Share

5. Lui Shan Membimbing Feng Guang

Feng Guang tidak berkata apa-apa, ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai isyarat bahwa dirinya setuju dengan ajakan orang tua tersebut.

”Jurus pertama yang harus kau perhatikan adalah jurus Hui Hang, jurus tenaga dalam penghancur batu,” kata Lui Shan.

Jenggotnya yang putih panjang tampak bergerak-gerak, kedua tangannya sudah berisi kekuatan tenaga dalam Hui dan Hang. Selanjutnya, ia langsung melakukan serangan terhadap batu besar yang ada di samping Feng Guang.

Meskipun masih belum berpengalaman di dunia persilatan, tetapi Feng Guang paham bahwa angin yang menyambar keluar dari serangan tangan Lui Shan pasti sangat berbahaya, maka ia buru-buru menyingkir ke samping. Feng Guang terus memperhatikan setiap gerakan yang peragakan oleh Lui Shan.

”Walaupun sudah tua, tapi tenaganya masih cukup kuat. Kedua tangannya memiliki kekuatan tenaga dalam yang sangat besar,” gumam Feng Guang terus mengamati pergerakan Lui Shan yang baru saja menghancurkan sebongkah batu besar yang ada di dalam gua itu.

Tiba-tiba saja, Lui Shan membalikkan sepasang tangannya. Dengan gerakan yang sangat cepat, ia sudah mengerahkan kekuatan yang sangat luar biasa.

”Menyingkirlah!” teriak Lui Shan.

Dengan cepat, Feng Guang langsung menyingkir dari hadapan orang tua itu.

”Ini adalah beberapa gerakan yang harus kau perhatikan. Meskipun hanya tiga jurus yang sangat sederhana ini, tetapi kekuatannya sangat besar,” terang Lui Shan, ”setiap jurus memiliki banyak gerakan dan mengandung banyak kekuatan tenaga dalam yang sangat sulit dan sukar diduga oleh lawan.”

”Mohon maaf, Kek. Bagaimana aku bisa menguasai semua jurus-jurus yang sudah Kakek peragakan tadi, sedangkan aku tidak mengikuti gerakanmu?” tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke wajah Lui Shan.

”Kau perhatikan saja dulu! Nanti kau dapat mengikuti gerakan-gerakannya melalui kitab Yongshì, di sana kau akan mendapatkan cara lengkap untuk mempelajari semua jurus-jurusnya!” jawab Lui Shan.

Feng Guang hanya diam saja, ia kembali fokus menyaksikan dengan perhatian penuh. Meskipun demikian, ada beberapa gerakan yang bisa ia ingat.

Setelah itu, Lui Shan mulai memperagakan jurus pedang dengan menggunakan pedang pusaka yang bentuknya sama dengan pedang yang ia berikan kepada Feng Guang.

Jurus demi jurus yang dimainkan oleh Lui Shan disimak baik-baik oleh Feng Guang. Meskipun tak dapat mengingat secara keseluruhan gerakan-gerakan jurus pedang tersebut. Namun, ini adalah sebuah dasar yang dapat dipetik hikmahnya oleh Feng Guang untuk mempelajarinya lebih lanjut melalui kitab Yongshì.

Semenjak itulah, Feng Guang menjadi bersemangat mempelajari semua jurus-jurus yang tertulis di dalam kitab Yongshì. Setiap hari ia mempelajarinya dengan bimbingan Lui Shan, hingga Feng Guang berhasil menguasai seluruh jurus-jurus yang ada di dalam kitab Yongshì.

Tidak terasa, keberadaan Feng Guang sudah berlangsung hampir satu tahun di lembah Cui. Ia sudah merasa nyaman dan menganggap Lui Shan sebagai orang tuanya sendiri.

Pada suatu hari, Lui Shan mengeluarkan sebuah batu mustika, kemudian diberikan kepada Feng Guang seraya berkata, ”Kau sekarang sudah menjadi tangkai ajaib yang memiliki ketajaman dan racun yang mematikan yang mengalahkan tajamnya duri di lembah Cui. Kau sudah menjadi seorang kesatria yang akan menumpas para penjahat di daratan Tionggon.”

Feng Guang menyimak baik apa yang dikatakan oleh Lui Shan sambil menggenggam batu mustika pemberian Lui Shan, kemudian menjura kepada orang tua itu.

”Terima kasih banyak, Kek. Kakek sudah banyak membantuku, sehingga aku memiliki kepandaian yang luar biasa,” ucap Feng Guang.

Lui Shan tertawa kecil mendengar perkataan Feng Guang. ”Ingat! Aku bukan gurumu, kita tidak memiliki ikatan antara murid dan guru, aku hanya makhluk setengah manusia yang akan membimbingmu dalam mewujudkan cita-citamu. Kelak kau boleh seperti aku, membimbing orang lain dan mengajarkan jurus-jurus yang telah kau kuasai.”

Feng Guang tidak mengerti dengan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut pria senja itu. Tetapi, ia tidak bicara apa-apa, hanya menunduk sambil merangkapkan kedua telapak tangannya penuh hormat.

Lui Shan menepuk pundak Feng Guang seraya berkata, ”Sekarang kau tinggalkan tempat ini, kau adalah pendekar terkuat di rimba persilatan. Pergilah!”

Feng Guang merangkapkan kedua telapak tangan seraya menundukkan kepalanya sebagai bentuk rasa hormatnya terhadap Lui Shan yang sudah banyak membantunya.

Lui Shan adalah orang tua yang selama ini mengajarinya ilmu bela diri dan jurus-jurus tenaga dalam yang luar biasa. Sudah sepatutnya rasa hormat itu diberikan kepada orang tua tersebut.

"Suatu saat nanti, aku akan kembali ke tempat ini," kata Feng Guang.

"Tidak perlu, Feng Guang! Percuma kau datang lagi kemari, aku tidak akan pernah ada lagi di tempat ini." Lui Shan berkata lirih sambil memandang ke arah Feng Guang, "setelah kau keluar dari tempat ini, kau tidak perlu memikirkan aku!" sambungnya.

Lui Shan merasa sangat bangga dengan usaha Feng Guang. Bocah yang semula terlihat begitu payah, juga banyak ketakutan itu nyatanya berhasil menjelma menjadi seorang pemuda yang memiliki kepandaian ilmu bela diri tingkat tinggi. Lui Shan berharap, kelak Feng Guang akan menjadi seorang kesatria tangguh dalam rimba persilatan.

Feng Guang mengangkat kepalanya, kemudian memandang wajah Lui Shan. Ada perasaan sedih yang Feng Guang rasakan ketika melihat wajah penuh kerutan tersebut. Kalimat Liu Shan barusan, seolah-olah berisika sebuah petanda.

Kendati demikian, sebagai murid yang patuh, Feng Guang tidak ingin banyak bertanya. Ia percaya, Liu Shin yang sudah banyak mengalami asam-garam dunia persilatan pasti memiliki penilaian sendiri sebelum mengatakan kalimatnya barusan. 

Untuk itu, alih-alih bertanya lebih lanjut, Feng Guang mengangguk. Dengan suara yang lirih karena mencoba menahan kesedihan yang mencuat, Feng Guang berujar, "Namun, ketahuilah Kek, di mana pun aku berada, aku akan tetap merindukan kehadiranmu."

Liu Shin ikut tersenyum sambil mengelus-elus jenggotnya yang putih panjang. Pria senja itu tertawa lepas sebab inilah pertama kalinya Feng Guang terlihat begitu emosional.

Setelah dirasa Feng Guang mulai tenang, Liu Shin kemudian melemparkan sesuatu ke arah Feng Guang. Dengan cepat, Feng Guang langsung menangkap benda yang dikemas kain putih yang dilemparkan Lui Shan.

Kerutan muncul di kening pria itu. "Benda apa ini, Kek?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status