Share

Putus!

Naga dimensi itu terbang tinggi di atas langit dengan membawa keluarga Arcaka. Dan mereka semua bergetar ketakutan kecuali Leander. Bagaimana tidak, jika terpeleset sedikit saja bisa membuat mereka terjun bebas ke bawah dari ketinggian tersebut.

"Kak, apakah kakak tidak takut jatuh?" tanya Aleksi yang sejak tadi berpegangan kencang pada baju Leander. 

"Tidak."

"..." Aleksi akhirnya diam. Dia melihat sekeliling yang mana hanya ada langit biru luas tanpa awan.

"Leander, tidakkah kamu pikir orang lain bisa saja melihat kita?" tanya sang ayah dengan tatapan yang fokus ke depan. 

"Tidak, ayah. Meskipun kita bisa melihat pemandangan kota di bawah sana, tapi sebenarnya kita berada di jalur dimensi yang berbeda. Dan orang lain tidak bisa melihat kita," jawabnya jujur.

"Jadi, begitu. Baguslah! Dan ayah tak habis pikir bagaimana bisa kamu menjadi seperti ini hanya dalam waktu kurang dari satu hari."

'Bukan satu hari, yah. Tapi, bertahun-tahun lamanya,' jawab Leander yang hanya disimpannya dalam hati. 

"Agar tidak bingung, lebih baik tidak dipikirkan lebih jauh dari ini," balas Leader ringan. 

"Dasar bodoh! Bagaimana bisa aku tidak memikirkan tentang hal itu?!!" tegas Finn yang malah dibalas tawaan ringan oleh Leander.

"Sebentar lagi kita akan sampai di rumah," ucap Leander memberi tahu. 

"Rumah ya... sudah lama sekali sejak kita pulang," ucap Leksa ikut nimbrung dengan wajah senang. 

Diana yang melihat hal itu kemudian mengelus pelan surai Leksa. Membuat gadis itu bersemu merah. 

Dan tak lama kemudian, mereka benar-benar sampai di depan rumah mereka. Dengan perlahan dan hati-hati, Leander bersama keluarganya turun dari punggung naga. Setelah semuanya mendarat dengan aman, Leander langsung membatalkan skillnya. 

"Pembatalan pemanggilan!" ucapnya dengan tenang. Lalu naga itu menghilang bersamaan dengan efek dimensi yang memudar. Dan keluarga Leander yang lain hanya menatap aksinya tersebut. 

'Kalau dipikir-pikir, bukankah sifat kakak menjadi lebih dewasa dari sebelumnya? Dan dia sangat tenang meskipun telah terjadi hal tak masuk akal pada dirinya,' batin Leksa menilai.

Leander berbalik ke arah keluarganya. 

"??" Dan dia keheranan melihat mereka semua yang menatap hening kepadanya. "Ada apa? Kenapa kalian tidak masuk ke dalam?" lanjutnya. Dan mereka semua menggeleng sambil tersenyum.

'Meski kakak menjadi sedikit aneh, tapi itu lebih baik!' lanjut Leksa. 

"Ayo masuk ke dalam!" ucapnya sambil berbalik. Dan saat itu, dia langsung mendapati sebuah tulisan besar di depan pintu. Pupil matanya bergetar. "I-Ibu...."

Diana yang tadinya sedang tertawa-tertawa ringan dengan Leander langsung berbalik menatap anak gadisnya itu. "Hm, ada apa?" tanyanya. 

"Kenapa rumah kita tejual?!" ujar Leksa dengan rasa terkejut.

Deg!

Seketika Diana langsung mengangkat pandangannya ke depan. Dan benar saja di sana terpasang MMT berukuran sedang yang bertuliskan bahwa rumah itu sudah terjual. Semuanya terkejut kecuali Leander yang sudah tahu akan hal ini. Di masa lalu dia juga sama terkejutnya dengan keluarganya saat ini. 

"Ini pasti perbuatan adik laki-lakimu lagi," ucap Finn kepada Diana. 

"Aku tahu itu. Adik sialan itu... kalau sampai aku bertemu lagi dengannya, akan kuhajar habis-habisan dia!!" Diana mengepalkan tangannya kuat.

"..."

Hening sejenak. Dan mereka bingung harus bagaimana. Padahal harusnya hari ini adalah hari yang membahagiakan, tapi mereka malah berjumpa dengan masalah baru.

"Hmmm... hahh...." 

Leander kemudian melangkah maju setelah menghela napas. Jari telunjuknya dia arahkan pada tulisan kecil yang berada di pojok MMT.

"Jangan panik, kita masih bisa tinggal di rumah ini selama tiga hari," ucapnya.

"Benarkah?" tanya Diana memastikan kemudian ikut mendekat untuk melihat tulisan tersebut. "Ah, syukurlah."

Diana merasa sedikit lebih lega mengetahui hal itu. Sedangkan Leander hanya bersikap biasa saja dan tidak terlihat panik. Tapi, nampaknya kekhawatiran Leksa tak berkurang sama sekali.

"Tapi, kak...."

"Tenanglah...," ucap Leander sambil tersenyum ke arah Leksa. Dan entah mengapa, Leksa merasa lebih tenang mendengarnya. Leander pun sadar akan hal itu

"Sisanya kita pikirkan besuk. Sekarang ayo masuk dulu," ucap Finn. Leander dan Diana pun mengangguk. Lalu Leksa dan Aleksi hanya menurut saja. 

Dan saat mereka semua hampir melewati garis pintu, suara seseorang menyebut nama Leander terdengar sampai ke telinga mereka. 

"Bukankah itu Leander?" ujar seorang pria dari jarak tak terlalu jauh yang berjalan bersama seorang wanita. 

"Hah? Leander itu ada di rumah sakit. Dia terkena wabah C20!" jawab wanita itu yang kemudian dituntun pihak pria untuk berjalan mendekat ke arah Leander sekeluarga. 

"Nak Seril?" ucap Diana kala wanita bernama lengkap Seril Norlea itu mendekat. 

"Wah, beneran Leander ternyata!" ucap Seril tanpa menggubris omongan ibu Leander. Dan itu membuat Leander sedikit mengerutkan keningnya tidak suka. 

"..." Leander hanya diam.

"Hoo... jadi kau sudah keluar dari rumah sakit. Tidakkah kamu pikir harusnya kamu sekeluarga tetap berada di sana lebih lama lagi agar virusnya tidak menyebar?" lanjut Seril dengan nada kurang ajar. Dan melihat hal itu, Leksa tidak terima.

"Hei!! Bukankah kak Seril itu kekasih kak Leander?!! Lalu kenapa kakak bicara seperti itu? Harusnya kakak senang dong, karena kami sudah bisa keluar dari rumah sakit!!" balas Leksa sambil berdiri tepat di hadapan Seril menantang. 

"Ugh... asal kamu tahu saja ya, aku tidak sudi punya pacar seperti kakakmu!! Sudah cukup hubungan kita sampai hari ini. Dan sekarang... kita resmi putus!!" teriak Seril.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status