Ali bergegas pergi, melewati para berandal di tanah. Brody mengikuti pergerakan Ali meski ia cukup sulit bergerak tanpa bantuan tongkat. “Dia bergerak dan menghilang dengan sangat cepat.”Althon memasuki ruangan setelah mengambil barang-barang para berandal. Ia membuka kostum, meneguk segelas minuman. “Jangan bunuh diri, Brody. Kau masih belum membayar hutang-hutangmu padaku.”“Tutup mulutmu, brengsek! Aku tidak ingin bunuh diri!” Brody menatap Althon lekat-lekat. “Di mana orang-orang yang mengawasimu sekarang?”“Mereka kemungkinan berada di dekatku sekarang.” Althon mendekati Brody. “Kau tidak perlu khawatir. Mereka tidak akan menyakitimu selama kau tidak menyakitiku.”Althon terdiam ketika melihat beberapa berandal tidak sadarkan diri di belakang bangunan restoran. “Ali tampaknya sudah menghajar mereka. Aku bisa melihat jejak kaki di wajah dan pakaian para berandal itu,” gumamnya. “Apakah orang-orang yang mengawasimu sangat kuat?” Brody perlahan duduk, bersandar pada dinding. Ia n
Udara menjadi lebih dingin dari biasanya. Gerimis mengguyur Paulcity sejak pagi, tetapi suasana kota menjadi lebih ramai dari kemarin. Hari libur nasional menjadi waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Kendaraan-kendaraan dari luar kota tampak memadati jalan raya, terjebak macet ketika akan memasuki gerbang masuk. Para pemilik toko tampak kesal saat melihat kondisi toko yang berantakan, apalagi sebagian mereka kehilangan uang dan beberapa barang. Mereka langsung memadati kantor polisi untuk melaporkan kasus pencurian.Kabar perampokan dan pemerasan tersebar begitu cepat. Di tengah kunjungan wisatawan luar kota yang meningkat, tingkat kejahatan juga ikut meningkat, berbanding terbalik dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang justru menurun. Meski demikian, keramaian tidak kunjung surut. Kendaraan-kendaraan tampak berlalu lalang di jalanan, begitu pun dengan para pejalan kaki. Beberapa orang tampak berkerumun di depan restoran Althon, membaca informasi di daftar menu dan brosu
Sepuluh berandal berkumpul di bawah jembatan. Kendaraan tampak berlalu lalang dengan sangat cepat. Hujan mengguyur cukup deras. Pemimpin berandal berkata sambil mengayun-ayunkan kayu, “Kita hanya memiliki waktu dua jam lagi untuk menyetor uang pada bos. Akan tetapi, kita masih belum mendapatkan cukup uang sekarang. Kita sudah merampok beberapa toko dan memeras para pejalan kaki. Sialnya, beberapa teman kita berada di kantor polisi sekarang.”“Aku mendengar jika restoran baru di pusat kota mendapatkan banyak pelanggan di hari pertama restoran buka. Pemilik restoran pasti mendapatkan banyak uang. Kita akan mendatangi restoran itu untuk mendapatkan uang sekaligus mengumpulkan barang-barang berharga. Kalaupun polisi menangkap kita, harus ada beberapa di antara kita yang menyetorkan uang pada bos agar kita semua selamat. Kalian mengerti?”Para berandal mengangguk bersamaan. “Kita akan berangkat lima menit lagi. Persiapkan diri kalian sebaik mungkin.”Hujan semakin deras mengguyur. Angin
Sonic menghadap para bawahannya yang masih terbaring di lantai, tertawa terbahak-bahak. “Aku sangat marah sampai aku menghajar semua pasukanku. Sayangnya, aku harus menghentikan kesenangan ini.”“Bangunlah, brengsek! Jika kalian tidak bangun dalam hitungan tiga, aku akan benar-benar menghabisi kalian!” teriak Sonic. Para berandal bergegas berdiri, meringis kesakitan, menyentuh luka-luka mereka. Mereka menunduk ketakutan, tidak berani menatap Sonic. “Aku memiliki informasi penting untuk kalian. Aku terpaksa bekerja sama dengan para pemimpin berandal kota lain untuk menghancurkan Red Sting. Mereka sedang tercerai berai karena serangan sebuah kelompok. Mereka dalam keadaan lemah sekarang. Aku dan pemimpin berandal lain memanfaatkan hal itu untuk menyerang mereka,” kata Sonic. Para berandal sontak mendongak hampir bersamaan, saling berpandangan. “Apakah kalian akan ikut denganku untuk menghajar mereka sekaligus mengambil alih wilayah kekuasaan kita semula?” Sonic berteriak. Anggota B
Belasan pengendara motor menembaki anggota Red Sting tanpa ampun. Delapan mobil menepi di depan halaman. Pasukan meluncur menuju gedung. “Serang!” teriak seorang anggota Red Sting seraya menghunuskan balok kayu. Kelompok lawan bergerak sangat cepat melumpuh anggota Red Sting. Mereka menerobos memasuki gedung, menghajar semua orang tanpa ragu. Anggota Red Sting terdesak mundur hingga ke sisi bangunan. Mereka terkejut melihat kemampuan lawan.“Mereka memang sangat kuat! Mereka mengalahkan banyak anggota dalam waktu singkat,” ujar Ronny yang bersembunyi di balik dinding. Tangannya bergetar hebat hingga pistol nyaris terjatuh dari tangannya. “Aku mengerti sekarang kenapa ayah memintaku untuk melarikan diri dari sampah-sampah itu. Mereka berada di level yang berbeda.” Ronny menggertakkan gigi. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mungkin meninggalkan anggota-anggotaku dan di saat yang sama aku tidak mungkin melawan mereka sendirian.”Ronny melihat anggota Red Sting sudah berj
Hujan mengguyur sejak semalam. Udara pagi terasa lebih dingin dibandingkan kemarin. Beberapa burung terlihat berteduh di sebuah dahan, melesat terbang menuju sebuah kamar. Seorang dokter tengah mengecek keadaan Anthony dengan teliti. Alan berbincang dengan dokter itu setelah pemeriksaan selesai.Alan mendekati Anthony ketika dokter meninggalkan ruangan. “Kondisi Anda terus membaik, Master. Rasa bahagia Anda membuat Anda pulih lebih cepat.”Alan membantu Anthony duduk di kasur. “Aku sangat bahagia setelah melihat pembukaan restoran Althon. Dia bekerja sangat serius dan cekatan. Dia memasak dan melayani pembeli dengan baik. Dia juga membuat konsep restoran yang bagus. Dia semakin mirip dengan Arthur,” ujar Anthony dengan mata berkaca-kaca. “Aku sungguh bersyukur atas kebahagiaan ini.” “Tuan Muda menjalankan tugasnya dengan baik agar dia bisa bertemu dengan Anda, Master. Anda harus tetap sehat dan bahagia agar Tuan Muda tidak mencemaskan Anda.”Anthony menyeka air mata. “Kau benar, Al
“Kau benar. Kita pergi sekarang.”Althon tersenyum ketika melihat para berandal itu meninggalkan lorong. “Rencana kita berhasil. Para berandal itu pergi ke pelabuhan.”“Dasar brengsek!” Brody mencuci wajah di wastafel, mengeringkan wajah dengan handuk. “Kau benar-benar licik! Kau pasti menyimpan beberapa barang para berandal di pelabuhan agar mereka semakin yakin dengan cerita karanganmu.”“Kau benar.” Althon mencuci wajah. “Para berandal itu mengatakan jika Sonic dan sebagian besar pasukan Black Wolf berada di luar kota sekarang. Itu berarti para berandal itu tidak akan mengganggu kita untuk sementara.”“Sonic dan pasukannya pergi ke luar kota?” Brody tercenung. “Mereka pasti akan menyerang kelompok lain untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka.”Hujan reda satu jam kemudian. Althon membuka restoran. Beberapa pembeli langsung menyerbu restoran, memesan beberapa makanan. Restoran semakin ramai seiring waktu. Althon menempelkan informasi lowongan pekerja paruh waktu di papan informas
Brody sengaja bangun lebih awal untuk mengintip Ali dan para pengawal. Ia keluar dari kamar dengan mengendap-endap, melangkah hati-hati. “Si brengsek itu masih tertidur.”Brody menuruni tangga sepelan mungkin. Ia hanya melihat cahaya temaram di ruangan restoran. Ketika ia mencapai lantai bawah, ia terkejut ketika merasakan sebuah benda dingin menempel di lehernya. “Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Ali yang sudah berdiri di belakang Brody, menekan kuat benda perak di leher pria itu. “Katakan atau aku akan menghajarmu.”Brody meneguk ludah berkali-kali, terkejut ketika empat pria sudah berdiri di depannya. Ia tertawa untuk menghilangkan gugup. “Aku hanya ingin tahu kemampuan kalian.”“Apakah kau sudah tahu kemampuan kami sekarang?” tanya Ali. “Ya, aku sudah tahu. Lepaskan aku sekarang. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi.”“Kami memberikan peringatan pertama dan terakhir padamu. Lakukan tugasmu dengan baik, dan bersandiwaralah seolah kau tidak melihat kami. Kau mengerti?”Brody te
“Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba
292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan
Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan
Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i
“Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber
Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s
Bukti-bukti kejahatan Arnold, Aaron, dan Andy terus bermunculan di layar. Semua orang bisa melihat foto dan video itu dengan sangat jelas. Suasana menjadi sangat riuh. Arnold, Aaron, dan Andy masih berada di tempat mereka berdiri, tetapi keadaan mereka terus terpojok saat tatapan sanak saudara mereka begitu sinis dan penuh selidik. Melihat reaksi Abraham, Arka, dan Anita, mereka bisa memastikan jika orang-orang itu sudah bekerja sama dengan Althon untuk mengacaukan acara ini.Arnold, Aaron, dan Andy sudah mengira jika Althon ataupun Arthur kemungkinan akan muncul dan membuat kerusuhan di acara. Akan tetapi, mereka tidak menduga Abraham, Arka, dan Anita akan tahu soal kejahatan mereka. “Semua video dan foto itu adalah palsu! Pria sialan itu hanya ingin mengacaukan acara ini! Penjaga segera singkirkan sampah itu dari tempat ini sekarang juga!” teriak Arnold sembari menunjuk Althon. Aaron memekik kencang. “Sampah itu hanya berpura-pura sebagai putra dari Arthur! Dia hanya pembohong! J
“Hentikan semua ini!” teriak Althon dengan penuh kesungguhan. Ia menatap tajam Arnold yang nyaris menerima pedang di tangannya. Hampir semua anggota keluarga Leander sontak terkejut, menoleh pada pasukan bersenjata yang memasuki ruangan. Hujan yang mengguyur deras mendadak berhenti. Althon terus berjalan di tengah-tengah pasukan bersenjata. Ia melihat pasukan Arnold, Aaron, dan Andy mulai bersiaga, mengarahkan pistol padanya dan pasukannya.“Apa?” Arnold seketika menoleh, menatap tajam. “Apa yang terjadi? Siapa mereka? Bagaimana mungkin mereka bisa masuk dan lepas dari penjagaan?”Arnold mengepalkan tangan erat-erat. “Apa mungkin dia ... Arthur?”Aaron dan Andy juga sangat terkejut. Mereka saling melirik, memberikan tanda pada pasukan mereka untuk bersiaga penuh. “Siapa orang yang berteriak tadi?” tanya Alex sembari mengamati pasukan yang terus mendekat. “Dasar bajingan! Apa mungkin apa yang ayah takutkan benar-benar terjadi?”“Maksudmu Paman Arthur datang?” Alexa tampak ketakutan.
Anthony masih belum sadarkan diri hingga sekarang. Arnold, Aaron, Andy, dan keluarga mereka menjenguk pria itu sebelum acara dimulai. Dokter mengatakan kondisi Anthony sudah mulai membaik. Sayangnya, pria itu tidak bisa hadir di lokasi acara. Arnold mengamati Anthony lekat-lekat. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan erat-erat, tersenyum. “Aku tidak akan mengecewakanmu, Ayah. Aku berjanji.”Aaron dan Andy menatap sinis Arnold, menahan kekesalan. Abraham berkata sembari mengelus rambut Anthony, “Berdasarkan aturan keluarga, Anthony seharusnya yang memimpin pengukuhanmu sebagai ahli waris keluarga. Akan tetapi, karena kondisi Anthony yang masih belum menunjukkan tanda-tanda sadarkan diri serta untuk menghindari hal buruk, maka tugas itu berada di tanganku sekarang. Aku harap kau tidak keberatan, Arnold.”“Aku sangat mengerti, Paman.” Arnold menoleh pada Arka dan Anita. “Kau adalah sosok yang paling tepat untuk menggantikan posisi ayah. Paman Arka dan Bibi Anita juga sudah setuju dengan