Beranda / Pendekar / Kembalinya Kesatria Shengcun / 3. Bertemu dengan Siluman Naga

Share

3. Bertemu dengan Siluman Naga

Penulis: CahyaGumilar79
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-22 17:39:10

Sesaat kemudian, Feng Guang baru sadar, ternyata ia sudah berada di tengah hutan yang rimbun dengan pepohonan. Tidak terlihat lagi rumah-rumah penduduk, tetapi Feng Guang masih dapat melihat sekitaran tempat tersebut, karena sinar bulan masih mampu menerobos dedaunan lebat di antara pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.

”Jangan-jangan, mereka tadi adalah para siluman penghuni hutan ini?” desis Feng Guang, ”mungkin di hutan inilah aku akan bertemu dengan ayah dan ibuku. Mereka akan menjemputku di sini,” kata Feng Guang penuh keputusasaan.

Feng Guang menghela napas dalam-dalam, lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan kosong.

Di hutan yang sepi dan sunyi seperti itu, tidak mungkin ada seorang pun yang berani berlama-lama, karena hutan tersebut merupakan sebuah tempat yang sangat menyeramkan.

Feng Guang merenung sejenak, ia mulai putus asa. Dirinya berpikir sudah tidak ada harapan lagi untuk bertahan di tengah rimba yang menyeramkan itu.

Saat Feng Guang merenung, tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala. Suaranya menggema membuat bulu kuduk merinding.

Dengan sorot matanya yang tajam, Feng Guang terus mengamati sekitaran tempat tersebut. Pikirannya mulai kacau penuh keputusasaan, Feng Guang meratapi kemalangan yang dialaminya.

”Kalau sudah seperti ini, apa yang harus aku lakukan?” desisnya sambil duduk lemah.

Feng Guang sudah tak kuat melanjutkan langkahnya. Ia sudah kelelahan, sekujur tubuhnya pun mulai menggigil kedinginan.

Tiba-tiba saja, terdengar suara orang tua memanggil namanya tanpa menampakkan wujud, ”Feng Guang!”

Feng Guang terperanjat dan langsung menyahut cepat, ”Siapa kau? Tunjukkan wujudmu!” Rasa takut bercampur aduk dengan rasa penasaran hinggap dalam benaknya.

Tiba-tiba saja, hutan yang tadinya gelap gulita berubah seketika menjadi terang benderang. Melihat pemandangan seperti itu, Feng Guang menyipitkan matanya. Kemudian muncullah sesosok naga berukuran besar, di atas kepala naga itu memancarkan sinar kuning keemasan.

Feng Guang terkejut dan merasa takut dengan kehadiran naga tersebut. Ia mundur beberapa langkah sambil menutup matanya karena silau melihat sinar yang memancar di atas kepala naga itu.

”Menyingkirlah dari hadapanku!” teriak Feng Guang.

Keringat dingin bercucuran dari kening bocah laki-laki itu, ia benar-benar takut melihat sesosok naga berukuran empat kali lipat lebih besar dari tubuhnya.

Di saat pikirannya sudah diselimuti rasa takut yang begitu hebat, Feng Guang kembali dikejutkan dengan berubahnya wujud naga itu menjadi seorang pria senja berjubah putih dan memiliki jenggot panjang berwarna putih keperak-perakan. Pria senja itu berdiri dengan memegang tongkat, ia tersenyum lebar memandang wajah Feng Guang.

”Kau jangan takut, Anak muda! Aku tidak akan melakukan tindakan jahat terhadapmu.”

Feng Guang mengatur napas sejenak, ia berusaha tenang meskipun pikirannya masih digelayuti rasa takut.

”Sebenarnya kau ini siapa? Apa tujuanmu menampakkan wujud di hadapanku?” tanya Feng Guang.

Sebelum menjawab pertanyaan Feng Guang, pria senja itu tertawa lepas, ”Hahaha …”

Feng Guang mengerutkan keningnya menatap ke arah sosok pria berusia senja itu.

”Aku Lui Shan,” jawabnya lirih, ”kau tidak perlu takut! Aku akan menuntunmu meraih apa yang sedang kau cari.”

”Tidak! Kau pasti akan mencelakai aku."

Semakin orang tua itu mendekatinya, maka Feng Guang pun semakin berusaha untuk menghindar. Ia mundur beberapa langkah karena takut dengan sosok pria senja jelmaan siluman naga yang secara tiba-tiba muncul di hadapannya.

”Tenanglah! Kau jangan takut, aku tidak akan menyakitimu!” kata Lui Shan, ”aku akan membantumu untuk membalas semua dendammu terhadap orang-orang yang sudah membunuh orang tuamu.”

Feng Guang menarik napas dalam-dalam, ia terdiam sejenak menilai kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut pria senja itu.

’Sepertinya orang tua ini memang bukan siluman jahat,’ kata Feng Guang dalam hati.

Feng Guang mulai tenang dan tidak merasa takut lagi berhadapan dengan Lui Shan, meskipun dirinya sudah tahu bahwa pria tua yang bernama Lui Shan itu adalah jelmaan siluman naga yang menguasai hutan tersebut.

”Baiklah, aku percaya dengan ucapanmu, Siluman naga!”

”Jangan panggil aku siluman, Anak muda! Panggil aku Lui Shan saja, karena hanya ada sedikit perbedaan saja di antara kita! Kelak kau akan tahu sendiri.”

”Baiklah.” Feng Guang merangkapkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan, ”karena kau orang tua, izinkan aku memanggilmu kakek.”

Lui Shan tersenyum lebar memandang wajah Feng Guang. ”Terserah kau saja!” jawab Lui Shan lirih.

”Kau bilang akan membantuku, Kek? Bisakah kau tunjukkan padaku jalan menuju Lembah Cui?!” Feng Guang kemudian menunjukkan peta yang dibawanya sejak kemarin pada Lui Shan.

Lui Shan tertawa kecil menanggapi perkataan Feng Guang, sambil mengelus-elus janggutnya yang berwarna putih keperak-perakan.

”Ini adalah hutan Cui dan lembah Cui berada di sebelah timur. Aku sudah tahu maksud kedatanganmu ke hutan ini, untuk itu aku menjemputmu,” kata Lui Shan, ”ikutlah denganku! Semua yang kau inginkan akan tercapai.”

Feng Guang mengerutkan keningnya, ia memang percaya dengan perkataan Lui Shan. Akan tetapi, dirinya masih tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan. Setelah yakin, barulah ia menjawab, ”Baiklah, aku akan ikut denganmu.”

Lui Shan kembali tertawa lepas mendengar kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut Feng Guang. Lui Shan tampak kagum terhadap Feng Guang—seorang bocah polos yang masih berusia lima belas tahun.

”Baiklah, sekarang pejamkan matamu! Jangan membuka mata sebelum aku perintah,” kata Lui Shan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Andi Malar
baru tiga bab aja udah keren banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    104. Feng Guang Kembali ke Desa Shengcun (Bab Terakhir)

    Para pendekar itu kembali mengerahkan kekuatan mereka dan kembali melakukan serangan secara brutal terhadap Feng Guang. Namun, Feng Guang dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.Setelah dapat menghindari setiap serangan yang mengancam dirinya, Feng Guang langsung membalasnya dengan serangan yang lebih ganas dari serangan lawan-lawannya.Demikianlah, pertarungan itu pun terus berlanjut dan menjadi semakin sengit saja. Dari kedua belah pihak terus melakukan serangan-serangan yang sangat berbahaya. Terlebih lagi, serangan-serangan yang dilakukan oleh Yao Ming dan para pendekar lainnya. Mereka benar-benar berambisi untuk membinasakan Feng Guang pada saat itu juga.Mereka menutup mata dan telinga, seolah tak peduli dengan penjelasan Feng Guang. Para pendekar itu yakin bahwa Feng Guang adalah pelaku utama yang sudah membantai para pendekar Sekte Tian Cu."Tak ada pilihan lagi, selain melumpuhkan mereka satu persatu untuk meny

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    103. Feng Guang Dikeroyok Para Pendekar Tangguh

    Namun, dua orang pendekar berjubah hijau itu tidak mengindahkan pertanyaan Feng Guang. Mereka hanya tertawa dan terus melakukan serangan terhadap Feng Guang."Kurang ajar!" geram Feng Guang langsung melakukan perlawanan sengit.Saat dirinya terdesak, Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian meluncur ke udara. Saat dalam posisi mengambang di udara, maka Feng Guang segera mengerahkan jurus tenaga dalamnya."Sebenarnya aku tidak tega jika harus melukai kalian. Tetapi, anggap saja ini adalah sebuah pelajaran yang harus kalian terima," kata Feng Guang masih dalam posisi terbang di atas para pendekar itu.Tanpa terduga, gelombang panas tiba-tiba muncul dari kedua telapak tangan Feng Guang. Kemudian gelombang panas itu meluncur ke arah dua pendekar berjubah hijau itu, serangan yang sangat dahsyat dan sulit dihindari, sehingga dua orang pendekar itu langsung jatuh bergelimpangan. Mereka benar-benar terkejut dan tak dapat mengantisipasi serangan tersebut.qFeng Guang hanya tersenyum dan lang

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    102. Pertrungan di Gurun Pasir Tio Sun wa

    Yao Ming tertawa dingin, lalu menjawab, "Kau memang pandai berbohong, sehingga rakyat negri ini sangat percaya dengan kebohonganmu, karena mereka bodoh. Sebenarnya kau adalah penjahat yang berlindung di bawah kekuasaan Raja Hao Xiong Han yang dianggap sebagai pahlawan karena sudah berhasil merebut kembali pemerintah kerajaan Tionggon dari tangan Perdana Menteri Tuo Hang. Tapi di mata kami, kau tetap seorang penjahat. Kami tahu kebusukanmu!""Kau telah menuduhku melakukan perbuatan yang tidak pernah aku lakukan!" Feng Guang membentak dengan penuh kegusaran. "Seharusnya kau percaya bahwa aku ini tidak pernah terlibat dalam kasus kematian para pendekar Sekte Tian Cu. Ini fitnah dan aku tidak terima atas tuduhan ini!"Yao Ming dan kedua anak buahnya tertawa lepas mendengar perkataan Feng Guang. Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang Feng Guang katakan."Jangan berkelit lagi, Feng Guang. Percuma saja, kami memiliki bukti yang kuat!" kata Yao Ming. "Malam ini kau harus mempertangg

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    101. Feng Guang Dituduh Telah Melakukan Pembantaian

    Setelah berada di luar penginapan, Feng Guang tampak terkejut sekali ketika melihat sebuah tulisan di dinding luar kamar tempatnya menginap. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan dari seseorang yang tak dikenal yang meminta Feng Guang agar datang ke sebuah tempat."Gurun pasir Tio Sun," gumam Feng Guang setelah membaca tulisan tersebut.Entah siapa orang yang sudah menulis pesan tersebut, karena dalam tulisan itu tidak tertulis nama sang penulisnya.Feng Guang tampak bingung sekali. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Bagaimana mungkin ada seorang pendekar yang menantangku untuk bertarung, padahal tak ada orang yang mengetahui kalau aku menginap di sini. Bahkan para biksu yang baru melakukan pertemuan denganku tidak ada satu pun yang tahu?"Feng Guang termenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Apakah ia harus menerima tantangan tersebut atau mengabaikannya?Setelah itu, Feng Guang langsung bersiap untuk berangkat ke gurun pasir Tio Sun. Ia tampak penasaran

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    100. Era Baru

    Dengan demikian, Feng Guang sudah mulai kehilangan kesabaran dan langsung mengerahkan jurus andalannya.Perdana Menteri Tuo Hang, saat itu masih dapat melakukan perlawanan meskipun dirinya sudah mengalami luka yang sangat parah. Namun, perlawanannya tidak berarti apa-apa, karena Feng Guang lebih unggul segalanya.Hanya dengan dua kali sabetan pedangnya, Feng Guang sukses menjatuhkan pria bertubuh kekar itu, sehingga Perdana Menteri Tuo Hang tewas dengan luka yang sangat parah di bagian leher dan perutnya.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se sudah sepenuhnya menguasai pertempuran. Bahkan mereka sudah berhasil menangkap para prajurit kerajaan dan menewaskan Panglima Hui Su sebagai orang nomor satu di angkatan perang pasukan kerajaan Tionggon yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Berkat keyakinan dan kegigihan para prajurit Hu Yui Se, akhirnya mereka mampu merebut istana yang sudah lama dikuasai oleh pasukan kerajaan yang pro terhadap Perdana Menteri Tuo Hang."Ini adalah sebuah ke

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    99. Pertrungan Feng Guang dengan Perdana Menteri Tuo Hang

    Dengan demikian, pertempuran besar pun kembali terjadi. Pasukan kerajaan melakukan perlawanan sengit atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hu Yui Se."Jangan biarkan mereka masuk. Kalian harus bisa mempertahankan istana ini!" seru Panglima Hui Su.Feng Guang dengan gagahnya memacu derap langkah kudanya langsung masuk ke halaman istana disusul oleh Dui Mui dan Hok Shin. Dengan senjata masing-masing, mereka langsung menebas leher semua prajurit kerajaan yang coba-coba melakukan perlawanan.Saat demikian gentingnya, Perdana Menteri Tuo Hang pun sudah bersiaga penuh. Ia bersama para pengawalnya langsung menghunus pedang masing-masing demi mempertahankan diri.Beberapa saat kemudian, beberapa orang dari pasukan Hu Yui Se berhasil menerobos pertahanan pasukan kerajaan. Mereka berhasil memasuki istana, kemudian langsung mengepung Perdana Menteri Tuo Hang dan para pengawalnya."Menyerahlah, Perdana Menteri!" seru Dui Mui."Bedebah!" geram Perdana Menteri Tuo Hang. Kemudian memberikan pe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status