共有

7) Perempuan Bermuka Dua

作者: Dewi R. Ayu
last update 最終更新日: 2024-07-06 12:15:05

"Kenapa? Katakanlah apa yang ingin kamu katakan." Setelahnya terlihat Rania yang justru menghela napas, dan memainkan jarinya di atas meja.

"Sebenarnya," ucapnya dengan ragu, kemudian ia kembali berkata, "kak Clara, tidak sebaik yang orang-orang lihat."

"Maksud kamu?"

"2 tahun mama menikah dengan papa, tetapi sikap kak Clara denganku tidak begitu baik, Tante. Ketika kami hanya berdua, kakak selalu bersikap semena-mena. Namun, jika ada Papa, dia akan berubah menjadi orang yang seolah tidak peduli dengan keluarganya. Jadi, papa selalu beranggapan, meskipun kami tidak akur dengan kak Clara, tetapi tidak ada diantara kami yang terluka. Namun, semuanya padahal tidak seperti itu." Mengalir lah cerita demi cerita yang diungkapkan Rania di hadapan Rena.

"Dia bahkan selalu unggul dalam segala hal. Cantik, cerdas, memiliki relasi yang luas, diterima di pergaulan manapun, dielu-elukan karena jiwa sosialnya yang tinggi, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S2, setelah itu langsung menikah dengan kak Adam."

"Sayangnya, ketika aku juga ingin melanjutkan pendidikan S2, kakak justru melarangku. Dia mengancam akan merusak kebahagiaan mama dan papa, jika aku berani menyainginya."

Tanpa terasa air mata mengalir begitu saja melewati kedua sudut mata Rania. Rena yang melihat Rania menangis, kini menarik sebuah kursi dan diletakkan di sebelah Rania. Ia peluk gadis kesayangannya yang kini terlihat begitu rapuh tersebut.

"Padahal aku hanya ingin menggapai cita-citaku. Namun, kak Rania tida pernah bisa membiarkan aku mengambil pilihan yang aku inginkan. Bahkan, saat aku mengungkapkan ingin mencoba bekerja di perusahaan Papa, tetapi kakak lagi-lagi mengancamku. Lalu, hari ini aku juga baru tahu jika kakak untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, ia berkunjung ke perusahaan. Entah apa yang dia lakukan di sana. Hiks."

"Rania sayang, sudah ya Nak. Jangan menangis seperti ini." Rena memeluk dan mengusap punggung gadis tersebut.

"Ada tante di sini. Tante benar-benar tidak menyangka, jika Clara hanyalah perempuan bermuka dua. Dari awal, tante memang memiliki firasat yang tidak baik dengan perempuan itu. Ternyata benar, dia tidak sebaik yang orang-orang kira. Lagian, kenapa tidak kamu saja sih yang dijodohkan dengan Adam, toh kamu juga anak dari Prasetyo." Mendengar perkataan Rena, membuat Rania diam-dian tersenyum tipis di dalam pelukan wanita tersebut.

"Tante maaf, tidak seharusnya aku menceritakan keburukan kak Clara. Padahal kak Clara sendiri adalah menantu Tante," ucap Rania, dengan mengurai pelukan mereka.

"Tidak apa-apa sayang, tidak perlu meminta maaf. Justru Tante yang seharusnya mengucapkan terima kasih, karena kamu tante jadi tahu bagaimana sifat asli dari Clara."

"Boleh Rania minta tolong, Tan?" tanya Rania, dengan pandangan yang seolah berharap.

"Apa? Katakan saja. Tante akan berusaha mengabulkan apapun permintaan kamu."

"Tolong jangan beritahu siapapun ya Tan, jika hari ini Rania menceritakan sifat kak Clara pada Tante. Rania hanya tidak ingin kembali dimarahi kakak, dan mengancam kebahagiaan rumah tangga mama dan papa."

"Baiklah, tante akan menjaga pembicaraan kita ini. Hanya saja, setelah mengetahui sifat buruk Clara, tante tidak bisa berpura-pura untuk bersikap baik dengannya." Rania hanya mengangguk. Lagian ini juga yang dia inginkan, ketika Clara mendapat perlakuan yang tidak baik dari mertuanya sendiri, dan di mana wanita itu lebih berpihak kepadanya, dibanding dengan menantunya sendiri.

"Yasudah, sekarang kita lanjutkan makannya. Kamu pasti lapar kan?" Rania mengangguk. Kemudian keduanya pun mulai memakan makanan mereka dengan diselingi oleh obrolan dan canda tawa.

©©©©©©©

Malam ini, Clara tengah menscrool media sosial miliknya. Sebagai seorang aktivis, berprestasi dalam bidang akademik, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, membuat ia memiliki banyak penggemar yang selalu mendukung langkahnya sejak ia remaja. Clara yang dikenal banyak orang, tetapi selain sahabatnya tidak ada yang tahu tentang kehidupannya. Ia terlalu menjaga privasi, sehingga orang luar pun tidak ada yang mengetahui, jika Clara Queenza adalah putri dari keluarga Raharja.

Bahkan saat pernikahan ia kemarin, masih banyak yang bertanya-tanya, siapakah mempelai yang menikahinya? Postingan yang ia upload di aplikasi lovegram hanyalah foto sepasang kekasih yang memakai kebaya dan saling merangkul, tetapi membelakangi kamera. Hampir tidak ada yang tahu jika ia menikah dengan Adam Fahreza, kecuali keluarga dan para sahabat mereka.

Hal ini juga terjadi karena hasutan dari Rania, yang menyarankannya untuk tidak menggelar acara terlalu mewah. Alasannya, demi kenyamanan Clara sendiri. Karena rasa sayangnya kepada sang adik, Clara pun menuruti saran tersebut. Meskipun akhirnya ia mendapati ketidaksetujuan dari keluarga besar mereka.

"Lagi apa?"

Lamunannya buyar saat mendapati suara itu. Ia menoleh, di sana Adam tengah berdiri dengan memakai celana pendek dan kaos polos. Berdiri di ambang pintu kamar mandi, dengan dahi yang berkerut, melihat raut wajahnya Clara yang tampak terkejut.

"Mas? Kamu kapan pulang. Bahkan sudah selesai mandi?"

"Ckck, lagian dari tadi mas panggil, kamu malah asik sama kegiatanmu sendiri, Dek. Yaudah, makanya Mas langsung mandi aja," ucapnya seraya melangkah ke arah ranjang, di mana Clara berada. Ia pun segera menaiki ranjang, dan duduk di sebelah istrinya tersebut.

"Maaf ya, janji deh ke depannya aku akan lebih peka dengan sekitar. Agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi." Ada rasa malu saat ia mengucapkan itu. Kebiasaan buruknya sejak dulu, ternyata masih terbawa, bahkan sampai ia menikah. Sejak dulu, ia memang selalu lupa atau tidak peka dengan keadaan sekitar, saat tengah fokus pada sesuatu yang dikerjakan.

"Yaudah, lupain aja. Lagian, ini juga bukan masalah yang besar."

"Memang, kamu lagi ngapain sih?" tanyanya, yang memang penasaran dengan apa yang istrinya tersebut kerjakan.

"Oh ini, aku cuma mengecek lovegram. Bagaimanapun juga aku ini punya banyak penggemar lho, Mas. Jadi aku juga harus berinteraksi dengan penggemar-penggemarku, haha."

"Ohh, jadi mau sombong karena banyak penggemarnya?"

"Bukan sombong ya, tapi ini fakta." Dengan sengaja, Clara membuka halama profil den memperlihatkannya kepada Adam.

Adam pun segera mengambil ponsel milik Clara. Bukan penasaran siapa saja yang mengikuti atau diikuti oleh istrinya tersebut. Namun, ia justru penasaran dengan apa saja kegiatan istrinya yang diabadikan di aplikasi itu.

"Enggak ada postingan sama cowok lain?" tanya Adam yang diluar perkiraan Clara.

"Kok tanyanya gitu."

"Ya biasanya kan kalau pengikut udah sebanyak ini, ada aja foto sama cowok lain. Entah pacar, teman dekat, atau sesama selebgram? Mungkin saja juga idola kamu." Clara mendengkus kesal.

"Aku bukan tipe perempuan yang fanatik mengidolakan seseorang. Untuk cowok, aku memang punya teman dekat, tapi hampir tidak pernah kami foto berdua, dan pacar? Bahkan sampai kita menikah saja aku belum pernah pacaran."

"Serius?"

"Serius Mas, buat apa juga aku bohong. Lagian masa kamu enggak lihat sih, kalau di sana juga ada fotoku berdua dengan laki-laki."

"Oh iya? Yang mana?"

"Itu, di postingan terakhir. Bukannya, itu fotoku berdua dengan laki-laki." Adam yang mengetahui jika yang dimaksud adalah dirinya, tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia. Tawanya pun pecah begitu saja.

"Hahaha, kalau ini sih suami kamu Dek, memang wajib kamu mempostingnya."

"Kalau aku wajib? Terus kenapa tidak ada fotoku di media sosial kamu? Bahkan sedari tadi aku sudah follow kamu lho. Namun, sampai sekarang belum juga di follback," ucapnya, lebih tepatnya menggerutu.

"Emang iya? Maaf, aku bahkan belum mengecek media sosial, setelah kita menikah." Setelahnya Adam segera mengambil ponsel dan membuka aplikasi Lovegram.

"Apa kamu mau jika pernikahan kita di publish?" tanya Adam, yang langsung diangguki Clara.

"Aku salah karena dulu berencana menyembunyikan hubungan kita. Bahkan aku menyesal, karena dulu tidak menggelar resepsi pernikahan kita."

"Kalau mau, kita bisa menggelar resepsi pernikahan setelah ini."

"Mas serius?" tanya Clara yang langsung dibalas anggukan oleh Adam.

"Sebulan lagi aku ulang tahun. Apakah bisa resepsi kita diadakan bertepatan dengan hari ulang tahunku?" Adam, lagi-lagi mengangguk akan permintaan Clara.

"Tentu saja bisa. Mulai besok aku akan mengurus semuanya. Untuk gaun, nanti aku akan menemui nyonya Windy."

"Terima kasih ya Mas." Dengan bahagia, Clara memeluk Adam dari samping. Akhirnya, ia bisa mempublikasikan hubungan mereka. Sehingga kejadian di masa lalu, kemungkinan tidak akan terulang lagi.

Di masa lalu, Rania yang berusaha dekat dengan Adam, membuat keduanya terekspos oleh media. Sehingga publik mengira, jika keduanya memiliki hubungan. Di satu sisi, beberapa kali juga Adam terlihat bersama dengan Clara, sehingga banyak spekulasi muncul, jika Clara adalah perusak hubungan antara Adam dengan Rania.

Sampai beberapa lama kemudian, baru diketahui jika Clara dengan Adam telah menikah. Namun, komentar negatif dari publik justru beralih jika Clara telah merebut Adam dari Rania, dan Adam menikahinya pun karena terpaksa. Clara dianggap sebagai istri dan anak Raharja yang tidak diharapkan kehadirannya.

Saat Adam ingin menegur Rania dan mengklarifikasi berita yang beredar, Clara justru menghalangi niat suaminya tersebut. Ia, tidak ingin Rania terlibat masalah dan menjadi bulan-bulanan publik. Namun, sekarang ia tidak akan mengulangi kebodohannya seperti di kehidupannya yang dulu.

"Kamu ngelamun lagi?"

"Ehh enggak kok. Aku cuma lagi mikir tentang konsep pernikahan kita aja. Bagusnya seperti apa ya?"

"Kamu pikirkan saja dulu. Takutnya rekomendasi dari aku justru tidak sesuai dengan keinginan kamu."

"Ishh pasti aku terima kok. Lagian, aku bukan anak kecil ya Mas, yang apa-apa keinginanku harus dituruti." Dengan cemberut, tanpa sadar Clara mencubit perut Adam, dan keduanya pun tertawa.

"Kayaknya aku enggak mau ribet sama temanya. Yang penting konsepnya bisa menyatu dengan acara resepsi dan ulang tahunku." Adam mengangguk.

"Yaudah, nanti aku minta Rio saja untuk mengurus masalah resepsi pernikahan kita." Kini, giliran Clara yang mengangguk.

"Mas udah follow akun lovegram kamu, juga sudah memposting foto pernikahan kita." Ucapan Adam yang tiba-tiba membuat Clara terkejut.

Segera ia mengecek notifikasi, dan memang benar. Akun Adam telah mengikuti akun miliknya. Bahkan suaminya itu juga telah memposting beberapa foto pernikahan mereka dengan caption 'Wife❤'. Foto pertama di saat mereka tersenyum di depan kamera dan memamerkan buku pernikahan, foto kedua saat Adam memasangkan cincin di jarinya, foto ketiga saat Adam jabat tangan dengan Prasetya ketika ijab kabul berlangsung, dan foto keempat ialah tanggal pernikahan mereka.

Sontak saja hal ini membuat heboh penggemar keduanya. Terlebih, di postingan tersebut Adam juga menandai akun Clara. Tidak ada yang menyangka, jika pengusaha muda seperti Adam telah menikah dengan seorang wanita multitalenta dan berjiwa sosial tinggi seperti Clara. Meskipun sampai saat ini belum banyak yang mengetahui tentang identitas asli wanita tersebut.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   25) Rasa Iri

    Setelah membereskan barang bawaannya, Adam segera memeluk pinggang Clara dari arah belakang. Menumpukan dagunya di pundak sang istri. Ada rasa nyaman, yang baru ia rasakan saat bermanja dengan istrinya. Salah satu hal favorit yang baru ia dapatkan setelah menikah dengan Clara. "Kenapa?" Clara menggenggam telapak tangan sang suami yang melingkar di perutnya. Kini, posisi keduanya tengah berdiri di balkon kamar yang menghadap langsung ke arah laut. "Aku, kangan banget sama kamu," gumamnya dengan pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Clara. Perempuan itu tersenyum kecil, dan segera membalikkan badannya. Menangkup kedua sisi wajah sang suami yang entah kenapa semakin hari terlihat semakin tampan. "Padahal kita tidak pernah berpisah lho. Kenapa masih aja kangen, hmm?""Entahlah, hanya saja rasanya hampa kalau lama-lama enggak lihat kamu." Kembali Adam memeluk Clara dengan erat, yang dibalas oleh Clara berupa elusan lembut di punggung laki-laki itu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Liburan

    Adam dan Clara tengah berada di dalam mobil yang akan membawa keduanya menuju ke mansion. Suasana makan malam ini, tidak pernah laki-laki itu perkirakan akan berakhir seperti ini. Entah, apa yang dipikirkan oleh maminya tersebut. Sebagai lelaki dewasa, tentu ia paham, jika sang mami hendak mendekatkannya kembali dengan Rania. Namun, apakah maminya tidak memikirkan perasaan Clara, juga kenyamanan anaknya sendiri? Apalagi Clara, Adam hanya takut jika istrinya tersebut merasa tidak nyaman. "Sayang, maafkan perilaku mami ya. Mas sama sekali tidak menyangka, jika mami bisa berbicara seperti tadi." Adam yang tengah menyetir, menolehkan kepalanya ke arah Clara. Bisa ia lihat, jika istrinya itu tengah sibuk memandangi jalanan. "Enggak masalah Mas," ucap Clara sembari menoleh ke arah Adam. "Yang penting bagi aku, kamu tidak terpengaruh dengan perkataan mami. Meskipun misalnya mami memiliki niat untuk mendekatkan kamu dengan Rania, aku harap kamu tetap

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Bukan yang Diinginkan

    Para orang tua dan Rania, tentu saja terkejut dengan perkataan Adam. Namun, berbeda dengan para sepupu Adam lainnya Brian, Radit, dan Satya, mereka setuju dengan pernyataan Adam. Karena, Rania bukanlah anggota keluarga mereka. Sedangkan Clara, ia hanya diam, tetapi dibalik diamnya, justru merasa senang dengan perkataan suaminya tersebut. "Kamu apa-apaan sih Adam? Mami yang mengundang Rania ke sini. Karena, dia sudah mami anggap seperti anak sendiri. Lagian, Rania juga sahabat kecil kamu, jauh sebelum kamu mengenal Clara.""Mi? Aku enggak suka ada orang lain yang ikut di acara rutinan keluarga kita. Mami sadar enggak sih? Sedari tadi yang Mami perhatikan hanya Rania. Di sini, menantu Mami itu Clara, bukan Rania," ucapnya dengan tegas. Adam sangat berharap jika maminya bisa menaruh perhatian yang lebih kepada istrinya. "Udahlah Dam. Lagian kalau memang mami kamu lebih sayang dengan Rania, berarti Clara belum bisa menjadi menantu yang diinginkan mami kamu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   22) Bukan Keluarga Fahreza

    Siang ini Adam dan ayahnya baru saja selesai bertemu dengan klien dari China. Mereka tampak keluar dari ruang VIP Restoran bersama klien mereka, juga beberapa orang kepercayaan di belakangnya. Saat ini tujuannya ialah kembali ke perusahaan, dan mengerjakan rincian kerja sama sesuai kesepakatan bersama. "Oh iya Dam, hampir aja lupa. Nanti malam ajak Clara ke rumah. Malam ini kita akan kedatangan keluarga besar mama kamu," ucap Dimas ketika mereka telah sampai di parkiran. Sengaja memang, Adam pergi ke tempat ini bersama papinya, dan ia yang bertugas menyetir mobil. Sedangkan asisten mereka berada di mobil satunya lagi. "Kok dadakan Pi?""Sebenarnya udah agak lama papi tahu kalau mereka akan datang. Hanya saja, ternyata mami kamu lupa memberitahu kamu dan Clara.""Mami ini, ada-ada aja. Yaudah, nanti sampai di kantor, Adam akan telpon Clara." Dimas hanya mengangguk, kemudian ia masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Adam yang langsung mengambil

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   21) Meminta Hak

    "Guys, kapan-kapan kita liburan yuk," ucap Devano yang seolah tengah mengalihkan pembicaraan. "Boleh tuh, mending sekarang kita atur jadwal deh. Kalian kapan ada waktunya?" tanya Claudia.. "Gue dalam minggu-minggu ini kayaknya enggak bisa sih. Soalnya masih ada beberapa sidang sama klien," ucap Jesica. "Gue mulai lusa bakal sibuk sama jadwal operasi. Paling sampai 3 atau 4 hari," jawab Reno. "Kalau gue sendiri, kebetulan jadwal syuting udah selesai, promo lagu juga masih bulan depan. Jadi, kalau untuk sekarang masih ada banyak waktu."Clara yang semula nampak gugup, kini telah berhasil mengendalikan dirinya. Ia sangat berterimakasih kepada Devano dan Claudia yang bisa mengalihkan perhatian. Juga mancairkan suasana yang awalnya terasa canggung. "Kalau misal kita ambil liburan minggu depan, gimana? Kayaknya gue juga bisa sih kalau hari itu.""Lebih ke weekend minggu depan?" tanya Dimas, untuk memastikan. "Bo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   20) Makan Malam

    "Kamu apa-apaan sih. Mama baru aja mau pergi dengan Rena, ini juga demi kamu. Sekarang, kenapa malah kamu nyuruh mama datang ke sini," ucap Vina saat ia baru saja memasuki ruang VIP di sebuah Restoran yang telah dipesan Rania. "Duduk dulu Ma. Ada hal penting yang harus kita bahas, dan ini enggak bisa ditunda.""Yaudah cepetan. Kamu mau bahas apa?""Rencana kita untuk melemahkan promosi dan citra Resort papa, semuanya gagal total." Satu kalimat yang membuat Vina tertegun. Matanya terbelalak, seolah tidak percaya dengan perkataan putrinya."Gagal total gimana maksud kamu?""Mereka membatalkan kerja sama dengan Vania, juga konsep dari Resort yang diubah keseluruhannya.""Gimana bisa? Padahal sebentar lagi seharusnya Resort sudah selesai kan? Lalu, kenapa mereka membatalkan proyek ini untuk Vania?"Rania menghela napasnya perlahan. Ia mulai menceritakan semuanya kepada sang mama. Berdasarkan penjelasan dari Vania juga seseo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   19) Batalnya Kerja Sama

    "Apa? Kontrak saya dibatalkan?"Saat ini Vania dan manjernya tengah bertemu dengan dua orang perwakilan dari Raharja Group. Ratih, asisten manajer divisi pemasaran juga salah seorang dari staf divisi keuangan. Karena, setiap kerja sama dengan publik figur atau hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pemasaran, akan melaluinya terlebih dahulu. Tentunya setelah mendapat izin dari manajer. "Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak hari ini?""Sekali lagi kamu mohon maaf Mbak Vania. Namun, ini sudah menjadi keputusan perusahaan. Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan kembali, dan keputusannya adalah mengakhiri kerja sama kita.""Enggak bisa gitu dong. Ini namanya tidak profesional. Saya bisa saja memviralkan sikap buruk perusahaan kalian.""Bu Ratih, apa tidak bisa dipertimbangkan lagi? Alasan ini benar-benar tidak masuk akal. Saya rasa Vania cukup kompeten untuk bekerja sama dengan Raharja Group dalam mempromosik

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   18) Bibit Pelakor

    "Yaudah ayo, gue penasaran banget soalnya." Segera Vania dan Rania melangkah mendekati kerumunan itu. "Permisi, tolong beri jalan dong." Tanpa sadar badan Vania terdorong seorang perempuan di sampingnya. Hal itu tentu saja sempat membuat Rania ikut oleng. "Lo kalau jalan lihat-lihat dong. Kalau gue jatuh terus muka gue lecet gimana? Lo mau ganti rugi sama Brand Ambassador yang udah endorse gue!" bentak Vania kepada seseorang itu. Hal ini tentu saja membuat kerumunan seketika hening, dan menjadikan ketiganya pusat perhatian. "Yaelah, Mbak. Namanya juga tempat ramai pasti ada aja yang kedorong. Lebay banget sih. Lagian, situ baru pertama kali minta foto artis ya? Makanya norak banget. Cuma kedorong dikit aja juga.""Lo benar-benar ya! Lo enggak tahu siapa gue?""Udah stop! Bisa enggak, jangan berantem di sini? Gue di sini karena mau menyapa kalian, bukan malah mendengarkan keributan kalian." Mendengar itu, kini semua kembali menatap ke a

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   17) Sifat yang Mirip

    Kembali, mereka terlihat saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka berbicara, "Saya pribadi setuju dengan usul bu Clara. Sebelumnya kita memang teledor dengan tidak memerhatikan setiap sisi dengan detail. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bu Clara, adalah ide yang bagus.""Ya, saya juga setuju.""Saya juga.""Kami juga setuju."Mendengar mereka yang menyetujui pendapatnya, membuat Clara tidak bisa lagi menahan senyum. Akhirnya, rencana yang ia pikiran dari kemarin, bisa diterima dengan baik. Meskipun harus melalui pro dan kontra terlebih dahulu. "Baiklah, terima kasih semuanya. Nanti tim dari Divisi Pemasaran akan membuat ulang konsep pembukaan Resort ini, juga dana tambahan yang harus kita keluarkan. Untuk selanjutnya, saya akan membahas konsep ini bersama pak Roni, dan akan kami informasikan lebih lanjut." Hampir semuanya tampak mengangguk, tanda setuju, kecuali satu orang yang berada di ujung meja. ©©©©©©

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status