Share

Bab 11

“Kok begitu Pak Besan? Bukannya sudah biasa seorang istri bekerja untuk membantu suaminya?” Tanya Ibu mertua yang terlihat tidak setuju. Tapi, tangan Mas Anang langsung memegang tangan Ibunya agar diam.

“Baik Pa. Sudah tugas saya untuk memberikan nafkah pada anak dan istri. Jika Harum mendapat rezeki dari Papa, saya sama sekali tidak berhak atas uang itu. Saya juga tahu jika uang istri adalah uang istri.” Lagi-lagi Mas Anang lebih memilih untuk mengalah. Berbeda dengan Ibu mertua yang sempat protes tadi.

Syukurlah tidak ada perdebatan malam ini. Walaupun raut wajah Ibu mertua masih tampak tidak setuju dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh anaknya itu. Setelah sholat isya’, Papa dan Mama langsung masuk ke dalam kamar tamu. Aku menemani Melati membuat PR di dalam kamar. Saat keluar dari kamar Melati yang sudah tertidur, tidak kudapati keberadaan Mas Anang dan Ibu mertua di ruang tengah. Biasanya mereka akan mengobrol sambil menonton sinetron kesukaan Ibu.

Karena meras
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status