Share

Semakin Mencurigakan

Penulis: Astri Wibowo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-21 14:47:54

Brakk!!

Mala tiba–tiba melemparkan remote AC ke arah tembok. Merasa kesal setelah mendengar percakapan antara Hanung dengan Aisyah.

“Loh sayang kamu kenapa?” tanya Hanung seraya menghampiri Mala yang tiba–tiba merajuk itu.

“Aku nggak suka lihat kamu mesra kayak gitu sama Mbak Aisyah, Mas! Kalau kamu masih berat meninggalkan dia, lebih baik kita berpisah saja mas. Dan mumpung bayi ini belum besar lebih baik aku gugurkan saja kandungannya. Aku nggak mau kebahagiaan kita dirusak oleh kamu sendiri!” 

Mala menatap kedua manik mata Hanung dengan tajam. Terlihat jelas jika ia sangat cemburu terhadap Aisyah yang sampai saat ini masih sah istrinya Hanung.

“Sayang itu kan hanya akting saja, kamu juga tahu kan kalau hati ini hanya buat kamu seorang? Sudahlah hal seperti ini jangan dibesar–besarkan, kalau nggak kayak gini mana mungkin aku dapat uang dua ratus juta untuk membeli perlengkapan rumah ini sayang,” ucap Hanung membela diri.

“Tapi bukan begitu caranya Mas, kalau kayak gitu Mas Hanung sama saja seperti tidak menghargaiku. Sekarang aku tanya sama kamu, Mas. Apa yang kamu pertahankan dari rumah tangga bersama wanita mandul seperti Mbak Aisyah?? Jadi kamu mau buang–buang waktu kamu sama dia? Kalau memang iya silahkan saja Mas, biarkan saja aku akan pergi! Tapi ingat ya, jangan harap aku akan melahirkan bayi ini kedunia!” 

Hanung menatap Mala dengan lekat, lalu kedua pipinya di tangkup dengan kedua tangannya dengan erat.

“Kamu sudah mendapatkan semuanya yang aku miliki, apa yang masih kurang menurut kamu, Mala?” tanya Hanung dengan suaranya yang lirih menatap dengan lekat kedua mata Mala yang sudah memerah itu.

“Belum, selama kamu belum menceraikan Mbak Aisyah, aku belum bisa memiliki kamu seutuhnya, Mas!” 

“Okay, okay, sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu memang benar–benar menginginkan itu?” 

“Ya! Memang menurut kamu apa? Aku nggak mau kalau harus menunggu satu tahun lagi kamu menceraikan Mbak Aisyah! Pokoknya malam ini juga aku ingin kamu memberitahu Mbak Aisyah, kalau aku sudah kamu nikahi, dan sekarang aku juga sedang mengandung anakmu, Mas.” 

Mendengar permintaan Mala, Hanung pun kemudian menghembuskan nafas berat seraya mengacak rambutnya dengan kasar. Karena baginya permintaan Mala kali ini terasa sangat berat. 

“Kenapa? Kamu nggak mau? Sekarang kamu tinggal pilih, kamu pilih aku dan bayi ini atau Mbak Aisyah?” 

Mala memberikan pilihannya, kali ini ia sudah tak bisa lagi menahan segalanya. Karena sebentar lagi perutnya pasti akan membesar, dan anak dalam kandungannya pun membutuhkan pengakuan dari ayah biologisnya.

***

“Erna, tolong kamu transfer uang ke rekening Mas Hanung dua ratus juta ya!” titah Aisyah setelah panggilan telepon dari suaminya itu terputus.

“Du–dua ratus juta? Untuk apa Aisyah?” tanya Erna dengan suaranya yang terbata–bata dan kedua matanya yang membulat sempurna.

“Mas Hanung butuh uang untuk proyeknya, Na. Ya sudah kamu jangan banyak tanya lagi, tolong transfer sekarang juga. Dan itu nomor rekening nya sudah aku kirimkan sama kamu,”

Restu dan Erna hanya bisa saling melempar pandang, dan saat ini mereka jadi sangat yakin jika Hanung memang sedang membohongi Aisyah.

“Nanti siang aku transfer, saat ini mobile banking nya sedang maintenance jadi kita belum bisa melakukan transaksi by online, Ais.” terang Erna membohongi Aisyah.

“Ah baiklah, jika sudah normal tolong kamu langsung kirimkan saja nominal yang ku sebutkan tadi.” 

“Baik Aisyah, nanti aku kirim bukti transaksinya.”

Sedang Aisyah langsung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih pada Erna yang selama ini selalu setia denganya. 

“Ais, kalau aku boleh saran, kamu jangan terlalu sering memberikan uang perusahaan untuk Mas Hanung.”

“Kenapa memangnya, Na? Bukankah dia suamiku? Suami istri itu nggak boleh perhitungan. Mana yang ada dulu, namanya juga suami istri, ya harus saling menolong satu sama lain. Kamu kan belum nikah, makanya kamu bisa ngomong kayak gitu. Lain cerita kalau misalkan nanti kamu sudah nikah, nggak bakal kamu bilang kayak gini Na.” 

Aisyah tersenyum, seraya menandatangani beberapa berkas yang tadi sudah di buatkan oleh Restu.

“Tapi Aisyah kamu harus tau, kalau—”

Belum selesai Erna berbicara, Restu langsung mencubit lengan Erna. Menahan agar Erna tak menceritakan semuanya sekarang. 

“Aww sa–sakit Res—” pekik Erna membuat Aisyah langsung menatap keduanya secara bergantian tanpa curiga. 

“Mas Hanung adalah laki–laki terbaik yang pernah aku temui. Kami sama–sama berjuang dari nol, kami juga saling menguatkan satu sama lain selama ini. Jika awal aku mendirikan perusahaan ini saja Mas Restu memberikan modal yang besar untukku, lalu kenapa sekarang aku harus perhitungan ketika dia membutuhkan bantuanku?” tanya Aisyah sambil tersenyum kembali.

Sedang Erna hanya bisa terdiam, padahal dalam hatinya ia ingin berteriak memberi tahu Aisyah, jika suaminya diam–diam sudah berselingkuh dengan adiknya yang centil itu.

Tak lama ponsel Aisyah terdengar berdering kembali, dan ketika menatap ke arah ponsel tersebut, Aisyah langsung saja menyambar ponsel pintarnya itu dan langsung mengangkat panggilan yang berasal dari sang Mama.

“Hallo assalamualaikum, Ma, Mama sudah sampai mana?” tanya Aisyah yang terlihat dari wajahnya jika ia sangat bahagia menerima panggilan tersebut.

“Oh sudah sampai Bandung, cepet juga nggak macet ya Ma? Oh iya Mama, nanti malam bisa menghadiri acara di kantor Aisyah kan, Ma? Nanti biar sama–sama Mas Hanung.” 

“Oh nggak bisa ya, memangnya nanti malam syukuran rumah baru siapa, Ma?” tanya Aisyah penasaran.

Tapi seketika wajah Aisyah nampak langsung cemberut ketika mendengar jawaban dari sang Mama. Membuat Erna dan Restu semakin bertanya–tanya, apakah semua ini juga ada hubungannya dengan Hanung dan Mala yang tadi pagi mendatangi kantor pemasaran di perumahan cluster yang tempatnya sama dengan tempat tinggal Restu.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Di Talak

    “Bagaimana bisa kamu di pecat dari perusahaan itu Mala? Bukankah kamu bilang kalau boss kamu sudah sangat cocok sama kinerja kamu selama ini?” tanya Hanung ketika ia baru masuk ke rumah baru milik Mala yang beberapa hari lalu baru ia belikan itu.“Aku gak tahu Mas, karena tiba–tiba saja aku dipecat tanpa tahu kesalahanku apa? Mereka hanya bilang kalau aku sudah melanggar kontrak kerja, tapi mereka sendiri tidak memberikan aku penjelasan apa–apa.” Hanung berdecak kesal, tak menyangka di posisinya yang serba sulit seperti saat ini, tiba–tiba Mala pun dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. “Kenapa kamu bersikap seperti itu Mas? Kamu seolah tidak suka dengan kabar ini? Bukankah waktu itu kamu pernah bilang, kalau tanpa perlu aku bekerja pun kamu akan selalu mencukupi semua kebutuhanku dan juga calon anak kita. Lalu kenapa sekarang kamu berubah, Mas? Mana janji yang sudah kamu ucapkan itu di hadapan semua keluargaku hmm?”Mala yang sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah yang ditu

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Kabar Buruk

    “Apa? Kenapa bisa sampai sebanyak ini tagihan untuk perusahaan kita Sarah? Bagaimana bisa semua klien kita membatalkan proyeknya hanya dari satu pihak saja? Sedangkan semuanya sudah deal kan?” Hanung membulatkan bola matanya seketika ketika ia mendapatkan laporan dari sekretaris dan juga asisten pribadinya.“Betul Pak, tadi Pak Dodi sudah menghubungi pihak sana, dan mereka memang membatalkan proyek–proyek ini. Jadi mau tidak mau kita harus mengembalikan uang mereka Pak.” terang Sarah seraya memberikan bukti dokumen yang diberikan oleh Dodi.“Benar begitu Dodi?” tanya Hanung dengan tatapan tajam menghunus ke arah sang asisten pribadinya.“Betul Pak.”“Kenapa kamu tidak mencoba untuk membujuk mereka. Paling tidak kamu berusaha terlebih dahulu agar mereka tidak jadi membatalkan proyek ini.” “Sudah Pak, saya sudah mencobanya tapi nyatanya mereka tetap membatalkan proyek yang hampir berjalan ini. Dan ada kabar buruk lagi Pak,” ucap Doni dengan wajah yang belum apa–apa saja sudah merasa

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Persiapan Balas Dendam

    Setelah kepergian Aisyah, Erna dan juga Restu yang mengantar Aisyah ke kamarnya, Mala kemudian menarik paksa tangan Hanung yang masih menatap kepergian istrinya itu dengan lekat. “Mas, kamu apa–apaan sih bersikap seperti tadi sama Mbak Aisyah? Memangnya kamu ini masih mencintai Mbak Aisyah apa?” Mala menatap Hanung dengan kesal, wajahnya terlihat sangat badmood dan juga dongkol. Mengingat saat tadi Hanung memohon–mohon sama Aisyah hingga dirinya berlutut di hadapan Aisyah. Sedangkan Hanung sendiri sudah berjanji kalau ia akan segera menceraikan Aisyah.“Sayang di sana kan ada Erna dan juga Restu, ya kamu tahu sendiri kan Mas masih harus akting. Agar Mas bisa membujuk Aisyah agar mau menyerahkan perusahaannya sama kamu. Memangnya kamu nggak mau jadi ibu CEO menggantikan posisi Aisyah?”Hanung beralasan, ia berusaha untuk meyakinkan Mala agar tak banyak protes, padahal ia sendiri sebenarnya sedang merasa ketakutan dengan sadarnya kembali Aisyah dari komanya.Ia takut jika sampai Aisy

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Mulai Balas Dendam

    “Aisyah! Aisyah! Kamu ingat sama Mas kan sayang? Ini aku Hanung. Hanung suami kamu Aisyah. Kamu ingat aku kan sayang?” Hanung berusaha mendekat ke arah Aisyah, walaupun ia sudah dilarang oleh Erna dan juga Restu tapi Hanung tetap memaksa untuk mendekati Aisyah. Bahkan kini Hanung bersimpuh di hadapan Aisyah, dan memegangi tangan Aisyah dengan eratnya.“Mas!” Bentak Mala, ia yang tak terima jika Hanung sampai berlutut seperti itu terhadap Aisyah yang harusnya sudah diceraikan oleh Hanung.“Aisyah, ini Mas. Kita sudah menikah lima tahun yang lalu. Sebelum ini rumah tangga kita sangat harmonis dan juga bahagia, sayang. Aisyah, kamu ingat sama mas kan Aisyah?” Hanung meremas dengan erat kedua jari–jari tangan Aisyah, namun tak disangka oleh Hanung jika Aisyah langsung melepaskan genggaman tangannya tersebut.“Kamu siapa? Aku nggak ingat sama kamu,”Ekspresi wajah Aisyah terlihat datar, cuek seperti orang yang tak saling mengenali. Benar–benar tak terlihat ada pancaran cinta di sana.“

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pulang Kerumah

    “Siapa yang sudah berani menuduh aku melakukan ini semua, Mas? Padahal aku nggak tahu apa–apa dengan masalah ini, Mas?” tanya Mala yang seketika langsung menaruh sendok dan garpu yang sedang ia pegang.Mala mencoba membela diri di hadapan Hanung, merasa tak terima jika dirinya sudah dituduh dengan sengaja mengirimkan foto–foto mesranya dengan Hanung pada Aisyah.“Lalu kamu pun tak ada niat untuk membela aku di hadapan mereka ya, Mas? Kalau kamu fiam, itu tandanya kamu mengiyakan tuduhan mereka Mas.” tanya Mala ketika Hanung menanyakan soal foto dan video mereka yang kini ada di ponselnya Erna dan Mala itu.“Erna, sayang, Erna lah yang bilang kalau kamu sudah sengaja mengirimkan foto–foto pribadi kita itu pada Aisyah. Dan Erna juga bilang kalau foto dan video itu adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada Aisyah.” terang Hanung, yang disaksikan oleh Bu Seruni dan juga Mbak Sum yang juga ada di sana. “Mas juga nggak yakin kalau itu kamu yang mengirimkannya. Tapi kalau bukan kamu, si

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pura-pura Koma

    Setelah Hanung dan Mala pergi meninggalkan ruangan Aisyah, Erna yang telah selesai makan malam itu pun bergantian dengan Restu. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangan tersebut setelah Restu pergi mencari makan. Namun betapa kagetnya Erna ketika melihat Aisyah yang ia ketahui sedang tak sadarkan diri sejak beberapa hari terakhir, ternyata saat ini Aisyah sedang duduk sambil menangis sesenggukan dengan suaranya yang tak terlalu keras.“A–Aisyah! Ka–kamu sudah sadar Ais?” Kedua bola mata Erna membulat sempurna, menyaksikan keajaiban yang selama ini ia dan Restu tunggu–tunggu. “ Ah syukurlah Aisyah, Alhamdulillah ya Allah akhirnya kamu sadar juga Ais. Ais sebentar ya biar aku panggil suster dulu ya!”Dan saat Erna hendak memanggil suster, Aisyah pun langsung melarangnya. “Jangan Erna! Jangan lakukan itu! Karena mereka semua sudah mengetahuinya kok!” cegah Aisyah pada Erna yang terlihat sangat semangat itu.Erna langsung berhenti, tak lama ia pun langsung berbalik menghampiri sahabat se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status