Share

Bab 18

“Kenapa sih Mas? Kamukan suka sop yang rasanya asin.” Raut wajah Mas Anang tampak panik sekali.

“Bukan begitu Rum. Tapi, aku rasa sopku sendiri juga sudah asin sekali. Kamu nggak akan suka.”

“Masa sih?” Aku segera menyendok sop di mangkuk Mas Anang tanpa sempat ia cegah.

“Sama sekali nggak asin kok Mas. Nih tukar sama aku.” Dengan cepat aku menukar mangkuk sup kami. Mulut Mas Anang sampai ternganga. Sepertinya dia hendak bicara, tapi tidak ada kata yang keluar dari mulutnya.

“Ayo kita makan sekarang saja.” Seru Syahdan sekali lagi.

Aku dan Melati makan dengan lahap. Begitu juga dengan Ibu mertua yang dengan gerakan patah-patah menyendokan nasi ke dalam mulutnya. Hanya Mas Anang yang masih diam saja. Ia lalu memakan nasi dengan lauk yang lain. Tapi, Mas Anang sama sekali belum menyentuh sop daging kesukaannya.

“Kok kamu nggak makan sama sop Mas?” Tanyaku pura-pura heran.

“Eh. I, ini baru mau aku makan kok.” Aku terus memperhatikan Mas Anang yang akhirnya makan sop daging itu. Mungkin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status