Share

Saat Kita Bertemu

Ki Danu cekatan menyiapkan makan sore untuk mereka. Awan demam. Biasanya setelah Dayu menyentuhnya, reaksi tubuhnya akan mereda. Kali ini beda. Dia bahkan tak bisa membuka matanya.

Ingatan demi ingatan datang, melesak dan menyesaki kepalanya. Dayu hanya bisa menyeka keringat Awan dan terus mengenggam tangannya.

Patik membawakan air hangat untuk mengompres kepala Awan.

“Keadaannya lebih gawat dari kemarin-kemarin,” kata Patik.

Raka yang melihat itu mencoba untuk menyentuh Awan. Seketika itu juga Awan membuka matanya dan terlonjak dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal.

Raka kaget dan berjalan mundur. Tangannya yang menyentuh Awan bereaksi sebagai katalisator yang membuat tubuh Awan bereaksi lebih cepat. Proses yang biasanya menyakitkan kini seperti langsung melesak dan mantap dipikirannya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Dayu khawatir.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status