakat di sini. Seharusnya, kamu berterima kasih kepada pemilik tubuh itu, dengan begini kamu masih bisa hidup!" potong kucing hitam menyadarkan haluan Li xiao. Semua angan-angannya dipatahkan. Li xiao melirik kucing hitam, "Bentar-bentar "akkkkhh," teriak Li xiao yang...*..*

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status