Share

Kembalinya Mama Muda Kaya Raya
Kembalinya Mama Muda Kaya Raya
Author: Ayu fatma

Thea Perterpeon

Author: Ayu fatma
last update Last Updated: 2022-06-11 22:51:16

Suara ketukan pintu terdengar membuat Thea harus terbangun dari tidurnya, dengan perasaan kesal gadis yang telah melewati masa remaja itu membukakan pintu dengan kasar. Sepasang matanya langsung menangkap seorang gadis yang berusia sebaya dengannya.

"Hai kakak," sapanya. "Oh hai, Dira. Mengapa kau kemari?" tanya Thea. Kedatangan Dira sungguh tak biasa baginya. Meskipun tidak bermusuhan, biasanya mereka akan bertingkah tidak mengenal satu sama lain. Kedatangan Dira pada kamar Thea bukanlah hal yang dapat diduga.

"Apakah salah jika aku mengunjungi sepupuku?" tanya Dira dengan kedua bahu terangkat. Kemudian tanpa persetujuan dari pemilik ruangan terlebih dahulu, Dira menerobos masuk ke dalam kamar Thea.

Thea hanya bisa menghembuskan napas kasar saat merasakan Dira melewatinya, usia dan perilaku gadis itu tidaklah seimbang.

Thea Berbalik, kepalanya berdenyut sakit saat melihat Dira tengah mengacak-acak isi lemari miliknya, entah apa yang sedang gadis itu cari. Saat Thea hendak melangkahkan kaki untuk menghampiri Dira, sepupunya itu berbalik ke arahnya.

Tangan Dira memegang sebuah gaun berwarna merah maroon."Kak, apa kau mau menemaniku?" tanyanya dengan senyum yang merekah. Tangan Dira masih setia memegangi gaun kepunyaan Thea.

"Ke mana?" sahut Thea, lalu melangkahkan kakinya ke arah sofa yang diikuti langsung oleh Dira.

"Kakak temanku merayakan acara ulang tahun, bisakah kau datang bersamaku ke sana?" tanyanya dengan raut wajah penuh pengharapan, Thea berdecak tak suka.

"Bukankah kau memiliki banyak teman?" Alis kanan Thea terangkat ke atas, merupakan hal yang sangat aneh bahwa wanita sosialita seperti Dira tak memiliki teman untuk diajak ke pesta.

"Demi apa, mereka semua sok sibuk ... kumohon ikut denganku kak!" rayunya. Kedua tangan Dira dikatupkan, memohon. Thea merasa jengah, jika dia tak segera mengiakan perkataan Dira, entah sampai kapan gadis itu akan terus meminta.

"Ya, baiklah!" jawab Thea, lalu mengalihkan matanya dari tatapan Dira yang terus berbinar. Senyum Dira merekah lebar, "Serius?" tanya Dira seakan tak percaya.

"Karena kau telah setuju, bisakah kau memakai gaun ini saat datang ke pesta?" tanyanya sambil menunjukan gaun milik Thea yang telah dipegangnya sedari tadi, Thea hanya melirik sekilas lalu berdehem singkat, sebagai tanda persetujuan.

"Cepatlah bersiap, kita akan berangkat saat jam menunjukkan pukul 19.00!" pinta Dira. Thea melirik jam tangannya kemudian berucap, "Bukankah masih lama, sekarang baru pukul 17:00," sanggah Thea. Terlalu dini untuk bersiap!

Sejenak, raut wajah Dira yang awalnya cerah berubah masam, "Ayolah kak, seorang gadis membutuhkan banyak waktu untuk bersiap!" serunya enteng membuat Thea hampir menganga lebar. Ini masih tersisa tiga jam lagi sebelum waktu berangkat!

"Terserah!" Thea mengalihkan pandangan, Dira yang mendengar Thea mengatakan itu lantas mendengus kesal, dengan kaki yang di hentakan Dira meninggalkan kamar Thea. Gadis dengan pinggul lebar itu tak melirik ke arah Thea sedikitpun saat meninggalkan ruangan.

Pikiran Thea melayang, tak seperti biasanya Dira bersikap seperti itu. Tetapi sudahlah, bahkan jika Dira merencanakan sesuatu yang membuatnya mati, Thea yakin tidak akan ada anggota keluarganya yang peduli.

•••

18:30

Setelah selesai dengan riasan pada wajahnya, Thea bercermin menatap lekat gaun berwarna merah yang telah terpasang dengan indah di tubuhnya. Gaun merah maroon dengan potongan dada rendah terasa sangat cocok pada bentuk tubuh Thea yang menonjol.

Gaun itu memiliki renda transparan dari leher sampai sikunya, mempertegas bagian dada. Thea berdecak tak nyaman, memakai sebuah pakaian yang menonjolkan bagian-bagian tubuhnya bukanlah sebuah hal yang disukai oleh Thea.

Sembari menatap cermin yang memantulkan dirinya, Thea Perterpeon, gadis berkulit putih dengan rambut bergelombang sepinggang itu berdecak, baru sekarang ia menyesal karena menyetujui permintaan Dira. Meminta pembatalan janjipun sudah terlalu terlambat, Dira pasti tengah menunggunya sekarang.

Saat ia berjalan menuruni tangga pandangannya menangkap Dira telah siap dress putih ketat dengan belahan paha lebar, mempertegas bentuk tubuhnya. Beberapa perhiasan seperti kalung dan gelang juga melengkapi penampilan Dira yang glamor.

Thea berjalan menghampiri Dira, tak memperdulikan tatapan tajam dari anggota keluarga lain yang berada di sekitarnya. "Lihatlah pakaiannya, seperti haus dengan belaian!" cibir Diego, cucu kesayangan keluarga Perterpeon dengan suara keras, seakan mengundang orang lain untuk mengumpati Thea.

Thea hanya terus berjalan tanpa memperdulikan cibiran yang terus diberikan oleh Diego. Ia menyapa Dira saat telah sampai pada anak tangga terakhir, "Hai Dira, apa kau sudah siap?" sapa Thea berbasa-basi, "Tentu!" seru Dira bersemangat bersemangat. Kali ini rambut gadis itu tak diikat seperti biasanya, rambut lurus sedada itu digerai tanpa riasan sedikitpun.

"Jadi, kita berangkat sekarang?" tanya Thea saat menyadari tak ada tanda ajakan untuk berangkat dari Dira. Dira terhenyak, "Ya baiklah, aku akan menyuruh pelayan memanggil sopir terlebih dahulu," ucapnya agak kikuk, lalu kakinya mulai berjalan pergi meninggalkan tempatnya dan Thea berdiri.

"Tidak perlu!" seru Thea pada Dira saat gadis itu hendak keluar. "Tapi," Thea memotong ucapan Dira, "Kita naik Supercar milikku dan aku yang akan mengemudi," ucap Thea singkat. Kemudian berjalan, mendahului Dira ke arah garasi mobil.

Pemandangan kota sangat ramai saat ini, meskipun banyak kendaraan yang berlalu-lalang untung saja tak terjadi kemacetan. Kota tempatnya tinggal bukanlah sebuah tempat yang istimewa, hanya sebuah kota metropolitan yang mengandung banyak polusi udara dan suara.

Braak!

"Eh apa itu?" tanya Dira yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Thea. segera, Thea menghentikan laju kendaraannya saat merasakan tabrakan dari arah belakang, segera ia membuka pintu bersiap memaki manusia yang telah menabraknya.

Pengemudi mobil yang telah menabrak Thea lantas keluar dari dalam mobil saat melihat Thea menghampirinya. Thea menarik nafas kasar, bersiap untuk memaki.

"Hei! kau belum lulus ujian mengemudi ya?" ucap Thea dengan nada suara yang rendah. Pengemudi pria itu tersenyum canggung. Belum sempat pengemudi itu berucap, terdengar suara seorang pria matang dari dalam mobil. "Minta dia memberikan nomor rekeningnya!" teriak pria itu.

Wajah Thea memanas. Apakah dia tak tahu bagaimana cara meminta maaf dengan benar? apa dia mengira bahwa seluruh hal bisa diselesaikan dengan uang, hei apakah Thea tampak benar-benar seperti seorang yang kekurangan uang?

Emosi Thea memuncak, tanpa sadar kata makian keluar dari bibirnya, "Setidaknya keluarlah bajingan! apa kau tidak pernah diberi pembelajaran tata krama?" sarkas Thea. Segera ia menutup mulutnya saat sadar akan apa yang ia ucapkan.

Pintu mobil terbuka kasar, menampilkan sesosok pria jangkung dengan wajah yang tampak sombong. Dahi Thea mengkerut, dia sangat membenci manusia seperti pria ini.

"Aku sudah keluar, sekarang berikan nomor rekening milikmu!" seru pria itu membuat Thea frustasi, dengan emosi yang menggebu-gebu Thea melemparkan tatapan tajam kearah pria itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Weak

    Jam menuju bahwa malam semakin larut, Thea telah berpindah dari balkon menuju sebuah kamar yang ditujukan oleh Yolanda. Sedangkan Yohan kini telah pergi entah kemana. Thea bersiap merebahkan tubuhnya setelah membersihkan tubuhnya tadi.Dalam gelap gadis itu masih terbangun, ia mengedipkan matanya beberapa kali ... berharap agar kantuk datang menghampiri. Tangan Thea terjulur ke atas perutnya, sekarang perutnya mulai membuncit. Gadis itu bersenandung dalam gelap, berharap hal itu dapat membuatnya mengantuk. Namun, nihil ... ia malah menginginkan Yohan berada di sisinya saat ini."Berhenti memikirkan papamu, mama mengantuk!" serunya, ia berbicara dengan bayinya sendiri. Thea terdiam, ia merasa bahwa apa yang baru saja ia lakukan adalah suatu hal yang aneh."Ayo tidur," ajaknya pada bayinya. Thea mulai menata bantal untuk membuat bagian kepalanya lebih tinggi. Gadis itu mulai memejamkan mata.Saat matanya benar-benar telah mengantuk ia merasa melihat

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Yolanda Radcliffe

    Canggung. Sebuah kata yang mampu menjelaskan kondisi Thea saat ini. Gadis itu kini tengah duduk di samping Yohan, mereka berhadapan dengan Yolanda yang menatap kedua sejoli itu dengan tatapan menelisik.Di ruangan ini hanya ada mereka bertiga, para pekerja yang biasanya selalu berada di sekitar Yolanda sudah pergi sedari tadi atas perintah dari Nyonya rumah tersebut."Sekarang bisa kamu jelaskan?" Rupanya Yolanda sudah tak sabar untuk menunggu penjelasan dari Yohan. Yohan mengangkat dagunya, ia menarik napas panjang agar memudahkannya menyelesaikan penjelasannya dalam sekali hentakan napas."Perkenalkan Mom, ini Thea. Aku akan menikah dengannya. Ada beberapa kejadian yang menimpa kami, dan aku memutuskan untuk memilih untuk menikahinya. Aku mohon Mom, tolong jangan menentang pilihanku yang ini," ujarnya dengan wajah datar seakan ini bukanlah hal yang terlalu sulit baginya. Wajah Yolanda tampak syok berat."Menikah?" tanyanya seakan memastikan. Yoh

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Kediaman Radcliffe

    Yohan, nama seorang pria aneh dengan segala misterinya. Thea bahkan sampai sekarang masih tak mengerti apa yang sebenarnya ada di dalam kepala pria itu, dia selalu melakukan segala hal dengan spontanitas ... Thea benar-benar tak bisa menebak langkah apa yang akan dipilih selanjutnya oleh pria itu, seperti saat ini."Kau ... Tinggal di sini, urus seluruh hal yang berkaitan dengan pernikahanku. Tak perlu mewah, cukup dengan pernikahan sederhana dengan mengucap janji di altar," ucap Yohan setelah memerintahkan pada Devan dan notarisnya untuk keluar dari mobil.Saat ini mereka sedang berada di parkiran, tepatnya mereka berdiri tepat di depan mobil milik Yohan."Anda meninggalkan saya, di sini?" tanya Devan memastikan. Yohan mengangguk mantap, lain dengan Devan yang berwajah senang ... notarisnya tak bisa mengendalikan raut wajahnya, mulutnya terbuka kaget tak terima."Apa? Kau tak terima?" tanya Yohan, sungguh mulutnya tak bisa dikontrol. Notarisnya menggeleng, deng

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Pilih Baju Pengantin

    Yohan menghubungi Devan, pria itu meminta flat shoes/sandal wanita untuk dibawakan ke ruangannya. Pria itu berbicara cukup lama, entah apa lagi yang dia minta pada asistennya itu. Setelah beberapa saat ia bicara Yohan baru mematikan ponselnya, pria itu kembali memijat tumit kaki Thea.Pintu diketuk beberapa kali sebelum terbuka, wanita tadi kembali dengan membawa beberapa katalog di tangannya. Awalnya wanita itu terdiam kaget karena melihat atasannya memegang kaki seorang gadis yang tak di kenalnya, tapi ia berusaha untuk profesional dengan tidak memperdulikan hal itu."Permisi, Tuan. Ini beberapa koleksi pakaian pengantin yang toko ini miliki!" ujarnya, ia memberikan buku yang berisikan koleksi foto-foto baju pengantin kepada Thea dan Yohan. Yohan mengangguk, kemudian ia memberikan isyarat untuk wanita itu keluar."Ada yang kau sukai?" tanya Yohan setelah wanita itu benar-benar hilang dari pintu. Thea menengok ke arah Yohan."Sebenarnya apa hal i

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Perjanjian Baru

    Suasana di dalam mobil kembali hening setelah notaris tadi membacakan ulang beberapa poin yang mereka janjikan kemarin, Yohan memberikan beberapa poin tambahan pada perjanjian itu, diantaranya adalah:1. Pihak A (Yohan Radcliffe) bertanggung jawab penuh untuk menafkahi pihak B (Thea) selama masa perjanjian berlangsung.2. Pihak B wajib menerima seluruh hal yang diberikan oleh pihak A selama masa perjanjian berlangsung.3. Setelah masa kontrak berakhir ke dua belah pihak akan tetap berhubungan dengan baik.Thea membaca pembaharuan perjanjian itu dengan tenang, dahinya mengernyit kala mendapati poin ke dua. Gadis itu menatap lekat wajah pria yang tengah mengemudi di sampingnya.Yohan yang sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan itu menengok, "Apa?" tanyanya santai. Tangan pria itu bergerak menyetel musik dalam mobilnya, ia memilih menyetel lagu milik mendiang Avicii—the nights."Apa maksudmu aku harus menerima seluruh barang yang kau berikan

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Menuju Rumah Radcliffe

    Thea telah siap dengan pakaiannya beberapa saat lalu, gadis itu mengenakan gaun putih yang memiliki panjang hingga lutut. Rambutnya diikat mengenakan pita agar terkesan rapi."Kenapa, jelek ya?" tanya Thea saat melihat Yohan menelisik penampilannya."Jangan, gini aja. Cantik!" seruan Yohan membuat kecanggungan yang luar biasa di antara mereka berdua. Thea memilih untuk berpura-pura tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yohan, gadis itu terus membereskan pakaiannya yang berada di dalam koper."Um, ayo pergi!" ajak Yohan. Thea mengerutkan dahinya bingung."Kemana?" tanya gadis itu tanpa beralih dari pekerjanya. Yohan berjalan masuk ke dalam kamar, ia mendudukkan tubuhnya pada ranjang sembari memperhatikan kegiatan yang tengah Thea lakukan."Rumah keluargaku," jawab Yohan mantap. Thea lantas menghentikan kegiatannya, ia menatap Yohan dengan wajah penuh tanda tanya."Kenapa?" Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga dari bibir manis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status