Share

Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite
Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite
Author: Cheezyweeze

A1. Game Over

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2025-08-01 16:17:53

Alex berteriak mengeluarkan beban pikiran yang ada. Alex seperti menyesali dengan nasib yang tengah menimpa dirinya. Rasanya hidupnya tidak berarti lagi tanpa sosok seorang Reyna, tapi bagaimana pun juga Alex harus tetep melanjutkan hidupnya dengan atau tanpa Reyna. Jalan hidup Alex masih panjang. Namun, ada kalanya manusia punya rasa jenuh yang menghinggapi setelah mengalami kejadian yang membuatnya trauma.

"Bodohnya aku telah menghilangkan dua nyawa yang tidak berdosa," ujarnya terlihat menyesalinya.

Penyesalan yang mungkin tidak bisa dia tembus sampai kapan pun bahkan dia sampai tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Orang yang dia sayangi telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Sosok menakutkan yang ada dalam diri Alex saat itu sirna. Dia menjadi pria cengeng yang setiap waktu selalu menitihkan air mata saat teringat akan kejadian itu.

Terpukul berat? Ya. Mungkin itu yang sedang Alex rasakan. Yang pasti tentunya dia bisa melindungi mereka, tapi ternyata Alex sendiri juga harus merasakan tiga buah peluru panas yang harus bersarang di tubuhnya.

Akibat dari tiga peluru itu membuat Alex harus menjadi pasien di rumah sakit selama dua minggu. Tentunya ini bukan hal biasa bagi para rekan kerjanya, karena Alex adalah orang yang kuat dan tidak mudah tumbang.

***

Sebulan setelah masa pemulihan Alex kembali untuk bertugas. Ada yang sedikit berbeda dari pria itu, dia terlihat lebih banyak melamun dan tidak fokus. Pastinya membuat rekan yang lainnya merasa bahwa Alex menjadi beban dalam tim mereka.

Dalam sesi latihan pun Alex sering membuat kesalahan dan tentunya membuat yang lainnya kesal.

'Alex!" panggil John sambil berlari menghampiri Alex. "Aku rasa mungkin kau masih membutuhkan istirahat," lanjutnya.

Alex hanya diam menatap John tanpa ekspresi apapun. Alex pun bangkit dan meraih senapannya. Pria itu hendak melanjutkan latihannya.

Melihat hal tersebut, John menarik napas dan berkacak pinggang. Kedua netra itu terus memperhatikan ke mana Alex pergi. John menggelengkan kepalanya dan menyusul Alex.

Pria itu sudah berdiri di posisinya dan memegang senapan dengan tipe SS1. Mengarahkan pada metal shooting target.

Satu dua kali tembakan telah dilepaskan oleh Alex. Mengganti senjatanya dengan laras pendek berjenis Colt M1911A1, lalu berlari ke depan sambil menembak dan menggulingkan tubuhnya di atas rumput. Terakhir dia menembak dengan posisi kaki kiri menekuk di atas rumput.

"Clear!" teriak pelatih. "Alex, pemenangnya. Dia menembak tepat sasaran dan tidak melukai sandera!" lanjutnya berteriak.

Alex melirik John. Lirikan Alex memberi isyarat pada John bahwa dirinya masih berguna dalam Tim A.

"Aku tidak ingin banyak bicara, John. Aku tahu jika aku ini mungkin menjadi beban dalam tim untuk saat ini. Aku tidak ingin berdebat masalah yang tidak penting." Alex berlalu dari sana.

"Alex tunggu!" John meraih tangan kanan Alex. "Masalah tidak penting yang seperti apa maksudmu? Tentu saja hal itu penting bagi kita," papar John.

Alex menatap John, lalu beralih ke bawah memperhatikan genggaman tangan John pada tangannya.

"Lepaskan!" kata Alex tanpa beralih dari sana tatapannya. Namun, John belum juga melepaskan tangan Alex. "Lepaskan!" Sambil tatapannya beralih menatap John.

Alex menatap tajam John. Tatapan yang bisa langsung diartikan oleh John.

"Oke——oke!" John melepaskan tangan Alex, lalu kedua tangan Alex diangkat ke atas.

***

"Alex, kau tahu 'kan bahwa kau adalah prajurit terbaik dalam tim A. Lalu bagaimana kau bisa menjelaskan kejadian ini?" John terlihat emosi.

Fatal———memang fatal. Sekali membuat kesalahan dan berakibat fatal. Tentunya ada resiko atau hukuman tersendiri bagi seorang prajurit yang melakukan sebuah kesalahan.

Hukuman pun tidak memandang pada seorang prajurit yang berprestasi ataupun prajurit terbaik.

Rumor buruk pun beredar begitu cepat. Dari mulut ke mulut hingga satu batalyon mendengarnya. Banyak yang tidak percaya akan rumor tersebut, tapi ada sebagian yang percaya dan mengkaitkan dengan tragedi yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Hingga waktu itu tiba ....

"Apa kau serius, Lex!" John tampak tidak percaya dengan pernyataan Alex pada saat itu. Alex pun tidak akan mengulangi kalimat itu sekali lagi dan memang begitulah karakternya. "Tapi, Lex————" John tidak lagi melanjutkan kalimatnya. Dia sudah paham jika Alex sudah mengatakan A akan tetap A sampai akhir dan tidak akan pernah berubah.

Justru di sini, John-lah yang terlihat frustrasi. Sedangkan Alex tampak tenang. Saat itu Alex tidak banyak bicara atau menanggapi atasannya, karena dinilai nanti apa yang dikatakan olehnya akan berbeda lagi. John berulang kali memegang kepalanya, lalu menatap Alex karena masih ada misi tugas penting yang harus mereka selesaikan. John tidak bisa berbuat banyak. Hal itu memang bukan kapasitas John untuk ikut campur, karena itu sudah menjadi urusan Alex dengan kesatuan dan kantor pusat.

"Jika itu keputusanmu, tim kita akan kehilangan personil yang paling tangguh dan paling brutal," tegas John.

Alex berhenti dari tim A pasukan elite yang telah membesarkan namanya. Tentunya hal itu membuat rekan satu tim-nya kaget. Mereka bukan menginginkan Alex keluar dari tim, hanya saja mereka ingin Alex mengambil cuti guna menstabilkan diri atau menenangkan dirinya.

Alex adalah satu-satunya prajurit pilihan terbaik yang telah menorehkan banyak prestasi dalam kesatuannya. Memang tidak bisa dipungkiri dunia militer atau tempatnya pasukan elite akan kehilangan sosok anggota terbaiknya.

Lalu apakah Alex berhenti sendiri atau diberhentikan dari kesatuan atau alias dipecat?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A71. Tawaran Kontrak Kerja (2)

    Yura membaca kertas yang disodorkan oleh Ronald. Pria itu menyuruh Yura untuk membacanya dengan detail. Ronald tidak ingin ada kesalahpahaman atau hal yang buruk terjadi."Aku tidak ada maksud buruk denganmu atau mungkin kau berpikir aku akan mengubah isi surat itu setelah kau tanda tangani." Ronald meyakinkan Yura yang tampak masih ragu.Ada rasa takut saat Yura ingin menatap Ronald. Yura sangat tahu betul siapa Ronald. Ronald dan Benigno memang tidak jauh beda. Mereka berdua sama-sama berkecimpung di dunia hitam."Yura——namamu, bukan?" tanya Ronald dan dijawab anggukan kepala dari Yura. "Aku sudah tahu keadaanmu. Kau punya seorang anak yang masih butuh biaya banyak. Rumah yang masih mengontrak, tidak punya suami, dan terkadang susah untuk makan." Ronald menatap Yura dan Yura membalas tatapan Ronald. Yura mengangguk. Ronald mengembuskan napas dan menyandar ke head board. 'Jadi semua informasi yang dicari Pablo benar, lalu apa hubungan wanita ini dengan Peter? Apa mereka berdua sep

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A70. Ronald Bertemu Yura

    Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 siang. Hanya ada sisa waktu satu jam tiga puluh menit. Padahal jarak tempuh dari apartemen Peter ke rumah Yura kurang lebih sekitar 45 menit. Belum lagi waktu yang ditempuh untuk sampai ke klub malam.Akhirnya Peter meminta pada Yura untuk datang ke apartemennya, jadi pria itu masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri.Beruntung Yura wanita penurut. Wanita itupun sanggup untuk datang ke apartemen Peter siang itu juga. Entah kenapa Yura begitu patuh dan nurut pada Peter atau karena Yura terlalu cinta pada Peter sehingga wanita itu rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh Peter.Jawabannya ada pada si Author hehe ....Setelah mengiyakan panggilan dari Peter, Yura langsung mempersiapkan diri untuk segera menyusul ke apartemen Peter.Tidak butuh waktu lama Yura sampai di apartemen, karena untungnya siang itu tidak terlalu macet.Sesampainya di apartemen, Peter pun sudah siap dan dia pu

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A69. Tawaran Kontrak Kerja (1)

    Jantung Brandon berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Apakah kesempatan dia hidup hanya sampai hari itu? Brandon berpikir jika Ronald akan akan membunuhnya. "Apa maumu?" tanya Brandon. "Mauku ... hmm, soal klub malamku yang kau porak porandakan itu." Diam menatap Brandon. "Ah, sud———" "Jadi kau ingin menuntutku?" potong Brandon. Ronald memalingkan wajahnya untuk menatap Brandon. Alis sebelah kiri terangkat. "Aku tidak akan menuntutmu, tapi aku akan menawarimu sebuah pekerjaan," balas Ronald. Kini giliran Brandon yang alisnya menukik tajam. Menatap tajam dengan tatapan seolah pria itu tengah mempermainkannya. Brandon tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. "Benar-benar aneh!" cicitnya. "Aku akan melepaskanmu jika kau menerima tawaran ku. Tentunya kau juga butuh uang untuk hidup. Sedangkan kau sudah tidak punya pekerjaan lagi," papar Ronald. Brandon kembali diam. Kepalanya menunduk. Dalam hatinya dia berkicau dan memaki. 'Persetan dengan gengsi. Aku

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A68. Cari Mati

    Brandon masih merasa asing dengan suara tersebut. Pria itu masih bertanya-tanya siapa dia? Bahkan tidak bisa dipungkiri jika hati Brandon juga tengah berdebar-debar. Ada rasa takut? Pastinya iya karena dia merasa jika dirinya sudah dikepung. Brandon terus menggerakkan kedua tangannya yang terikat dan sepertinya rasa perih sudah menjalar ke lengan atasnya.'Siap sekali aku ini, huh! Kenapa tali ini susah sekali untuk dibuka?' keluhnya dalam hati.Antara pasrah dan ikhlas jika memang hidupnya harus sampai di hari itu saja. Brandon tidak bisa berteriak dan dalam keadaan terikat. Tenaganya sudah terkuras habis hanya untuk berteriak dan bergerak berusaha melepaskan diri, akan tetapi nihil. Hal itu tidak mungkin terjadi.Brandon masih memasang telinganya dengan tajam. Pria itu masih penasaran di mana dia berada dan siapa mereka. Jika terbukti mereka adalah orang suruhan Alex, maka Brandon akan membuat perhitungan dengan pria itu."Tuan, kami sudah membawanya ke sini," ujar Pablo."Hm, jadi

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A67. Suara Siapa?

    Peter membawa Yura ke sebuah klub malam guna menawarkan sebuah pekerjaan. Sebenarnya bukan Peter yang menawarkan pekerjaan, tapi bos-nya Peter.Yura sendiri memang sedang membutuhkan pekerjaan karena bagaimana pun juga ketika wanita itu sedang nge-fly, dia butuh serbuk putih yang banyak. Maka dari itu tentunya dia pun butuh uang banyak.Wanita itu mengikuti saja kemauan kekasihnya. Peter pun tidak bisa terus menerus memberi Yura serbuk putih gratis, karena Peter pun mendapatkannya dengan uang juga alias membelinya."Kau yakin menyuruhku kerja di sini?" Yura menatap Peter."Terus kau ingin bagaimana? Tidak mungkin aku terus memberimu secara gratis," ucap Peter ketus.Memang sangat menyakitkan, tapi Yura pun paham akan hal itu. Wanita itu tidak mungkin harus terus bergantung pada Peter. Mengingat Yura punya rasa trauma pada sosok ayah dari Zea. Seorang pria brengsek yang tidak mau bertanggung jawab. Pria bodoh yang begitu saja menghilang bak ditelan bumi."Bagaimana?" Peter menyakinkan.

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A66. Diculik (1)

    Zea melangkah naik ke atas sambil tersenyum. Senyum yang begitu bahagia dan lega ketika melihat seseorang yang baru saja sampai. "Paman pulang." Berlari menghampiri Alex. "Paman tahu kalau aku punya keyakinan paman akan pulang hari ini." Alex tidak menjawab Zea. Pria itu terus melangkah naik ke lantai dua diikuti oleh Zea. Alex menghentikan langkahnya saat melihat sesuatu. Ya, sebuah kantung berisi susu dan sandwich. Alis Alex berkerut saat mendapatkan bungkusan yang lainnya tergeletak di sudut dinding. Zea muncul dari belakang Alex dan kepalanya terangkat menatap pria itu. Kini tatapan Zea beralih ke bekas bungkus sampah botol susu dan plastik bungkus sandwich. "Maaf, paman." Zea menatap Alex dengan mimik wajah takut, lalu menundukkan kepalanya. "Aku tidak mencurinya. Aku hanya membantu memakannya agar tidak basi dan aku sudah meminta izin pada paman," lanjutnya menjelaskan. Alex menoleh menatap Zea. Bocah itu mundur satu langkah. Bahkan Zea mendengar embusan napas kasar dari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status