Penyerangan Sekte Iblis Merah membuat Feng Guang kehilangan segalanya. Desa tempat klannya tinggal hangus terbakar, ayah juga pamannya tewas dengan cara yang kejam. Namun, ada satu hal yang tidak benar-benar hilang dari Feng Guang, yakni sebuah warisan yang diberikan sang ayah sebelum kematian menghampirinya. Sebuah gulungan yang berisikan peta menuju Kitab Yongshi. Kitab yang ditengarai dicari-cari semua orang untuk mendapatkan semua kekuatan. Bagi Feng Guang warisan ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang pembalasan dendam terhadap kelompok rahasia yang telah meluluh lantakkan desa dan merenggut kehidupan ayahnya. Mampukah Feng Guang menemukan kitab tersebut berbekal pada gulungan yang diberikannya? Bagaimana Feng Guang yang lemah berjuang menjadi kuat untuk bisa meraih semua tujuannya dan membalaskan dendam atas kematian ayahnya?
View MoreDengan serta-merta, Feng Guang segera berpaling ke arah belakang. Lantas, ia pun melihat ada banyak pendekar yang sudah mengitari dirinya dengan masing-masing menjulurkan tombak dan pedang ke arahnya.Tampak pula, Jui Shin berada di antara para pendekar tersebut. Kondisi tubuhnya terbelenggu tali dan mulutnya pun disumpal kain hitam."Jui Shin," gumam Feng Guang menatap Jui Shin.Jui Shin tidak bisa bergerak, ia hanya pasrah dengan pandangan lurus ke arah Feng Guang yang sangat mengkhawatirkan keselamatannya.Feng Guang menghela napas dalam-dalam, kedua telapak tangannya mengepal kuat. Ia benar-benar emosi ketika melihat kekasihnya sudah ditangkap oleh para pendekar itu."Lepaskan dia!" bentak Feng Guang penuh kegusaran. "Kalian akan tahu akibatnya jika main-main denganku!" sambungnya penuh ancaman.Di antara orang-orang tersebut, tak ada satu pun yang menghiraukan seruan Feng Guang. Mereka justru malah mentertawakan Feng Guang secara bersamaan. Sikap mereka sangat menjengkelkan, sehi
Dengan demikian, kedua orang itu langsung meninggalkan tempat tersebut. Mereka segera menghadap Cian Buke untuk melaporkan tentang keberadaan Feng Guang dan Jui Shin yang mereka curigai sebagai mata-mata dari kelompok barat yang pro terhadap pemerintahan."Dugaanku memang benar bahwa kedua pendekar muda itu bukanlah para pengembara biasa, mereka adalah orang-orang yang datang dari barat untuk memata-matai pergerakan kita di sini," ujar Cian Buke di sela perbincangannya dengan kedua anak buahnya."Benar Tuan, kami pun yakin bahwa mereka adalah orang-orang dari suku Gurma yang selama ini selalu menghalangi langkah kita dalam memerdekakan Siancu."Setelah mendapatkan laporan dari kedua anak buahnya, maka Cian Buke langsung mengutus beberapa orang anak buahnya agar melakukan tindakan tegas terhadap Feng Guang dan Jui Shin."Tangkap dan kurung mereka! Jika mereka melakukan perlawanan, bunuh saja!" tegas Cian Buke memberikan perintah kepada anak buahnya. "Tapi ingat, lakukan tugas ini pada
Keesokan harinya ...Feng Guang dan Jui Shin kembali melanjutkan pencarian. Mereka bertanya kepada setiap orang yang mereka jumpai mengenai keberadaan Din Fu, namun tak ada seorang pun di antara para penduduk kota Siancu yang mengetahui keberadaan Din Fu. Bahkan, sebagian dari mereka tidak ada yang kenal dengan orang yang bernama Din Fu."Apakah mungkin, Din Fu sudah bebas tugas?" desis Jui Shin."Kita sudah dua hari berada di kota ini, semua tempat sudah kita datangi. Tapi, tidak ada tanda-tanda Din Fu ada di kota ini," kata Feng Guang."Lantas, apakah kita akan langsung ke ibu kota?" tanya Jui Shin meluruskan pandangannya ke wajah Feng Guang.Feng Guang menarik napas dalam-dalam, lalu berpaling ke arah Jui Shin. "Sepertinya kau sudah lelah, sebaiknya kita kembali saja dulu ke penginapan. Esok pagi kita langsung ke ibu kota. Aku yakin, meskipun Din Fu sudah bebas tugas, dia pasti tinggal di ibu kota," jawab Feng Guang."Baiklah, aku ikut apa kata Kak Feng." Jui Shin menganggukkan kep
Pria itu semakin geram saja terhadap Jui Shin, sehingga dirinya langsung melancarkan serangan terhadap Jui Shin. Begitu pula dengan kawannya, langsung melakukan serangan terhadap Feng Guang, sehingga pertarungan itu pun kembali dimulai.Kedua belah pihak masih sama-sama kuat dan masih berusaha untuk saling menjatuhkan. Jual beli serangan terus berlangsung, namun pertarungan tersebut masih berjalan seimbang, karena kedua belah pihak masih sama-sama kuat.'Aku harus melakukan pertarungan jarak dekat dengan mereka, karena ini yang harus aku lakukan supaya mengetahui kelemahan mereka,' kata Feng Guang dalam hati.Setelah itu, Feng Guang memberikan isyarat kepada Jui Shin supaya maju dan lebih mendekat ke arahnya. Jui Shin paham dengan isyarat tersebut, tanpa banyak bicara lagi ia langsung merapatkan diri dengan Feng Guang."Apa yang akan kita lakukan dalam menghadapi mereka, Kak Feng?" tanya Jui Shin dengan suara pelan."Kita harus melawan mereka dari jarak dekat," jawab Feng Guang.Jui S
Jui Shin merasa geram dengan sikap orang yang sudah melemparkan ranting ke arahnya. Beda dengan Feng Guang, ia hanya diam saja dan masih belum melakukan tindakan apa-apa. Sejatinya, Feng Guang sudah paham bahwa kedatangan dua orang pria itu tidak membawa niat baik. Sudah dapat dilihat dari sikap keduanya yang terkesan angkuh dan jemawa."Diam kau gadis ingusan!" bentak salah seorang dari kedua pria itu. Dua bola matanya membola tajam menatap ke arah Jui Shin.Jui Shin hanya menyunggingkan senyum saja menanggapi sikap kasar yang ditunjukkan oleh pendekar tersebut. Sedikit pun, ia tidak merasa takut terhadap pria yang memiliki wajah sangar itu."Sikapmu sungguh menyebalkan gadis ingusan!" bentak pria yang satunya lagi. "Apa kau tidak sayang dengan nyawamu?" sambungnya."Aku memang gadis ingusan. Tapi ingat, aku bukanlah seorang gadis pengecut yang takut terhadap kalian!" Dengan suara lantang Jui Shin balas membentak."Kurang ajar!" Pria itu langsung maju dua langkah hampir mendekat ke a
Jui Shin hanya mengangguk saja menanggapi perkataan Feng Guang, ia berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh Feng Guang memang benar adanya. Jenderal Tuo Hang tidak mungkin memberi luang untuk Feng Guang bisa dengan mudah bertemu dengan Raja Hao Xiong Han. Kendati demikian, Jui Shin tetap menyarankan agar Feng Guang tetap melakukan tindakan untuk memudahkan dirinya masuk ke istana."Sebaiknya Kak Feng mencari orang yang bernama Din Fu," kata Jui Shin lirih."Din Fu itu siapa?" tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke wajah Jui Shin."Din Fu itu ajudan raja yang bertugas di wilayah kota Siancu. Aku yakin, dia dapat membantu Kak Feng bertemu dengan yang mulia raja, dia adalah seorang perwira dari kesatuan tentara kerajaan," jawab Jui Shin.Feng Guang mengerutkan keningnya menatap wajah Jui Shin. "Kau mendapatkan informasi ini dari siapa, Jui?" tanya Feng Guang."Aku mendapatkan informasi ini dari Hong In, dia tahu siapa saja yang dekat dengan raja dan yang berkhianat kepada raja. Selain
Wanita paruh baya yang wajahnya masih terlihat cantik itu tersenyum lebar menanggapi pertanyaan Jui Shin. Setelah itu, ia pun menjawab, "Aku mengenal Feng Guang dari dulu sewaktu dia masih kecil. Tetapi, Feng Guang tidak mengenaliku." "Apakah Bibi ini dulunya tinggal satu desa dengan Feng Guang?" tanya Jui Shin lagi. "Benar, dulu aku tinggal di desa Shengcun dan mengenal baik ayahnya Feng Guang," jawab wanita itu. "Aku percaya bahwa suatu saat nanti, Feng Guang dapat menguasai dunia kang ouw," sambungnya sedikit menoleh ke arah Jui Shin yang sedari tadi memandanginya. Wanita paruh baya itu adalah Nui Lei, putri sulung dari seorang tetua adat desa Shengcun terdahulu. Dia lahir di desa Shengcun dan memiliki kepandaian ilmu bela diri sejak usia remaja. Nui Lei tidak mengetahui peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh kelompok pendekar Sekte Iblis Merah terhadap para penduduk desa Shengcun. Karena jauh sebelum peristiwa itu terjadi, dirinya sudah pindah dari desa tersebut dan menetap
Malam itu, jiwa dan pikiran Feng Guang benar-benar dipenuhi rasa cemas dan kekhawatiran yang begitu tinggi. Feng Guang sangat khawatir akan keselamatan Jui Shin.Walau bagaimanapun, Jui Shin adalah orang yang sangat ia cintai, berat rasanya jika Feng Guang harus kehilangan orang yang selama ini banyak membantunya untuk bangkit dari keterpurukan."Semoga saja, Jui Shin dalam keadaan baik-baik saja. Aku tak ingin dia celaka," desis Feng Guang."Aku pun berharap demikian, kau harus bisa tenang! Nanti setelah kondisimu benar-benar pulih, kau bisa mencari keberadaan kekasihmu itu," kata Tu Fong Hui menanggapi perkataan Feng Guang. "Jui Shin bukan seorang wanita sembarangan, tidak mungkin dia dapat dicelakai dengan mudah oleh para penjahat itu," lanjut Tu Fong Hui."Semoga saja Jui Shin selamat dan tidak mengalami hal buruk seperti yang aku cemaskan," kata Feng Guang.Sesaat kemudian, San Fui dan seorang pria paruh baya datang ke kediaman Tu Fong Hui untuk menghadap Feng Guang yang saat itu
Lie Huang hanya diam saja, ia tak langsung menanggapi ajakan Feng Guang, karena dirinya masih bingung. Apakah harus ikut dengan Feng Guang atau tidak?"Kenapa kau diam, Lie?" tanya Feng Guang mengerutkan keningnya menatap wajah Lie Huang.Lie Huang menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab, "Sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu, ada banyak hal yang masih belum aku selesaikan. Mungkin suatu saat nanti, kita bisa kembali dipertemukan."Sejatinya, Lie Huang sangat menginginkan untuk ikut dengan Feng Guang. Tetapi itu tidak mungkin, karena pada saat ini ia sedang menjalankan tugas gurunya, dan tugas tersebut belum sepenuhnya ia selesaikan.'Semoga saja suatu saat nanti aku bisa berjumpa lagi dengan pemuda ini,' batin Lie Huang.***Pagi harinya, Feng Guang dan Lie Huang sudah berpisah. Feng Guang kembali pulang ke desa Shengcun, ia mengurungkan niatnya untuk ikut dalam acara sayembara, dikarenakan kondisinya yang tidak memungkinkan. Ia mengalami luka dalam yang cukup parah, akibat perte
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.