Share

Hutang Budi atau Cinta?

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-11-09 22:15:11

"Beberapa bulan lalu, Sandra mulai bisa mengingat. Namun ingatannya belum kembali seperti semula, ia hanya bisa mengingat tentang Ayah. Karena itu, dengan terpaksa keluarga Sandra menghubungi Ayah. Sandra masih menganggap Ayah sebagai calon suaminya," ujar ayah sambil menundukkan  kepala.

"Apa?! Ayah gak berbohong, kan?" tanya Riana.

"Untuk apa Ayah berbohong? Asal kalian tahu, Ayah juga merasa gak nyaman saat ini. Hati Ayah hancur dan sangat sakit," jawabnya sungguh-sungguh.

Riana menatap ayah dan berkata, "Kalau Ayah masih mencintai ibu, Mas Rio dan aku, kenapa Ayah melakukan semua ini? Pasti ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan ini,"

"Situasinya gak sesederhana itu, Ria," kata ayah sambil mengurut pelipisnya.

"Apanya yang sulit, Yah? Apa Ayah masih mencintai Tante Sandra? Lalu bagaimana dengan ibu?" tanya Riana.

"Ria, Sandra dulu telah sangat banyak berkorban untuk Ayah dan keluarga. Dulu nenekmu sempat sakit parah, dan tidak ada biaya untuk berobat. Saat itu Sandra dan keluarganya membantu Ayah untuk membiayai operasi nenek. Kalau Sandra gak memberi pertolongan, pasti nenek akan meninggal saat itu juga. Masih banyak hal yang dilakukan oleh dia, yang gak dapat Ayah bayar sampai saat ini," bebernya.

"Jadi Ayah berusaha membela diri dan membenarkan tindakan Ayah ini?"

"Bukan begitu, Nak. Ayah bukan sedang membenarkan diri atau ingin kalian memaklumi. Ayah hanya ingin mengatakan, situasi ini juga sangat rumit dan membuat ayah ada dalam posisi yang sulit," jawab papa.

Riana melipat kedua tangannya di depan dada dan bertanya, "Jadi Ayah bersama dengan Tante Sandra atas dasar cinta atau hutang budi? Atau Ayah merasa bersalah padanya?"

"Nak, keluarga Sandra menuntut ayah untuk mendampingi dia sampai sehat kembali. Saat ini kondisinya masih lemah, dia hanya mau makan jika ayah yang menyuapinya. Semangat hidup dan kemauannya untuk sembuh bergantung pada ayah," ujarnya. 

"Aku cuma mau mendengar pilihan Ayah saat ini. Ayah pilih keluarga kita atau Tante Sandra?" tanya Riana tegas.

"Maaf, Nak. Untuk saat ini ayah gak bisa meninggalkan Sandra. Ayah harap kalian bisa mengerti dan ayah minta kalian untuk bersabar, tunggulah ayah kembali! Saat ini ayah harus menyelesaikan urusan dengan Sandra dan keluarganya." Hadi mengusap wajahnya.

"Hahaha.. Ayah egois sekali! Ayah ingin kembali pada kami suatu saat nanti? Apa semua pria memang seperti itu? Jahat sekali! Jadi itu jawaban Ayah? Oke, semuanya cukup bagiku. Aku sudah mendengar dari mulut Ayah, bahwa Ayah memilih dia. Silakan Ayah pergi dari kehidupan kami sekarang dan untuk selamanya!" seru Riana.

Beberapa pasang mata pengunjung menatap ke arah Riana. Ia mengambil tas ranselnya dan berjalan keluar dari kafe itu. David mengikuti langkah Riana, meninggalkan Ayah Riana yang duduk terpaku di tempatnya.

Tangis Riana pecah saat ia sampai di tempat parkir kafe tersebut. Ia terduduk di tanah dan menangis dengan keras. Ia sudah tidak dapat menahan perasaannya lagi. Riana tidak peduli pada tatapan dan kasak kusuk pengunjung di sekitarnya. 

David memeluk Riana, lalu membantunya untuk berdiri dan membawanya ke sudut tempat parkir yang tidak terlalu ramai. Ia sangat memaklumi dan mengerti perasaan gadis itu.

"Aku tahu, kamu gak mungkin bisa menangis di rumah nanti. Jadi menangislah sepuasmu! Aku akan memberi kamu waktu, sampai kamu merasa lega dan lebih baik. Duduklah di sini! Aku akan membeli minuman dulu, ya," kata David.

David meninggalkan Riana beberapa saat dan membiarkannya sendiri. Setelah itu, ia kembali sambil membawa dua gelas minuman.

"Ria, minum dulu!" kata David sambil menyodorkan gelas minuman pada Riana.

"Terimakasih, Mas. Maaf kalau aku membuat kamu malu dengan sikapku yang seperti anak kecil tadi, Mas," ucap Riana.

"Gak apa-apa, Ria, aku sama sekali gak merasa malu dengan sikapmu," ujar David. 

David mengusap bahu Riana, gadis cantik yang sejak dulu telah dikenalnya sebagai adik dari sahabatnya. Selama ini ia menganggap Riana seperti adiknya sendiri. Demikian juga Riana, yang menganggap teman-teman Mario seperti kakaknya sendiri. Namun David menyadari bahwa saat ini Riana telah bertumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan menarik. 

Entah sejak kapan rasa itu hadir, tetapi kini David menyadari bahwa Riana telah ada di dalam hatinya. Perasaan cinta telah tumbuh seiring dengan waktu yang berlalu.

Namun David masih mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Riana. Apalagi saat ini, Mario dan Riana sedang menghadapi masa yang berat dan sulit.

"Mas, aku harus bagaimana?" tanya Riana sambil terisak lagi. 

David tidak dapat menahan diri, melihat gadis yang ia sukai menangis dan menderita. Ia menarik Riana ke dalam pelukannya. Riana awalnya terkejut, tetapi saat ini ia memang sedang membutuhkan sebuah bahu untuk bersandar dan meluapkan segala kesedihannya.

Selama beberapa menit, Riana menyandarkan kepalanya di dada bidang David. Ia menangis sampai air matanya terasa kering. Setelah itu, ia mulai bisa menguasai dirinya.

Riana menjauhkan tubuhnya dari David, lalu mengusap kedua air matanya. David mengulurkan tisu pada Riana dan menatapnya dengan tatapan teduh nan menenangkan.

"Ria, apa kamu sudah merasa lebih baik? Mau pulang sekarang?" tanya David.

Riana mengambil ponselnya dari dalam saku.

"Aku telepon Mas Mario dulu. Aku ingin menceritakan semua cerita ayah tadi padanya. Tapi rasanya terlalu sulit bagiku untuk mengatakan semua itu di rumah, di depan ibu," katanya.

"Ya sudah, coba hubungi Mario. Kita bertemu di tempat lain saja," ujar Mario.

Riana segera menghubungi Mario dan meminta dijemput di suatu tempat. Setelah sepakat berjumpa di sebuah taman, Riana dan David segera menuju ke tempat itu.

Akhirnya Riana dan David tiba di taman itu. Mereka menunggu sejenak dan duduk di kursi yang tersedia. Tak lama kemudian, Mario datang dengan sepeda motornya. Mario masih mengenakan seragam sekolahnya, yang kini terlihat sedikit berantakan. 

Riana bisa mencium aroma rokok dari baju dan mulut kakaknya. Riana tahu pasti, bahwa Mario juga merasa tertekan dan sangat sakit. Namun karena Mario adalah seorang laki-laki, tentu ia berusaha menghadapinya dengan cara yang berbeda. Ia berusaha tidak menunjukkan tangis dan rasa sakitnya. 

Mario, yang biasanya selalu terlihat rapi dan tampan, setelah kepergian sang ayah berubah menjadi lebih cuek dan sedikit berantakan. Rambut dan seragam Mario juga sering terlihat berantakan. 

"Ria, apa yang Ayah bicarakan?" tanya Mario.

Riana menceritakan semua perkataan ayah pada Mario, juga mengenai pilihan ayah saat ini. Mario terlihat gusar mendengar cerita itu, berulangkali nafasnya menderu dan sorot matanya terlihat marah.

"Aku yakin, semua cerita itu hanya karangan papa untuk membela diri. Aku gak akan percaya dan terhanyut mendengar cerita dongeng seperti itu!" seru Mario. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
g ada nilai positif dari cerita ini. terlalu brengsek dan halu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Impian yang tertunda

    Cindy menatap Riana dengan bingung. Riana menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Ia berharap Mario akan kembali membuka hatinya untuk sang mantan kekasih. Cindy mengikuti langkah Mario menuju halaman belakang rumah itu. Di situ sepi dan hanya ada mereka berdua. Cindy dan Mario kini berdiri berhadapan dan saling memandang. Ada rasa yang berbeda saat mereka bertemu kembali setelah sekian lama berpisah. Sekarang semua rahasia dan kesalahpahaman di antara mereka juga sudah terungkap dengan jelas. "Ada apa, Rio?" Mata Cindy bergerak indah, dengan bibir merah alami yang mampu menggetarkan kembali hati Mario. "Mm... Akhirnya semua sudah jelas sekarang. Aku minta maaf karena sudah salah menilai kamu, Cin. Aku langsung pergi tanpa mendengar penjelasanmu," kata Mario. Cindy menghela nafas lega. Sebenarnya sudah lama ia menantikan saat seperti ini. Perpisahan dengan Mario membuatnya rapuh dan hancur, apalagi mereka berpisah saat rencana pernikahan sudah di depan mata. "Semuanya sudah berla

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Nasib Sandra

    Wajah Sandra mulai berubah pucat. Rahasia yang ia simpan selama ini ternyata sudah terbongkar. Hadi dan keluarganya mempunyai lebih dari cukup bukti dan saksi yang akan membuat Sandra mendapatkan hukuman berat. Sebelum Mario dan David menaikkan Sandra ke dalam mobil, Sandra melihat pintu pagar rumahnya terbuka lebar. Semua karyawan dan penjaga tak berdaya untuk menolong Sandra, karena David juga menghubungi anak buahnya untuk datang dan berjaga di depan pintu gerbang. Tepat pada saat itu, Sandra yang tidak mau dibawa ke kantor polisi melihat satu kesempatan untuk melarikan diri. Ia berencana untuk melarikan diri dan memaksa salah satu anak buahnya yang ada di pintu gerbang untuk membawanya kabur. dengan sekuat tenaga Sandra memutar roda kursi rodanya. David dan Mario terkejut dan segera mengejar Sandra. "Hentikan dia!" David berteriak pada penjaga dan anak buahnya. Melihat beberapa pria bersiaga untuk menghalanginya, Sandra bergegas berbelok ke arah lain. Sandra hanya berpikir un

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Kejahatan Sandra terbongkar

    Mario dan keluarganya sampai di depan kediaman Sandra. Tentu saja mereka juga membawa serta Raka dan Mira. Raka dan Mira akan bersaksi bahwa mereka memang menerima perintah dari Sandra dan anak buahnya untuk menjalankan skenario yang ia buat. Pagar pintu rumah itu tertutup rapat. Tak ada yang menduga kalau seorang wanita yang cacat di dalam rumah itu bisa mengendalikan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. David dan Mario pun yakin, bahwa Raka dan Mira akan terkejut nantinya saat melihat kondisi Sandra yang sebenarnya. David turun lebih dulu dari mobil dan berbincang sejenak dengan penjaga rumah. David memang beberapa kali pernah datang ke rumah itu untuk mengantar mamanya, sehingga semua penjaga dan asisten rumah tangga sudah mengenalnya. "Apa Tante Sandra ada di rumah?" tanya David pada seorang pria bertubuh besar dan berkacamata. "Apa Mas David sudah punya janji?" tanya pria itu. "Saya keponakan Tante Sandra. Apa saya harus membuat janji untuk bertemu dengan tante saya se

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Bertemu Mira

    "Masuk!" Seorang anak buah David mendorong Miranda alias Mira masuk ke rumah Mario. Wanita itu ingin menolak, tapi tentu tenaganya kalah besar jika dibandingkan dengan tiga orang pria bertubuh besar yang berada di dekatnya. Mario dan semua orang yang ada di dalam rumah pun keluar menemui Mira. "Miranda...." Mario menatap wanita itu, kini dengan rasa yang berbeda. Mira menundukkan kepalanya dan tidak mau menatap wajah Mario. Penampilan dan riasan wajah Mira kini jauh berbeda. Ia berdandan lebih menor dan menjadi dirinya sendiri. Sikap dan gayanya juga terkesan lebih angkuh daripada Miranda yang biasa dikenal oleh Mario. Setelah beberapa saat menghindar dari pandangan mata mantan kekasih palsunya, Mira akhirnya memberanikan diri menatap mata Mario. Semua bisa melihat rasa kesal dan kemarahan Mario saat itu. "Jadi selama ini kamu hanya berpura-pura menjadi kekasihku?" tanya Mario. "Rio, sebaiknya kita bicara di dalam. Gak enak dilihat dan didengar orang lain." Hana mengingatkan Mar

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Miranda ditemukan

    "Aku sama sekali gak tahu identitasnya, Rio. Aku hanya mengenalnya sebagai Tante Jelita. Saat aku mendengar suaranya, sepertinya dia wanita yang tegas. Dia juga punya anak buah dan bisa mengatur segala sesuatu sesuai dengan keinginan hatinya," kata Raka. "Kenapa semuanya serba kebetulan seperti ini? Apa wanita itu ada hubungannya dengan Miranda? Kenapa sepertinya orang itu punya rencana untuk menghancurkan hidupku dan hubunganku dengan Cindy?" tanya Mario. "Benar, Mas. Sepertinya rencana ini sudah diatur dengan rapi oleh seseorang," kata Riana. "Siapa orang yang bisa berbuat setega itu?" tanya Cindy. "Hanya satu orang yang bisa berbuat seperti itu." Mario menatap ibu dan ayahnya. "Apa mungkin ini rencana Tante Sandra? Tapi itu gak mungkin, kan?" kata Riana. "Aku juga punya kecurigaan yang sama, Ria. Seumur hidupku, aku hanya menemukan satu orang yang begitu berambisi menghancurkan kehidupan orang lain," ujar Mario. "Tapi Sandra sekarang sakit, Nak. Dia bukan lagi Sandra yang da

  • Kembalinya Cinta Pertama Ayahku    Kebenaran yang terungkap

    "Tolong tunggu sebentar, Tante! Saya datang untuk menjelaskan semuanya." Cindy memegang tangan Hana dengan erat. "Menjelaskan tentang apa? Bukankah semuanya sudah jelas? Kalian sudah resmi menikah, kan? Tolong jangan usik Mario lagi! Saat ini dia sedang dalam kondisi yang gak baik," kata Hana. Mendengar keributan di depan, Riana keluar dari kamarnya. Ia segera mendekat ketika melihat kedatangan Cindy."Bu, jangan marah dulu! Mbak Cindy juga batal menikah, Bu," kata Riana. "Apa?! Kenapa?" Suara Hana mulai melunak saat mendengar cerita Riana. Riana memang belum sempat menceritakan apa yang ia ketahui dari Cindy, karena ia ingin Cindy yang menceritakan sendiri pada Mario dan orang tuanya. "Bu, biarkan mereka masuk dulu! Mereka pasti baru saja sampai. Aku akan membuat minuman dan memanggil Mas Rio. Mbak Cindy akan menceritakan semuanya pada kita," kata Riana. Hana akhirnya mengijinkan Cindy dan Raka masuk ke dalam rumah. Cindy dan Raka duduk di sofa, sementara Riana membuatkan minuma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status