Share

3. Bertemu dengan Siluman Naga

Sesaat kemudian, Feng Guang baru sadar, ternyata ia sudah berada di tengah hutan yang rimbun dengan pepohonan. Tidak terlihat lagi rumah-rumah penduduk, tetapi Feng Guang masih dapat melihat sekitaran tempat tersebut, karena sinar bulan masih mampu menerobos dedaunan lebat di antara pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.

”Jangan-jangan, mereka tadi adalah para siluman penghuni hutan ini?” desis Feng Guang, ”mungkin di hutan inilah aku akan bertemu dengan ayah dan ibuku. Mereka akan menjemputku di sini,” kata Feng Guang penuh keputusasaan.

Feng Guang menghela napas dalam-dalam, lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan kosong.

Di hutan yang sepi dan sunyi seperti itu, tidak mungkin ada seorang pun yang berani berlama-lama, karena hutan tersebut merupakan sebuah tempat yang sangat menyeramkan.

Feng Guang merenung sejenak, ia mulai putus asa. Dirinya berpikir sudah tidak ada harapan lagi untuk bertahan di tengah rimba yang menyeramkan itu.

Saat Feng Guang merenung, tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala. Suaranya menggema membuat bulu kuduk merinding.

Dengan sorot matanya yang tajam, Feng Guang terus mengamati sekitaran tempat tersebut. Pikirannya mulai kacau penuh keputusasaan, Feng Guang meratapi kemalangan yang dialaminya.

”Kalau sudah seperti ini, apa yang harus aku lakukan?” desisnya sambil duduk lemah.

Feng Guang sudah tak kuat melanjutkan langkahnya. Ia sudah kelelahan, sekujur tubuhnya pun mulai menggigil kedinginan.

Tiba-tiba saja, terdengar suara orang tua memanggil namanya tanpa menampakkan wujud, ”Feng Guang!”

Feng Guang terperanjat dan langsung menyahut cepat, ”Siapa kau? Tunjukkan wujudmu!” Rasa takut bercampur aduk dengan rasa penasaran hinggap dalam benaknya.

Tiba-tiba saja, hutan yang tadinya gelap gulita berubah seketika menjadi terang benderang. Melihat pemandangan seperti itu, Feng Guang menyipitkan matanya. Kemudian muncullah sesosok naga berukuran besar, di atas kepala naga itu memancarkan sinar kuning keemasan.

Feng Guang terkejut dan merasa takut dengan kehadiran naga tersebut. Ia mundur beberapa langkah sambil menutup matanya karena silau melihat sinar yang memancar di atas kepala naga itu.

”Menyingkirlah dari hadapanku!” teriak Feng Guang.

Keringat dingin bercucuran dari kening bocah laki-laki itu, ia benar-benar takut melihat sesosok naga berukuran empat kali lipat lebih besar dari tubuhnya.

Di saat pikirannya sudah diselimuti rasa takut yang begitu hebat, Feng Guang kembali dikejutkan dengan berubahnya wujud naga itu menjadi seorang pria senja berjubah putih dan memiliki jenggot panjang berwarna putih keperak-perakan. Pria senja itu berdiri dengan memegang tongkat, ia tersenyum lebar memandang wajah Feng Guang.

”Kau jangan takut, Anak muda! Aku tidak akan melakukan tindakan jahat terhadapmu.”

Feng Guang mengatur napas sejenak, ia berusaha tenang meskipun pikirannya masih digelayuti rasa takut.

”Sebenarnya kau ini siapa? Apa tujuanmu menampakkan wujud di hadapanku?” tanya Feng Guang.

Sebelum menjawab pertanyaan Feng Guang, pria senja itu tertawa lepas, ”Hahaha …”

Feng Guang mengerutkan keningnya menatap ke arah sosok pria berusia senja itu.

”Aku Lui Shan,” jawabnya lirih, ”kau tidak perlu takut! Aku akan menuntunmu meraih apa yang sedang kau cari.”

”Tidak! Kau pasti akan mencelakai aku."

Semakin orang tua itu mendekatinya, maka Feng Guang pun semakin berusaha untuk menghindar. Ia mundur beberapa langkah karena takut dengan sosok pria senja jelmaan siluman naga yang secara tiba-tiba muncul di hadapannya.

”Tenanglah! Kau jangan takut, aku tidak akan menyakitimu!” kata Lui Shan, ”aku akan membantumu untuk membalas semua dendammu terhadap orang-orang yang sudah membunuh orang tuamu.”

Feng Guang menarik napas dalam-dalam, ia terdiam sejenak menilai kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut pria senja itu.

’Sepertinya orang tua ini memang bukan siluman jahat,’ kata Feng Guang dalam hati.

Feng Guang mulai tenang dan tidak merasa takut lagi berhadapan dengan Lui Shan, meskipun dirinya sudah tahu bahwa pria tua yang bernama Lui Shan itu adalah jelmaan siluman naga yang menguasai hutan tersebut.

”Baiklah, aku percaya dengan ucapanmu, Siluman naga!”

”Jangan panggil aku siluman, Anak muda! Panggil aku Lui Shan saja, karena hanya ada sedikit perbedaan saja di antara kita! Kelak kau akan tahu sendiri.”

”Baiklah.” Feng Guang merangkapkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan, ”karena kau orang tua, izinkan aku memanggilmu kakek.”

Lui Shan tersenyum lebar memandang wajah Feng Guang. ”Terserah kau saja!” jawab Lui Shan lirih.

”Kau bilang akan membantuku, Kek? Bisakah kau tunjukkan padaku jalan menuju Lembah Cui?!” Feng Guang kemudian menunjukkan peta yang dibawanya sejak kemarin pada Lui Shan.

Lui Shan tertawa kecil menanggapi perkataan Feng Guang, sambil mengelus-elus janggutnya yang berwarna putih keperak-perakan.

”Ini adalah hutan Cui dan lembah Cui berada di sebelah timur. Aku sudah tahu maksud kedatanganmu ke hutan ini, untuk itu aku menjemputmu,” kata Lui Shan, ”ikutlah denganku! Semua yang kau inginkan akan tercapai.”

Feng Guang mengerutkan keningnya, ia memang percaya dengan perkataan Lui Shan. Akan tetapi, dirinya masih tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan. Setelah yakin, barulah ia menjawab, ”Baiklah, aku akan ikut denganmu.”

Lui Shan kembali tertawa lepas mendengar kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut Feng Guang. Lui Shan tampak kagum terhadap Feng Guang—seorang bocah polos yang masih berusia lima belas tahun.

”Baiklah, sekarang pejamkan matamu! Jangan membuka mata sebelum aku perintah,” kata Lui Shan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andi Malar
baru tiga bab aja udah keren banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status